2) Kecepatan sudut
Besaran =
= Perlakuan yang diberikan pada kelompok Kelas Penelitian
Tindakan Kelasberupa penggunaan media animasi berbasis CTL.
= Pretest
= Posttest
3. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi target adalah seluruh
siswa di salah satu SMAN 1 Karawang dan populasi terjangkaunya adalah seluruh
siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri kota Karawang. Adapun sampel yang
terpilih adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
20
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian terdapat
beberapa macam variabel penelitian. Penelitian ini memiliki hubungan kausal
yakni hubungan yang bersifat sebab akibat. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
12
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran kooperatif
Jigsaw.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa pada
konsep benda tegar.
5. Prosedur Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan melalui
gambar berikut:
Gambar C.1 Model Penelitian Classroom Action Research
12
I bid., hal. 37-39.
OBSERVATION
SIKLUS 1
PLANNING
ACTING
REFLECTING
SIKLUS 2
HASIL
21
a. Pengamatan (Observation)
Tahap ketiga yaitu selama tahap pelaksaaan peneliti mengobservasi
keaktifan dan respon siswa terhadap scenario pembelajaran yang telah dibuat oleh
peneliti.Dengan menggunakan lembar kerja observasi peneliti mencatat semua
peristiwa yang terjadi di kelas penelitian.
b. Perencanaan (Planning)
Penelitian merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti
menyiapkan skenario pembelajaran dan instrument penelitian yang terdiri atas
rencana pembelajaran media Power Point, lembar soal tes hasil belajar, lembar
panduan observasi, dan lembar wawancara.
c. Tindakan (Acting)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya maka kegiatan yang dilaksanakan
dalam tahap ini adalah melakukan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi ini dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi di dalam kelas penelitian. Dengan
demikian, refleksi dapat dilakuakn sesudah adanya impelentasi tindakan dan hasil
observasi. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tahap observasi, dikumpulkan
dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer. Hasil analisis tersebut
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya.
e. Siklus I
Kegiatan Keterangan
Perencanaan 1) Identifikasi masalah dan rumusan masalah. Dalam penelitian
ini peneliti memilih materi Benda Tegar.
2) Guru merencanakan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
pada materi yang akan diajarkan.
3) Rencana pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan
kerangka rancangan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW.
4) Menyusun lembar kerja untuk siswa. Lembar kerja yang
diberikan kepada siswa digunakan untuk menyelesaikan
22
masalah pada materi benda tegar.
5) Membentuk kelompok kelompok dengan tiap kelompok
merupakan kelompok yang heterogen. Sehingga dalam
kelompok terdapat siswa dengan kemampuan tinggi, sedang,
rendah, selain itu juga tidak memperhitungkan jenis kelamin
6) Mempersiapkan atau membuat soal tes dengan evaluasi yang
diberikan untuk siswa pada akhir siklus.
Pelaksanaan
Tindakan
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik (Present goals and set).
2) Mempresentasikan informasi kepada pesrta didik secara
verbal dan memberikan permasalahan yang kontekstual
terhadap siswa (Present Information) yang selanjutnya
digunakan sebagai starting point pembelajaran.
3) Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar yang
heterogen (Organize student into learning terms).
4) Menberikan permasalahan yang telah disusun kedalam
lembar diskusi yang mengarahkan kepada tujuan matematika
formal.
5) Mengarahkan kelas,kelompok, maupun individu untuk
menciptakan free production dan mengiterprestasikan
problem kontekstual, sehingga tercipta berbagai metode
peynelesaian. (Assist team work and study).
6) Memotifasi antar siswa, maupun kelompok untuk saling
interaksi dan interaktif.
7) Mengevaluasi hasil diskusi setiap kelompok, menampilkanya
di depan kelas.
8) Pemberian penghargaan atau penguatan (reinforcement)
9) Membimbing,mengarahkan, dan bersama-sama menarik
kesimpulan ke dalam matematika formal. Guru memberikan
penekanan pada informasi penting dan menambah informasi
lain yang terkait.
23
10) Guru memberikan soal yang berhubungan dengan sub materi
kubus dan balok sebagai post test siklus 1
Pengamatan 1) Pengamatan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan
pelaksanaan tindakan kelas.
2) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru ketika proses
kegiatan belajar mengajar.
3) Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam
meyelesaikan post test yang diujikan.
Refleksi Hasil yang diperoleh dari pengamatan dan tes pada tindakan
siklus 1 dianalisis apakah sudah memenuhi target atau belum.
Selanjutnya apabila belum memenuhi tindakan dilakukan
tindakan II
f. Siklus II
Kegiatan Keterangan
Perencanaan 1) Identifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan
refleksi pada siklus I.
2) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW.
3) Rencana pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan
kerangka rancangan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW.
4) Menyusun lembar diskusi untuk siswa. Lembar diskusi yang
diberikan kepada siswa digunakan untuk menyelesaikan
masalah pada materi benda tegar.
5) Membentuk kelompok kelompok seperti siklus I.
6) Mempersiapkan atau membuat soal untuk evaluasi.
7) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan.
Pelaksanaan
Tindakan
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik (Present goals and set).
2) Mempresentasikan informasi kepada pesrta didik secara
verbal dan memberikan permasalahan yang kontekstual
terhadap siswa (Present Information) yang selanjutnya
24
digunakan sebagai starting point pembelajaran.
3) Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar yang
heterogen (Organize student into learning terms).
4) Menberikan permasalahan yang telah disusun kedalam
lembar diskusi.
5) Mengarahkan kelas,kelompok, maupun individu untuk
menciptakan free production dan mengiterprestasikan
problem kontekstual, sehingga tercipta berbagai metode
peynelesaian. (Assist team work and study).
6) Memotifasi antar siswa, maupun kelompok untuk saling
interaksi dan interaktif.
7) Mengevaluasi hasil diskusi setiap kelompok, menampilkanya
di depan kelas.
8) Pemberian penghargaan atau penguatan (reinforcement)
9) Membimbing,mengarahkan, dan bersama-sama menarik
kesimpulan ke dalam matematika formal. Guru memberikan
penekanan pada informasi penting dan menambah informasi
lain yang terkait.
10) Guru memberikan soal yang berhubungan dengan sub materi
kubus dan balok sebagai post test siklus 1
Pengamatan 1) Pengamatan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan
pelaksanaan tindakan kelas.
2) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru ketika proses
kegiatan belajar mengajar.
3) Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam
meyelesaikan post test yang diujikan.
Refleksi Setelah pelaksanaan dan pengamatan dilaksanakan, maka hasil
pengamatan dievaluasi dan dianalisis, diharapkan pada
kesimpulan akhir siklus II ini hasil pembelajaran siswa kelas XI
IPA 1 SMAN 1 Karawang mengalami peningkatan.
6. Instrumen Penelitian
25
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian, yaitu suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
13
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini dalah instrumen tes yaitu tes
hasil belajar berupa tes objektif pilihan ganda yang diberikan pada saat pretest dan
posttest.
Instrumen tes dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila memenuhi
empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Untuk memenuhi keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu. Berikut ini adalah pengujian
berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid ialah instrumen yang mampu mengukur apa yang
diinginkan oleh peneliti dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.
14
Intrumen tes ini terdiri dari beberapa soal sehingga perlu mencari
validitas butir (tiap butir soal). Salah satu cara menguji validitas butir soal adalah
menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
15
Rumus korelasi product moment sebagai berikut:
()()
*
()
+{*
()
+}
Keterangan:
) (
)
Keterangan:
Keterangan:
= indeks kesukaran
= banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur
= jumlah seluruh peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel C. 4 sebagai berikut:
21
Tabel C. 4 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 0,30 Sukar
0,30 0,70 Sedang
0,70 1,00 Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi (D) yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus
untuk menentukan indeks diskriminasi adalah
22
20
I bid.,hal. 207-208.
21
Ibid., h. 210.
22
I bid.,hal. 213.
28
Keterangan:
= daya beda soal
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
,
dengan x = Nilai siswa dan n = Jumlah siswa
8. Hipotesis statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis alternatif (Ha): Model pembelajaran koopertif Jigsaw
meningkatkan hasil pembelajaran .
2. Hipotesis nol (Ho): Model pembelajaran koopertif Jigsaw tidak
meningkatkan hasil pembelajaran.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung, 2006)
Douglas C. Giancoli, Fisika, (Jakarta: Erlangga. 2001).
Hadjar
, Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
Jakarta: Rajawali Pers, 1996.
Halliday, David, Robert Resnick. Fisika. Jakarta: Erlangga, 1985
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan
Konseptual Opersional. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011.
Sandy, Ahmad, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi
Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia
Pembelajaran. Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
2008.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam
Penelitian.Jakarta : Pustaka Setia, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Alfabeta, 2014.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Tim Pengembang MKDP. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Raga Grapindo
Persada, 2011.
Tipler , Paul A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga, 1998.
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan
Konseptual Opersional. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.
http://rosajinyoung.wordpress.com/2013/01/21/penelitian-tindak-kelas-ptk/
http://djatieprasetiawan.blogspot.com/2014/01/karakteristik-penelitian-tindakan-
kelas.html
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/desain-dan-jenis-data-penelitian.html