Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I
PENDAHULUAN
Trauma kepala atau yang disebut dengan cedera kepala adalah ruda paksa
tumpul atau tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral
sementara. Merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif dan sebagian besar karena kecelakaan lalu lintas. Hal ini
diakibatkan karena mobilitas yang tinggi dikalangan usia produktif sedangkan
kesadaran untuk menjaga keselamatan dijalan masih rendah disamping
penanganan pertama yang belum benar serta rujukan yang terlambat.
Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam
seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi
glukosa. Aktivitas otak yang tak pernah berhenti ini berkaitan dengan fungsinya
yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organorgan sensorik dan sistem
efektor perifer tubuh dan fungsi sebagai pengatur informasi yang masuk! simpan
pengalaman! impuls yang keluar dan tingkah laku.
Otak terdiri dari batang otak! serebelum! diensefalon! sistim limbik dan
serebrum.

"eningkatan volume salah satu diantara ketiga unsur utama ini
mengakibatkan desakan pada ruangan yang ditempati oleh unsur lainnya dan
menaikan tekanan intrakranial.

#uang intrakranial ditempati oleh jaringan otak!
darah dan cairan serebrospinal. $etiap bagian menempati suatu volume tertentu
yang menghasilkan suatu tekanan intrakranial normal berkisar antara % dan 1%
mmHg.
&
"eningkatan T'( adalah komplikasi serius yang mengakibatkan herniasi
dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian.
Otak adalah organ yang sangat unik dan menarik. Tidak seperti organ lain.
Otak tidak memiliki margin yang sangat besar untuk bengkak! karena terbungkus
dalam tengkorak sangat fleksibel. $ebagai aturan umum! tidak fleksibelnya
tengkorak adalah hal yang baik! karena mencegah kerusakan otak dan
menyimpannya dengan melindunginya dengan aman. )amun! ketika tekanan
intrakranial naik! tengkorak berubah menjadi semacam pressure cooker dengan
jaringan otak dipaksa ke daerahdaerah yang tidak biasanya dalam upaya untuk
mengatasi tekanan.
Herniasi otak dapat menyebabkan kerusakan sel dan kematian sel yang
dihancurkan atau persediaan oksigen dan nutrisi terputus. "aling tidak! ini tidak
hanya menyebabkan kerusakan otak! tetapi juga dapat mengakibatkan masalah
kesehatan yang serius! jika selsel yang mengatur fungsi biologis *seperti
respirasi+ rusak.
,dema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya herniasi jaringan otak
terutama pada tentorium serebellum dan foramen magnum. Otak terletak dalam
rongga tengkorak yang dibatasi oleh tulangtulang keras dengan adanya edema
serebri mudah sekali terjadi kenaikan T'( dengan akibatakibat seperti herniasi!
torsi dan lainlain yang akan mengganggu fungsi otak.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI TRAUMA KEPALA
Trauma kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi
baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat
pada gangguan fungsi neurologis! fungsi fisik! kognitif! psikososial yang
dapat bersifat temporer ataupun permamen. Menurut .rain 'njury
Assosiation of America! trauma kepala adalah suatu kerusakan pada kepala
bukan bersifat congenital ataupun degenerative tetapi disebabkan oleh
serangan benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik.
2. ANATOMI KEPALA
a. (ulit (epala
(ulit kepala terdiri dari % lapisan yang disebut $/A0" yaitu1
$kin atau (ulit
/onnective tissue atau 2aringan penyambung
Aponeurosis atau 3alea aponeurotika yaitu jaringan ikat yang
berhubungan langsung dengan tengkorak
0oose connective tissue atau 2aringan ikat longgar
"eriosteum atau "eriosteum
4
3ambar 1 $/A0" Skin, Connecting tissue, Aponeurosis, Loose connecting tissue dan
Periosteum
2aringan ikat longgar memisahkan galea aponeurotika dari
perikranium dan merupakan tempat yang biasa terjadinya perdarahan
subgaleal. (ulit kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga bila
terjadi perdarahan akibat laserasi kulit kepala akan menyebabkan
banyak kehilangan darah terutama pada anakanak atau pasien dewasa
%
yang cukup lama terperangkap sehingga membutuhkan waktu lama
untuk mengeluarkannya.
b. Tulang Tengkorak
Terdiri dari kubah *kalvaria+ dan basis cranii. Tulang tengkorak
terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal! parieral! temporal dan
oksipital. (alvaria khususnya diregio temporal adalah tipis! namun
disini dilapisi oleh otot temporalis.
.asis cranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian
dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi.
#ongga tengkorak dasar dibagi atas - fossa yaitu fossa anterior tempat
lobus frontalis! fossa media tempat temporalis dan fossa posterior
ruang bagi bagian bawah batang otak dan cerebellum.
c. Meningens
$elaput meningens menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri
dari - lapisan yaitu1
i. 5uramater
5uramater secara konvensional terdiri atas dua lapisan
yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal. 5uramater
merupakan selaput yang keras! terdiri atas jaringan ikat fibrosa
yang melekat erat pada permukaan dalam dari cranium. (arena
tidak melekat pada selaput arachnoid di bawahnya! maka
terdapat suatu ruang potensial *ruang subdural+ yang terletak
antara duramater dan arachnoid! dimana sering dijumpai
perdarahan subdural.
"ada trauma cerebri! pembuluhpembuluh vena yang
berjalan pada permukaan oak menuju sinus sagitalis superior di
6
garis tengah atau disebut .ridging 7eins! dapat mengalami
robekan dan menyebabkan perdarahan subdural. $inus sagitalis
superior mengalirkan darah vena ke sinus transversus dan sinus
sigmoideus. 0aserasi dari sinussinus ini dapat mengakibatkan
perdarahan hebat.
Arteri meningea terletak antara duramater dan permukaan
dalam dari kranium *ruang epidural+. Adanya fraktur dari
tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteriarteri ini
dan menyebabkan perdarahan epidural. 8ang paling sering
mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak
pada fosa temporalis *fosa media+.
ii. $elaput Arachnoid
$elaput arachnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus
pandang. $elaput arakhnoid terletak antara piamater sebelah
dalam dan duramater sebelah luar yang meliputi otak. $elaput
ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial! disebut
spatium subdural dan dari piamater oleh spatium subarakhnoid
yang terisi oleh li9uor serebrospinalis. "erdarahan sub
arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.
iii. "iameter
"iamater melekat erat pada permukaan korteks serebri.
"iamater adalah membrana vaskular yang dengan erat
membungkus otak! meliputi gyri dan masuk kedalam sulci
yang paling dalam. Membrana ini membungkus saraf otak dan
menyatu dengan epineuriumnya. Arteriarteri yang masuk
kedalam substansi otak juga diliputi oleh piamater.
:
Gambar : lapisan meningens
iv. /erebri
Otak merupakan suatu struktur gelatin dengan berat pada
orang dewasa sekitar 14 kg. Otak terdiri dari beberapa bagian
yaitu proensefalon *otak depan+ terdiri dari serebrum dan
diensefalon! mesensefalon *otak tengah+ dan rhombensefalon
*otak belakang+ terdiri dari pons! medula oblongata dan
serebellum.
;
<isura membagi otak menjadi beberapa lobus. 0obus
frontal berkaitan dengan fungsi emosi! fungsi motorik dan
pusat ekspresi bicara. 0obus parietal berhubungan dengan
fungsi sensorik dan orientasi ruang. 0obus temporal mengatur
fungsi memori tertentu.
0obus oksipital bertanggung jawab dalam proses
penglihatan. Mesensefalon dan pons bagian atas berisi sistem
aktivasi retikular yang berfungsi dalam kesadaran dan
kewapadaan. "ada medulla oblongata terdapat pusat
kardiorespiratorik. $erebellum bertanggung jawab dalam fungsi
koordinasi dan keseimbangan.
v. /airan cerebrospinalis
/airan serebrospinal */$$+ dihasilkan oleh ple=us
khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak &> ml?jam.
/$$ mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro
@
menuju ventrikel '''! dari akuaduktus sylvius menuju ventrikel
'7. /$$ akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui
granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis
superior.
Adanya darah dalam /$$ dapat menyumbat granulasio
arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan /$$ dan
menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial. Angka ratarata
pada kelompok populasi dewasa volume /$$ sekitar 1%> ml
dan dihasilkan sekitar %>> ml /$$ per hari.
vi. 7ascularisasi otak
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri
vertebralis. (eempat arteri ini beranastomosis pada permukaan
inferior otak dan membentuk sirkulus Aillisi.
7enavena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam
dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. 7ena
tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus
cranialis.
3. ASPEK FISIOLOGIS TRAUMA KEPALA
a. Tekanan intracranial.
.erbagai proses pataologi pada otak dapat meningkatkan tekanan
intracranial yang selanjutnya dapat mengganggu fungsi otak yang
akhirnya berdampak buruk terhadap penderita. Tekanan intracranial
yang tinggi dapat menimbulkaan konsekuensi yang mengganggu
fungsi otak. T'( )ormal kirakira sebesar 1> mmHg! T'( lebih tinggi
dari &>mmHg dianggap tidak normal. $emakin tinggi T'( setelah
cedera kepala! semakin buruk prognosisnya.
b. Hukum Monroe(ellie
1>
(onsep utama 7olume intrakranial adalah selalu konstan karena
sifat dasar dari tulang tengkorang yang tidak elastik. 7olume
intrakranial *7ic+ adalah sama dengan jumlah total volume komponen
komponennya yaitu volume jaringan otak *7 br+! volume cairan
serebrospinal *7 csf+ dan volume darah *7bl+.
7ic B 7 brC 7 csf C 7 bl.
c. Tekanan "erfusi Otak
Tekanan perfusi otak merupakan selisih antara tekanan arteri rata
rata *mean arterial presure+ dengan tekanan inttrakranial. Apabila nilai
T"O kurang dari :>mmHg akan memberikan prognosa yang buruk
bagi pasien.
d. Aliran darah otak
Aliran darah otak normal kirakira %> ml?1>>gr jaringan otak
permenit. .ila Aliran darah otak menurun sampai &>&%ml?1>>
gr?menit maka aktivitas ,,3 akan menghilang. Apabila Aliran darah
otak sebesar %ml?1>>gr?menit maka selsel otak akan mengalami
kematian dan kerusakan yang menetap.
4. PATOFISIOLOGI TRAUMA KEPALA
"ada trauma kepala! kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu
trauma primer dan trauma sekunder. Trauma primer merupakan trauma
pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa! dapat
disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun
oleh proses akselarasi deselarasi gerakan kepala.
11
5alam mekanisme trauma kepala dapat terjadi peristiwa coup dan
contrecoup. Trauma primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada
tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup.
"ada daerah yang berlawanan dengan tempat benturan akan terjadi
lesi yang disebut contrecoup. Akselarasideselarasi terjadi karena kepala
bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma.
"erbedaan densitas antara tulang tengkorak *substansi solid+ dan
otak *substansi semisolid+ menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat
dari muatan intrakranialnya. .ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa
otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang
berlawanan dari benturan *contrecoup+.
Trauma sekunder merupakan trauma yang terjadi akibat berbagai
proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak
primer! berupa perdarahan! edema otak! kerusakan neuron berkelanjutan!
iskemia! peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimiawi.
1&
5. KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA
Trauma kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek. $ecara praktis
dikenal - deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan mekanisme! beratnya
trauma kepala! dan morfologinya.
a. Mekani!e "#a$!a ke%a&a
.erdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi atas cedera
kepala tumpul dan cedera kepala tembus. /edera kepala tumpul
biasanya berkaitan dengan kecelakaan mobil atau motor! jatuh atau
terkena pukulan benda tumpul. $edang cedera kepala tembus
disebabkan oleh peluru atau tusukan.
'. Be#a"n(a "#a$!a
Trauma kepala diklasifikasikan berdasarkan nilai 3lasgow /oma
$cale adalah sebagai berikut 1
i. Trauma kepala berat
ii. Trauma kepala sedang
iii. Trauma kepala ringan
Rin)an (ehilangan kesadaran D &> menit
Amnesia post traumatik D &4 jam
1-
3/$ B 1- E 1%
Se*an) (ehilangan kesadaran F &> menit dan G -6 jam
Amnesia post traumatik F &4 jam dan G : hari
3/$ B @ E 1&
Be#a" (ehilangan kesadaran H -6 jam
Amnesia post traumatik H : hari
3/$ B - E ;
+. M,#-,&,)i "#a$!a
$ecara morfologis cedera kepala dapat dibagi atas fraktur cranium dan
lesi intrakranial.
i. <racture cranium
<raktur cranium dapat terjadi pada atap atau dasar
tengkorak dan dapat berbentuk garis atau lintang dan dapat
pula terbuka atau tertutup. <racture dasar tengkorak biasanya
memerlukan pemeriksaan /T$can dengan dengan teknik bone
window untuk memperjelas garis frakturnya.
Adanya tandatanda klinis fraktur dasar tengkorak
menjadikan petunjuk kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan
lebih rinci tandatanda tersebut antara lain ekimosis periorbital
*raccoon eye sign+! ekimosis retroauikular *battle sign+!
kebocoran /$$ *#hinorrhea! otorrhea+.
14
ii. 0esi 'ntracranial
0esi intrakranial dapat diklasifikasikan sebagai fokal atau
difusa! walau kedua bentuk cedera ini sering terjadi bersamaan.
0esi fokal termasuk hematoma epidural! hematoma subdural!
dan kontusi *atau hematoma intraserebral+.
"asien pada kelompok cedera otak difusa! secara umum
menunjukkan /T scan normal namun menunjukkan perubahan
sensorium atau bahkan koma dalam keadaan klinis.
A. He!a",!a E%i*$#a&
,pidural hematom adalah suatu akumulasi darah yang
terletak diantara meningen *membran duramter+ dan tulang
tengkorak yang terjadi akibat trauma. 5uramater merupakan
suatu jaringan fibrosa atau membran yang melapisi otak dan
medulla spinalis. ,pidural dimaksudkan untuk organ yang
1%
berada disisi luar duramater dan hematoma dimaksudkan
sebagai masa dari darah.
E"i,&,)i E%i*$#a& He!a",!
,pidural hematom terjadi akibat suatu trauma kepala!
biasanya disertai dengan fraktur pada tulang tengkorak
dan adanya laserasi arteri. ,pidural hematom juga bisa
disebabkan akibat pemakaian obatE obatan antikoagulan!
hemophilia! penyakit liver! penggunaan aspirin! sistemik lupus
erimatosus! fungsi lumbal. $pinal epidural hematom
disebabkan akibat adanya kompresi pada medulla spinalis.
3ejala klinisnya tergantung pada dimana letak terjadinya
penekanan.
/edera kepala yang berat dapat merobek! meremukkan atau
menghancurkan saraf! pembuluh darah dan jaringan di dalam atau di
sekeliling otak. .isa terjadi kerusakan pada jalur saraf! perdarahan atau
pembengkakan hebat. "erdarahan! pembengkakan dan penimbunan cairan
*edema+ memiliki efek yang sama yang ditimbulkan oleh pertumbuhan
massa di dalam tengkorak. (arena tengkorak tidak dapat bertambah luas!
maka peningkatan tekanan bisa merusak atau menghancurkan jaringan
otak. (arena posisinya di dalam tengkorak! maka tekanan cenderung
mendorong otak ke bawah! otak sebelah atas bisa terdorong ke dalam
lubang yang menghubungkan otak dengan batang otak! keadaan ini disebut
16
dengan herniasi. $ejenis herniasi serupa bisa mendorong otak kecil dan
batang otak melalui lubang di dasar tengkorak *foramen magnum+
kedalam medulla spinalis. Herniasi ini bisa berakibat fatal karena batang
otak mengendalikan fungsi fital *denyut jantung dan pernafasan+.
/edera kepala yang tampaknya ringan kadang bisa menyebabkan
kerusakan otak yang hebat. Isia lanjut dan orang yang mengkonsumsi
antikoagulan! sangat peka terhadap terjadinya perdarahan di sekeliling
otak.
"erdarahan epidural timbul akibat cedera terhadap arteri atau vena
meningeal. Arteri yang paling sering mengalami kerusakan adalah cabang
anterior arteri meningea media. $uatu pukulan yang menimbulkan fraktur
kranium pada daerah anterior inferior os parietal! dapat merusak arteri.
/idera arteri dan venosa terutama mudah terjadi jika pembuluh memasuki
saluran tulang pada daerah ini. "erdarahan yang terjadi melepaskan lapisan
meningeal duramater dari permukaan dalam kranium. Tekanan ntracranial
meningkat! dan bekuan darah yang membesar menimbulkan tekanan ntra
pada daerah motorik gyrus presentralis dibawahnya. 5arah juga melintas
kelateral melalui garis fraktur! membentuk suatu pembengkakan di bawah
m.temporalis.
Apabila tidak terjadi fraktur! pembuluh darah bisa pecah juga!
akibat daya kompresinya. "erdarahan epidural akan cepat menimbulkan
gejala E gejala! sesuai dengan sifat dari tengkorak yang merupakan kotak
1:
tertutup! maka perdarahan epidural tanpa fraktur! menyebabkan tekanan
intrakranial yang akan cepat meningkat. 2ika ada fraktur! maka darah bisa
keluar dan membentuk hematom subperiostal *sefalhematom+! juga
tergantung pada arteri atau vena yang pecah maka penimbunan darah
ekstravasal bisa terjadi secara cepat atau perlahan E lahan. "ada
perdarahan epidural akibat pecahnya arteri dengan atau tanpa fraktur linear
ataupun stelata! manifestasi neurologik akan terjadi beberapa jam setelah
trauma kapitis.
Mani-e"ai K&ini E%i*$#a& He!a",!
$aat awal kejadian! pada sekitar &>J pasien! tidak timbul gejala apa E apa
Tapi kemudian pasien tersebut dapat berlanjut menjadi pingsan dan
bangun bangun dalam kondisi kebingungan
.eberapa penderita epidural hematom mengeluh sakit kepala
Muntah E muntah
(ejang E kejang
"asien dengan epidural hematom yang mengenai fossa posterior akan
menyebabkan keterlambatan atau kemunduran aktivitas yang drastis.
"enderita akan merasa kebingungan dan berbicara kacau! lalu beberapa
saat kemudian menjadi apneu! koma! kemudian meninggal.
#espon chusing yang menetap dapat timbul sejalan dengan adanya
peningkatan tekanan intara kranial! dimana gejalanya dapat berupa 1
Hipertensi! .radikardi! bradipneu
kontusio! laserasi atau tulang yang retak
dilatasi pupil! lebam! pupil yang terfi=asi! bilateral atau ipsilateral kearah
lesi! adanya gejala E gejala peningkatan tekanan intrakranial! atau herniasi.
1;
Adanya tiga gejala klasik sebagai indikasi dari adanya herniasi yang
menetap! yaitu1 /oma! <i=asi dan dilatasi pupil! 5eserebrasi
Adanya hemiplegi kontralateral lesi dengan gejala herniasi harus dicurigai
adanya epidural hematom.
Ga!'a#an .T/S+an E%i*$#a& He!a",!
"ada /tscan tampak area yang tidak selalu homogen! bentuknya
bikonveks sampai planokonveks! melekat pada tabula interna dan
mendesak ventrikel ke sisi kontra lateral *tanda space occupying lesion!
.atas dengan korteks licin! 5ensitas duramater biasanya jelas.
1@
B. S$'D$#a& He!a",!
$ubdural Hematoma atau "erdarahan subdural adalah salah satu bentuk
cedera otak dimana perdarahannya terjadi diantara duramater * lapisan pelindung
&>
terluar dari otak+ dan arachnoid *lapisan tengah meningens+ yang terjadi akibat
dari trauma.
E"i,&,)i Pe#*a#a0an S$'*$#a&
Hematom subdural disebabkan robekan vena E vena di korteks cerebri atau
bridging vein oleh suatu trauma. kebanyakan perdarahan subdural disebabkan
karena trauma kepala yang merusakkan venavena kecil didalam lapis meninges.
Pa",-ii,&,)i Pe#*a#a0an S$'*$#a&
Meningen terdiri dari duramater! arachnoid! dan piamater. 5aerah
yang terdapat diantara arachnoid dan duramater disebut daerah subdural.
.ridging veins melintasi daerah ini! berjalan dari permukaan kortikal
menuju sinus dural.
"erdarahan pada venavena ini dapat terjadi akibat dari mekanisme
sobekan di sepanjang permukaan subdural dan peregangan traumatic dari
venavena! yang dapat terjadi dengan cepat akibat dekompresi ventrikular.
(arena "ermukaan subdural yang tidak dibatasi oleh sutura cranialis!
darah dapat menyebar di seleuruh hemisper dan masuk ke dalam fisura
hemisfer.
Mekanisme yang bisa menyebabkan munculnya hematom subdural
akut adalah benturan yang cepat dan kuat pada tengkorak. $ubdural
Hematom akut biasanya ada hubungannya dengan trauma yang jelas dan
seringkali disertai dengan laserasi atau kontusi otak
&1
Mani-e"ai K&ini Pe#*a#a0an S$'*$#a&
$ubdural Hematom diklasifikasikan menjadi -! yaitu 1
1. $ubdural Hematom Akut *Hiperdens+
.ila perdarahan terjadi kurang dari bebrapa hari atau dalam &4 E 4; jam
setelah trauma.
&. $ubdural Hematom $ubAkut *'sodens+
.ila perdarahan berlangsung antara &- minggu setelah trauma
-. $ubdural Hematom (ronik
.ila perdarahan lebih dari - minggu setelah trauma
3ejala klinis dari subdural hematom akut tergantung dari ukuran
hematom dan derajat kerusakan parenkim otak. $ubdural hematom
biasanya bersifat unilateral. 3ejala neurologis yang sering muncul adalah 1
a. "erubahan tingkat kesadaran! terjadi penurunan kesadaran
b. 5ilatasi pupil ipsilateral hematom
c. (egagalan pupil ipsilateral bereaksi terhadap cahaya
d. Hemiparesis kontralateral
e. "apiledema
"ada penderita subdural hematom subakut! terdapat trauma kepala yang
menyebabkan penurunan kesadaran! selanjutnya diikuti perbaikan status
neurologic yang perlahanlahan. )amun! setelah jangka waktu tertentu
pasien memperlihatkan tandatanda status neurologis yang memburuk.
Manifestasi klinis dari subdural hematom kronik biasanya
tersembunyi dengan gejalagejala berupa penurunan kesadaran! gangguan
keseimbangan! disfungsi kognitif dan gangguan memori! hemiparesis!
sakit kepala dan afasia.
Ga!'a#an .T S+an Pe#*a#a0an E%i*$#a&
a. $ubdural Hematom Akut
"ada /T $can tampak gambaran hyperdens sickle *seperti bulan
sabit+ didekat tabula interna! kadang sulit dibedakan dengan epidural
hematom. .atas medial hematom seperti bergerigi. adanya hematom di
&&
daerah fissura interhemisfer dan tentorium juga menunjukkan adanya
hematom subdural.
gambar /T $can kepala "olos 1 $ubdural hematom akut
$ubdural Hematom (ronik
"ada /T $can tampak area hipodens! isodens dan sedikit
hiperdens! berbentuk bikonveks! berbatas tegas! melekat pada
tabula.
Ada 4 macam tampilan /T $can subdural hematom kronik! yaitu1
1. Tipe ' 1 Hypodens /hronic $ubdural Hematom
&. Tipe '' 1 /hronic $ubdural Hematom densitas inhomogen
-. Tipe ''' 1 isodens /hronic $ubdural Hematom
4. Tipe '7 1 $ligthly hyperdens chronic subdural hematom
&-
Gambar CT Scan Subdural hematom Kronik
/. K,n"$i, *an He!a",! in"#ae#e'#a&.
(ontusio serebral murni biasanya jarang terjadi. $elanjutnya!
kontusio otak hampir selalu berkaitan dengan hematoma subdural akut.
Mayoritas terbesar kontusio terjadi dilobus frontal dan temporal! walau
dapat terjadi pada setiap tempat termasuk serebelum dan batang otak.
"erbedaan antara kontusio dan hematoma intraserebral traumatika
tidak jelas batasannya. .agaimanapun! terdapat Kona peralihan! dan
kontusi dapat secara lambat laun menjadi hematoma intraserebral
dalam beberapa hari.
Hematoma intraserebri adalah perdarahan yang terjadi dalam
jaringan *parenkim+ otak. "erdarahan terjadi akibat adanya laserasi
&4
atau kontusio jaringan otak yang menyebabkan pecahnya pula
pembuluh darah yang ada di dalam jaringan otak tersebut.
0okasi yang paling sering adalah lobus frontalis dan temporalis.
0esi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan *coup+ atau pada ssi
lainnya *countrecoup+. 5efisit neurologi yang didapatkan sangat bervariasi
dan tergantung pada lokasi dan luas perdarahan.
D. Pe#*a#a0an S$'a#a+0n,i* 1PSA2
"erdarahan $ubarakhnoid merupakan gangguan mekanikal system
vaskuler pada intracranial yang menyebabkan masuknya darah ke dalam
ruang subarachnoid.
E"i,&,)i Pe#*a#a0an S$'a#a+0n,i*
"erdarahan subarachnoid secara spontan sering berkaitan dengan
pecahnya aneurisma *;%J+. kerusakan dinding arteri pada otak. 5alam
banyak kasus "$A merupakan kaitan dari pendarahan aneurisma.
Pa",-ii,&,)i Pe#*a#a0an S$'a#a+0n,i*
Aneurisma merupakan luka yang yang disebabkan karena tekanan
hemodinamic pada dinding arteri percabangan dan perlekukan. $accular
atau biji aneurisma dispesifikasikan untuk arteri intracranial karena
&%
dindingnya kehilangan suatu selaput tipis bagian luar dan mengandung
faktor adventitia yang membantu pembentukan aneurisma. $uatu bagian
tambahan yang tidak didukung dalam ruang subarachnoid.
Aneurisma kebanyakan dihasilkan dari terminal pembagi dalam
arteri karotid bagian dalam dan dari cabang utama bagian anterior pembagi
dari lingkaran wilis. $elama &% tahun 2ohn Hopkins mempelajari otopsi
terhadap 1&% pasien bahwa pecah atau tidaknya aneurisma dihubungkan
dengan hipertensi! cerebral atheroclerosis! bentuk saluran pada lingkaran
wilis! sakit kepala! hipertensi pada kehamilan! kebiasaan menggunakan
obat pereda nyeri! dan riwayat stroke dalam keluarga yang semua memiliki
hubungan dengan bentuk aneurisma sakular.
#uang antara membran terluar arachnoid dan pia mater adalah
ruang subarachnoid. "ia mater terikat erat pada permukaan otak. #uang
subarachnoid diisi dengan /$<. Trauma perdarahan subarachnoid adalah
kemungkinan pecahnya pembuluh darah penghubung yang menembus
ruang itu! yang biasanya sma pada perdarahan subdural. Meskipun trauma
adalah penyebab utama subarachoid hemoragik! secara umum digolongkan
denga pecahnya saraf serebral atau kerusakan arterivenous.
Mani-e"ai K&ini
3ejala prodromal 1 nyeri kepala hebat dan perakut! hanya
1>J! @>J tanpa keluhan sakit kepala.
&6
(esadaran sering terganggu! dan sangat bervariasi dari tak
sadar sebentar! sedikit delirium sampai koma.
3ejala ? tanda rangsangan meningeal 1 kaku kuduk! tanda
kernig ada.
<undus okuli 1 1>J penderita mengalami edema papil
beberapa jam setelah pendarahan. $ering terdapat
pedarahan subarachnoid karena pecahnya aneurisma pada
arteri komunikans anterior! atau arteri karotis interna
3ejalagejala neurologik fokal 1 bergantung lokasi lesi.
3angguan fungsi saraf otonom 1 demam setelah &4 jam!
demam ringan karena rangsangan meningen! dan demam
tinggi bila pada hipotalamus. .egitu pun
muntah!berkeringat!menggigil! dan takikardi! adanya
hubungan dengan hipotalamus
Ga!'a#an .T S+an Pe#*a#a0an S$'a#ak0n,i*
"emeriksaan ct scan berfungsi untuk mengetahui adanya massa
intracranial. "ada pembesaran ventrikel yang berhubungan dengan darah
*densitas tinggi+ dalam ventrikel atau dalam ruang subarachnoid.
&:
&;
E. T#a$!a Di-$
Trauma otak difus merupakan kelanjutan kerusakan otak akibat cedera
akselerasi dan deselerasi! dan ini merupakan bentuk yang sering terjadi
pada trauma kepala. (omosio cerebri ringan adalah keadaan trauma
dimana kesadaran tetap tidak terganggu namun terjadi disfungsi neurologis
yang bersifat sementara dalam berbagai derajat.
/edera ini sering terjadi! namun karena ringan kerap kali tidak
diperhatikan. .entuk yang paling ringan dari komosio ini adalah keadaan
bingguung dan disorientasi tanpa amnesia. $indroma ini pulih kembali
tanpa gejala sisa sama sekali. /edera komosio yang lebih berat
menyebabkan keadaan binggung disertai amnesia retrograde dan amnesia
antegrad.
(omosio cerebri klasik adalah cedera yang mengakibatkan
menurunnya atau hilanggnya kesadaran. (eadaan ini selalu disertai dengan
amnesia pasca trauma dan lamanya amnesia ini merupakan ukuran
beratnya cidera.
5alam bebberapa penderita dapat timbul defisist neurologis untuk
beberapa waktu. defisit neurologis itu misalnya kesulitan mengingat!
pusing! mual! anosmia! dan depresi serta gejala lain. 3ejalagajala ini
dikenal sebagai sindroma pasca komosio yang dapat cukup berat.
&@
/edera aksonal difus *5iffuse A=onal 'njury! 5A'+ adalah keadaan
dimana penderita mengalami koma pasca cedera yang berlangsung
lama dan tidak diakibatkan oleh suatu lesi masa atau serangan iskemik.
.iasanya penderita dalam keadaan koma yang dalam dan tetap
koma selama beberapa waktu. "enderita sering menunjukkan gejala
dekortikasi atau deserebrasi dan bila pulih sering tetap dalam keadaan
cacat berat! itupun bila bertahan hidup.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. <oto polos kepala
'ndikasi foto polos kepala tidak semua penderita dengan cidera
kepala diindikasikan untuk pemeriksaan kepala karena masalah biaya
dan kegunaan yang sekarang makin dittinggalkan. 2adi indikasi
meliputi jejas lebih dari % cm! 0uka tembus *tembak?tajam+! Adanya
corpus alineum! 5eformitas kepala *dari inspeksi dan palpasi+! )yeri
kepala yang menetap! 3ejala fokal neurologis! 3angguan kesadaran.
b. /T$can
'ndikasi /T$can adalah 1
3/$1- atau 3/$14 pada &jam setelah trauma
(ecurigaan fraktur kranium terbuka dan fraktur basis kranii
Terdapat kejang! deficit neurologis
->
H1 episode muntah
Amnesia retrograd H-> menit
M#' 1 5igunakan sama seperti /T$can
/erebral Angiography 1 Menunjukkan anomaly sirkulasi cerebral seperti
perubahan jaringan otak sekunder menjadi oedem! perdarahan dan trauma.
$erial ,,3 1 5apat melihat perkembangan gelombang yang patologis
4. PENATALAKSANAAN
"enatalaksanaan awal penderita cedara kepala pada dasarnya memikili
tujuan untuk memantau sedini mungkin dan mencegah cedera kepala
sekunder serta memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin sehingga
dapat membantu penyembuhan selsel otak yang sakit.
"rinsip penanganan awal meliputi survei primer dan survei sekunder.
5alam penatalaksanaan survei primer halhal yang diprioritaskan antara
lain airway! breathing! circulation! disability! dan e=posure! yang kemudian
dilanjutkan dengan resusitasi.
Terapi konservatif
/airan intravena 1 pertahankan status cairan euvolemik! hindari dehidrasi! jangan
menggunakan cairan hipotonis ? glukosa. /airan garam hipertonis 1 cairan )a/l
>!@ J! -J&:J. (ureshi dan $uareK menunjukkan penggunaan saline hipertonis
efektif pada neuro trauma dengan hasil pengkerutan otak sehingga menurunkan
-1
tekanan intrakranial! mempertahankan volume intravaskular euvolume.5engan
akses vena sentral diberikan )a/l -J :% cc?jam dengan /l %>J! asetat %>J
target natrium 14%1%> dengan monitor pemeriksaan natrium setiap 46 jam.
$etelah target tercapai dilanjutkan dengan )a/l fisiologis sampai 4% hari
Hiperventilasi fase akut .ila tidak ada tandatanda peninggian tekanan
intrakranial! hiperventilasi jangka panjang *"a/O& G &% mm Hg+ setelah cedera
otak traumatika harus dicegah. Hiperventilasi profilaktik *"a/O& G -% mm Hg+ &4
jam pertama setelah cedera otak traumatika harus dicegah karena memperburuk
perfusi saat aliran darah serebral berkurang. Hiperventilasi mungkin perlu untuk
masa yang singkat bila terjadi perburukan neurologis akut! atau untuk jangka yang
lebih lama pada hipertensi intrakranial yang kebal terhadap sedatif! paralisis!
drainase cairan serebrospinal dan diuretik osmotik.
Te#a%i 0i%e#,!,&e# 5!ani",&
Merupakan osmosis diuretis. ,fek ekspansi plasma! menghasilkan gradient
osmotik dalam waktu yang cepat dalam beberapa menit. Memberikan efek
optimalisasi reologi dengan menurunkan hematokrit! menurunkan viskositas
darah! meningkatkan aliran darah serebral! meningkatkan mikrosirkulasi dan
tekanan perfusi serebral yang akan meningkatkan penghantaran oksigen dengan
efek samping reboun peningkatan tekanan intrakranial pada disfungsi sawar darah
otak terjadi skuestrasi serebral! overload cairan! hiponatremi dilusi! takipilaksis
dan gagal ginjal *bila osmolalitas
H-&> ml osmol?0. Manitol diberikan pada pasien koma! pupil reaktif kemudian
menjadi dilatasi dengan atau tanpa gangguan motorik! pasien dengan pupil dilatasi
bilateral non reaktif dengan hemodinamik normal dosis bolus 1 g?kg..
dilanjutkan dengan rumatan >!&% 1 g?kg.. Isahakan pertahankan volume
intravaskuler dengan mempertahankan osmolalitas serum D -&> ml osmol?0.
-&
'a#'i"$#a"
5osis tinggi dipertimbangkan bagi pasien cedera kepala berat dengan hipertensi
intrakranial dan hemodinamik stabil! yang refrakter terhadap tindakan medis atau
bedah untuk menurunkan tekanan intrakranial. )amun risiko dan komplikasi
membatasi penggunaannya bagi keadaan yang ekstrim dan dilakukan dengan
memonitor hemodinamik secara ketat untuk mencegah atau menindak
ketidakstabilan hemodinamik. "entobarbital diberikan dengan dosis awal
*loading+ 1> mg?kg dalam -> menit atau % mg?kg setiap jam untuk - pemberian!
diikuti dosis pemeliharaan 1 mg?kg?jam.
Tidak diberikan untuk profilaksi. menekan metabolism serebral! menurunkan
aliran darah ke otak dan volume darah serebral! merubah tonus vaskuler! menahan
radikal bebas dari peroksidasi lipid mengakibatkan supresi burst.
K,#"ik,"e#,i*
Tidak direkomendasikan penggunaan glukokortikoid untuk menurunkan tekanan
intrakranial baik dengan methyl prednisolon maupun de=amethason. 5earden dan
0amb meneliti dengan dosis H 1>> mg?hari tidak memberikan perbedaan
signifikan pada tekanan intracranial dan setelah 16 bulan tidak ada perbedaan
outcome yang signifikan. ,fek samping yang dapat terjadi hiperglikemia *%>J+!
perdarahan traktus gastrointestinal *;%J+.
N$"#ii
5alam & minggu pertama pasien mengalami hipermetabolik! kehilangan kurang
lebih 1%J berat badan tubuh per minggu. "enurunan berat badan melebihi ->J
akan meningkatkan mortalitas. diberikan kebutuhan metabolism istirahat dengan
14>J kalori? hari dengan formula berisi protein H 1%J diberikan selama : hari.
"ilihan enteral feeding dapat mencegah kejadian hiperglikemi! infeksi.
(ebutuhan )utrisi1
L (alori &% E -> (cal?(g..?Hr
--
L "rotein 1!% E & gr?(g..?Hr
L (arbohidrat :% E 1>> gr?Hr *:!& gr?(g..?Hr+
L 0ipid 1> E 4> J kebutuhan kalori ? hari
(ebutuhan energi ratarata pada cedera kranio serebral berat meningkat
ratarata 4>J.
Te#a%i %#e6eni ke7an)
"ada kejang awal dapat mencegah cedera lebih lanjut! peningkatan T'(!
penghantaran dan konsumsi oksigen! pelepasan neuro transmiter yang dapat
mencegah
berkembangnya kejang onset lambat *mencegah efek kindling+. "emberian terapi
profilaksis dengan fenitoin! karbamaKepin efektif pada minggu pertama. Harus
dievaluasi adanya faktorfaktor yang lain misalnya1 hipoglikemi! gangguan
elektrolit! infeksi.
PENATALAKSANAAN DI UGD
.e*e#a Ke%a&a Rin)an 1 G.S 135152
a. "asien dalam keadaan sadar
L Tanpa deficit neurology perawatan luka
L "emeriksaan radiology hanya atas indikasi
L "asien dipulangkan M keluarga diminta observasi kesadaran bila
curiga kesadaran menurun ! segera kembali ke #$
b. (esadaran terganggu sesaat
L "asien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah
sadar kembali saat diperiksa.
-4
L 5ibuat foto kepala.
L #awat luka
L "asien pulang observasi bila curiga kesadaran menurun
segera kembali ke #$
c. (easadaran menurun
L "erubahan orientasi tanpa deficit fokal
L 5ilakukan pemeriksaan fisik! rawat luka! foto kepala
L 'strahat baring mobilisasi bertahap terapi simptomatik
L Observasi minimal &4 jam di #$
Kriteria Rawat:
1. Amnesia posttraumatika jelas *lebih dari 1 jam+
&. #iwayat kehilangan kesadaran *lebih dari 1% menit+
-. "enurunan tingkat kesadaran
4. )yeri kepala sedang hingga berat
%. 'ntoksikasi alkohol atau obat
6. <raktura tengkorak
:. (ebocoran /$$! otorrhea atau rhinorrhea
;. /edera penyerta yang jelas
@. Tidak punya orang serumah yang dapat dipertanggung
jawabkan
1>. CT scan abnormal

2. .e*e#a Ke%a&a Se*an)
e!inisi: "asien mungkin konfusi atau somnolen namun tetap mampu untu
mengikuti perintah sederhana *3/$ @1&+
1. "eriksa M atasi gangguan Airway! .reathing! /irculation.
2. #iwayat1 jenis dan saat kecelakaan! kehilangan ke
-%
sadaran! amnesia! nyeri kepala
-. "emeriksaan umum guna menyingkirkan cedera sistemik
4. "emeriksaan neurologis
%. #adiograf tengkorak
6. #adiograf tulang belakang leher dan lainlain bila
ada indikasi
:. /ontoh darah untuk penentuan golongan darah
;. Tes darah dasar dan ,(3
@. CT scan kepala
1>. #awat untuk pengamatan bahkan bila CT scan normal
Se"e&a0 *i#a8a"9
1. "emeriksaan neurologis setiap jam
&. CT scan ulangan hari ketiga atau lebih awal bila ada perburukan
neurologis.
-. "engamatan T'( dan pengukuran lain seperti untuk cedera kepala
berat akan memperburuk pasien
4. (ontrol setelah pulang biasanya pada & minggu! - bulan! 6 bulan
bila perlu 1 tahun setelah cedera

3. .e*e#a Ke%a&a Be#a"
e!inisi: "asien tidak mampu mengikuti bahkan perintah sederhana
karena gangguan kesadaran.
5i Init 3awat 5arurat
1. #iwayat1
Isia! jenis dan saat kecelakaan
"enggunaan alkohol atau obatobatan
"erjalanan neurologis
"erjalanan tandatanda vital
Muntah! aspirasi! anoksia atau kejang
-6
#iwayat penyakit sebelumnya! termasuk obat
obatan
yang dipakai serta alergi
&. $tabilisasi (ardiopulmoner1
2alan nafas! intubasi dini
Tekanan darah! normalkan segera dengan $alin
normal atau darah
<oley! tube nasogastrik kateter
<ilm diagnostik1 tulang belakang leher! abdomen!
pelvis! tengkorak! dada! ekstremiras
-. "emeriksaan Imum
4. Tindakan ,mergensi Intuk /edera 8ang Menyertai1
Trakheostomi
Tube dada dan traksi
%. "emeriksaan )eurologis1
(emampuan membuka mata
#espons motor
#espons verbal
#eaksi cahaya pupil
6. Obatobat Terapeutik1
.ikarbonat sodium
<enitoin
$teroid
Mannitol
Hiperventilasi
:. Tes 5iagnostik
CT scan

-:
"ada penanganan beberapa kasus cedera kepala memerlukan tindakan
operatif. 'ndikasi untuk tindakan operatif ditentukan oleh kondisi klinis
pasien! temuan neuroradiologi dan patofisiologi dari lesi. $ecara umum
digunakan panduan sebagai berikut1
a. 7olume masa hematom mencapai lebih dari 4>ml didaerah
supratentorial atau lebih
b. 5ari &> cc di daerah infratentorial
c. (ondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinis
d. Tanda fokal neurologis semakin berat
e. Terjadi gejala sakit kepala! mual dan muntah yang semakin hebat
f. "endorongan garis tengah sampai lebih dari - mm
g. Terjadi kenaikan tekanan intracranial lebih dari &% mmHg
h. Terjadi penambahan ukuran hematom pada /T$can ulang
i. Terjadi gejala akan terjadi herniasi otak
PEMBEDAHAN
8ang ingin dicapai dari operasi adalah kembalinya pergeseran garis
tengah! kembalinya tekanan intrakanial ke dalam batas normal! kontrol
pendarahan dan mencegah pendarahan ulang.
'ndikasi operasi pada cedera kepala harus mempertimbangkan hal dibawah ini 1
L $tatus neurologis
-;
L $tatus radiologis
L "engukuran tekanan intrakranial
$ecara umum indikasi operasi pada hematoma intrakranial 1
L Massa hematoma kirakira 4> cc
L Massa dengan pergeseran garis tengah lebih dari % mm
L ,5H dan $5H ketebalan lebih dari % mm dan pergeseran .aris tengah
dengan 3/$ ; atau kurang.
L (onstusio cerebri dengan diameter & cm dengan efek massa yang jelas atau
pergeseran garis tengah lebih dari % mm.
L "asienpasien yang menurun kesadarannya dikemudian waktu disertai
berkembangnya tandatanda lokal dan peningkatan tekanan intraknial lebih
dari &% mm Hg.
'ndikasi .AT hole eksplorasi dilakukan bila pemeriksaan /T $can tidak
memungkinkan dan didapat 1
L 5ilatasi pupil ipsilateral
L Hemiparese kontralateral
L 0ucid interval?penurunan 3/$ tibatiba.
L 'ndikasi operasi pada faktur depres 1
L 0ebih dari satu tabula
L Adanya defisit yang berhubungan dengan bagian otak dibawahnya
L 0/$ leakage
-@
L <raktur depres terbuka
L "reventif growing fracture pada anak.
Hasil
1. ,5H1 bila cepat dioperasi mortality kurang dari 1>J
&. $5H1
$erlig et al 1 operasi dalam 4 jam pertama mortality ->J
operasi setelah 4 jam mortality @>J
Hasselberger et al 1
L pasien koma kurang dari & jam mortality 4:J
L pasien koma lebih dari & jasm mortality ;>J
3. '/H1 mortality &:J %>J
K,!%&ikai .e*e#a Ke%a&a
1.Ke7an) %a+a "#a$!a.Merupakan salah satu komplikasi serius. 'nsidensinya 1>
J! terjadi di awal cedera 4&%J *dalam : hari cedera+! terjadi terlambat @4&J
*setelah : hari trauma+. <aktor risikonya adalah trauma penetrasi! hematom
*subdural! epidural! parenkim+! fraktur depresi kranium! kontusio serebri! 3/$
D1>.
2.De!a! *an !en)i)i& 9 5emam dan mengigil akan meningkatkan kebutuhan
metabolism dan memperburuk NoutcomeO. $ering terjadi akibat kekurangan
cairan! infeksi! efek sentral. "enatalaksanaan dengan asetaminofen! neuro
muscular paralisis. "enanganan lain dengan cairan hipertonik! koma barbiturat!
asetaKolamid.
4>
3.Hi*#,e-a&$9 .erdasar lokasi penyebab obstruksi dibagi menjadi komunikan
dan non komunikan. Hidrosefalus komunikan lebih sering terjadi pada cedera
kepala dengan obstruksi! Hidrosefalus non komunikan terjadi sekunder akibat
penyumbatan di sistem ventrikel. 3ejala klinis hidrosefalus ditandai dengan
muntah! nyeri kepala! papil udema! dimensia! ataksia! gangguan miksi.
4.S%a"ii"a 9
$pastisitas adalah fungsi tonus yang meningkat tergantung pada kecepatan
gerakan. Merupakan gambaran lesi pada IM). Membentuk ekstrimitas pada
posisi ekstensi. .eberapa penanganan ditujukan pada 1 "embatasan fungsi gerak!
)yeri! "encegahan kontraktur! .antuan dalam posisioning. Terapi primer dengan
koreksi posisi dan latihan #OM! terapi sekunder dengan splinting! casting!
farmakologi1 dantrolen! baklofen! tiKanidin! botulinum! benKodiasepin
5. A)i"ai
Agitasi pasca cedera kepala terjadi H 1?- pasien pada stadium awal dalam bentuk
delirium! agresi! akatisia! disinhibisi! dan emosi labil. Agitasi juga sering terjadi
akibat nyeri dan penggunaan obatobat yang berpotensi sentral. "enanganan
farmakologi antara lain dengan menggunakan antikonvulsan! antihipertensi!
antipsikotik! buspiron! stimulant! benKodisepin dan terapi modifikasi lingkungan.
3. M,,*: "in)ka0 &ak$ *an k,)ni"i-
3angguan kognitif dan tingkah laku lebih menonjol dibanding gangguan fisik
setelah cedera kepala dalam jangka lama. "enelitian "ons <ord!menunjukkan &
tahun setelah cedera kepala masih terdapat gangguan kognitif! tingkah laku atau
emosi termasuk problem daya ingat pada :4 J! gangguan mudah lelah *fatigue+
:&J! gangguan kecepatan berpikir 6:J. $ensitif dan 'ritabel 64J! gangguan
konsentrasi 6&J. /icerone *&>>&+ meneliti rehabilitasi kognitif berperan penting
untuk perbaikan gangguan kognitif. Methyl phenidate sering digunakan pada
pasien dengan problem gangguan perhatian! inisiasi dan hipoarousal *Ahyte+.
5opamine! amantadinae dilaporkan dapat memperbaiki fungsi perhatian dan
41
fungsi luhur. 5onepeKil dapat memperbaiki daya ingat dan tingkah laku dalam 1&
minggu. 5epresi mayor dan minor ditemukan 4>%>J. <aktor resiko depresi
pasca cedera kepala adalah wanita! beratnya cedera kepala! pre morbid dan
gangguan tingkah laku dapat membaik dengan antidepresan.
4. Sin*#,!a %," k,n"$i,
Merupakan komplek gejala yang berhubungan dengan cedera kepala ;>J pada 1
bulan pertama! ->J pada - bulan pertama dan 1%J pada tahun pertama $omatik 1
nyeri kepala! gangguan tidur! vertigo?diKKines! mual! mudah lelah! sensitif
terhadap suara dan cahaya! kognitif1 perhatian! konsentrasi! memori!
Afektif1 iritabel! cemas! depresi! emosi labil.
4. PROGNOSA
Apabila penanganan pasien yang mengalami cedera kepala sudah
mendapat terapi yang agresif! terutama pada anakanak biasanya memiliki daya
pemulihan yang baik. "enderita yang berusia lanjut biasanya mempunyai
kemungkinan yang lebih rendah untuk pemulihan dari cedera kepala.
$elain itu lokasi terjadinya lesi pada bagian kepala pada saat trauma juga
sangat mempengaruhi kondisi kedepannya bagi penderita.
4&
BAB III
KESIMPULAN
Trauma kepala bisa menyebabkan kematian tetapi juga penderita bisa
mengalami penyembuhan total. 2enis dan beratnya kelainan tergantung kepada
lokasi dan beratnya kerusakan otak yang terjadi.
Terjadinya Trauma kepala! kerusakan dapat terjadi dalam dua tahap! yaitu
cedera primer yang merupakan akibat yang langsung dari suatu ruda paksa. 5an
cedera sekunder yang terjadi akibat berbagai prosese patologis yang timbul
sebagai tahapm?lanjutan dari kerusakan otak primer.
Aspekaspek terjadinya cedera kepala dikelompokan menjadi beberapa
klasifikasi yaitu berdasarkan mekanisme cedera kepala! beratnya cedera kepala!
dan morfologinya. Tetapi dari beberapa referensi! trauma ma=illofacial juga
termasuk dalam bahasan cedeera kepala! yang walaupun bukan merupakan
penyebab kematian namun merupakan penyebab kecacatan yang akan menetap
seumur hidup yang perlu dipertimbangkan.
(erusakan otak sering kali menyebabkan kelainan fungsi yang menetap!
yang bervariasi tergantung kepada kerusakan yang terjadi! apakah terbatas
*terlokalisir+ atau lebih menyebar *difus+. (elainan fungsi yang terjadi juga
tergantung kepada bagian otak mana yang terkena.
4-
DAFTAR PUSTAKA
1. 2apardi iskandar. &>>4. "enatalaksanaan /edera (epala secara Operatif!
$umatra Itara1 I$I "ress.
&. "rince! Ailson . &>>6. "atofisiologi (onsep (linis "roses"roses "enyakit.
,3/. 2akarta
-. 0ambona #! )ara. ,dema $erebri. 0aboratorium 'lmu (esehatan Anak
<akultas (edokteran Iniversitas Hasanuddin?#$I Ijung "andang
4. American /ollege of $urgeons! 1@@:! Advance Trauma 0ife $upor! Inited
$tates of America1 <irs 'mpression.
%. Hafid A! &>>:! .uku Ajar 'lmu .edah1 edisi kedua! 2ong A.5! 2akarta1
penerbit buku kedokteran ,3/.
6. .arr! #M! 0e!3ean. &>>:. Ptrauma kraniofasialP . in .rant A,! Helms /A.
<undamentals of 5iagnostic #adiology. di A,! Helms /A .rant. 5asar
dasar #adiologi 5iagnostik.! Ailliams M Ailkins.
:. Orlando (esehatan 5aerah! "endidikan dan "engembangan. &>>4.
P$ekilas /edera Otak 5ewasa Trauma
;. Mc/affrey ".&>>1. The )euroscience "ada $eri )europathologies .ahasa
5an (ognisi. /alifornia $tate Iniversity!/hico
@. $mith! 2ulianQ 2oe 2. TjandraQ 3ordon 2A /lunieQ (aye! Andrew H. *&>>6+.
Te=tbook .edah . Ailey.lackwell.
1>. 3ruen " .Mei &>>&. .edah "engelolaan Trauma (epala. (linik
)euroimaging Amerika Itara.
11. (luwer wolters! &>>@! Trauma and acute care surgery! "hiladelphia1
0ippicott Ailliams and Ailkins.
1&. 3haKali Malueka! &>>:! #adiologi 5iagnostik! 8ogyakarta1 "ustaka
/endekia.

Anda mungkin juga menyukai