2 O merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain, sehingga dapat dikatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari 60 - 70 % air baik dalam sel maupun sebagai darah sehingga kalau kita kehilangan air dalam tubuh (dehidrasi) akan mengakibatkan kematian. Dalam keadaan kesulitan bahan pangan dan air, manusia masih dapat tahan hidup selama lebih dari dua bulan, tetapi tanpa minum akan mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dalam seminggu. Tanpa air, tubuh akan keracunan limbah yang dihasilkan oleh tubuh. Menurut WHO, sekurang-kurangnya 30.000 orang di negara-negara berkembang meninggal dunia setiap harinya karena kekurangan air dan fasilitas sanitasi yang bersih. Ethiopia adalah salah satu negara di Afrika yang mengalami kelangkaan air sehingga rakyatnya banyak yang meninggal dunia. Padahal pada zaman dulu daerah tersebut merupakan daerah yang sangat subur akan tetapi karena eksplorasi yang tidak terkendali mengakibatkan rusaknya lingkungan. Menurut World Resources, Bumi kita dengan volume 1.028.841.322.000 km 3 mengandung air hanya sebanyak 0.129 % atau 1.348.120.000 km 3 , tetapi dari volume sebanyak itu sebenarnya yang tersedia untuk kehidupan hanya 0.14 % atau 193.776.800 km 3 . Air laut merupakan sumber air terbesar di bumi yaitu 97,41 % dan sisanya adalah air tawar baik dari sungai, danau atau air dalam tanah. Air tawar yang berjumlah 193 juta km 3 itu separuhnya berada di danau dan 2.75 juta km 3 berada di sungai. Berikut adalah sebaran air di bumi menurut World Resouces pada tahun 1988-1989. Berikut ini adalah grafik sebaran air menurut worldnews
Telah diketahui bahwa air di bumi memiliki siklus tetap yang dinamakan daur hidrologi. Siklus ini berjalan seperti lingkaran yang tidak berujung, sehingga menjelaskan bahwa air yang meninggalkan permukaan bumi akan kembali dengan jumlah yang tetap. Daur hidrologi menurut Salvato dapat digambarkan seperti gambar 1.2. Daur Hidrologi Air
Untuk mempertahankan daur tersebut diperlukan air sebanyak 13 x 10 6 m 3 yang disebarkan secara merata ke seluruh atmosfer bumi dalam bentuk uap dan bintik-bintik air. Uap air tesebut dapat terkondensasi pada kondisi yang tepat sehingga membentuk hujan, salju, embun dan kabut, kemudian sebagian akan mengalami kembali evaporasi dan kembali ke atmosfer, sedangkan sisanya akan jatuh ke permukaan bumi menuju sungai, danau dan lautan. Potensi Sumber Air Potensi sumber air di Indonesia berasal dari air permukaan dan air tanah yang dinyatakan jangka rata-rata setahun dapat dilihat dari table dibawah ini: Tabel 1. 1 Potensi Sumber Air di Indonesia
No Potensi Daerah Perkapita/tahun 1 Rendah Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara 10.000 m 3
2 Sedang Sumatera, Sulawesi dan Maluku 10.000 - 100.000 m 3
3 Tinggi Kalimantan dan Irian Jaya 100.000 m 3
Rata-rata Indonesia 18.846 m 3
Dunia 10.000 m 3
Jawa (1976), 90 juta 2.240 m 3
Jawa (2000), 145 juta 1.745 m 3
Sumber : (A.R. Tambing, 1982) Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata potensi sumber air di Indonesia masih diatas rata-rata dunia, kecuali di daerah jawa yang hanya 2.240 m 3 . Apabila dilihat pada tahun 2000 ini hanya 1.745 m 3 untuk pulau jawa, maka potensi sumber air di pulai ini sangat gawat karena sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan perkapita/tahun. Pada tahun 1976 potansi sumber air adalah 2.240 m 3 untuk 90 juta penduduk sehingga aliran mantapnya sekitar 560 m 3
(25% dari potensi sumber air) sedangkan kebutuhan air perkapita/tahun adalah 403 m 3
sehingga masih surplus sebesar 28 %. Pada tahun 2000, penduduk pulau jawa meningkat menjadi 145 juta jiwa dan potensi sumber air menurun menjadi 1.745 m 3 sehingga aliran mantapnya menjadi 436 m 2 sedangkan kebutuhan air perkapita/tahun menjadi 702 m 3 maka terjadi defisit sebesar 38 %, apabila hal ini tidak ditanggulangi maka akan terjadi kelangkaan sumber air untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Di Indonesia kebutuhan air bersih disuplay sebagian besar dari air sungai, air danau dan air tanah. Sedangkan kebutuhan perkapita per-hari di negara ini adalah sebagai berikut : Untuk Pengairan 1,80 m 3 atau 91.4 % dari total kebutuhan air perkapita/hari Untuk Industri 0.01 m 3 atau 0.5 % dari total kebutuhan air perkapita/hari Untuk Rumah Tangga 1.16 m 3 atau 8.1 % dari total kebutuhan air perkapita/hari Kebutuhan air bersih untuk kehidupan menjadi masalah baru karena eksplorasi yang tidak terkendali. Penggunaan sungai dan air tanah yang tidak terkendali menjadikan kerusakan lingkungan. Di kota Bandung telah terjadi pencemaran air sungai yang sangat parah, sungai Citarum yang membelah kota telah tercemar limbah rumah tangga maupun industri. Setiap hari sekurang-kurangnya 180 ton limbah rumah tangga dan 40 ton industri dibuang ke sungai Citarum. Selain itu pengambilan air tanah menyebabkan kondisi air tanah di kota Bandung menyebabkan penurunan kuantitas, Direktorat Geologi Tata Lingkungan Kota Bandung menyebutkan bahwa : 1. Total penurunan permukaan air bawah tanah statis mencapai 10-15 meter dari kondisi awal. 2. Rata - rata penurunan permukaan air bawah tanah statis 2 - 3 meter/tahun. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan air yang baik untuk menjaga ketersediaan air di bumi ini.