Anda di halaman 1dari 7

Mariani

~,--::..-:.+. ISSN 0854-2333


12
PENGUATAN MANAJEMEN KELOMPOK TANI DI KOTA BANJARBARU
THE STRENGTHENING OF FARMER GROUP MANAGEMENT IN BANJ ARBARU
Mariani
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM
Jl. Jend A. Yani Km 36 PO Box 1028 Banjarbaru 70714
e-mail: mariani.mariani61@yahoo.com
ABSTRACT
Agriculture sector contribution on Banjarbaru economical sector has decreased year by year. Therefore,
there must be a strengthen on farmers group management in Banjarbaru to optimalize the function. Taken
from the research, discovered that the farmers group management in Banjarbaru has been well enough.
From the factor analysis which used 'SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version' programme, concluded
that related factors on farmers group management strengthening in Banjarbaru is an ability of making group
work planning, the condition of farmere group goals, the cohessive of farmers group, the structure on farmers
group, the function of group work, the development and maintaining of group, the effectivity of group,
pressure, hidden agenda, evaluating action report and documentation, the time of realization, and evaluatin g
on whole farmers group works.
Key words: strengthening, management, farmers group.
ABSTRAK
Kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kota Banjarbaru semakin kecil tiap tahunnya, untuk itu perlu
adanya penguatan manajemen kelompok tani di Kota Banjarbaru untuk mengoptimalkan fungsi dari
kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan manajeman kelompok tani di Kota Banjarbaru
sudah cukup baik. Dari analisis faktor yang menggunakan program SPSS15.0 for windows evaluation
version dapat diketahui bahwa faktor -faktor yang berhubungan dalam memperkuat mana jemen kelompok
tani ialah kemampuan dalam membuat rencana usaha kelompok, tujuan kelompok, kekompakan kelompok,
struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pengembangan dan pemeliharaan kelompok, efektifitas
kelompok, tekanan kelompok, keberadaan agenda ter selubung, keberadaan catatan atas tindakan yang
dievaluasi, pencatatan dan dokumentasi kegiatan evaluasi, waktu pelaksanaan evaluasi, melakukan
evaluasi pada semua kegiatan usahatani.
Kata Kunci : Penguatan, manajemen, kelompok tani.
PENDAHULUAN
Pertanian sebagai sektor yang dominan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada masa
sekarang ini perlu mendapatkan perhatian khusus.
Pertanian dijanlankan oleh petani yang sebagian
besar dari merekamembentuk kelompok -kelompok
yang berfungsi sebagai berikut :
1. Wadah belajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan para anggotanya
2. Wadah produksi untuk meningkatkan efisiensi
dalam usaha tani para anggotanya.
3. Wadah kegiatan sosial bagi para anggotanya.
(Eka Debby, 2009)
Untuk mengoptimalkan fungsi dari kelompok tani
tersebut maka diperlukan manajemen kelompok tani
yang baik. Dalam manajemen sebuah kelompok tani
biasanya terdiri dari 4 buah kegiatan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam
manajemen kelompok tani tersebut diperuntukkan
dapat mengoptimalkan fungsi dar i kelompok tani
Manajemen sebagai proses khas yang
menggerakan organisasi adalah sangat penting,
karena tanpa manajemen yang efektif tak akan ada
usaha yang akan berhasil cukup lama. Tercapainya
tujuan ekonomis, sosial atau politik, untuk sebagian
besar tergantung kepada kemampuan para manajer
dalam organisasi yang bersangkutan. Manajemen
memberikan efektivitas pada usaha manusia.
(azuraturindra, 2009)
Pada dasarnya menajemen kelompok tani
meliputi empat pokok penting yakni perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan evaluasi (evaluating)
yang semuanya ini diharapkan dapat dilakukkan
oleh kelompok tani sendiri (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Dati I Kal -Sel, 1999).
Pcngua|an manajcmcn |c|cmpc| |ani ..
~,--::..-:.+. Volume 18 Nomor 3 April 2011
13
A. Perencanaan
Dalam sebuah kelompok diperlukan
perencanaan yang baik. Semakin layak rencana
yang dibuat semakin baik penampilan
(performance)nya. Kemampuan untuk
merencanakan merupakan hal sangat penting.
Kelompok tani yang baik memiliki perencanaan yang
rutin dan layak. Perencanaan pada dasarnya adala h
rincian kegiatan yang dinyatakana secara tertulis,
merupakan bagian dari manajemen yang dianggap
paling penting.
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian kelompok tani berfungsi
supaya kelompok tani dapat melaksanakan fungsi
secara optimal, harus ada dorongan dari pengurus
kelompok dan anggotanya. Pentingnya peran aktif
anggota kelompok dalam menghidupkan
kelompoknya perlu didukung oleh kepemimpinan
kelompok yang baik yakni dicirikan oleh
memadainya pelayanan pengurus terhadap
kepentingan anggota, sehingga dinamika kelompok
akan terus berkembang (Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Dati I Kal -Sel, 1999).
C. Pelaksanaan
Kelompok tani berfungsi sebagai unit produksi.
Usahatani yang dilaksanakan oleh masing -masing
anggota kelompo tani, secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik
dipandang dari segi kualitas, kauntitas maupun
kontinuitas (Peraturan Menteri tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani, 2007).
Peningkatan pendapatan petani merupakan
kunci utama menuju peningkatan kesejahteraan
petani. Dalam pedoman budidaya ada panduan
secara umum dalam melaksanakan cara budidaya
yang baik dan benar. Sehingga dapat diwujudkan
usaha budidaya yang menghasilkan produktivitas
yang tinggi serta rama lingkungan dan
berkelanjutan.
D. Evaluasi
Evaluasi kegiatan kelompok tani merupakan
upaya penilaian terhadap hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan kelompok selama selang waktu
tertentu berdasarkan atas rencana kegiatan yang
telah disusun sebelumnya. Penilaian kegiata n
kelompok tani dapat berdasarkan hasil yang telah
dicapai mupun proses yang direncanakan.
Kontribusi sektor pertanian di Kota Banjarbaru
semakin kecil setiap tahunnya untuk meningkatkan
sektor pertanian tersebut perlu adanya peningkatan
kegiatan pertanian, untuk itu kelompok-kelompok
tani di Kota Banjarbaru haruslah mempunyai
manajeman yang baik sehingga fungsi dari
kelompok tani berjalan dengan baik pula. Untuk
diketahui bagaimana kegiatan manajemen kelompok
tani di Kota Banjarbaru dan faktor apa saja ya ng
dapat memperkuat manajemen kelompok tani.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei
2010 sampai dengan Juli 2010 di wilayah Kota
Banjarbaru, memiliki 182 kelompok tani yang
mengusahakan berbagai macam kegiatan
usahatani. Untuk lebih memudahkan penelitian
maka dipilih kelompok tani yang mengusahakan
satu usahatani yang berjumlah 137 kelompok
sebagai sampel yang terdiri dari kelompok tani padi
62 kelompok, hortikultura 21 kelompok, sayuran 28
kelompok, untuk usahatani perikanan 13 kelompok,
usahatani ternak 4 kelompok dan perkebunan karet
9 kelompok.
Metode yang digunakan ialah Proportionate
Stratified Random Sampling dengan langkah-
langkah mengambil 20% dari kelompok tani yang
mengusahakan satu usahatani, kemudian di ambil 1
orang yang mengetahui keadaan kelompok dengan
baik. Maka didapat sampel penelitian dengan rincian
13 kelompok tani padi, 5 kelompok tani hortikultura,
6 kelompok tani sayur an, 3 kelompok tani perikanan,
1 kelompok tani ternak, 2 kelompok tani karet.
Sehingga sampel menjadi 30 orang.
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan manajemen kelompok tani di Kota
Banjarbaru dan permasalahan kelompok tani
dilakukan secara deskriftip sedangkan untuk
mengetahui faktor apa saja yang menguatkan
manajemen kelompok tani di gunakan analisis faktor
yang secara ringkas dapat dijabarkan sebagai
berikut (Gazpers, 1991) :
1. Standarisasi seluruh nilai variabel observasi
melalui penggunaan masing-masing simpangan
baku setiap variabel.
2. Penghitungan nilai korelasi antar variabel
observasi.
3. Penerapan prosedur analisis komponen utama.
4. Penentuan jumlah faktor berdasarkan nilai
eigen.
5. Rotasi faktor dengan menggunakan metode
Varimax untuk mempermudah interpretasi hasil
dengan memperhatikan nilai komunilitas
masing-masing faktor setelah rotasi.
6. Menentukan sektor kunci serta keterikatan
antara sektor berdasarkan uji signifikansi
variabel antar faktor.
7. Persamaan faktor :
Mariani
~,--::..-:.+. ISSN 0854-2333
14
F =

k
i1
b
i
X
i
Dimana : F = Faktor utama ke-I,.,k
i = 1, 2, ,
k =jumlah faktor manajemen
bi,..bk = koefisien faktor manajemen
X
i
...X
k
= faktor manajemen
Faktor penentu penguatan manajemen kelompok
tani dapat diketahui dengan jelas. Perhitungan
korelasi dan analisis faktor dilakukan menggunakan
Program SPSS 15.0 for windows evaluation version.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Kelompok Tani Kota Banjarbaru
Keadaan manajemen kelompok tani di Kota
Banjarbaru dapat dilihat dari ke empat komponen
dalam manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil
penilaian dari penelitian ini menunjukkan bahwa
keadaaan manajemen kelompok tani d i Kota
Banjarbaru secara keseluruhan sudah baik.
Meskipun dalam komponen manajemen ada
beberapa faktor yang belum dilaksanakan
sepenuhnya oleh kelompok tani.
Dalam komponen perencanaan, faktor yang
belum dilaksanakan kelompok tani dengan baik
ialah kelompok tani belum bisa membuat
perencanaan kelompok sendiri, mereka masih
meminta bantuan kepada penyuluh. Selain itu,
kelompok tani belum bisa membuat perencanaan
pengolahan dan pemasaran hasil. Untuk itu perlu
adanya pelatihan supaya kelompok bisa secara
mandiri membuat perencanaan dan pembuatan
rencana pengolahan dan pemasaran hasil.
Dalam komponen pengorganisasian, faktor yang
belum dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok tani
ialah belum adanya agenda terselubung dalam
kelompok, sebagian dari kelompok ada ya ng tidak
mengetahui tentang agenda terselubung tersebut,
sehingga perlu kelompok tani perlu diberi tahu
pentingnya agenda terselubung untuk memajukan
kelompok tani mereka.
Dalam komponen pelaksanaan, faktor yang
masih belum sepenuhnya dilaksanakan oleh pet ani
ialah melakukan pencatatan dalam semua kegiatan
kelompok. Selain itu sebagian besar kelompok tani
belum melakukan pengolahan terhadap hasil
usahataninya dan belum adanya pelatihan tentang
penggunaan pestisida. Untuk itu perlu adanya
penyuluhan dalam pembuatan pencatatan kegiatan
usaha tani serta pelatihan pengolahan hasil panen.
Dalam komponen evaluasi, faktor yang masih belum
dilaksanakan oleh kelompok tani ialah pencatatan
kegiatan dan tindakan dari hasil evaluasi. untuk hasil
yang lebih baik maka sebaiknya dilakukan
penyuluhan tentang pentingnya melakukan
pencatatan dalam evaluasi.
Faktor-faktor yang Memperkuat Manajemen
Kelompok Tani
Berdasarkan hasil perhitungan analisis faktor ,
diperoleh komponen faktor yang dapat dijabarkan
seperti pada table ber ikut :
Komponen faktor tersebut pada table tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Komponen faktor pertama. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah keaktifan
anggota untuk berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, kegiatan penggantian terhadap
bibit/benih yang mati rusak, penempatan
benih/bibit pada tempat khusus, penggunaan
produk perlindungan tanaman yang
terdaftar/izin dari pemerintah, penggunaan
pestisida/obat sesuai dengan intruksi label
kemasan, tempat khusus untuk menyimpan
pestisida/obat-obatan, melakukan sortirisasi
(pemilihan) hasil panen. Sedangkan yang
berhubungan negatif i alah pembimbingan
dalam pembuatan catatan kegiatan pasca
panen.
2. Komponen faktor kedua. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah pencatatan
jenis dan asal media usaha sebelum kegiatan
usahatani dilakukan, pencatatan dalam
melakukan pemupukan/pemberian pakan,
pencatatan seluruh kegiatan perlindungan
usahatani. Sedangkan yang berhubungan
negatif ialah kemampuan merencanakan usaha
kelompok guna mencapai skala usaha ekonomi
dan penggunakan benih yang bersertifikat dan
mengetahui asal usul benih.
3. Komponen faktor ketiga. Faktor yang
mempunyai hubungan positf ialah kekompakan
dalam menjalankan kegiatan, keberadaan
struktur kelompok, berjalannya proses
sosialisasi dalam kelompok, cara anggota
kelompok menyikapi permasalahan kelompok,
partisifasi anggota dalam memecahkan
masalah kelompok.
4. Komponen faktor keempat. Faktor yang
mempunyai hubungan positf ialah kepuasan
anggota kelompok dengan hasil yang
dikerjakan, melakukan teknik pengolahan
lahan, dosis pupuk/pakan sesuai dengan
anjuran yang ditentukan lebel kemasan .
Sedangkan yang berhubungan negatif ialah
pengaruh keberadaan agenda terselubung
terhadap kegiatan kelompok.
Pcngua|an manajcmcn |c|cmpc| |ani ..
~,--::..-:.+. Volume 18 Nomor 3 April 2011
15
5. Komponen faktor kelima. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah catatan
penggunaan produk perlindungan usahatani.
Sedangkan yang mempunyai hubungan negatif
ialah pemantauan terhadap perkembangan
bibit/benih dan melakukan pencatatan dan
melakukan kegiatan pemeliharaan.
6. Komponen faktor keenam. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah keteraturan
dalam pemberian pupuk/pakan,
mempertimbangkan dalam pemberian
pupuk/pakan sesuai keperluan, waktu
pelaksanaan kegiatan evaluasi, melakukan
kegiatan evaluasi pada semua kegiatan
usahatani.
7. Komponen faktor ketujuh. Faktor yang
mempunyai hubungan positif pengolahan hasil
panen dilakukan oleh orang yang t erlatih.
8. Komponen faktor kedelapan. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah keberadaan
pembagian tugas kelompok, pupuk/pakan
disimpan dalam tempat khusus.
9. Komponen faktor kesembilan. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah ketercapaian
tujuan kelompok tani.
10. Komponen faktor kesepuluh. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah pencatatan
dan dokumentasi kegiatan evaluasi. Sedangkan
faktor yang berhubungan negatif ialah
partisipasi dalam perumusan tujuan kelompok.
11. Komponen faktor kesebelas. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah catatan atas
tindakan yang dievaluasi.
12. Komponen faktor kedua belas. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah kepuasan
anggota kelompok terhadap tujuan kelompok
tani.
13. Komponen faktor ketiga belas. Faktor yang
mempunyai hubungan negatif ialah kecepatan
dalam pengambilan keputusan.
14. Komponen faktor keempa belas. Faktor yang
mempunyai hubungan negatif ialah banyaknya
jumlah anggota kelompok tani.
15. Komponen faktor kelima belas. Faktor yang
mempunyai hubungan positif ialah keterbukaan
untuk menerima anggota baru dalam kelompok
dan acuan kelompok dalam memecahkan
permasalahan.
16. Komponen faktor keenam belas. Faktor
mempunyai hubungan positif ialah keberadaan
agenda terselubung dalam kelompok.
17. Komponen faktor ketujuh belas. Faktor
mempunyai hubungan positif ialah kesesuaian
rencana dengan tugas yang diberikan kepada
anggota.
Dari komponen faktor diatas dapat diketahui
faktor-faktor yang memperkuat manajemen
kelompok tani di Kota Banjarbaru dalam komponen
perencanaan ialah kemampuan dalam membuat
rencana usaha kelompok, dalam komponen
pengorganisasian tujuan, kekompakan, struktur,
fungsi tugas, pengembangan dan pemeliharaan,
tekanan, efektifitas dan ageda terselubung, dalam
komponen pelaksanaan ialah persiapan lahan dan
media tanam, benih, pemeliharaan,
pemupukan/pemberian pakan, perlindungan
kegiatan usahatani, panen dan pasca panen, dan
dalam komponen evaluasi ialah waktu pelaksanaan
kegiatan evaluasi, melakukan kegiatan evaluasi
pada semua kegiatan usahatani, pencatatan dan
dokumentasi kegiatan evaluasi dan adanya catatan
atas tindakan yang dievaluasi.
Permasalah dalam Manajemen Kelompok Tani
Permasalah yang dihadapi oleh kelompok tani
dalam menjalankan manajemen kelompok ialah
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pembuatan rencana, kurangnya pengetahuan
pentingnya agenda terselubung, kurangnya
dilaksanakanya pencatatan kegiatan usahatani dan
evaluasi serta kurangnya partisipasi anggota
terhadap kegiatan kelompok.
SIMPULAN
1. Keadaan manajemen kelompok tani di Kota
Banjarbaru secara keseluruhan sudah baik.
Meskipun dalam setiap komponen manajemen
ada beberapa faktor yang belum sepenuhnya
dilaksanakan oleh kelompok tani.
2. Faktor yang dapat memperkuat suatu
manajemen kelompok tani ialah
a. Faktor dalam perencanaan yaitu kemampuan
dalam membuat rencana usaha kelompok.
b. Faktor dalam pengorganisasian yaitu
(1) tujuan dari kelompok tani
(2) kekompakan kelompok tani
(3) struktur dalam kelompok tani
(4) fungsi tugas kelompok
(5) pengembangan dan pemeliharaan kelompok
(6) efektifitas kelompok
(7) tekana dalam kelompok
(8) keberadaan agenda terselubung
c. Faktor dalam pelaksanaan kegiatan
kelompok yaitu
(1) persiapan lahan dan media tanam
(2) benih
(3) pemeliharaan
(4) pemupukan/pemberian pakan
(5) perlindungan kegiatan usahat ani
(6) panen
(7) pasca panen
d. Faktor dalam evaluasi yaitu
(1) keberadaan catatan atas tindakan yang
dievaluasi
Mariani
~,--::..-:.+. ISSN 0854-2333
16
(2) pencatatan dan dokumentasi kegiatan
evaluasi
(3) waktu pelaksanaan evaluasi
(4) melakukan evaluasi pada semua kegiatan
usahatani
3. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani
dalam melakukan manajemen kelompok ialah
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
pembuatan rencana dan agenda terselubung,
pencatatan kegiatan usahatani dan evaluasi
serta kurangnya partisipasi anggota terhada p
kegiatan kelompok.
SARAN
Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan tentang
pentingnya membuat perencanaan sehingga
kelompok tani dapat membuat sendiri perencanaan,
petani perlu berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
tani, serta perlu adanya pelatihan dan p enyuluhan
tentang pentingnya melakukan pencatatan kegiatan
dan evaluasi. Selain itu faktor -faktor yang
berhubungan negatif perlu lebih ditingkatkan lagi
pelaksanaannya sehingga bisa memperkuat
menajemen kelompok, sedangkan untuk faktor yang
berhubungan positif perlu ditingkatkan pula sehingga
akan membuat manajemen kelompok tani lebih kuat
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Azisturindras blog pengertian2 kel tani, 2009.
http://azisturindra. wordpress.com /2009/12/02/
pengertian-pengertian-kelompok-tani/ diakses
tanggal 5 Desember 2009
Debby eka, 2009, adminstrasi penyuluhan,
http://debbyeka. blogspot.com /2009 /07/
administrasi-penyuluhan. diakses tanggal 5
Desember 2009
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dati I kal -sel
1999, Petunjuk Teknis Pembinaan
Kelembagaan dan Pemberdayaan Kelompok ,
Banjarbaru,
Gazpers, Vincent. 1991. Ekonometrika Terapan 2.
Tarsito: Bandung.
Peraturan Mentri Pertanian nomor: 273/Kpts/
OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan
Kelembagaan Petani. 2007. Departemen
Pertanian.
Pcngua|an manajcmcn |c|cmpc| |ani ..
~,--::..-:.+. Volume 18 Nomor 3 April 2011
17
Tabel 1. Komponen faktor yang behubungan dengan penguatan manajemen kelompok tani
Table 1. The component of factors that related to the strengthening of farmer group management
Koponen Faktor-faktor Pengaruh Variabel Manajemen
F1 1. Keaktifan anggota untuk berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok
2. Kegiatan penggantian terhadap bibit/benih yang
mati rusak
3. Penempatan benih/bibit pada tempat khusus
4. Penggunaan produk perlindungan tanaman
yang terdaftar/izin dari pemerintah
5. Penggunaan pestisida/obat sesuai dengan
intruksi label kemasan
6. Tempat khusus untuk menyimpan
pestisida/obat-obatan
7. Melakukan sortirisasi (pemilihan) hasil panen
8. Catatan kegiatan pasca panen
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Pengembangan dan
pemeliharaan
Benih
Benih
Perlindungan kegiatan
usahatani
Perlindungan kegiatan
usahatani
Perlindungan kegiatan
usahatani
Pasca panen
Pasca panen
F2 9. Kemampuan merencanakan usaha kelompok
guna mencapai skala usaha ekonomi
10. Pencatatan jenis dan asal media usaha
sebelum kegiatan usahatani dilakukan
11. Menggunakan benih yang bersertifikat dan
mengetahui asal usul benih
12. Pencatatan dalam melakukan
pemupukan/pemberian pakan
13. Pencatatan seluruh kegiatan perlindungan
usahatani
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Perencanaan
Persiapan lahan dan media
tanam
Benih
Pemupukan/ pemberian
pakan
Perlindungan kegiatan
usahatani
F3 14. Kekompakan dalam menjalankan kegiatan
15. Keberadaan struktur kelompok
16. Berjalannya proses sosialisasi dalam kelompok
17. Cara anggota kelompok menyikapi
permasalahan kelompok
18. Partisifasi anggota dalam memecahkan
masalah kelompok
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Kekompakan
Struktur
Pengembangan dan
pemeliharaan
Tekanan
Tekanan
F4 19. Kepuasan anggota kelompok dengan hasil yang
dikerjakan
20. Pengaruh keberadaan agenda terselubung
terhadap kegiatan kelompok
21. Melakukan teknik pengolahan lahan
22. Dosis pupuk/pakan sesuai dengan anjuran yang
ditentukan lebel kemasan
Positif
Negatif
Positif
Positif
Efektifitas
Agenda terselubung
Persiapan lahan dan media
tanam
Pemupukan/pemberian
pakan
F5 23. Pemantauan terhadap perkembangan
bibit/benih dan melakukan pencatatan
24. Melakukan kegiatan pemeliharaan
25. Catatan penggunaan produk perlindungan
usahatani
Negatif
Negatif
Positif
Bibit
Pemeliharaan
Perlindungan kegiatan
usaha tani
F6 26. Keteraturan dalam pemberian pupuk/pakan
27. Mempertimbangkan dalam pemberian
pupuk/pakan sesuai keperluan
28. Waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi
29. Melakukan kegiatan evaluasi pada semua
kegiatan usahatani
Positif
Positif
Positif
Positif
Pemupukan/pemberian
pakan
Pemupukan/pemberian
pakan
Evaluasi
Evaluasi
F7 30. Pengolahan dilakukan oleh orang yang terlatih Positif Pasca panen
Mariani
~,--::..-:.+. ISSN 0854-2333
18
Koponen Faktor-faktor Pengaruh Variabel Manajemen
F8 31. Keberadaan pembagian tugas kelompok
32. Pupuk/pakan disimpan dalam tempat khusus
Positif
Positif
Struktur
Pemupukan/pemberian
pakan
F9 33. Ketercapaian tujuan kelompok Positif Efektifitas
F10 34. Partisipasi dalam perumusan tujuan
kelompok
35. Pencatatan dan dokumentasi kegiatan
evaluasi
Negatif
Positif
Tujuan
Evaluasi
F11 36. Adanya catatan atas tindakan yang
dievaluasi
Positif Evaluasi
F12 37. Kepuasan terhadap tujuan kelompok Positif Tujuan
F13 38. Kecepatan dalam pengambilan keputusan Negatif Struktur
F14 39. Banyaknya jumlah anggota kelompok tani Negatif Kekompakan
F15 40. Keterbukaan untuk menerima anggota baru
dalam kelompok
41. Acuan kelompok dalam memecahkan
permasalahan
Positif
Positif
Pengembangan dan
peliharaan
Tekanan
F16 42. Keberadaan agenda terselubung dalam
kelompok
Positif Agenda terselubung
F17 43. Kesesuaian rencana dengan tugas yang
diberikan kepada anggota
Positif Fungsi tugas

Anda mungkin juga menyukai