Anda di halaman 1dari 11

YM_09

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul BELAJAR PENEMUAN ini dapat kami
selesaikan dan hadirkan untuk para pembaca khususnya mahasiswa program studi
pendidikan matematika. Kami berharap dengan adanya makalah ini, para pembaca sekalian
dapat mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar penemuan, baik makna
maupun bentuk penerapannya dalam proses pembelajaran khususnya matematika.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, serta tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada saudara serta teman teman yang begitu banyak
membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga upaya ini dapat membawa berkah
untuk kita semua.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini yang
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah mendatang. Wassalamualaikum
warrahmatullahi wabarrakatuh.

Kendari, Mei 2011


Penyusun

YM_09



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.3 Tujuan dan Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Belajar penemuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Menerapkan Belajar Penemuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Kelebihan dan Kekurangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA







YM_09


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, saat ini banyak sekali
dijumpai model-model pembelajaran. Namun kebanyakan diantaranya masih
menggunakan paham behaviorisme dalam penerapannya, dimana guru yang berperan
aktif dalam memberikan stimulus stimulus kepada anak didik. Sehingga akan
menimbulkan asumsi bahwa apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang
harus dipahami oleh peserta didiknya. Tentunya sangat tidak efisien karena
kemampuan memori seseorang dalam menyerap pengetahuan itu berbeda beda
sehingga dapat memicu kebosanan dan kepasifan pada siswa.

Lain halnya dengan belajar penemuan. Dalam belajar penemuan ini siswa
dipacu untuk lebih kreatif dalam mencari atau memecahkan masalah tentunya
berdasarkan ilmu yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga mampu menghasilkan
suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang benar benar bermakna. Belajar
penemuan dapat membangkitkan keingintahuan siswa, dimana siswa dimotivasi
untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban jawaban dari masalah yang
mereka teliti.
Masalah klasik dalam pendidikan khususnya matematika adalah rendahnya
hasil serta kurangnya keinginan terhadap pembelajaran matematika. Berbagai cara
telah dicoba bagaimana menyajikan pembelajaran matematika agar menarik perhatian
dan tidak membuat siswa merasa takut dan bosan terhadap matematika. Dengan dasar
itulah siswa harus dibiasakan aktif dalam memecahkan masalah sendiri serta
menemukan jawaban dari masalah masalah yang dijumpai dalam pelajaran tersebut.
Sehingga dapat menepis kebosanan siswa dalm belajar matematika.





YM_09



1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah belajar penemuan (discovery learning) menurut Jerome Bruner ?
2. Bagaimana metode serta peranan guru dalam menerapkan discovery learning
pada proses belajar mengajar ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari discovery learning ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang belajar penemuan (discovery learning)
menurut Jerome Bruner.
2. Untuk mengetahui metode serta peranan guru dalam menerapkan discovery
learning pada proses belajar mengajar.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari discovery learning.
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui model
pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran matematika, serta sebagai
media pengembangan pengetahuan tentang teori belajar penemuan (discovery
learning).


YM_09


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BELAJAR PENEMUAN

Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari
Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning).
Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara
aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha
sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
Menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Belajar bermakna dengan arti
seperti diberikan di atas, merupakan satu-satunya macam belajar yang mendapat perhatian
Bruner.
Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi
secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan
mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
Selanjutnya dikemukakan, bahwa belajar penemuan membangkitkan keingintahuan
siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Lagi
pula pendekatan ini dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan memecahkan masalah
tanpa pertolongan orang lain, dan meminta para siswa untuk menganalisis dan
memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja.
Bruner menyadari, bahwa belajar penemuan yang murni memerlukan waktu, karena
itu dalam bukunya The Relevance of Education (1971), ia menyarankan agar penggunaan
belajar penemuan ini hanya diterapkan sampai batas-batas tertentu, yaitu dengan
mengarahkannya pada struktur bidang studi.
YM_09


Struktur suatu bidang studi terutama diberikan oleh konsep-konsep dasar dan
prinsip-prinsip dari bidang studi itu. Bila seseorang siswa telah menguasai struktur dasar,
maka kurang sulit baginya untuk mempelajari bahan-bahan pelajaran lain dalam bidang
studi yang sama, dan ia akan lebih mudah ingat akan bahan baru itu. Hal ini disebabkan
karena ia telah memperoleh kerangka pengetahuan yang bermakna, yang dapat
digunakannya untuk melihat hubungan-hubungan yang esensial dalam bidang studi itu, dan
dengan demikian dapat memahami hal-hal yang mendetail.
Menurut Bruner, mengerti struktur suatu bidang studi ialah memahami bidang studi
itu sedemikian sehingga dapat menghubungkan hal-hal lain pada struktur itu secara
bermakna. Secara siingkat dapat dikatakan bahwa mempelajari struktur adalah mempelajari
bagaimana hal-hal dihubugkan.
Bruner mengemukakan, bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung
hampir bersamaan. Ketiga proses itu ialah
1) memperoleh informasi baru,
2) transformasi informasi,
3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruuner, 1973)

2.2 MENERAPKAN BELAJAR PENEMUAN

1. Metode dan Tujuan

Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring. Tujuan belajar
bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan-kemampuan
YM_09


intelektual para siswa, dan merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan
mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.

Kalau kita mengajarkan sains misalnya, kita bukan akan menghasilkan perpustakaan-
perpustakaan kecil tentang sains, melainkan kita ingin membuat anak-anak kita berpikir
matematis bagi dirinya sendiri, berperan serta dalam proses perolehan pengetahuan.
Mengetahui itu adalah suatu proses, bukan suatu produk.

Implikasi ungkapan Bruner yaitu tujuan-tujuan mengajar hanya dapat diuraikan secara
garis besar, dan dapat dicapai dengan cara-cara yang tidak perlu sama oleh para siswa yang
mengikuti pelajaran yang sama itu. Dengan mengajar seperti yang dimaksud oleh Bruner
ini, peranan guru dalam proses belajar mengajar ialah dalam belajar penemuan siswa
mendapat kebebasan sampai batas-batas tertentu untuk menyelidiki,secara perorangan atau
suatu tanya jawab dengan guru, atau oleh guru dan/atau siswa-siswa lain untuk
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, atau oleh guru dan siswa-siswa bersama.
Dengan demikian jelas, peranan guru lain sekali bila dibandingkan dengan peranan guru
yang mengajar secara klasikal dengan metode ceramah. Dalam belajar penemuan ini guru
tidak begitu mengendalikan proses belajar mengajar.

2. Peranan Guru

Dalam belajar penemuan, peranan guru dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-
masalah yang tepat untuk diselidiuki oleh para siswa.
2) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar para siswa untuk
memecahkann masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah pada
pemecahan masalah yang akttif dan belajar penemuan, misalnya dengan menggunakan
YM_09


fakta-fakta yang berlawanan. Guru hendaknya mulai dengan sesuatu yang sudah
dikenal oleh siswa-siswa. Kemudian guru mengemukakan sesuatu yang berlawanan.

Dengan demikian terjadi konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya timbullah
masalah. Dalam keadaan yang ideal, hal yang berlawanan itu menimbulkan suatu
kesangsian yang merangsang para siswa untuk menyelidiki masalah itu, menyusun
hipotesis-hipotesis, dan mencoba menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang
mendasari masalah itu.
3) Selain hal-hal tersebut diatas, guru juga harus memperhatikan tiga cara penyajian yang
telah dibahas terdahulu. Cara-cara penyajian itu ialah cara enaktif, cara ikonik, dan cara
simbolik. Contoh cara-cara penyajian ini telah diberikan dalam uraian terdahulu. Untuk
menjamin keberhasilan belajar, guru hendaknya jangan menggunakan cara penyajian
yang tidak sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Disarankan agar guru mengikuti aturan
penyajian dari enaktif, ikonik, lalu simbolik. Perkembangan intelektual diasumsikan
mengikuti urutan enaktif, ikonik, dan simbolik, jadi demikian pula harapan tentang
urutan pengajaran.
4) Bila siswa memecahkan masalah dilaboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya
berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan
mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia
hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai seorang tutor, guru
sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat. Umpan balik sebagai
perbaikan hendaknya diberikan dengan cara sedemikian rupa sehingga siswa tidak tetap
tergantung pada pertolongan guru. Akhirnya siswa harus melakukan sendiri fungsi tutor
itu.
5) Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dari belajar penemuan. Seperti kita
ketahui, tujuan-tujuan tidak dapat dirumuskan secara mendetail, dan tujuan-tujuan itu
tidak diminta sama untuk berbagai siswa. Lagi pula tujuan dan proses tidak selalu
seiring. Secara garis besar, tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-
generalisasi itu. Di lapangan, penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman
YM_09


tentang prinsip-prinsip dasar mengenai suatu bidang studi, dan kemampuan siswa untuk
menerapkan prinsip-prinsip itu pada situasi baru. Untuk maksud ini bentuk tes dapat
berupa tes objektif atau tes esai.
2.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan:
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa
kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih
mudah diingat, bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara
lain.
Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil
belajar lainnya. Dengan lain perkataan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan
milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru.
Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berpikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih
keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah
tanpa pertolongan orang lain.

Kekurangan:
Belajar penemuan membutuhkan waktu persiapan dan belajar yang lebih lama
dengan belajar menerima, kelas tidak terlalu besar agar siswa mendapat perhatian guru, dan
belajar penemuan tidak menjangkau seluruh materi yang dianjurkan oleh kurikulum.


YM_09


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Jerome Bruner (1966) menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya
memberikan hasil yang paling baik serta berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah dengan pengetahuan yang menyertainya. Dalam penerapannya guru bertindak
hanya sebagai motivator sedangkan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam memecahkan
suatu masalah yang ditemui. Dalam hal ini, siswa lebih tertuju pada pembuktian terhadap
teori yang telah dimiliki sebelumnya. Sebagaimana metode metode lainnya, belajar
penemuan pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah pengetahuan
yang didapat akan bertahan lama, ilmunya mempunyai efek transfer yg lebih baik serta
dapat meningkatkan penalaran siswa. Adapun kekurangannya adalah membutuhkan waktu
persiapan dan belajar yang lebih lama dengan belajar menerima, kelas tidak terlalu besar
agar siswa mendapat perhatian guru, dan belajar penemuan tidak menjangkau seluruh
materi yang dianjurkan oleh kurikulum.

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah diharapkan dalam
proses pembelajaran matematika, siswa harus dibiasakan untuk memecahkan
masalah sendirir dan menemukan pengetahuan baru yang akan bermanfaat bagi dirinya.


YM_09



DAFTAR PUSTAKA

Http://www.arifwidiyatmoko.wordpress.com/2008/07/29/jerome-bruner-belajar-
penemuan/
Http://www.id.shvoong.com/social-science/education/2113717-metode-
pembelajaran-penemuan-terbimbing/

Anda mungkin juga menyukai