IDENTIFICATION OF EXCRETION SECRETION PROTEIN PROFILE
OF THE ADULT Haemonchus contortus WITH SDS-PAGE
Artha Rini Pasila Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRACT The aim o this resear!h is to identiy e"!retion # se!retion $rotein %&SP' $roile o Haemonchus contortus whi!h $resented in molle!ular weight( )ne hundred emale Haemonchus contortus were isolated rom shee$s and goats* abomasum rom Surabaya Slaughter House, worms were washed by Phosphat Buffer Saline %P+S' then in!ubated in P+S with $H ,,- and tem$erature .,/0 or a night( &"!retion # se!retion li1uid that worms $rodu!ed in P+S isolated with saturated ammonium, then S2S3PA4& %Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamid Gel Electrophorese' method used to identiied e"!retion # se!retion $rotein $roile( Result o this resear!h got 5 e"!retion # se!retion $rotein $roile 6 78,. kilo 2alton %k2a'9 .:,. k2a9 8;,: k2a9 87,7 k2a and <.,: k2a( Key words 6 Haemonchus contortus, &SP, S2S3PA4& PENDAHULUAN Ruminansia ke!il khususnya domba sangat $otensial untuk dikembangkan karena selain sebagai sumber $rotein hewani yang baik, harga relati murah, !e$at berkembang biak serta da$at menghasilkan $u$uk, wol dan kulit sebagai komoditi eks$or yang !uku$ berharga( Pengembangan ternak domba dilaksanakan dengan meningkatkan $o$ulasi dan $roduktivitas domba diimbangi sistem $emeliharaan yang baik serta $engendalian dan $emberantasan $enyakit, khususnya gangguan endo$arasit( Parasit diangga$ sebagai $enghambat dalam $embangunan $eternakan, terutama yang berhubungan dengan $eningkatan $o$ulasi dan $roduksi ternak %Koswara, <::;'( Haemon!hosis meru$akan $enyakit $arasiter yang $aling sering menyerang domba( 2isebabkan oleh !a!ing Haemonchus contortus, menimbulkan kerugian ekonomi yaitu $enurunan berat badan, $enurunan $roduksi susu, daging, kualitas kulit, wol dan terhambatnya $ertumbuhan domba muda baik se!ara kualitati mau$un kuantitati serta kematian domba( Pengendalian haemon!hosis da$at dilakukan dengan menekan =umlah arva inekti melalui $engeringan la$angan tem$at domba merum$ut, melakukan $enghitungan telur H. contortus $er gram tin=a induk semang sam$ai batas $atogen yaitu .-- butir telur $er gram tin=a %t($(g' serta melakukan $en!egahan yaitu menya$ih anak domba seawal mungkin karena domba dewasa meru$akan sumber ineksi bagi domba muda, men!egah $en!emaran $akan dan minuman dari tin=a dan menyediakan tem$at yang telah didesineksi atau $adang rum$ut yang tidak terineksi H. contortus untuk melahirkan %>evine, <::-'( Pengendalian da$at =uga ditem$uh dengan memberikan $engobatan menggunakan antelmintik yang te$at( Pemberian antelmintik untuk mengendalikan ineksi !a!ing harus mem$erhatikan eektivitas dan s$ektrum, kemudahan !ara $emakaian, murah serta eek sam$ing minimal( Haemon!hosis da$at didiagnosis dengan menemukan !a!ing $ada saat bedah bangkai atau menemukan telur !a!ing $ada saat $emeriksaan tin=a, teta$i hal ini sulit dilakukan karena telur Haemonchus sp, Ostertagia sp dan Trichostrongylus sp miri$ sekali satu sama lain, sehingga harus ditetaskan dan larva dibiarkan berkembang sam$ai larva stadium ke3. yang inekti kemudian diidentiikasi %>evine, <::-'( +anyak $enelitian yang mengarah ke $embuatan vaksin molekuler untuk mengantisi$asi $roblem yang ditimbulkan oleh !a!ing dengan menggunakan antigen dari $roduk !a!ing, se$erti antigen somatik %&l3Massry, <:::', antigen dari ekstrak !a!ing dewasa %Saar et al(, <::89 Abdel3Rahman and Megeed, 8---', $rotein dari intestin H. contortus dewasa %>astuti dkk, 8--<' dan ekskresi3sekresi untuk $engembangan vaksin, se$erti $enggunaan antigen dari hasil ekskresi3 sekresi H. contortus dengan berat molekul <5 k2a dan 87 k2a yang meru$akan $rotein yang sangat imunogenik %Kodyman et al, 8---'( Proil $rotein ekskresi3sekresi H. contortus memiliki berat molekul tertentu( Semakin besar molekul $rotein eskresi3sekresi, semakin besar kemungkinan $rotein tersebut imunogenik %Ti?ard, <:;,'( +erdasarkan masalah di atas, $enelitian ini bertu=uan mengetahui $roil $rotein dari !a!ing Haemonchus contortus dewasa berdasarkan berat molekul $rotein ekskresi3sekresi !a!ing H. contortus dewasa( METODE PENELITIAN Iso!s" d!# K$%"&!s" H. contortus invitro Seratus ekor !a!ing H. contortus betina dewasa dalam keadaan hidu$ diisolasi dari abomasum domba dan kambing yang di$otong di RPH Surabaya, !a!ing dibedakan dengan melihat adanya intestin dan uterus yang berselang3 seling, kemudian dilakukan $en!u!ian dengan Phosphat Buffer Saline %P+S' sam$ai bersih( 0a!ing diinkubasi dalam P+S $ada !awan $etri dengan tem$eratur .,/0 dan $H ,,- selama semalam( 0airan ekskresi mau$un sekresi, yaitu !airan yang dikeluarkan !a!ing sebagai sisa metabolisme dalam P+S diambil untuk isolasi $rotein ekskresisekresi( Iso!s" Pro%e"# E's'res"-Se'res" Protein ekskresi3sekresi yang terda$at dalam P+S hasil kultivasi !a!ing diisolasi dengan $enambahan amonium =enuh kemudian di!am$ur sam$ai rata dan diinkubasi $ada suhu 7/0 selama semalam, kemudian dilakukan sentriugasi <-(--- r$m selama <- menit, dengan suhu 7/0( Pelet yang dida$atkan kemudian diresus$ensi dengan P+S dan sia$ untuk identiikasi $rotein( Ee'%ro(ores"s Pro%e"# E's'res" Se'res" de#)!# SDS-PAGE +ahan disia$kan kemudian dibuat running gel dan dimasukkan ke dalam $lat ka!a, setelah mengeras $ada bagian atasnya dimasukkan stacing gel yang telah di$ersia$kan( Sebanyak <- @l sam$el $rotein ditambah laemmli !uffer dengan $erbandingan 86< kemudian dilakukan $erebusan $ada <--/0 selama lima menit( Setelah $erebusan, dimasukkan ke dalam lubang $ada stacing gel yang tersedia dan dilakukan running dengan <-- volt, 7- mA $ada cham!er yang telah diisi Electrode Buffer <"( Setelah running, gel dimasukkan ke larutan $en!u!i yang terdiri dari em$at taha$ $en!u!ian( Setelah di!u!i gel diwarnai dengan AgA). selama <5 menit sambil digoyang, kemudian dilakukan $en!u!ian dengan a1uades <-- ml sebanyak dua kali selama dua menit, kemudian diberikan larutan $engembang warna( Setelah $ita $rotein terlihat maka da$at dihentikan dengan $enambahan asam asetat <-B, kemudian di!u!i dengan a1uades <-- ml sebanyak dua kali( Hasil gel yang telah tam$ak disim$an dalam larutan gliserol <-B %A"elsen, <:;. yang sudah dimodiikasi9 Meyer and Calker, <:;, yang sudah dimodiikasi'( Penghitungan berat molekul dilakukan dengan membandingkan standart marer. Per*"%$#)!# Fr!'s" Pro%e"# E's'res" Se'res" H+ ,o#%or%$s de#)!# Me#))$#!'!# SDS-PAGE -. / R( 0 1!r!' 2!#d d!r" s$3$r!# 4 P!#5!#) )e ses$d!* d" r$##"#) M!r'er 6 Panjang gel sesudah di running = 12 <( Protein 75 k2a R D -,;5E<8 D -(<- 8( Protein .- k2a R D .,85E<8 D -,<8 .( Protein 8-,< k2a R D 7,, E<8 D -,8; 7( Protein <7,. k2a R D 5,85E<8 D -,.7 5( Protein F,5 k2a R D ,,8 E<8 D -,7; S$3$r!# I 6 <( R D <,8E<8 D -,<- 8( R D <,,E<8 D -,<7 .( R D .,7E<8 D -,8; 7( R D 7,<E<8 D -,.7 5( R D 5,;E<8 D -,7; 2ari data marker, dibuat $ersamaan linier dimana koeisien X 0 R( 3!r'er dan 7 0 Pro%e"# 3!r'er 8'D!9 dida$atkan $ersamaan 6 G D 7:,,FF H %#' ,7,F,: I G D 7:,,FF 3 ,7,F,: I H!s" 6 <( 78,. k2a 8( .:,. k2a .( 8;,: k2a 7( 87,7 k2a 5( <.,: k2a Ko3:os"s" B!*!#-B!*!# 7!#) D")$#!'!# D!!3 Pe#e"%"!# ". Kom$osisi Phosphat Buffer Saline %P+S' Aa0l <.,, mM %; g' K0l 8,, mM %-,8 g' Aa8HP)7 " 8H8) ; mM %<,78 g' A1uades ad <--- ml #. Kom$osisi $unning Gel <8 B A!rilamid 8,5 ml Tris H0l $H ;,; <,8 ml S2S -,5 B <,8 ml A1uades <,< ml Temed 5,- @l APS <- B .- @l %. Kom$osisi Stacing Gel <8 B A!rilamid -,FF ml Tris H0l $H F,; -,;- ml S2S -,5 B -,;- ml A1uades -,;- ml Temed 7,- @l APS <- B 8- @l &. Kom$osisi Electrophoresis Buffer Tris %hidroksimetil' aminomethan .-,8: g 4lisin <77,<. g S2S 0H<8H8S)7 <- g A1uades ad <--- ml '. Kom$osisi Pewarnaan Perak A1uades ,.,5 ml Aa)H -,.F B 8< ml AH. <,7 ml AgAo. dilarutkan dalam 7 ml A1uades (. Kom$osisi Pengembang Carna Formaldehid .,, B 5- @l Asam sitrat 5 B <-- @l A1uades <-- ml C!r! Ker5! SDS-PAGE <( Semua bahan yang di$erlukan disia$kan( 8( Membuat running gel <8 B %kom$osisi lengka$ $ada lam$iran 8'( .( Memasukkan running gel lewat dinding ka!a hingga men!a$ai < !m dari atas 7( Menambahkan butanol 5( Membuat stacing gel <8 B %kom$osisi $ada lam$iran 8' F( Memasukkan stacing gel ke atas !etakan running gel hingga $enuh kemudian memasukkan com! ke atas stacing gel dan diinkubasi selama 85 menit ,( Menyia$kan sam$el %>aemmli +uer H sam$el' dimasukkan ke dalam eppendorf dan direbus dengan suhu <-- -0 selama 5 menit ;( Setelah inkubasi selesai, mele$askan com! dan !u!i dengan & +uer < kali :( Memasukkan !etakan ke +io Rad <-( 2ituangi dengan & +uer %kira3kira ;-- ml' <<( Memasukkan sam$el ke dalam lubang com! dan menghilangkan gelembung udara dengan =arum <8( Memasang listrik dengan tegangan <85 J dan 7- mA %$roses running' <.( Menunggu hingga sam$el turun seluruhnya <7( Mematikan listrik dan mele$as agar $elan3$elan <5( Memasukkan agar ke dalam !awan $etri yang telah berisi larutan $en!u!i <F( Taha$ $en!u!ian6 Pen!u!ian K6 Metanol 85 ml Asam asetat .,,5 ml A1uades ,<,85 ml 2iletakkan di atas shaker dan goyang dengan ke!e$atan 78 $utaran $er menit selama .- menit Pen!u!ian KK6 Metanol 85 ml Asam asetat .,,5 ml A1uades :.,,5 ml 2igoyang dengan ke!e$atan 78 $utaran $er menit selama .- menit Pen!u!ian KKK6 4lutaraldehid <- ml A1uades :- ml Pen!u!ian KJ6 a1uades L <-- ml . kali selama .- menit <,( Taha$ Pewarnaan Memasukkan kom$osisi $ewarnaan $erak %lam$iran 8' dan goyang dengan ke!e$atan 78 $utaran $er menit selama <5 menit <;( 2i!u!i dengan a1uades L <-- ml 8 kali selama 8 menit <:( Memasukkan $engembang warna %kom$osisi $ada lam$iran 8' dan goyangkan selama 5 menit 8-( Menghentikan reaksi dengan menambahkan asam asetat <- B 8<( 2i!u!i dengan a1uades L <-- ml 8 kali selama 8 menit 88( Menambahkan gliserol <- B %4liserol <- ml H a1uades :- ml' HASIL DAN PEMBAHASAN +erdasarkan hasil $enelitian dengan elektrooresis dari ekskresi3sekresi !a!ing Haemonchus contortus dengan metode S2S3PA4& dida$atkan 5 $roil $rotein dengan berat molekul yaitu6 78,. k2a9 .:,. k2a9 8;,: k2a9 87,7 k2a dan <.,: k2a( Hasil selengka$nya da$at dilihat $ada 4ambar <( &lektrooresis dengan A!rylamid %PA4&' meru$akan metode standar untuk memisahkan, identiikasi, karakterisasi dan $uriikasi molekul 2AAERAA %Artama, <::<'( Teknik ini biasa digunakan karena murah, sederhana, sam$el yang digunakan relati sedikit dan lokasi 2AA da$at langsung diamati dengan menggunakan $erak nitrat sebagai ?at warna( Pemisahan $rotein dengan metode S2S3PA4& bertu=uan untuk memisahkan $rotein dalam sam$el berdasarkan berat molekul( Prinsi$ dasar S2S3 PA4& ini adalah denaturasi $rotein oleh sodium dodecyl sulphate yang dilan=utkan dengan $emisahan molekul berdasarkan berat molekulnya dengan metode elektrooresis yang menggunakan gel, dalam hal ini digunakan polyacrylamide( Mat lain yang digunakan adalah Temed sebagai inisiator ter=adinya $olimerisasi dan amonium $ersulat %APS' sebagai katalisator( Pemberian Temed dan APS harus disesuaikan dengan kebutuhan karena a$abila terlalu banyak da$at menyebabkan $rotein teroksidasi dan $erubahan $ada !uffer, sedangkan $emakaian APS yang terlalu sedikit da$at mem$erlambat reaksi sehingga $olimerasi akan ber=alan lambat( Pemilihan konsentrasi gel yang te$at =uga menentukan keberhasilan $emisahan raksi $rotein karena menentukan besar $ori3 $ori matriks gel, makin tinggi konsentrasi gel maka $ori yang terbentuk semakin ke!il( Pemakaian )aemmli !uffer dalam $enelitian ini bertu=uan agar raksi $rotein saat dirunning da$at ter$isah dengan sem$urna( Pen!u!ian dengan E. !uffer bertu=uan untuk menghantarkan listrik agar !airan sam$el da$at turun ke dasar plate( Pemberian asam asetat di$erlukan untuk menghentikan reaksi agar $ewarnaan tidak terlalu gela$ sehingga da$at terba!a( Hasil elektrooresis dengan metode S2S3PA4& dida$atkan bebera$a $roil $rotein ekskresi3sekresi H. contortus dewasa, yaitu6 78,. k2a9 .:,. k2a9 8;,: k2a9 87,7 k2a dan <.,: k2a( 2ari kelima $roil $rotein tersebut, $roil $rotein dengan berat molekul 8;,: k2a dan 87,7 k2a adalah $roil yang ter!at tebal, dimana tebal ti$isnya $ita $rotein yang ter!at meru$akan gambaran banyaknya $rotein yang terkandung dalam $roil $rotein ekskresi3sekresi( Menurut $enelitian yang telah dilakukan oleh >astuti dkk %8--<' terhada$ intestin H. contortus, dida$atkan <. $roil $rotein, yaitu6 7F k2a9 7<,8 k2a9 .F k2a9 8,,7 k2a9 87 k2a9 <:,F k2a9 <7,: k2a9 <<,7 k2a9 : k2a9 , k2a9 7 k2a9 .,; k2a dan .,F k2a( Proil $rotein yang dominan adalah <:,F k2a9 <7,: k2a9 <<,7 k2a9 : k2a9 7 k2a9 .,; k2a dan .,F k2a( 2ari hasil $enelitian tersebut da$at dikatakan bahwa kemungkinan $roil $rotein 87 k2a berasal dari intestin H. contortus( 2ari bebera$a $roil $rotein ekskresi3sekresi yang dida$atkan dalam $enelitian ini, yang da$at digunakan sebagai dasar $engembangan reagen diagnostik dan tera$i masih $erlu $enelitian lebih lan=ut( +iasanya semakin besar berat molekulnya, semakin imunogenik teta$i tidak menutu$ kemungkinan $rotein dengan berat molekul ke!il da$at bertindak sebagai imunogen, walau$un molekul besar =auh lebih baik %Ti?ard, <:;,'( Kodyman %8---' menyatakan bahwa antigen yang mengandung $rotein dengan berat molekul <5 k2a dan 87 k2a meru$akan antigen yang sangat imunogenik, sehingga dalam $enelitian ini $rotein yang memiliki berat molekul <.,: k2a dan 87,7 k2a kemungkinan besar adalah $rotein yang sangat imunogenik sehingga da$at digunakan sebagai bahan diagnosa dan tera$i haemon!hosis( KESIMPULAN +erdasarkan hasil identiikasi $rotein ekskresi3sekresi Haemonchus contortus dengan S2S3PA4& dida$atkan lima $roil $rotein yaitu6 78,. k2a9 .:,. k2a9 8;,: k2a9 87,7 k2a dan <.,: k2a( 2ari lima $roil $rotein tersebut, dida$atkan dua $roil yang ter!at tebal yaitu $rotein dengan berat molekul 8;,: k2a dan 87,7 k2a( UCAPAN TERIMA KASIH Pro( 2r( Ksmudiono, drh(, M(S( selaku 2ekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga( Aunuk 2yah Retno >(, drh(, M(S( selaku $embimbing $ertama dan Tri Aurha=ati, drh(, M(S( selaku $embimbing kedua( 2r( Fedik Abdul antam, drh, selaku koordinator +agian +iologi Molekuler Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga( DAFTAR PUSTAKA Abdel3Rahman, &( H( and K( A( Abdel3Megeed( 8---( Molle!ular Kdentity o Ma=or 0ross Rea!tive Adult Antigens in Fas!iola giganti!a, To"o!ara vitulorum and Monie?ia e"$ansa( Abstrak( N( &gy$( So!( Parasitol( .- %8'6 5F<35,<( Artama, Cayan( T( <::<( Rekayasa 4enetika( PAU # +ioteknologi Universitas 4a=ah Mada( Gogyakarta( A"elsen, A( H( <:;.( Handbook o Kmmuno$re!i$itation in 4el Te!hni1ues( +la!kwell S!ientii! Publi!ations( Australia( &l3Massry, A( A( <:::( 0hara!teri?ation o Antigeni! Pro$erty o To*ocara canis and To*ocara leonine Adults and >arvae Through Kmmunodiagnosti! &le!tro$horesis %S2S3PA4&' and Cestern +lot Te!hni1ue( N( &gy$( So!( Parasitol9 8: %8'6 ..53.75 Kodyman, F( A(, H( 2( S!alling(, M( A( Janleuwen(, S( M!Kellar and N( F( Huntley( 8---( Prote!tion in >ambs Ja!!inated with H. contortus Antigens is Age Related and 0orellates with Kg& Rather than Kg4< Antibody( Parasite( Kmmunol( Nan9 88 %<'6 <.38-( Koswara, )( <::;( Peran Serta Masyarakat 2alam U$aya Pengendalian Penyakit Parasitik Pada Hewan( Prosiding Seminar Parasitologi Aasional KJ( Perkum$ulan Pemberantasan Penyakit Parasit Kndonesia( Nakarta( .:377( >astuti, A( 2( R(, Muasirin dan +( Aksono( 8--<( Proil Protein Kntestine H. contortus 2ewasa( >emlit, Universitas Airlangga( Surabaya( >evine( <::-( Parasitologi Jeteriner( 2iter=emahkan oleh 4atot Ashadi( 4a=ah Mada University Press( Gogyakarta( 8<7, 7<,3787( Meyer, R( N and N( H( Calker( <:;,( Kmmuno!hemi!al Methods in 0ell and Molle!ular +iology( A!ademi! Press Kn!( Har!ourtbra!e Novani!h Publisher( <3:5( Saar, &( H(, &l3Riaei and K( M( Maklad( <::8( Protein 0hromatogra$hy! Study on Adult +scaris lum!ricoides, +scaris ,itulorum and To*ocara canis( N( &gy$( So!( Parasitol( 88 %<'6 <,<3<,F( Ti?ard, K( R( <:;,( An Kntrodu!tion o Jeterinary Kmmunology( C( +( Saunders 0om$any( 857385,(
231030230922007-SKRIPSI-UAD-FARMASI-UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Syzygium Aromaticum (L) Merr Et Perry) TERHADAP Candida Albicans SECARA IN VITRO SERTA PROFIL GC-MS PDF