A. Pengertian Pemimpin Pemimpin adalah seluruh manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini. Pemimpin ada yang formal dan non-formal. Pemimpin formal adalah tugas suatu pekerjaan dan jabatan berdasarkan Surat Keputusan (SK) sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan telah disahkan oleh pemerintah. Sedangkan pemimpin non-formal adalah tugas yang tidak ada SK, dan tidak ada aturan dalam undang-undang yang ada dalam pemerintah, hanya aturan tidak tertulis di masyarakat, namun mengikat dan dibutuhkan tanggung jawab yang tinggi karena akan dinilai oleh masyarakat umum. Seperti pemimpin terhadap dirinya sendiri, pemimpin keluarga, pemimpin masyarakat, ulama, dan masih banyak yang lainnya. Dan sebagai umat muslim aturannya adalah ajaran agamanya. Pada sisi lain, kepemimpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasilnya nyata. Kadangkala kepemimpinan mengarah pada seni, sering pula berkaitan dengan ilmu. Pada kenyataannya, kepemimpinan merupakan seni dan sekaligus ilmu (Fandy Ciptono, 2001:152). Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin. Sementara itu, istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara (Semui Tjiharjadi, 2007:30). Sopyan Syafri Harahap (1996:233) mengungkapkan bahwa kepemimpinan mempengaruhi orang lain yang dimaksudkan untuk membentuk perilaku sesuai dengan kehendak kita. Oleh karena itu, seorang leader biasanya mempengaruhi orang lain dengan gaya dan keahliannya memimpin tanpa mengandalkan kekuasaan. Secara lebih rinci, Ralph M. Stogdill seperti yang dikutip Anasom dalam Tim LPP-SDM (2010:70) mengungkapkan bahwa dalam member arti kepemimpinan ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. 1. Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok. 2. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh. 3. Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian paham atau kesepakatan. 4. Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh. 5. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku. 6. Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi. 7. Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan. 8. Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan. 9. Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi. 10. Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dan struktur. Kesuksesan pemimpin dapat dilihat dari kesuksesannya dalam mempengaruhi dan membujuk orang lain. Definisi ini mengkategorikan tiga elemen (Edwin A. Locke, 1997:3- 4). 1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept) Kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang-orang lain, dalam hal ini para pengikut atau bawahan, jika tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat dalam definisi tadi adalah premis bahwa para pemimpin yang peka harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pngikut mereka. Hal ini penting dilakukan di samping untuk menjaga kelangsungan kepemimpinan organisasi juga untuk mensukseskan pemimpin itu sendiri. 2. Kepemimpinan merupakan suatu proses Agar bisa memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu, tentu dengan berbagai daya dan upaya. Sebagaimana yang telah diobservsi John Garder, kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu posisi otoritas. Kendati, posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan tadi sekedar menduduki posisi itu tidak memadai untuk membuat sesorang menjadi pemimpin. Hal ini berarti seorang pemimpin harus penuh inisiatif dan aktif melakukan berbagai tindakan dalam mencapai tujuan organisasi dengan memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki para pengikutnya. 3. Kepemimpinan harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan Pemimpin membujuk para pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, member imbalan dan hukuman (punishment and reward), restruktur organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
B. Sifat dan Karakteristik Kepemimpinan Sarlito Wirawan Sarwono (2003:115) mengemukakan sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat mempertahankan kedudukannya cukup lama dan dapat menjalankan fungsinya dengan cukup efektif sebagai berikut : 1. Tanggung Jawab yang Seimbang Stamina, yaitu kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan. Dengan stamina ini, seorang pemimpin yang mendapat kedudukannya karena nasib baik pun dapat mempertahankan kedudukannya itu. 2. Ada Sesuatu yang Diperjuangkan Dalam suatu kepemimpinan, pasti ada suatu yang diperjuangkan, karena fungsi dari kepemimpinan itu merealisasikan apa yang diperjuangkan, termasuk memperjuangkan untuk mendapatkan kekuasaan. Tidak peduli itu berupa mempetahankan ide-ide lama atau tradisi terhadap ancaman pengaruh sesuatu yang baru, ataukah justu memperjuangkan ide-ide baru terhadap kebiasaan atau tradisi lama. 3. Pemimpin Harus Punya Pengikut Tidak ada pemimpin yang tanpa pengikut, adanya pemimpin karena ada yang dipimpin. Dalam hal ini, pemimpin yang baik adalah yang mengetahui dan mengenal dengan baik sifat-sifat kelompok yang mengikutinya, sehingga pemimpin itu dapat mengatur atau mengarahkan tingkah laku kelompok pengikutnya. Ini berarti seorang pemimpin perlu mengetahui latar belakang para pengikutnya, kondisi psikologis, dan berbagai masalah yang dihadapi oleh pengikutnya. Dengan begitu, seorang pemimpin mampu memberikan yang terbaik bagi para pengikutnya. 4. Energi Seorang pemimpin harus mempunyai semangat dan dorongan untuk memperjuangkan cita-cita dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ia juga harus aktif dan mau terus bergerak, terus bertindak tanpa henti. Akan tetapi, yang patut menjadi perhatian di sini adalah penyesuaian antara aktivitas yang dilakukan dengan perkataan-perkataan yang dikemukakan. Kalau tidak ada kesesuaian, maka seorang pemimpin dapat dianggap tidak konsisten. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin diperlukan konsistensi antara perkataan dan perbuatan. 5. Kecakapan Kecakapan sangat diperlukan bagi seorang pemimpin, setidak-tidaknya dalam satu hal pemimpin harus lebih dari para pengikutnya. Pendek kata, pemimpin harus selangkah lebih maju dari anggotanya. Kecakapannya bisa mengenai satu hal saja, bisa ada beberapa bidang. Dalam hal yang terakhir ini bidang-bidang itu dapat saling bersangkutan dapat pula masing-masing berdiri sendiri. 6. Kecerdasan Kecerdasan memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena ia tidak hanya dituntut untuk bekerja keras bagi kemajuan organisasi yang dipimpinnya, akan tetapi ia juga dituntut untuk mampu bekerja secara cerdas. Taraf kecerdasan harus cukup tinggi untuk dapat memahami, menganalisa dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 7. Karakter Pemimpin harus berkarakter dan berkepribadian kuat. Pendiriannya tidak berubah-ubah dan kata-katanya dapat dipercaya. Ia mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri. 8. Bersih Pemimpin haruslah berfikiran bersih dan jujur. Ia tidak punya itikad lain, selain memperjuangkan kepentingan kelompoknya. Hal ini harus menjadi komitmen dari seorang pemimpin, dan komitmen ini harus mampu menjadi landasan dalam dalam beraktivitas untuk memajukan organisasinya. 9. Simpati Seorang pemimpin harus mampu menempatkan dirinya pada kedudukan pengikut-pengikutnya dan memandang persoalan dari sudut pandang pengikutnya. Dengan demikian ia dapat mengerti perasaan pengikutnya. Ia tampil sebagai sosok penuh simpati, disegani sekaligus dicintai bawahannya. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2001 : 153-154) menyampaikan secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristiksebagai berikut. 1. Tanggung jawab yang seimbang Keseimbangan dimaksudkan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. Ini harus dilakukan dengan seimbang. Jika tidak seimbang, maka proses pendeglegasian tanggung jawab tidak akan berjalan lancar. 2. Model peranan yang positif Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Dalam hal ini sikap dan perilaku seorang pemimpin menjadi tauladan bagi para pengikutnya. Segala tingkah laku pemimpin akan ditiru oleh para pengikutnya. Oleh karena itu, sudah semestinya yang dilakukan oleh pemimpin harus positif. Pemimpin yang yang menyerukan untuk bekerja secara tuntas. 3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik Pembahasan tentang komunikasi dalam kepemimpinan ini secara lengkap dibahas pada bab tersendiri. Akan tetapi dalam hal ini yang penting bagi seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mengomunikasikan berbagai ide, pemikiran, instruksi, dan langkah-langkah strategis kepada para pengikutnya. Dalam hal ini juga, seorang pemimpin dituntut untuk menyampaikan secara lugas, tegas dan jelas. Ini berarti bahasa yang digunakan oleh pemimpin berkomunikasi haruslah bahasa yang mudah dimengerti dalam hal ini bahasa merupakan salah satu simbol kultural yang berfungsi memberikan orientasi, komunikasi, dan pengendalian diri kepada manusia. 4. Memiliki pengaruh positif Pengaruh adalah seni yang menggunakan kekuasaan untuk mengerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. Dalam hal ini pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemimpin. Di samping itu, bagi pemimpin itu sendiri, pengaruh yang telah diperolehnya seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif sehingga dapat menguntungkan atau dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. 5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain Untuk mampu meyakinkan para pengikutnya, tentu dituntut keahlian khusus dari seorang pemimpin. Dalam hal ini, faktor komunikasi dan pengaruh menjadi sangat penting, tanpa komunikasi dan pengaruh yang baik, pemimpin tidak akan mampu meyakinkan para pengikutnya untuk melaksanakan tanggung jawabnya secara total dalam mensukseskan agenda-agenda organisasi.
Disamping empat karakteristik di atas, ada beberapa karakteristik lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin: 1. Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat 2. Memiliki mental pejuang 3. Penuh inisiatif dan kreatif 4. Semangat untuk mencapai tujuan 5. Penuh antusias 6. Sederhana 7. Jujur 8. Adil 9. Penuh keyakinan 10. Memiliki keberanian 11. Percaya diri dan tidak sombong 12. Bersikap objektif 13. Kematangan intelektual quotient (IQ), Emosional quotient (EQ), Spiritual quotient (SQ). (Ary Ginanjar Agustian, 2004 : 383) a. Intelektual Quotient (IQ) Potensi intelektual adalah kemampuan berpikir analitis dan empiris. b. Emosional Quotient (EQ) Potensi emosional adalah kemampuan merasakan suasana hati dan perasaan orang lain serta lingkungan, untuk pengambilan keputusan serta pembangunan mentalitas. c. Spiritual Quotient (SQ) Potensial spiritual adalah kemampuan untuk memberikan makna tertinggi kehidupan (ultimate meaning).
C. Akhlak Pemimpin Dari Ibnu Umar Ra. Katanya : aku hadir ketika bapaku (Umar bin Khatab) kena musibah ditikam orang. Para sahabat beliau yang hadir ketika itu memujinya. Kata Mereka : semoga Allah membalasi anda dengan balasan yang baik. Jawab Umar : aku penuh harap dan cemas. Kata Mereka : tunjukkan pengganti anda (untuk menjadi khalifah). Jawab Umar : apakah aku harus memikul urusan pemerintahanmu waktu hidup dan matiku?. Aku ingin tugasku sudah selesai, tidak kurang dan tidak lebih. Jika aku menunjuk penggantiku, memang orang yang lebih dariku, yakni Abu Bakar Shidiq, pernah menunjuk penggantinya. Tetapi jika aku membiarkan kamu memilih sendiri siapa yang akan menjadi khalifah maka orang yang paling baik dariku adalah Rasulullah Saw, pernah membiarkan kamu memilih sendiri penggantinya. Kata Abdullah, dengan ucapan itu tahulah aku bahwa beliau tidak akan menunjukkan penggantinya untuk menjadi khalifah (HR Muslim, Hadist no. 1790). Umar tidak mau menunjuk penggantinya, dengan alasan (1) Umar ingin setelah wafat tidak terbebani dengan masalah dunia pemerintahan, (2) Umar menyerahkan pemilihannya kepada ummat sebagaimana Rasulullah Saw memerintahkan hal itu. Duduknya Abu Bakar Shidiq sebagai Khalifah karena dipilih oleh para sahabat. Orang yang dipilih adalah orang yang paling baik diantara umat, bukan orang yang dekat dengan Umar. Dari Abdurahman bin Samurah Ra : Rasulullah Saw bersabda kepadaku : Hai Bdurahman!, Janganlah engkau meminta-minta hendak menjadi pembesar Negara. Jika engkau menjadi pembesar Negara karena permintaan, pertanggungjawabanmu akan besar sekali. Dan jika diangkat tanpa permintaan engkau akan ditolong dalam tugasmu. (HR Muslim) Dari Abu Musar.a. katanya : Aku datang menemui Nabi Saw, bersama-sama dua orang laki-laki anak pamanku. Yang seorang berkata Ya Rasulullah, angkatlah aku menjadi amir (pembesar/pemimpin) di suatu daerah yang telah dikuasakan Allah kepada Anda!. Jawab Rasulullah, Demi Allah aku tidak akan mengangkat seseorang untuk memangku suatu jabatan. Orang yang meminta-minta supaya diangkat, bahkan tidak pula yang berambisi untuk itu. (HR. Muslim) Dari Abu Zar Al-Ghifari Ra. Dia pernah bertanya pada Rasulullah Saw. Ya Rasulullah, apakah engkau tidak hendak mengangkatku (untuk memegang suatu jabatan)?. Lalu beliau menepuk bahuku dengan tangan beliau seraya berkata, Hai Abi Zar, engkau ini lemah, sedangkan pekerjaan itu adalah amanah yang kelak pada hari Kiamat akan dipertanggungjawabkan dengan resiko penuh kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang-orang yang melaksanankan tugasnya dengan baik. (HR. Muslim)
D. Larangan Rasulullah Daw Kepada Para Pemimpin Rasulullah Saw, tidak akan mengangkat seseorang untuk meminta-minta jabatan, bahkan melarang untuk berambisi untuk menjadi pejabat pemerintahan, karena (1) tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar di sisi Allah Swt. (2) orang yang diangkat tanpa permintaan akan ditolong tugasnya oleh orang lain.(3)semua tugas kepemimpinan kelak dipertanggungjawabkan penuh penyesalan dan kehinaan kecuali bagi orang-orang yang memenuhi syarat dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dari Aisyah Ra. aku mendengar Rasulullah Saw berdoa di rumahku, katanya: wahai Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia mempersulit urusan mereka maka persulit pulalah dia, dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia berusaha menolong mereka maka tolong pulalah dia (HR. Muslim) Dari Abdullah Malih Ra, Ubaidilah bin Ziyad dari Maqil bin Yasaar ketika dia sakit, Rasulullah Saw bersabda: Tidak seorangpun Amir (Penguasa) yang menguasai atau memerintah kaum muslimin, tetapi dia tidak bekerja sungguh-sungguh dan memberikan pengerahan untuk kemakmuran mereka, niscaya Allah tidak membolehkannya masuk surga bersama dengan mereka. (HR. Muslim)