Anda di halaman 1dari 8

BAB 12

PEMIMPIN MENURUT ISLAM



A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah seluruh manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini.
Pemimpin ada yang formal dan non-formal. Pemimpin formal adalah tugas suatu
pekerjaan dan jabatan berdasarkan Surat Keputusan (SK) sesuai dengan undang-undang
yang berlaku dan telah disahkan oleh pemerintah. Sedangkan pemimpin non-formal
adalah tugas yang tidak ada SK, dan tidak ada aturan dalam undang-undang yang ada
dalam pemerintah, hanya aturan tidak tertulis di masyarakat, namun mengikat dan
dibutuhkan tanggung jawab yang tinggi karena akan dinilai oleh masyarakat umum.
Seperti pemimpin terhadap dirinya sendiri, pemimpin keluarga, pemimpin masyarakat,
ulama, dan masih banyak yang lainnya. Dan sebagai umat muslim aturannya adalah ajaran
agamanya.
Pada sisi lain, kepemimpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasilnya
nyata. Kadangkala kepemimpinan mengarah pada seni, sering pula berkaitan dengan ilmu.
Pada kenyataannya, kepemimpinan merupakan seni dan sekaligus ilmu (Fandy Ciptono,
2001:152).
Istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Oleh sebab itu, kepemimpinan
bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin. Sementara itu, istilah memimpin
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan
kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara (Semui Tjiharjadi,
2007:30).
Sopyan Syafri Harahap (1996:233) mengungkapkan bahwa kepemimpinan
mempengaruhi orang lain yang dimaksudkan untuk membentuk perilaku sesuai dengan
kehendak kita. Oleh karena itu, seorang leader biasanya mempengaruhi orang lain dengan
gaya dan keahliannya memimpin tanpa mengandalkan kekuasaan.
Secara lebih rinci, Ralph M. Stogdill seperti yang dikutip Anasom dalam Tim
LPP-SDM (2010:70) mengungkapkan bahwa dalam member arti kepemimpinan ini yang
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
1. Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok.
2. Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh.
3. Kepemimpinan adalah seni untuk menciptakan kesesuaian paham atau
kesepakatan.
4. Kepemimpinan adalah pelaksanaan pengaruh.
5. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku.
6. Kepemimpinan adalah suatu bentuk persuasi.
7. Kepemimpinan adalah suatu hubungan kekuatan/kekuasaan.
8. Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan.
9. Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi.
10. Kepemimpinan sebagai inisiasi (permulaan) dan struktur.
Kesuksesan pemimpin dapat dilihat dari kesuksesannya dalam mempengaruhi dan
membujuk orang lain. Definisi ini mengkategorikan tiga elemen (Edwin A. Locke, 1997:3-
4).
1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept)
Kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang-orang lain, dalam hal ini para
pengikut atau bawahan, jika tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat
dalam definisi tadi adalah premis bahwa para pemimpin yang peka harus mengetahui
bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pngikut mereka. Hal ini
penting dilakukan di samping untuk menjaga kelangsungan kepemimpinan organisasi
juga untuk mensukseskan pemimpin itu sendiri.
2. Kepemimpinan merupakan suatu proses
Agar bisa memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu, tentu dengan berbagai
daya dan upaya. Sebagaimana yang telah diobservsi John Garder, kepemimpinan lebih
dari sekedar menduduki suatu posisi otoritas. Kendati, posisi otoritas yang diformalkan
mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan tadi sekedar menduduki posisi itu
tidak memadai untuk membuat sesorang menjadi pemimpin. Hal ini berarti seorang
pemimpin harus penuh inisiatif dan aktif melakukan berbagai tindakan dalam mencapai
tujuan organisasi dengan memberdayakan potensi-potensi yang dimiliki para
pengikutnya.
3. Kepemimpinan harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan
Pemimpin membujuk para pengikutnya dengan berbagai cara, seperti
menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan),
penetapan sasaran, member imbalan dan hukuman (punishment and reward), restruktur
organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.

B. Sifat dan Karakteristik Kepemimpinan
Sarlito Wirawan Sarwono (2003:115) mengemukakan sifat-sifat yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat mempertahankan kedudukannya cukup lama
dan dapat menjalankan fungsinya dengan cukup efektif sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab yang Seimbang
Stamina, yaitu kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah dalam
menghadapi kesulitan. Dengan stamina ini, seorang pemimpin yang mendapat
kedudukannya karena nasib baik pun dapat mempertahankan kedudukannya itu.
2. Ada Sesuatu yang Diperjuangkan
Dalam suatu kepemimpinan, pasti ada suatu yang diperjuangkan, karena fungsi
dari kepemimpinan itu merealisasikan apa yang diperjuangkan, termasuk
memperjuangkan untuk mendapatkan kekuasaan. Tidak peduli itu berupa
mempetahankan ide-ide lama atau tradisi terhadap ancaman pengaruh sesuatu yang
baru, ataukah justu memperjuangkan ide-ide baru terhadap kebiasaan atau tradisi
lama.
3. Pemimpin Harus Punya Pengikut
Tidak ada pemimpin yang tanpa pengikut, adanya pemimpin karena ada yang
dipimpin. Dalam hal ini, pemimpin yang baik adalah yang mengetahui dan mengenal
dengan baik sifat-sifat kelompok yang mengikutinya, sehingga pemimpin itu dapat
mengatur atau mengarahkan tingkah laku kelompok pengikutnya. Ini berarti seorang
pemimpin perlu mengetahui latar belakang para pengikutnya, kondisi psikologis, dan
berbagai masalah yang dihadapi oleh pengikutnya. Dengan begitu, seorang pemimpin
mampu memberikan yang terbaik bagi para pengikutnya.
4. Energi
Seorang pemimpin harus mempunyai semangat dan dorongan untuk
memperjuangkan cita-cita dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ia juga harus
aktif dan mau terus bergerak, terus bertindak tanpa henti. Akan tetapi, yang patut
menjadi perhatian di sini adalah penyesuaian antara aktivitas yang dilakukan dengan
perkataan-perkataan yang dikemukakan. Kalau tidak ada kesesuaian, maka seorang
pemimpin dapat dianggap tidak konsisten. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin
diperlukan konsistensi antara perkataan dan perbuatan.
5. Kecakapan
Kecakapan sangat diperlukan bagi seorang pemimpin, setidak-tidaknya dalam
satu hal pemimpin harus lebih dari para pengikutnya. Pendek kata, pemimpin harus
selangkah lebih maju dari anggotanya. Kecakapannya bisa mengenai satu hal saja,
bisa ada beberapa bidang. Dalam hal yang terakhir ini bidang-bidang itu dapat saling
bersangkutan dapat pula masing-masing berdiri sendiri.
6. Kecerdasan
Kecerdasan memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena ia tidak
hanya dituntut untuk bekerja keras bagi kemajuan organisasi yang dipimpinnya, akan
tetapi ia juga dituntut untuk mampu bekerja secara cerdas. Taraf kecerdasan harus
cukup tinggi untuk dapat memahami, menganalisa dan memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.
7. Karakter
Pemimpin harus berkarakter dan berkepribadian kuat. Pendiriannya tidak
berubah-ubah dan kata-katanya dapat dipercaya. Ia mempunyai keyakinan akan
kemampuan dirinya sendiri.
8. Bersih
Pemimpin haruslah berfikiran bersih dan jujur. Ia tidak punya itikad lain, selain
memperjuangkan kepentingan kelompoknya. Hal ini harus menjadi komitmen dari
seorang pemimpin, dan komitmen ini harus mampu menjadi landasan dalam dalam
beraktivitas untuk memajukan organisasinya.
9. Simpati
Seorang pemimpin harus mampu menempatkan dirinya pada kedudukan
pengikut-pengikutnya dan memandang persoalan dari sudut pandang pengikutnya.
Dengan demikian ia dapat mengerti perasaan pengikutnya. Ia tampil sebagai sosok penuh
simpati, disegani sekaligus dicintai bawahannya.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2001 : 153-154) menyampaikan secara
umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristiksebagai berikut.
1. Tanggung jawab yang seimbang
Keseimbangan dimaksudkan disini adalah antara tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus
melaksanakan pekerjaan tersebut. Ini harus dilakukan dengan seimbang. Jika tidak
seimbang, maka proses pendeglegasian tanggung jawab tidak akan berjalan lancar.
2. Model peranan yang positif
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari
seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Dalam hal ini sikap dan perilaku
seorang pemimpin menjadi tauladan bagi para pengikutnya. Segala tingkah laku
pemimpin akan ditiru oleh para pengikutnya. Oleh karena itu, sudah semestinya yang
dilakukan oleh pemimpin harus positif. Pemimpin yang yang menyerukan untuk
bekerja secara tuntas.
3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
Pembahasan tentang komunikasi dalam kepemimpinan ini secara lengkap dibahas
pada bab tersendiri. Akan tetapi dalam hal ini yang penting bagi seorang pemimpin
adalah kemampuan untuk mengomunikasikan berbagai ide, pemikiran, instruksi, dan
langkah-langkah strategis kepada para pengikutnya. Dalam hal ini juga, seorang
pemimpin dituntut untuk menyampaikan secara lugas, tegas dan jelas. Ini berarti
bahasa yang digunakan oleh pemimpin berkomunikasi haruslah bahasa yang mudah
dimengerti dalam hal ini bahasa merupakan salah satu simbol kultural yang berfungsi
memberikan orientasi, komunikasi, dan pengendalian diri kepada manusia.
4. Memiliki pengaruh positif
Pengaruh adalah seni yang menggunakan kekuasaan untuk mengerakkan atau
mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.
Dalam hal ini pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi para
pengikutnya untuk melakukan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemimpin. Di
samping itu, bagi pemimpin itu sendiri, pengaruh yang telah diperolehnya seharusnya
digunakan untuk hal-hal yang positif sehingga dapat menguntungkan atau dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain
Untuk mampu meyakinkan para pengikutnya, tentu dituntut keahlian khusus dari
seorang pemimpin. Dalam hal ini, faktor komunikasi dan pengaruh menjadi sangat
penting, tanpa komunikasi dan pengaruh yang baik, pemimpin tidak akan mampu
meyakinkan para pengikutnya untuk melaksanakan tanggung jawabnya secara total
dalam mensukseskan agenda-agenda organisasi.

Disamping empat karakteristik di atas, ada beberapa karakteristik lainnya yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin:
1. Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat
2. Memiliki mental pejuang
3. Penuh inisiatif dan kreatif
4. Semangat untuk mencapai tujuan
5. Penuh antusias
6. Sederhana
7. Jujur
8. Adil
9. Penuh keyakinan
10. Memiliki keberanian
11. Percaya diri dan tidak sombong
12. Bersikap objektif
13. Kematangan intelektual quotient (IQ), Emosional quotient (EQ), Spiritual quotient
(SQ). (Ary Ginanjar Agustian, 2004 : 383)
a. Intelektual Quotient (IQ)
Potensi intelektual adalah kemampuan berpikir analitis dan empiris.
b. Emosional Quotient (EQ)
Potensi emosional adalah kemampuan merasakan suasana hati dan perasaan
orang lain serta lingkungan, untuk pengambilan keputusan serta pembangunan
mentalitas.
c. Spiritual Quotient (SQ)
Potensial spiritual adalah kemampuan untuk memberikan makna tertinggi
kehidupan (ultimate meaning).




C. Akhlak Pemimpin
Dari Ibnu Umar Ra. Katanya : aku hadir ketika bapaku (Umar bin
Khatab) kena musibah ditikam orang. Para sahabat beliau yang hadir ketika itu
memujinya.
Kata Mereka : semoga Allah membalasi anda dengan balasan yang baik.
Jawab Umar : aku penuh harap dan cemas.
Kata Mereka : tunjukkan pengganti anda (untuk menjadi khalifah).
Jawab Umar : apakah aku harus memikul urusan pemerintahanmu waktu
hidup dan matiku?. Aku ingin tugasku sudah selesai, tidak kurang dan tidak lebih.
Jika aku menunjuk penggantiku, memang orang yang lebih dariku, yakni Abu
Bakar Shidiq, pernah menunjuk penggantinya. Tetapi jika aku membiarkan
kamu memilih sendiri siapa yang akan menjadi khalifah maka orang yang
paling baik dariku adalah Rasulullah Saw, pernah membiarkan kamu memilih
sendiri penggantinya.
Kata Abdullah, dengan ucapan itu tahulah aku bahwa beliau tidak akan
menunjukkan penggantinya untuk menjadi khalifah (HR Muslim, Hadist no. 1790).
Umar tidak mau menunjuk penggantinya, dengan alasan (1) Umar ingin
setelah wafat tidak terbebani dengan masalah dunia pemerintahan, (2) Umar
menyerahkan pemilihannya kepada ummat sebagaimana Rasulullah Saw
memerintahkan hal itu. Duduknya Abu Bakar Shidiq sebagai Khalifah karena dipilih
oleh para sahabat. Orang yang dipilih adalah orang yang paling baik diantara umat,
bukan orang yang dekat dengan Umar.
Dari Abdurahman bin Samurah Ra : Rasulullah Saw bersabda kepadaku :
Hai Bdurahman!, Janganlah engkau meminta-minta hendak menjadi pembesar Negara.
Jika engkau menjadi pembesar Negara karena permintaan, pertanggungjawabanmu
akan besar sekali. Dan jika diangkat tanpa permintaan engkau akan ditolong dalam
tugasmu. (HR Muslim)
Dari Abu Musar.a. katanya : Aku datang menemui Nabi Saw, bersama-sama
dua orang laki-laki anak pamanku. Yang seorang berkata Ya Rasulullah, angkatlah
aku menjadi amir (pembesar/pemimpin) di suatu daerah yang telah dikuasakan Allah
kepada Anda!. Jawab Rasulullah, Demi Allah aku tidak akan mengangkat seseorang
untuk memangku suatu jabatan. Orang yang meminta-minta supaya diangkat, bahkan
tidak pula yang berambisi untuk itu. (HR. Muslim)
Dari Abu Zar Al-Ghifari Ra. Dia pernah bertanya pada Rasulullah Saw. Ya
Rasulullah, apakah engkau tidak hendak mengangkatku (untuk memegang suatu
jabatan)?. Lalu beliau menepuk bahuku dengan tangan beliau seraya berkata, Hai
Abi Zar, engkau ini lemah, sedangkan pekerjaan itu adalah amanah yang kelak pada
hari Kiamat akan dipertanggungjawabkan dengan resiko penuh kehinaan dan
penyesalan, kecuali bagi orang-orang yang melaksanankan tugasnya dengan baik.
(HR. Muslim)

D. Larangan Rasulullah Daw Kepada Para Pemimpin
Rasulullah Saw, tidak akan mengangkat seseorang untuk meminta-minta
jabatan, bahkan melarang untuk berambisi untuk menjadi pejabat pemerintahan, karena
(1) tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar di sisi Allah Swt. (2) orang yang
diangkat tanpa permintaan akan ditolong tugasnya oleh orang lain.(3)semua tugas
kepemimpinan kelak dipertanggungjawabkan penuh penyesalan dan kehinaan kecuali
bagi orang-orang yang memenuhi syarat dan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Dari Aisyah Ra. aku mendengar Rasulullah Saw berdoa di rumahku, katanya:
wahai Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia
mempersulit urusan mereka maka persulit pulalah dia, dan siapa yang menjabat suatu
jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia berusaha menolong mereka maka tolong
pulalah dia (HR. Muslim)
Dari Abdullah Malih Ra, Ubaidilah bin Ziyad dari Maqil bin Yasaar ketika
dia sakit, Rasulullah Saw bersabda: Tidak seorangpun Amir (Penguasa) yang
menguasai atau memerintah kaum muslimin, tetapi dia tidak bekerja sungguh-sungguh
dan memberikan pengerahan untuk kemakmuran mereka, niscaya Allah tidak
membolehkannya masuk surga bersama dengan mereka. (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai