Anda di halaman 1dari 13

JulioLorenzoPenna@yahoo.co.

id

1
Sirkulasi Pembuluh Darah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Julio Lorenzo Penna
102013376 / Juliolorenzopenna@yahoo.co.id
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida, Jakarta, Indonesia
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061, Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital yang terdapat dalam tubuh kita. Hal ini
dikarenakan jantung memiliki tugas dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung
merupakan pusat dari sistem sirkulasi darah yang berperan sebagai pompa untuk memompa
darah dari jantung ke seluruh tubuh dan ke dalam paru untuk mengalami pertukaran oksigen,
nutrisi, karbondioksida, metabolisme dan hormon.. Darah yang berasal dari jantung
mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh manusia
terutama otak. Sedangkan darah setelah dipakai oleh jaringan akan mengandung banyak
karbondioksida dan zat sisa metabolisme. Darah di alirkan dan di distribusikan didalam tubuh
melalui sistem sirkulasi yang sering disebut kardiovaskular. Karena sistem ini merupakan
sebuah sistem sirkulasi, darah nantinya akan dipompakan keluar dari jantung melalui
pembuluh darah arteri dan kemudian akan didorong kembali ke jantung melalui pembuluh
darah vena.

Anatomi
Vaskularisasi Ekstremitas Inferior
Pada regio glutea terdapat a.glutea superior dan a.glutea inferior.
1. A. glutea superior
Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek,
berjalan ke arah dorsal melalui plexus sacralis, selanjutnya berjalan melalui foramen supra
piriformis, berada di sebelah medial n.gluteus superior. Pada tepi caudal m.gluteus medius
arteri ini bercabang menjadiramus superficialis dan ramus profundus.

Ramus superficialis melanjutkan diri di antara m.gluteus maximus dan m.gluteus
medius, memberi ramus muscularis dan mengadakan anastomose dengan cabang a.glutea
inferior.

JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

2
Ramus profundus berjalan di antara m.gluteus medius dan m.gluteus minimus,
bercabang dua membentuk ramus superior dan ramus inferior. Ramus superior mengadakan
anastomose dengana.circumflexa ilium profunda dan ramus ascendens dan a. circumflexa
femoris lateralis.

Ramus inferior beranastomosis dengan a.circumflexa femoris lateralis.
2. A.glutea inferior
Merupakan salah satu cabang terminal dari a.hypogastrica, dan ujung lainnya disebut a.
pudenda interna. Arteri ini berjalan ke dorsal melalui plexus sacralis, melalui foramen infra
piriformis, berada disebelah ventral m.gluteus maximus.

Arteria femoralis adalah lanjutan dari a.iliaca externa setelah arteri ini melewati tepi
caudal ligamentum inguinale.A. iliaca commucis setinggi articulus lumbosacralis membentuk
bifurcatio menjadi arteria illiaca interna (a. hypogastrica) dan arteria illiaca externa. A.iliaca
externa mempunyai bentuk yang lebih besar dari pada a.iliaca interna, berjalan oblique ke
arahdistal dan lateral mengikuti tepi medial m.psoas major menuju ke bagian pertengahan
ligamentuminguinale, berjalan melalui lacuna vasorum sebagai arteri femoralis, yang berada
di sebelah lateral dari vena femoralis. Sesaat sebelum melewati ligamentum inguinale arteria
iliaca externamemberi tiga cabang dangkal, yaitu :
1. A. epigastrica inferior
2. A.circumflexa ilium profunda
3. A. pudenda externae
Dan juga dua cabang dalam, yaitu :
1. A. profunda femoris yang ercabang menjadi a. circumflexa femoris medialis dan lateralis
serta aa. perfontares
2. A. genus descendes
A.poplitea bercabang menjadi a. tibialis anterior dan a. tibialis posterior.
a. tibialis anterior: bagian depan tungkai bawah
a. tibialis posterior: bagian belakang tungkai bawah
A. tibialis anterior dilanjutkan pada pungggung kaki sebagai a. dorsalis pedis (teraba lateral
terhadap urat m. ekstensor halusis longus).
Sedangkan a. tibialis posterior masuk saluran diantara maleolus medialis dan tumit (saluran
maleolar), denyutnya mudah teraba dan berakhir sebagai a. plantaris lateralis dan a. plantaris
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

3
medialis beranastomosis menjadi arkus plantaris.

Syestema Venarum
Terdapat dua kelompok pembuluh vena, yaitu vena superficialis dan vena profunda
(berjalanmengikuti arteri bersangkutan).
Vena superficialis terdiri atas vena saphena magna dan vena saphena parva.
1. Vena saphena magna
Merupakan lanjutan dari vena marginalis, tampak di sebelah ventral malleolus medialis,
berjalan ascendens di sebelah medial dari crus, tiba di sebelah dorsal condylus medialis tibiae
et femoris, selanjutnya berada di sebelah medial crus, masuk ke dalam fossa ovalis dan
bermuara ke dalam vena
femoralis.
5
Sebelum masuk fossa ovalis vena ini menerima :
vena pudenda externa
vena epigastrica superficialis
venacircumflexa ilium superficialis
2. Vena saphena parva.
Merupakan lanjutan dari vena marginalis lateralis, berada di sebelah dorsal malleolus
lateralis, berjalan ascendens pada sisi lateral tendo calcaneus, makin ke cranial vena ini
terletak makin ke medial(tengah), menembusi fascia poplitea, dan bermuara ke dalam vena
poplitea (di antara kedua caputm.gastrocnemius). Sebelum bermuara ke dalam vena poplitea
maka vena saphena parva membericabang yang berjalan ascendens ke arah ventral menuju ke
vena saphena magna. Pada vena saphena
parva terdapat 9-12 buah katup.
1
Histologi
Sistem sirkulasi dalam tubuh kita diantaranya terdapat arteri, vena, kapiler, limfa.
Pembuluh darah tersusun atas 3 lapisan, yaitu :
1
1. Tunika intima yang terdiri dari endotel dan jaringan ikat subendotel pada bawahnya
2. Tunika media yang didominasi oleh otot polos dan jaringan ikat padat
3. Tunika adventitia yang terdiri dari jaringan ikat,serat saraf, pembuluh limf
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

4
Arteri
Arteri memiliki otot polos dan terdapat fibroblas beserta lemak. Arteri tersusun atas 3
lapisan dimana tunika media lebih besar daripada tunika intima dan tunika adventitia.
Terdapat 3 jenis arteri, yaitu:
1
1. Arteri besar
Mempunyai tipe elastis yang berfungsi sebagai penyalur darah, meredam tekanan
yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus yang
disebut conducting arteries. Ciri-ciri arteri ini yaitu memiliki diameter rata-rata 2,5
cm dengan rata-rata tebal dinding 2 mm. Contoh dari arteri besar ialah a.inominata,
a.subclavia, a.illiaca.
2. Arteri sedang
Merupakan tipe muskular dan mempunyai peran membagi darah ke organ yang
membutuhkannya atau disebut distributing arteries. Diameter arteri ini rata-rata 0,4
mm dengan rata-rata tebal dinding 1 mm. A.brakhialis,a.ulnaris merupakan bagian
arteri ini.
3. Arteri kecil
Arteri ini disebut juga dengan arteriol. Fungsi arteri ini ialah mendistribusikan darah
ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler.
Memiliki diameter 50-300 um dengan rata-rata tebal dinding 20 um. Dan arteri yang
paling kecil disebut dengan metarteriol. Metarteriol ditemukan pada pembuluh darah
yang akan masuk ke dalam kapiler darah. Fungsi arteri ini sebagai sfingter.
Darah diangkut dari jantung ke kapiler dalam jaringan oleh arteri. Susunan dasar
dinding semua arteri serupa karena memiliki tiga lapis konsentris yaitu :
- Tunica intima, lapis dalam, berupa tabung endotel terdiri atas sel-sel gepeng dengan
sumbu panjang teroriantasi memanjang.
2

- Tunica media, lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang teroriantasi
melingkar. Tunica media merupakan lapisan yang paling tebal sehingga menentukan karakter
arteri.
2

- Tunica adventitia, lapis luar, terdiri atas fibroblas dan serat kolagen terkait, yang sebagian
besar terorientasi memanjang. Tunica adventitia berangsur menyatu dengan jaringan ikat
longgar sekitar pembuluh.
2

Antara tunica intima dan tunica media dibatasi oleh membrana elastica interna (lamina
elastica interna) yang terutama berkembang baik pada arteri sedang. Sedangkan antara tunica
media dan tunica adventitia dibatasi oleh membrana elastica externa (lamina elastica externa)
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

5
yang lebih tipis.
2

1. Arteri Besar
Arteri besar memiliki dinding dengan banyak lapis elastin berfenestra (bertingkap)
pada tunica medianya. Dindingnya tampak kuning dalam keadaan segar akibat banyanya
elastin. Dindingnya sangat kuat, tetapi kalau dibandingkan dengan besarnya relatif lebih tipis
dari arteri sedang.
2

- Tunica intima
Terdapat anyaman serabut-serabut kolagen dengan sel-sel otot polos berbentuk
kumparan. Lebih ke dalam, terdapat banyak serabut-serabut elastis yang bercabang saling
berhubungan. Di antaranya terdapat beberapa serabut kolagen, fibroblas, dan berkas-berkas
kecil otot polos.
2

- Tunica media

Terdiri atas banyak serabut elastin konsentris dengan fenestra yang berselang-seling
dengan lapis tipis terdiri atas sel-sel otot polos terorientasi melingkar, dan serat-serat kolagen
elastin dalam proteoglikan matriks ekstrasel. Ketebalannya sekitar 2-5 mm.
2

- Tunica adventitia

Relatif tipis dan terdiri atas fibroblas, berkas memanjang serat kolagen, dan anyaman
longgar serat elastin halus.
2

2. Arteri Sedang
Merupakan arteri yang paling banyak dari sistem arteri. Mencakup arteri branchial,
arteri femoral, arteri radial, dan arteri poplitea dan cabang-cabangnya. Ukuran cabangnya
sampai sekecil 0,5 mm. Bersifat kurang elastin dan lebih banyak otot polosnya.
2

- Tunica intima

Tunica intimanya lebih tipis daripada arteri besar namun sama susunannya. Umumnya
dikatakan endotel menempel langsung pada membrana elastica interna, terdapat monosit
yang dapat berubah menjadi fibroblas atau makrofag.
2

- Tunica media

Membrana elastica interna tampak berkelok-kelok karena kontraksinya otot-otot polos
di tunica media. Terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris. Di sebelah luar
terdapat membrana elastica eksterna yang lebih tipis dari membrana elastica interna.
2

- Tunica adventitia

Terkadang lebih tebal dari tunica media dan mengandung fibroblas, berkas-berkas
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

6
kolagen yang tersusun memanjang.
2

3. Arteri kecil
Merupakan segmen sirkulasi yang secara fisiologis penting karena merupakan unsure
utama tahanan perifer terhadap aliran yang mengatur tekanan darah.
2

- Tunica intima

Terdiri atas endotel utuh yang menempel langsung pada membrana elastica interna
dan lapis subendotel ysng sangat tipis terdiri atas serat retikuler dan elastin.
2

- Tunica media

Terdiri atas susunan sel-sel otot polos yang konsentris. Pada arteriol yang besar
kadang-kadang terdapat membrana elastica eksterna tipis.
2

- Tunica adventitia

Merupakan lapisan yang sangat tipis. Tersusun dari serat kolagen dan sedikit
fibroblas. Pada metarteriol, otot polos tidak membentuk lapis utuh.
2
Kapiler Darah
Kapiler berfungsi sebagai pertukaran zat. Diameter kapiler darah sekitar 8-12 um.
Dinding kapiler darah terdiri atas selapis endotel. Sel endotel akan menonjol ke dalam lumen
sedangkan sel perisit menonjol keluar lumen. Terdapat tiga jenis kapiler, yaitu :
1. Kapiler kontinu, ditemukan pada banyak organ dan jaringan. Sel endotel saling
menyambung membentuk lapisan yang utuh.
2. Kapiler bertingkap, memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada sitoplasma
endotel.Kapiler ini dapa ditemukan pada usus halus, glomerulus ginjal.
3. Sinusoid merupakan pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok. Sinusoid ditemukan
di dalam hati, limpa, dan sumsum tulang belakang.
Vena
Vena tersusun dari bahan yang sama seperti arteri. Pada vena, garis perbatasan antar
tunika kurang jelas dan tunika adventitia lebih besar daripada kedua tunika yang lain. Vena
umumnya berjalan berdampingan dengan arteri dan vena memiliki dinding yang leibh tipis
daripada arteri. Vena umumnya dilengkapi dengan katup. Terdapat 4 jenis vena dalam tubuh
kita, yakni :
1
1. Vena besar
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

7
Vena ini memiliki tunika adventitia lebih tebal dari tunika medianya dan terdiri atas
jaringan ikat dengan serat kolagen. Contohnya ialah vena kava.
2. Vena sedang
Tunika adventitia sama seperti vena besar dan tunika intima berupa selapis sel
endotel yang kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Diameternya 1-2 mm.
3. Vena kecil
Vena ini mula-mula terdiri atas selapis sel otot polos yang kemudian otot polos
mengelilingi endotel.
4. Venula
Memiliki diameter 15-20 um. Fungsi venula ialah pertukaran zat antara jaringan.
Setelah melalui anyaman kapiler, darah akan menuju jantung melalui vena. Semakin
mendekati jantung, pembuluhnya akan semakin membesar. Dinding vena lebih tipis dan
kurang elastis dari pada arteri yang didampinginya sehingga pada sediaan selalu terdapat
kolaps atau memipih.
3

Berdasarkan ukurannya, vena dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Vena besar
-Tunica Intima
Dilapisi oleh sel-sel endotel,terdapat jaringan pengikat dengan serabut-serabut elastis.
Di bagian luar serabut-serabut elastis tersebut membentuk anyaman.
3

- Tunica media

Biasanya sangat tipis, kadang tidak ada sama sekali. Kalau ada terdiri atas serabut-
serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang.
3

- Tunica adventitia

Merupakan jaringan utama dari dinding vena dan tebalnya beberapa kali lipat dari
tunica medianya. Terdiri atas berkas serabut-serabut otot polos yang memanjang dengan
anyaman serabut elastis.,mengandung jaringan pengikat dengan serabut-serabut kolagen dan
elastis yang memanjang.
3

2. Vena sedang
Pada umumnya vena ini berukuran 2 9 mm. Yang termasuk vena ini misalnya : v.
Subcutanea, v. Visceralis, dan sebagainya.
3

- Tunica intima

Sangat tipis, kalau ada strukturnya sama dengan vena besar Dengan tunica media
dibatasi oleh anyaman serabut elastis.
3

- Tunica media

JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

8
Lebih tipis dibandingkan arteri yang didampinginya. Terdiri atas serabut otot polos
sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang memanjang dan beberapa fibroblas.
3

- Tunica adventitia

Lebih tebal dari tunica medianya dan merupakan jaringan pengikat longgar dengan
berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman serabut elastic,Kadang terdapat serabut otot
polos.
3
3. Venula
Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 20
mikron. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotil yang diperkuat oleh anyaman serabut
retikuler dan fibroblast dan berperan dalam pertukaran zat.
3
Vasa Vasorum
Vasa vasorum terletak di dalam tunika adventitia. Dinding arteri dan vena yang lebih
besar terlalu tebal untuk menerima nutrisi langsung melalui difusi dari lumennya. Pembuluh
darahnya bernama vasa vasorum (pembuluh darah pada pembuluh darah).
Faktor Faktor yang mempengaruhi Aliran Darah Vena
Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah.
Selain itu karena luas potongan melintang total sistem vena secara bertahap berkurang seiring
dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh darah yang semakin besar tapi
semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati jantung. Selain berfungsi
sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung,
vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas penyimpannya, vena
sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan
lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri. Juga, berbeda dari arteri, vena memiliki
elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen
daripada elastin. Otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik. Karena sifat-sifat
tersebut, vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil elastik.
Kapasitas vena merupakan volume darah yang dapat ditampung oleh vena yang bergangtung
kepada daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh darah ini dapat
diregangkan untuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena.
Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah yang masuk ke masing-masing atrium
per menit dari vena. Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena yaitu
vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena,
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

9
aktivitas pernafasan, dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian dari faktor sekunder ini
mempengaruhi aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan
jantung.
4

Stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi vena, yang secara moderat
meningkatkan tekanan vena yang akan meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih
banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena
meningkat dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas vena, maka
lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler tetap berada divena, karena berlanjut mengalir
ke jantung yang menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume
diastolik akhir. Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokontriksi di arteriol dan vena.
Vasokontriksi arteriol segera mengurangi aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya
resistensi (darah yang masuk dan mengalir melalui arteriol yang menyempit menjadi lebih
sedikit), sementara vasokontriksi vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini
karena berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras keluar lebih banyak darah
yang sudah ada divena, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh ini).
4

Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak vena besar di ekstremitas
terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena
eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras
cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini yang dikenal sebagai pompa otot
rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama
berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan
masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang
ditimbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot
rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena.
4

Melawan efek gravitasi pada sistem vena. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi
berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun ketika berdiri, efek gravitasi
tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang
berada dibawah jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari
jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat dua konsekuensi penting
peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat
meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat
efek gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang
seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena
tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran balik vena
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

10
berkurang maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua,
peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan
banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal
(yaitu kaki dan pergelangan kaki membengkak). Dalam keadaan normal terdapat dua
mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri
rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu
vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang
menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan
secara total segmen-segmen tertentu vena sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak
mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut.
4

Secara vasokontriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi
tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka
aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun
terjadi refleks untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke
otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal,
sehingga menghilangkan efek gravitasi pada sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi
efektif.
4

Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokontriksi vena dan kompresi vena
eksternal mendorong darah menuju jantung. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-
vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain;
katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tapi menghambatnya menglir
balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi
tegak dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
seseorag berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot
rangka melemas.
4

Efek aktivitas pernafasan pada aliran balik vena. Akibat aktivitas bernapas, tekanan di
dalam rongga dada rata-rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam
mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian bawah tubuh, sistem vena berjalan
melewati rongga dada, tempat pembuluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena
sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal maka terbentuk
gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena
dada (5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras
darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena. Mekanisme
fasilitasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi akibat aktivitas
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

11
bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi
vena meningkatkan aliran balik vena sewaktu olahraga.
4

Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena. Tingkat pengisian jantung tidak
semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan
dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah,
memperbesar rongga atrium. Akibatnya tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm
Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena
bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan
tekanan negatif sesaat di ventrikel sehingga darah tersedot dari atrium dan vena; jadi,
tekanan negatif di ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena terhadap atrium dan terhadap
ventrikel sehingga aliran baik vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai
pompa hisap untuk mempermudah pengisian jantung.
4

Biokimia Darah
Secara struktur kimiawi umum, darah terdiri atas heme dan globin. Darah mampu
mengikat oksigen karena memiliki ion Fe dalam gugus hemenya. Kemampuan Fe mengikat
oksigen ini dilakukan pada regio histidin pada asam amino yang dibentuk oleh darah itu
sendiri. Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida setiap globin mengandung 4 heme. Karena di
gugus heme mengandung empat heme yang masing masing mengikat Fe, maka dapat
mengikat empat gugus oksigen dalam 1 hemoglobin.
Gugus prostetik merupakan tempat melekatnya dua atau lebih senyawa ketika
senyawa itu diuraikan dan digunakan ketika enzimnya memiliki logam dan gugus prostetik
merupakan titik api untuk menentukan reaksi yang akan dilakukan. Porphyrin adalah gugus
prostetik dari heme. Porphyrin tidak hanya terdapat di hemoglobin tetapi juga terdapat di
klorofil tumbuhan. Hal yang membedakan porphyrin yang melekat di klorofil dengan
porphyrin yang ada di heme adalah logam yang diikatnya. Pada hemoglobin porphyrin
mengandung Fe
2+
sedangkan pada klorofil mengandung Mg
2+
.
Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan empat cincin pirol melalui
jembatan metin (-HC=).
5
Sifat khas Porphirin adalah pembentukan kompleks ion logam yang
terikat atom nitrogen di cincin pirol.
5

Didalam sel hidup, heme disintesis dari dua bahan awal yaitu suksinil-KoA dan asam
amino glisin. Produk reaksi gabungan antara suksinil-KoA dan glisin adalah -amino--
ketoadipat, yang cepat didekarboksilasi untuk membentuk -aminolevulinat (ALA).
Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh enzim ALA sintase yang merupakan enzim kunci
JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

12
sebagai penentu kecepatan biosintesis porphyrin di hepar manusia.
5

Struktur dan fungsi sel darah merah sangatlah sederhana dan terutama tersusun atas
larutan pekat hemoglobin yang dikelilingi oleh suatu membran. Pembentukan sel darah
merah diatur oleh eritropoietin, sementara pembentukan sel darah putih diatur oleh faktor
pertumbuhan lain misalnya granulocyte dan granulocyte0macrophage colony stimulating
factor.
Sel darah merah mengendung enzim sitosol, misalnya superoksida dismutase, katalase
dan glutation peroksidase untuk membersihkan oksidan kuat (ROS) yang dihasilkan sewaktu
metabolisme.

Kesimpulan
Berdasarkan Skenario, tentara tersebut berputar-putar diudara hingga pingsan. Tentara
tesebut pingsan karena sirkulasi darah dalam tubuh tentara tersebut terganggu, yang
mengakibatkan darah tidak sampai ke otak. Sebagai kompensasinya, tentara tersebut harus
melakukan ventilasi yang cepat dan dalam serta melakukan kontraksi-relaksasi otot rangka
ekstremitas bawahnya agar dapat membantu melancarkan sirkulasi darah ke jantung, dan
nantinya jantung akan memompa darah ke seluruh tubuh terutama otak dengan lancar.

















JulioLorenzoPenna@yahoo.co.id

13

Daftar Pustaka
1. Kuehnel. Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy. 4th ed Stuttgart:
Thieme; 2003.h. 340-51
2. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta.Binarupa Aksara.2006.h.115-205
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta.EGC.2002.h.185-6
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.hal.390-420,372-5, 334-6.
5. Murray K, Granner K, Rodwell W. Biokimia Harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2013.

Anda mungkin juga menyukai