KELOMPOK: MITYA HALIIMAH 105060500111043 UMAR WIDODO MARIA FATIMA WALO 1050605071113 DWIANTOSA AINI MUYASAROH MOH! FIRDAUS MUH! FADLI FAU"I M! FARIS #! DIMAS FA$AR A!P! SALMAN ALFARISI KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Survey ini. Survey ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di urusan !rsitektur "akultas Teknik #niversitas $rawijaya. Laporan Survey ini disusun sebagai tugas akhir dari mata kuliah $ahan %an &onstruksi !rsitektur 'akyat. %engan selesainya laporan survey ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan( masukan kepada kami. #ntuk itu kami mengu)apkan banyak terimakasih kepada * +. ,r. $ambang Yatnawijaya -. .arga sekitar %esa 'anupani &ami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. /leh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Terimakasih. Malang, anuari -0+1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,ndonesia adalah negeri yang kaya akan suku bangsa dan budaya. %ewasa ini, kebudayaan tradisional yang ada di negeri ini mulai tergerus kemajuan teknologi yang semakin pesat. $egitu juga dengan rumah tradisional yang semakin jarang ditemui dan berganti rumah(rumah modern. Suku yang )ukup terkenal di pulau awa salah satunya Suku Tengger yang bertempat tinggal di lereng 2unung $romo. &ebudayaan suku ini selain upa)ara(upa)aranya yang berlangsung di 2unung $romo, adalah rumah tinggalnya yang khas terbuat dari material kayu. 3al ini merupakan adaptasi mereka terhadap iklim di sekitar 2unung $romo yang dingin. 3al ini sudah berlangsung dari ratusan tahun lalu, dengan pengetahuan yang diwariskan se)ara turun temurun. 'umah tradisional kayu sudah )ukup jarang kita temui di kota. %engan semakin sedikitnya rumah tradisional kayu ini, sungguh miris rasanya sebab kita teran)am tidak dapat mempelajari sistem struktur dan konstruksi yang nenek moyang kita wariskan turun menurun, apalagi negeri kita merupakan negeri tropis yang lekat dengan material kayu. Maka dari itu penulis memutuskan untuk mengkaji rumah tradisional kayu yang terletak di desa 'anupane, kabupaten Lumajang, awa Timur. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dikaji adalah bagaimana bentuk struktur dan konstruksi hunian tradisional suku Tengger di desa 'anupane, &abupaten Lumajang, awa Timur. 1.3 Tujuan Tugas Tujuan penulisan ini untuk mengekplorasi dan mengkaji sistem konstruksi dan struktur bangunan hunian tradisional Suku Tengger di desa 'anupane, &abupaten Lumajang. 1.4 Metode Pengumpulan Data a. Data Primer (observasi dan studi objek komparasi) Metode pengumpulan data primer merupakan pengamatan se)ara langsung pada bangunan tradisional di %esa 'anupane, &abupaten Lumajang. 3al ini berguna agar dapat melihat se)ara langsung bagaimana sistem struktur dan konstruksi bangunannya serta perilaku warga yang menempatinya. Tidak hanya itu, metode ini memungkinkan untuk berlangsungnya wawan)ara4tanya jawab kepada pemilik4warga4penghuni rumah tradisional yang akan dikaji. b. Data Sekunder Mengumpulkan data melalui 5oto, gambar, dokumen yang terkait dengan masalah yang akan dikaji, yaitu rumah tradisional kayu di %esa 'anupane, &abupaten Lumajang. BAB II PEMBAHASAN POND!" P%&'()* M+&+,-) Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pondasi tersebut harus menjamin kestabilan bangunan terhadap berat gedung sendiri, beban berguna dan gaya(gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain(lain. 63ein7 "ri)k dkk, +889:. . Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang banyak dipakai untuk bangunan rumah yang tidak bertingkat. #ntuk seluruh panjang, jenis pondasi ini mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama. /leh karena itu untuk memasang pondasi menerus lebih dahulu harus dibuatkan galian tanahnya dengan kedalaman yang sama. Yang kemudian dipasang pro;l(pro;l untuk memasang pondasi sehingga diperoleh bentuk yang diren)anakan. Pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan bata, dengan lebar dasar -(1 kali tebal pasangan bata untuk dindingnya, tapi biasanya hanya bangunan yang ke)il saja. $ahan pondasi yang dapat mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak dipakai adalah pasangan batu kali. $atu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari )ampuran +kp* +p)* <ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat, bagian bawahnya diberi urug pasir setebal -0 )m dan batu kosongan satu lapis. &emudian setelah pasangan batu kali selesai di kerjakan, Lubang sisa di kanan kirinya di urug dengan pasir. #ntuk kondisi tanah yang sangat lembek, pondasi menerus ini dapat dibuat dari konstruksi beton bertulang berupa balok sloo5 memanjang dengan bagian bawahnya diperbesar menjadi plat. Pondasi ini juga struktur yang tahan gempa, karena itu )o)ok untuk pemukiman di daerah pegunungan atau lereng. D"ND"N# &ita lihat konstruksi rumah tradisional Suku Tengger %esa 'anupane mempunyai kemampuan dalam beradaptasi terhadap iklim setempat. &arena adanya 5aktor adaptasi terhadap iklim tersebut mengakibatkan adanya beberapa perubahan dan perkembangan dalam penggunaan bahan dan material bangunan pada rumah tradisional masyarakat Suku Tengger dari waktu ke waktu. %ilihat dari konstruksi rumah asli di %esa 'anupane, hanya tersusun dari tembok berupa kayu dan gedeg, namun mempunyai kekuatan yang melebihi rumah dari dinding bata. Meskipun konstruksinya hanya terbuat dari kayu, rumah asli bisa tahan dari serangan binatang pengerat karena dinding kayu atau gedeg tidak menempel dengan tanah. !ntara tanah dan dinding terdapat jarak antara <(+0 )m. 3al ini merupakan salah satu 5aktor ketahanan rumah #sing hingga berpuluh(puluh tahun 6Muktining =ur et al. -008:. $angunan Tradisional Tengger di %esa 'anupane menggunakan %inding berbahan papan kayu yang disusun se)ara teratur, dimana dinding papan kayu tersebut tidak memiliki rongga untuk ruang tidur dan ruang keluarga. Selain karena 7ona privasi, juga untuk mengurangi hawa dingin yang masuk pada malam hari dan dengan lebih banyak kayu, maka semakin banyak panas yang diserap.
#ntuk bagian dapur, dinding diberi rongga atau pemasangan tiap papan kayu di beri jarak. &arena berguna untuk sirkulasi dan asap dari kompor yang berbahan bakar kayu mudah keluar dari bangunan. %inding dari papan kayu yang ber)elah, sebagai sirkulasi asap dari kompor sehingga tidak mengganggu sirkulasi udara dalam rumah Pemasangan papan kayu untuk bahan dinding masih menggunakan paku. ATAP Struktur atap yang digunakan berupa atap pelana berbahan kayu dan usuk menggunakan bahan seadanya, bahan seadanya yang dimaksud seperti balok, potongan kayu yang ke)il, dan bambu. Tetapi memiliki ukuran besar dan diameter yang tak jauh berbeda. #ntuk Struktur dan jenis konstruksi yang digunakan menggunakan !tap Pelana. &arena konstruksi ini sederhana dan memanjang sehingga mudah diterapkan untuk bangunan sederhana di lereng(lereng gunung. &onstruksi atap ini sesuai dengan denah bangunan yang memanjang.
LNT" Lantai masih berupa tanah yang dipadatkan dan diupayakan dapat mewakili kriteria(kriteria bangunan tempat tinggal yang mempunyai kemampuan beradaptasi dengan iklim. =amun kini seiring berjalannya waktu, warga mulai menggunakan plesteran atau ubin sebagai elemen lantai dalam rumah.