Anda di halaman 1dari 3

Etiologi Kelainan Kongenital Rongga Mulut

Etiologi dari kelainan kongenital rongga mulut dapat dibagi menjadi dua garis besar, yaitu:
1. Faktor Lokal
a. Faktor Herediter
Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkingan besar akan berpengaruh atas
kelainan kongenital pada anaknya. Beberapa contoh kelainan kromosom autosomal
trisomi 21 sebagai sindroma Down (mongolism), kelainan pada kromosom kelamin
sebagai sindroma Turner.
Kelainan genetik dibagi dua, yaitu mutasi gen dan aberasi kromosom. Mutasi gen :
autosomal dominan, autosomal resesif, X-linked. Aberasi kromosom: seperti pada celah
bibir atau langitan merupakan manifestasi dari berbagai macam sindrom, misalnya
trisomi 13 dan trisomi 18.
b. Faktor Infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada
periode organogenesis yakni dalam trimester pertama kehamilan. Infeksi pada trimesrer
pertama di samping dapat menimbulkan kelainan kongenital dapat pula meningkatkan
kemungkinan terjadinya abortus. Beberapa infeksi pada trimester pertama yang dapat
menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus sitomegalovirus, infeksi
toksoplasmosis, kelainan-kelainan kongenital yang mungkin dijumpai ialah adanya
gangguan pertumbuhan pada system saraf pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau
mikroftalmia.

2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama
kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada
bayinya.
Obat yang larut dalam lemak lebih mudah melalui plasenta dibandingkan obat yang
larut dalam air. Obat dengan berat molekul lebih besar lebih sulit melalui plasenta. Obat
dengan dosis berlebih juga dapat mempengaruhi perkembangan janin. Obat yang mudah
larut dalam plasenta ibu hamil adalah obat dengan berat molekul 100-500 Dalton (Da)
contohnya warfarin.
Antiinflamasi Nonsteroid (NSAIDs)
Aspirin : pemakaian dengan dosisi tinggi pada triwulan pertama dapat
menyebabkan abruptio plasenta (plasenta terlepas dari rahim sebelum
waktunya).
Ibuprofen : dapat mengakibatkan konstriksi (penyempitan) dari arteriosus
duktus fetalis. Pada triwulan pertama dapat menyebabkan oligohidramnion
atau anhidramnion yang berkaitan dengan gangguan ginjal janin.
Vitamin A
Vitamin A berlebih terbukti teratogen apabila dikonsumsi lebih dari 10.000
IU/hari. Vitamin A dalam dosis ini dapat menyebabkan kelainan saraf.
Obat-obatan Narkotik
Amfetamin obat untuk mengatasi depresi dapat meningkatkan risiko bibir
sumbing.
Nikotin mengurangi aliran darah menuju plasenta dan meningkatkan bayi berat
lahir rendah dan kematian mendadak pada janin.
Alkohol dapat menyebabkan gangguan kognitif pada janin.
b. Faktor Radiasi
Radiasi ada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan
kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua
dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gene yang mungkin sekali dapat
menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya.
c. Faktor Usia Ibu
Telah diketahui bahwa mongoIisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah
Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka
kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar
26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan
ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu
berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk
kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih
d. Faktor Trauma Mekanik
Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan
kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ tersebut. Faktor
predisposisi dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan mempermudah terjadinya
deformitas suatu organ.

Anda mungkin juga menyukai