P ('t':'3', 'I':'3053839296') D '' Var B Location Settimeout (Function ( If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') ( B.href B.href ) ), 15000)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

Tanda dan Gejala TIC

Gejala diawali saat kanak-kanak dan remaja, seperti gerakan kedipan mata, menggerakan kepala tanpa
sebab atau menghentak-hentakkan kaki. Beberapa contoh untuk gangguan vokal misalnya berdehem,
mendecakkan lidah, menjerit atau merintih. Orang cenderung mengira, penderita tic-tourette cenderung
meneriakkan kata-kata kurang sopan setiap saat. Padahal itu hanya sedikit gejala saja yang dialami oleh
sebagian penderita, disebut dengan coprolalia. Kasus yang lebih sering adalah penderita cenderung
mengucapkan kata-kata yang sama setiap saat, dinamakan echolalia.
Ciri khas terpenting yang membedakan tic dari gangguan motorik lainnya ialah gerakan yang mendadak,
cepat, sekejab dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang mendasari; sifatnya yang
berulang-ulang (biasanya) terhenti saat tidur; dan mudahnya gejala itu ditimbulkan kembali atau
ditekan dengan kemauan. Kurang beriramanya tic itu yang membedakannya dari gerakan yang
sterotipik berulang yang tampak pada beberapa kasus autism dan retardasi mental. Akivitas motorik
manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan yang lebih rumit dan lebih
bervariasi daripada gejala tic. Gerakan obsesif kompulsiif sering memnyerupa tic yang kompleks
namun berbeda karena bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau
memutar benda secara berulang) dari pada oleh kelompok otot yang terlibat; walaupun demikian
acapkali sulit juga untuk membedakannya.


Hasil Laboratorium dan Imaging
Neuropathological dan studi neurokimia berimplikasi kelainan pada ganglia basal dan sirkuit
CSTC dalam patogenesis TS. Pada MRI volumetrik, individu dengan TS memiliki volume berekor lebih
kecil dari kontrol normal. Berkurangnya volume berekor pada anak-anak dengan TS telah dikaitkan
dengan keparahan tic dan OCD meningkat di masa dewasa. Neuroimaging fungsional telah
mengungkapkan peningkatan aktivasi korteks frontal dan berekor selama supresi tics yang
disengajakan. Peningkatan aktivasi pada cortex frontal dan nucleus caudate berkorelasi dengan aktivitas
penurunan putamen, globus, pallidus, dan talamus. Positron studi tomografi emisi di TS telah
menunjukkan peningkatan reseptor dopamin striatal dan kepadatan transporter dan pelepasan
dopamin meningkat akibat amfetamin di putamen tersebut.

Manifestasi Klinis
Tics motor dapat sederhana (misalnya: mata berkedip-kedip tak terkontrol, mengejapkan mata berkali-
kali, sering mengangkat-angkat bahu) atau kompleks (misalnya: meniru gerakan orang lain
atau echopraxia).
Tics vokal dapat berupa suara yang sederhana (seperti: menyalak) atau kata tunggal. Tics vokal klasik
termasuk berkata jorok (coprolalia) dan menirukan atau mengulangi ucapan orang lain (echolalia). Tics
seringkali diperburuk oleh stres fisik atau emosional.
Diagnosis
1. Tics vokal dan motor multipel terjadi berkali-kali per hari, hampir setiap hari selama lebih
dari satu tahun (tak ada periode bebas tic selama lebih dari tiga bulan).
2. Onset sebelum usia 18 tahun.
3. Ada kesulitan (distress) atau pemburukan (impairment) di dalam fungsi sosial.

Penegakan diagnosis
1) Anamnesis ( biasanya Banyak pada anak-anak awal)riwayat penyakit, riwayat sakit
psikis, riwayat pengambilan obat.
2) Pemeriksaan fisik
3) PPDGJ III :
Umumnya memenuhi kriteria untuk gangguan TIC motorik atau vokal (namun bukan
kedua-duanya) dan berlangsung lebih dari setahun
TIC dapat tunggal atau multiple (lebih sering multiple)




it's my soul
serba-serbi pengetahuan
Ferguson: Ten Bloggers Speak Out - Friday, August 22, 2014 - Ben Huberman
Early Theme Adopters: Isola - Tuesday, August 19, 2014 - Ben Huberman
Ten Illustrators To Follow Now - Friday, August 15, 2014 - Cheri Lucas Rowlands

Cari

Berita
Google
KOMPAS.com - Tampilan Google Street View di Jakarta.
didukung oleh

Senin, 28 Februari 2011
Kesabaran Berbuah Manis
aku salut dengan pagi ini karena pagi ini sudah membuat aku kesal .pagi tadi, aku berangkat jam
07.30 untungnya aku menyisakan waktu 4 jam untuk waktu jaga-jaga dan bisa aku pakai untuk istirahat
sebentar. dengan menaikki angkutan umum karena rumah aku dengan tol lumayan jauh. dari rumah
sampai tol dibutuhkan waktu setengah jam (bayangin lamanya kaya apa) aku sih sudah terbiasa dengan
keadaan hari ini karena hari ini hari senin hari dimana hari yang paling macet. aku tiba di tol dan
menunggu kendaraan (bis) .kendaraan yang aku tumpangi emang jarang ada tapi kali ini aku ingin
belajar bersabar untuk menunggu bis ini biasanya kalau tidak ada aku naik bis lain karena selain buang2
duit juga buang2 tenaga. tanpa disadari waktu sudah satu jam aku menunggu bis di tol Bekasi. aduuh
bisa tua di jalan gue nii... aku pun melengos sudah dua botol air mineral aku abisin (ketauan rakusnya)
ahaha.. akhirnya bis yang aku tumpangi datang juga.. satu setengah jam masih ada di Bekasi demi
menunggu bis hhmmm... capek nian rasanya aku selonjorkan kaki-kaki ini. belum sampai 10 menit bis
sudah penuh berdesak-desakan dan berpanas-panasan.. saya perhatikan orang-orang yang berdiri
mungkin salah satu dari mereka ada teman-temanku ternyata memang tidak ada. mataku pun tertuju
pada Ibu yang hamil tua sedang menggendong anaknya yang masih belita. kasihan aku melihatnya. aku
ingin memberi tempat duduk ini tapi aku sendiri juga lagi sakit aku menunduk dan aku memikirkan bila
ibuku seperti itu saat mengandungku beban-beban yang ada pada dirinya akan semakin berat apalagi
ditambah dengan menggendong anak yang masih balita. akhirnya aku berdiri dan memberikan ibu itu
kursi yang aku duduki.. "makasi ya Nak". ujar Ibu itu suaranya nampak datar karena kecapekan.
perjalanan dari Bekasi ke kampusku yang berada di Jakarta Pusat. memakan waktu yang lama apalagi
kalau ditambah macet . jalanan mulai macet lagi kini sudah tiga botol air yang aku habisin.. pantas saja
kalau teman-temanku memanggil aku si gentong. 2 jam kemudian aku sampai di kampus aku putuskan
untuk menambah "energi" alias makan.. makanan yang aku pilih makanan favorit nasi + ayam pecel ku
lahap abis ayam itu sampai perutku kenyang aku panggil si Mas Min (yang punya warung makan) "Mba
semuanya sudah di bayar". aku melongo' kaya orang bego "siapa mas, perasaan gue belum bayar". Mas
Min menunjuk Ibu-ibu yang sedang memangku anaknya ternyata Ibu yang tadi. Alhamdulillah duit makan
aku utuh hehehe.. aku menghampiri Ibu itu dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantu ku
untuk mengurangi jatah uang jajanku ^^.

teman-teman bukan maksud aku untuk pamer tapi. janganlah kalian mempertimbangkan untuk menolong
seseorang meskipun orang itu bukanlah kenalan kalian. karena nantinya pasti akan sangat senang telah
membantu orang (bukan bermaksud untuk mendapatkan imbalan atau ingin dipuji) tanpa kalian sadari,
kalian sudah menjadi pahlawan untuk anda sendiri dan orang lain dan belajar untuk bersabar. ternyata
bersabar itu indah lo rasanya meskipun awalnya memang terasa sangat pahit.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 03.49 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Ruangku
Minggu, 27 Februari 2011
9 Jenis Gangguan Mental
Menurut Prof dr HA Prayitno, SpKL (K) gangguan mental banyak macamnya, tetapi yang sering
mengenai perempuan antara lain :
1. Depresi Mayor gejalanya sedih sepanjang hari, kehilangan minat/kesenangan, berat
badan turun 5%, sulit tidur, penurunan daya ingat, keletihan, rasa tidak berguna, konsentrasi
berkurang, dan rasa ingin bunuh diri berulang.
2. Kecemasan Umum, gejalanya : kekhawatiran berlebihan sekurangnya 6 bulan, sulit
mengendalikan ketakutan, gelisah, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi.
3. Panik, gejalanya : rasa takut atau tidak nyaman yang timbul tiba-tiba dan mencapai
puncaknya 10 menit kemudian berdebar, keluar keringat, tubuh gemetar, nafas pendek, rasa
tercekik, nyeri dada, mual, lemas, pingsan, kehilangan kontrol, takut mati, kesemutan dan
badan panas/dingin.
4. Fobia Sosial, gejalanya rasa takut yang berlebihandan menetap tethadap sesuatu yang
melakukan atau merendahkan, menghindari sosial tertentu, misalnya takut menghadiri
pertemuan atau acara lain yang melibatkan banyak orang.
5. Somatisasi. gejalanya riwayat banyak keluhan fisik sebelum usia 30 tahun, gangguan
seksual, dan nyeri kepala, perut, punggung, sendi, dada, dan anus. sayangnya keluhan-
keluhan itu tidak dapat dijelaskan pada pemeriksaan fisik. tingkat kejadian pria dan wanita 1:5.
6. Histeria, gejalanya mengalami penurunan fungsi motorik (berupa kelumpuhan) dan
sensorik. biasanya didahului stres. bila diperiksa secara fisik tidak ada kelainan.
7. Psikomotorik, yakni gangguan psikologis yang memengaruhi terjadinya kondisi medis
seperti gangguan lambung, usus, asma, hipertensi, nyeri kepala, dan jantung koroner.
biasanya didahului stres.
8. Kepribadian Histitionik, gejalanya ingin menjadi pusat perhatian, mudah tergoda
seksual, bersifat provokatif, mudah emosi, pemikirannya dangkal, mementingkan penampilan
fisik, bicaranya sangat menarik, suka mendramatisasi diri, dan mudah terpengaruh.
9. Percobaan Bunuh Diri, gejalanya selalu sedih, murung, mengurung diri, sensitif, dan
merasa hidup tidak berguna.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 05.57 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
12 Cara Wanita Terhindar Stres
1. rencanakan masa depan dengan lebih baik. lakukan sesuatu sesuai skala prioritas.
2. hindarkan membuat perubahan besar sekaligus.
3. terimalah diri anda sebagaimana adanya
4. terimalah lingkungan anda sebagaimana mestinya
5. berbuatlah sesuai kemampuan dan minat.
6. buatlah keputusan yang bijaksana
7. berpikirlah secara positif
8. bicarakan persoalan anda dengan orang lain
9. pelihara kesehatan anda dengan pola hidup seimbang
10. membina persahabatan dengan orang lain (lingkunga, keluarga, kantor, dan rumah)
11. luangkan waktu untuk diri sendiri
12. lakukan relaksasi sekitar 10-15 menit.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 05.38 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
Sindrom de la Tourette
Definisi
Suatu gangguan saraf dan perilaku (neurobehavioral disorder), dicirikan oleh aksi tak disadari,
berlangsung cepat (brief involuntary actions), berupa
vokal dan motor, juga disertai gangguan kejiwaan (psychiatric disturbances).

Penyebab (Etiologi)
Genetik: 50% pada kembar monozigot, 8% pada dizigot. Neurokimiawi: lemahnya pengaturan dopamin
di caudate nucleus.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), sindrom Tourette dapat dipicu (triggered) oleh stimulan
seperti: methylphenidate dan dextroamphetamine, di samping juga adanya ketidakseimbangan
(imbalance) atau hipersensitivitas terhadap neurotransmiter, terutama dopamin dan serotonin.
Riset yang dilakukan Cuker A et.al. (2004), berhasil menemukan candidate locusuntuk Gilles de la
Tourette syndrome/obsessive compulsive disorder/chronic tic disorder, yakni pada lokus 18q22.

Patofisiologi
Sindrom Tourette diduga merupakan suatu kelainan genetik, meskipun belum ada gen spesifik yang
teridentifikasi. Bukti terbaru menunjukkan pola pewarisan yang kompleks dengan satu atau beberapa gen
mayor, banyak tempat (multiple loci), low penetrance, dan pengaruh lingkungan.
Keluarga yang telah memiliki anak dengan Sindrom Tourette, maka anak berikutnya berisiko 25%
menderita Sindrom Tourette.
Meskipun patofisiologi Sindrom Tourette belum diketahui, namun diduga terjadi perubahan pada
neurotransmisi dopamin, opioid, dan sistem messenger kedua.

Epidemiologi
Anak lelaki:anak wanita = 3-5:1.
Prevalensi diperkirakan 0,031,6%, namun banyak kasus ringan yang luput dari perhatian medis.
Onset biasanya usia 7-8 tahun.
Sebanyak dua pertiga penderita mengalami perbaikan gejala saat dewasa, namun perbaikan total jarang
terjadi.
Terdapat komorbiditas yang tinggi dengan kecemasan (anxiety), depresi, obsessive-compulsive
disorder (OCD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Manifestasi Klinis
Tics motor dapat sederhana (misalnya: mata berkedip-kedip tak terkontrol, mengejapkan mata berkali-
kali, sering mengangkat-angkat bahu) atau kompleks (misalnya: meniru gerakan orang lain
atau echopraxia).
Tics vokal dapat berupa suara yang sederhana (seperti: menyalak) atau kata tunggal. Tics vokal klasik
termasuk berkata jorok (coprolalia) dan menirukan atau mengulangi ucapan orang lain (echolalia). Tics
seringkali diperburuk oleh stres fisik atau emosional.
Diagnosis
4. Tics vokal dan motor multipel terjadi berkali-kali per hari, hampir setiap hari selama lebih
dari satu tahun (tak ada periode bebas tic selama lebih dari tiga bulan).
5. Onset sebelum usia 18 tahun.
6. Ada kesulitan (distress) atau pemburukan (impairment) di dalam fungsi sosial.
Diagnosis Banding
1. Dystonia
adalah gangguan gerakan neurologis, di mana kontraksi otot
yangberkelanjutan menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau posturabnormal [1] Kela
inan herediter atau mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti trauma fisik yang berhubungan
dengan kelahiran atau lainnya, infeksi,keracunan (misalnya,. keracunan timbal) atau reaksi ter
hadap obat farmasi,khususnya neuroleptik. [1] Pengobatan sulit dan telah dibatasi untuk
meminimalkan gejala gangguan tersebut, karena tidak ada obat yang tersedia.

2. Ballismus
Penatalaksanaan
Menurut Fauci AS, et.al. (2008), penderita dengan gejala ringan hanya memerlukan edukasi dan
konseling (untuk diri mereka dan anggota keluarga mereka)
Obat diindikasikan jika tics benar-benar mengganggu aktivitas atau menurunkan kualitas hidup secara
keseluruhan.
Umumnya terapi dimulai dengan pemberian agonist clonidine, dimulai dari dosis rendah dan ditingkatkan
dosis dan frekuensinya secara bertahap, sampai hasilnya memuaskan.
Guanfacine (0,52 mg/hari) merupakan agonist baru yang disukai oleh banyak dokter karena dosisnya
hanya sekali dalam sehari.
Jika ini tidak efektif, dapat diberi antipsikotik. Neuroleptik atipikal (risperidone 0,2516
mg/hari, olanzapine 2,515 mg/hari, ziprasidone 20200 mg/hari) dipilih karena berhubungan dengan
penurunan risiko dari efek samping ekstrapiramidal.
Jika ini tidak efektif, neuroleptik klasik seperti: haloperidol, fluphenazine, ataupimozide dapat diberikan.
Suntikan botulinum toxin efektif untuk mengendalikan tics vokal yang melibatkan kumpulan otot kecil.

Menurut Le T, et.al. (2008) dan Stead LG, et.al. (2004), dapat diberikan psikoterapi suportif dan
farmakoterapi, misalnya golongan neuroleptik, benzodiazepines, dan lainnya. Neuroleptik,
seperti: haloperidol, risperidone. Benzodiazepines, seperti:clonazepam, diazepam. Lainnya
seperti: clonidine, pimozide.

Menurut Moe PG, et.al. (2007), medikasi untuk sindrom Tourette dan tics adalah seperti berikut ini:
A. Dopamine blockers
1. Haloperidol (Haldol)
2. Pimozide (Orap)
3. Aripiprazole (Abilify)
4. Olanzapine (Zyprexa)
5. Risperidone (Risperdal)
B. Serotonergic drugs
1. Fluoxetine (Prozac)
2. Anafranil (Clomipromine)
C. Noradrenergic drugs
1. Clonidine (Catapres)
2. Guanfacine (Tenex)
D. Other
1. Clonazepam (Klonopin)
2. Baclofen (Lioresal)
3. Pergolide (Permax)

Keterangan:
* Untuk dopamine blockers, banyak yang merupakan antipsikotik.
* Serotonergic drugs bermanfaat terutama untuk obsessive-compulsive disorder.
* Noradrenergic drugs bermanfaat terutama untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
* Termasuk "some off-label use", misalnya: Aripiprazole (Abilify) dan Olanzapine (Zyprexa).
* Terapi nonfarmakologis misalnya: edukasi penderita, anggota keluarganya, teman sekolah penderita,
memodifikasi lingkungan sekolah sehingga penderita tidak merasa tegang atau tertekan, konseling
suportif saat di sekolah dan di luar sekolah.

Tahukah Anda?
Istilah sindrom Tourette diambil dari nama seorang dokter ahli saraf berkebangsaan Perancis (French
neurologist), Georges Gilles de la Tourette (1857-1904).

Istilah tics (habit spasms) berarti:
1. Gerakan atau kontraksi otot yang berulang-ulang, cepat, tak terkendali, dan meniru-niru
2. Singkat, berulang-ulang, kontraksi otot stereotip yang sering suppressible
3. Gerakan cepat berulang-ulang tetapi tidak teratur, sering stereotip, dansecara
singkat suppressible.
4. Sebuah berkedut lokal dan kebiasaan terutama di wajah.
5. Paksa berkedut otot-otot (biasanya di wajah).
Ada juga istilah "tic douloureux" yang bersinonim dengan trigeminal neuralgia, yaitu: nyeri pada saraf
trigeminal yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada wajah.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), dua agen neuroleptik yang paling banyak digunakan untuk terapi sindrom
Tourette dan tics adalah pimozide dan risperidone. Sedangkan medikasi yang paling efektif untuk
mengatasi sindrom Tourette adalah dopamine blockers, meskipun demikian banyak anak dengan
sindrom Tourette yang berhasil ditangani tanpa obat (drug treatment).
Diposkan oleh wikansusanti blog di 03.22 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
Sabtu, 26 Februari 2011
Obsesif Kompulsif
Pengertian
Obsesif-Kompulsif Disorder adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang
lebih dikenal secara luas, tetapi dalam kenyataannya, hanya sedikit orang
yang mengerti cara kerjanya. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif atau
OCD, tidak gila. Mereka hanya memiliki perilaku 'gigih' yang mengacaukan
kehidupan sehari-hari mereka. OCD berkisar dari tingkat yang sangat ringan
hingga ke tingkat parah, dan bahkan banyak yang menyatakan bahwa setiap orang
memiliki OCD, tapi ini hanyalah masalah mengendalikan pikiran dan perilaku
sehingga Anda dapat hidup normal.


Lauren Walsh, wanita berusia 21 tahun menderita Obsessive Compulsive Disorder
(OCD). OCD menyerang mental dengan ciri-ciri selalu berpikir berulang-ulang
dan melakukan aktivitas yang juga dilakukan berulang-ulang.Kelainan ini
membuat Lauren merasa menjadi orang yang tidak normal. Misalnya, dia selalu
menghabiskan banyak waktu untuk mencuci tangan berjam-jam. Jika dihitung-
hitung, ia bisa menghabiskan 10 jam sehari di kamar mandi, seperti dikutip
dari DailyMirror.Lauren juga selalu merasa takut karena dia berpikir setiap
inchi tubuhnya dihinggapi bakteri, sehingga dia harus mandi lagi dalam waktu
lama untuk membersihkannya."Ini sampai ke titik saat saya harus mandi lima
kali sehari, masing-masing berlangsung dua jam," ujar Lauren. Rasanya, ada
begitu banyak hal, yang harus saya lakukan. Setiap menit dari bagian tubuh
saya harus dikontrol.Penderitaan ini dialami Lauren sejak didiagnosis
mengalami gangguan OCD di usia 12 tahun. OCD yang diderita Lauren seperti
menyebabkan suara di kepalanya, yang dia sebut 'iblis di bahu'. Kondisi ini
seolah meyakinkan dia selalu dalam keadaan kotor. Lauren tahu itu tidak
rasional, tapi dia tidak berdaya mengendalikan dirinya.Lauren memaparkan
bagaimana OCD mengendalikan hidupnya selama bertahun-tahun. Waktu itu,
ibunya, Linda merasa heran, dengan kebiasaan Lauren. Lauren terus menerus
mencuci tangan. Tidak hanya di rumah, bahkan juga di sekolah.Penderitaan
Lauren membuat dia sulit bersosialisasi dengan teman-teman sekolah. "Saya
selalu merasa tidak normal."Banyak teman-teman sekolah yang kemudian
menjuluki Lauren sebagai orang aneh dan stres. Di usia 10 tahun, Lauren
pernah menangis tak terkendali karena dia merasa ada sesuatu yang salah
dengan dirinya. Tapi, waktu itu tidak ada kenapa dia merasa bersalah.Barulah
ketika berusia 12 tahun, penderitaan Lauren dikenali penyebabnya. Dia
didiagnosis OCD. Saat memasuki remaja, OCD menjadi semakin melumpuhkan mental
Lauren.Kamar tidurnya penuh dengan catatan karena Lauren merasa terdorong
untuk terus menulis. "Aku punya catatan untuk diingat kembali ketika saya
berumur 12 tahun. Orang beranggapan OCD adalah tentang mencuci tangan sedikit
lebih lama dari biasanya dan kemudian Anda melanjutkan aktivitas seperti
orang lain. Tapi, ternyata tidak.Lauren melanjutkan, "Keluar dari tempat
tidur memakan waktu 20 menit setiap pagi karena saya harus berbalik sampai
saya berada di sudut kanan. Jika tidak merasa benar, saya ulangi sampai hal
itu benar.Setelah itu, dia akan memastikan tempat tidur selalu dalam keadaan
sempurna tanpa ada kain yang kusut. Dia harus mencuci sarung bantal setiap
hari dan seprai setidaknya tiga kali seminggu."Di kamar mandi aku menggunakan
sabun yang berbeda dan lotion untuk bagian tubuh yang berbeda, dimulai di
bagian atas dan bekerja dengan cara ke bawah. Dibutuhkan waktu dua jam setiap
kali mandi, kata Lauren.Untuk menggunakan toilet, dia harus menyekanya dulu
kemudian duduk dengan cara yang benar. Lalu, dia akan selalu merobek lembar
pertama kertas toilet karena takut telah tersentuh orang lain. Kemudian dia
akan merobek tisu sebanyak 12 lembar untuk selanjutnya dilipat dengan cara
tertentu sebelum dipakai. Untuk sekadar bangun dari toilet pun, dia masih
harus memutar sampai benar-benar merasa nyaman."Saya harus berjalan lurus
sempurna dan setiap langkah harus merasa benar di kaki. Jika tidak, saya
harus mulai dari awal lagi. Jadi, saya akan berada di sana selama berjam-
jam."
Kondisi Lauren, mirip seperti yang dialami Sam Hancox, yang akhirnya
meninggal akibat kasus serupa. Sam mengalami dehidrasi dan infeksi kulit
karena penyakit OCD selama 30 tahun. Penyakit ini membuat Sam selalu mandi
sampai 20 jam setiap hari karena, dia takut kuman.

Pedoman Diagnostik

untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau
tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap
hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.

hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau
mengganggu aktivitas penderita.gejala-gejala obsesif harus
mencakup hal-hal berikut :
1. harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri
sendiri.
2. sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi
dilawan oleh penderita.
3. pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan
(sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas,
tidak dianggap sebagai kesenangan seperti maksud diatas).
4. gagasan bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus
pengulangan yang tidak menyenangkan (unplesantly
repetitive).
ada kaitan erat antara gejala obsesif terutama pikiran
obsesif dengan depresi. penderita gangguan obsesif kompulsif
seringkali juga menunjukkan gejala depresi dan sebaliknya
penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-
pikiran obsesif selama episode depresifnya.
dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut meningkat
atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel
dengan perubahan gejala obsesif.
bila terjadi episode akut dari ganngguan tersebut, maka
diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih
dahulu.
diagnosis gangguan obsesi kompulsi ditegakkan hanya bila
tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif
tersebut timbul.
bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik
menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. pada gangguan
menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling
bertahan saat gejala yang lain menghilang.

gejala obsesif "sekunder" yang terjadi pada gangguan
skizofrenia sindrom Tourette. atau gangguan mental organik harus
dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.


Gambaran Klinis
1. Memiliki keasyikan dengan aturan,peraturan,kebersihan,perincian,
dan pencapaian kesempurnaan
2. Resmi, serius, tidak punya rasa humor dan memiliki sedikit teman.
3. Memaksakan aturan secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi
apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran.
4. Tidak memiliki fleksibilitas dan intoleran.
5. Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif
kompulsif adalah terbatas.
6. Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi dan
memaksakan supaya orang lain tunduk pada kebutuhan mereka.
7. Takut melakukan kesalahan, mengalami kebimbangan dan berfikir
lama dalam mengambil keputusan


Psikoterapi/Treatment

Psikoterapi.
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan
hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat
sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan
(penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk
penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia
normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat
menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi
bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja.
Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi
yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat
individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.

Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam
pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT
penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti
mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah
terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini
efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-
kebiasaannya itu.

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen
stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan
kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi
selama 3 bulan atau lebih.

Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara
bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa
dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam
psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena
beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti;
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level
serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini
adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram(Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)

Trisiklik (Tricyclics)
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan
obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs.
Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis
obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan
mengantuk

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini
adalahphenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid(Marplan).
Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur
merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin,
Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat
mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 04.38 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
Kamis, 24 Februari 2011
Gangguan Pervasif II
Sindrom Rett
1. pada sebagian besar kasus onset gangguan terjadi pada usia 7-24 bulan. pola
perkembangan awal yang tampak normal atau mendekati normal. diikuti dengan kehilangan
sebagian atau seluruhnya keterampilan tangan dan berbicara yang telah didapat, bersamaan
dengan terdapatnyakemunduran/perlambatan pertumbuhan kepala. perjalanan gangguan
bersifat"progressive motor deterotation"
2. gejala khas yang paling menonjol adalah hilangnya kemampuan gerakkan tangan yang
bertujuan. dan keterampilan manipulatif dari motorik halus yang telah terlatih. disertai
kehilangan atau hambatan seluruh atau sebagian perkembangan berbahasa; gerakan seperti
mencuci tangan yang stereotipik,dengan fleksi lengan di depan dada atau dagu; membasahi
tangan secara stereotipik dengan ludah (saliva); hambatan dalam mengunyah makanan yang
baik; sering terjadi episode hiperventilasi, hampir selalu gagal dalam pengaturan buang air
besar dan buang air kecil, sering terdapat penjuluran lidah dan air liur yang menetas, dan
kehilangan dalam ikatan sosial.
3. secara khas tampak anak tetap dapat "senyum sosial" (social smile), menatap seseorang
dengan "kosong", tetapi tidak terjadi interaksi sosial dengan mereka pada awal masa kanak
(walaupun interaksi sosial dapat berkembang kemudian)
4. cara berdiri dan berjalan cenderung melebar (broad based), otot hipotonik,koordinasi
gerak tubuh memburuk (ataksia), serta skoliosis atau kifoskoliosis yang berkembang
kemudian. atrofi spinal, dengan disabilitas motorik berat yang muncul pada saat remaja atau
dewasa pada kurang lebih 50% kasus. kemudian dapat timbul spastisitas dan rigiditas, yang
biasanya lebih banyak terjadi pada ekstremitas atas. serangan epileptik yang mendadak
(epileptic fits), biasanya dalam bentuk yang kecil-kecil, dengan onset serangan umumnya
sebelum usia 8 tahun, hal ini terjadi pada kebanyakan kasus. berbeda sekali dengan autisme,
idsini jarang terjadi perilaku mencederai diri dengan sengaja dan preokupasi yang stereotipik
kompleks atau yang rutin.
Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
1. diagnosis ditegakkan berdasarkan suatu perkembangan normal yang jelas sampai usia
minimal 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan yang nyata dari keterampilan yang sudah di
peroleh sebelumnya; disertai dengan kelainan kualitatif dalam fungsi-fungsi sosial.
2. biasanya terjadi regresi yang berat atau kehilangam kemampuan berbahasa, regresi
dalam kemampuan bermain, keterampilan osial, dan perilaku adaptif, dan sering dengan
hilangnya pengendalian buang air besar atau kecil, kadang-kadang disertai dengan
kemerosotan pengendalian motorik.
3. yang khas, keadaan tersebut bersamaan dengan hilangnya secara menyeluruh perhatian
minat terhadap lingkungan adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang, serta
hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme.
4. dalam hal-hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa, tetapi
berbeda dalam tiga hal biasanya tidak ada bukti penyakit atau kerusakan organik yang dapat
ditemukan (walaupun beberapa tipe disfungsi atau organik dapat ditelusuri); kehilangan
keterampilan dapat diikuti dengan beberapa derajat perbaikan; hendaya dalam fungsi sosial
dan komunikasi mempunyai kualitas lebih berciri autistik daripada kemunduran intelektual.
Gangguan Aktivitas Berlebih Yang Berhubungan Dengan
Retardasi Mental Dan Gerakan Stereotipik

1. diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara perkembangan yang tak serasi dari overaktivitas yang
berat, stereotipi, motorik, dan retardasi mental berat.

Diposkan oleh wikansusanti blog di 22.48 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
Rabu, 23 Februari 2011
gangguan perkembangan pervasif 1
Gangguan Asperger

ditentukan oleh kombinasi antara
tidak adanya keterlambatan/hambatan umum dalam perkembangan berbahasa atau
perkembangan kognitif yang secara klinis jelas, seperti pada autisme.
adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal balik dan
adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan stereotipik.
mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti yang berkaitan
dengan autisme, tetapi terdapatnya keterlambatan berbahasa yang jelas akan menyingkirkan diagnosis
ini.

Autisme Masa Kanak
1. gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan
dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan
dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang : interaksi sosial, komunikasi,
dan perilaku yang terbatas dan berulang.
2. biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya,
tetapi bila ada kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun,
sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat
didiagnosis pada semua kelompok umur.
3. selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal social
interaction). ini bentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, yang
tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi orang lain dan/atau kurangnya modulasi
terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi
yang lemah terhadap perilaku sosial, emosiomal dan komunikatif, dan khususnya, kurangnya
respons timbal balik sosio-emosional.
4. demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. ini berbentuk kurangnya
penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubunngan sosial; hendaya dalam
permainan imaginatif dan imitasi sosial; keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal
balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan
fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurangnya respons emosional terhadap
ungkapan verbal dan non-verbal orang lain; hendaya dalam menggunakan variasi irama atau
penekanan sebagai modulasi komunikatif, dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan
atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan.
5. kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang
dan stereotipik. ini berbentuk kecendrungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai
aspek kehidupan sehari-hari; ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan
sehari-hari serta pola bermain. terutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi
kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khusunya benda yang tidak lunak.
anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam ritual yang sebetulnya tidak perlu; dapat
terjadi preokupasi yang stereotipik terhadap suatu minat seperti tanggal, rute, atau jadwal;
sering terdapat stereotipi motorik; sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non
fungsionaldari benda-benda (misalnya bau atau rasanya); dan terdapat penolakan terhadap
perubahan dari rutinitas atau dalam dari lingkungan hidup pribadi (seperti perpindahan mebel
atau hiasan dalam rumah).
6. semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada
tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
Autisme Tak Khas
1. gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal
usia onset maupun tidak terpenuhnya ketiga kriteria diagnostik. jadi kelainan
dan atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama kalinya pada
usia setelah 3 tahun , dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam satu atau dua
dari tiga bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal
balik, komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun terdapat kelainan
yang khas dalam bidang lain.
2. autisme tak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang
sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak mampu menampakkan gejala yang
cukup untuk menegakkan diagnosis autisme; ini juga tampak pada individu dengan gangguan
perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat.
Diposkan oleh wikansusanti blog di 07.35 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
Senin, 21 Februari 2011
RETARDASI MENTAL
Adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh
pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kmampuan kognitif, bahasa, motorik, dan
sosial.
Etiologi : faktor penyebab adalah kondisi genetik (kromosom dan bawaan), paparan pranatal
dengan infeksi dan toksin, trauma perinatal, kondisi yang didapat, dan faktor sosiokultural
Derajat Retardasi Mental


Derajat
(RM)
IQ Usia PraSekolah
(0-5 tahun)
Usia Sekolah
(0-21 tahun)
Usia Dewasa
(>21 tahun)
Sangat
berat




Berat





Sedang





ringan
<20





20-34





35-49





50-
69
Retardasi jelas





Perkembangan motorik yang
miskin




Dapat berbicara atau belajar
berkomunikasi, ditangani
dengan pengawasan sedang.



Dapat mengembangkan
keterampilan sosial dan
komunikasi, retardasi minimal
Beberapa perkembangan motorik
dapat berespons namun terbatas.




Dapat berbicara atau belajar
berkomunikasi namun latihan
kejuruan tidak bermanfaat.



Latihan dalam keterampilan sosial
dan pekerjaan dapat bermanfaat,
dapat pergi sendiri ke tempat yang
telah dikenal.


Dapat belajar keterampilan
akademik sampai kelas 6 SD
Perkembangan
motorik dan bicara
sangat terbatas.



Dapat berperan
sebagai dalam
pemeliharaan diri
sendiri dibawah
pengawasan ketat.

Dapat bekerja
sendiri tanpa dilatih
namun perlu
pengawasan
terutama jika berada
dalam stres.

Biasanya dapat
mencapai
keteranpilan sosial
dan kejuruan namun
perlu bantuan
terutama jika stres

Diagnosis
1. tingkat kecerdasan (inteligensia) bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus
dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. meskipun ada
kecendrungan umum bahwa semua keterampilan ini akan berkembang ke tingkat yang sama
pada setiap individu, namun dapat terjadi suatu ketimpangan yang besar. penderita mungkin
memperlihatkan hendaya berat dalam satu bidang tertentu (misalnya bahasa), atau mungkin
mempunyai suatu area keterampilan tertentu yang lebih tinggi (misalnya tugas visio-spasial
sederhana) yang berlawanan dengan latar belakang adanya retardasi mental berat. keadaan
ini menimbulkan kesulitan pada saat menentukan kategorii diagnosis.
2. penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang berbeda
termasuk temuan klinis, perilaku adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan latar belakang
budayanya), dan hasil tes psikometrik.
3. untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial
biasa sehari-hari.
4. gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retardasi mental, mempunyai pengaruh besar
pada gambaran klinis dan penggunaan dari semua keterampilannya.
5. penilaian diagnostik adalah terhadap "kemampuan umum" (global ability) bukan terhadap
suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan.
Penatalaksanaan

Terapi Terbaik untuk pencegahan
Primer a/ tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang
menyebabkan gangguan. tindakan tersebut yaitu pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat umum.
Sekunder a/ untuk mempersingkat perjalanan penyakit.
Tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang terjadi. dalam pelaksanaannya kedua jenis
pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak; terapi perilaku, kognitif
dan psikodinamika; pendidikan keluarga; dan intervensi psikologis.
Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan mencakup latihan
keterampilan adaptif, sosial, dan kejuruan. suatu hal yang penting adalah mendidik keluarga tentang cara
meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik.
Untuk mengatasi perilaku agresi dan melukai diri sendiri dapat digunakan naltreskon untuk gerakan
motorik stereotipik dapat dipakai antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. perilaku kemarahan
eksplosif dapat diatasi dengan penghambat beta seperti propanolol dan buspiron. adapun untuk
gangguan defisit atensi atau hiperaktivitas dapat digunakan metilpenidat.











Diposkan oleh wikansusanti blog di 20.58 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kesehatan
TEORI KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN
Kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan
dan sasaran yang diinginkan. kepemimpinan yang dilihat sebagai kedudukan merupakan suatu kompleks
dari hak-hak dan kewajibanyang dapat dimiliki oleh seseorang atau badan. kepemimpinan memberikan
indikasi bahwa bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan. kepempinan
termasuk didalamnya (actuating) yaitu melakukan penggerakan dan memberikan motivasi pada bawahan
untuk melakukan tugas-tugasnya. hubungannya dengan manajemen adalah bahwa manjemen
merupakan sutau ruang lingkup yang mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain
seperti, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

AZAS KEPEMIMPINAN

adalah menunjuk pada sebuah kriteria dimana seorang pemimpin harus bertindak, berpikir, dan memberi
perintah dan segala peran yang dijalankan oleh seorang pemimpin harus mendasarkan pada ketentuan
sebagai berikut:
Kemanusiaan, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan manusia oleh manusia,
untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan manusia.
Efisiensi, secara teknis maupun sosial berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materiil
dan manusia, atas prinsip penghematan dan adanya nilai-nilai ekonomis serta azas-azas manajemen
modern.
Kesejahteraan dan Kebahagiaan, pemberian insentif, upah, penghargaan, dan sebagainya harus
berlaku adil dalamarti merata bagi mereka yang punya prestasi menuju pada taraf kehidupan yang
lebih tinggi.
TIPOLOGI KEPEMIPINAN
Tipe Otokratik, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. egoismenya
yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai
dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai pernyataan.. egonya yang sangat besar
menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan
pribadinya dan oleh karenanya organisasi diperlakukannya sebagai alat mencapai tujuan pribadi
tersebut.
seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan berbagai sikap yang menonjolkan "keakuan-nya"
antara lain dalam bentuk :
kecendrungan memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi.
pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan.
pengabaian peanan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara
memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan
para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja.
pemimpin yang otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan yang :
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
efektivitas kepemimpinan yang otokratik sangat dikaitkan dengan kekuasaan untuk mengambil tindakan
yang punitif tadi. biasanya, apabila kekuasaan mengambil tindakan yang punitif itu tidak lagi dimilikinya,
ketaatan para bawahan segera mengendor dan disiplin kerja segera merosot.

Tipe Paternalistik tipe paternalistik banyak terdapat dilingkungan yang bersifat tradisional, umumnya di
daerah agraris. popularitas paternalistik di lingkungan masyarakat yang demikian mungkin sekali
disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
1. kuatnya ikatan primordial
2. "extended family system"
3. kehidupan masyarakat yang komunalistik
4. peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasayarakat.
5. masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional
dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. harapan itu pada umumnya
berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai ayah yang bersifat melindungi dan
yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.
para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat yang tidak
mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraannya
kepada bawahannya. akan tetapi sebaliknya, pemimpin mengharapkan bahwa kehadiran atau
keberadaannya dalam organisasi tidak dipertanyakan olh orang lain.

Tipe Kharismatik, seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh
banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tertentu itu dikagumi. penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang berlaku umum karena
ada pemimpin yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang hanya dilihat dari penampilan
fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. para pengikut seorang pemimpin yang
kharismatik tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan
oleh pemimpin yang diikutinya itu. bisa saja seorang pemimpin yang kharismatik menggunakan gaya
yang otokratik atau diktatorial, para pengikutnya tetap setia kepadanya.

Tipe Demokratik, pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai
suatu totalitas. pendekatannya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan
yang holistik dan integralistik. seorang pemimpin yang demokratik biasanya menyadari bahwa mau tidak
mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam
tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dan berbagai
sasaran organisasi. akan tetapi dia mengetahui pula bahwa perbedaan tugas dan kegiatan, yangs ering
bersifat spesialistik itu, tidak boleh dibiarkan menimbulkan cara berpikir dan cara bertindak yang
berkotak-kotak.

Tipe Laissez-faire, adalah sebuah frase bahasa Perancis yang berarti "biarkan terjadi" (secara
harafiah "biarkan berbuat"). kepemimpinan Laissez-Faire berguna bagi tim dimana individu yang
ada sangat berpengalaman dan terampil. Sayangnya, ini juga bisa berarti situasi di mana manajer
kurang menunjukkan kendali.Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai polisi lalu
lintas dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk
taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini
adalah pasif.Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang
mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup
memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan
menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya
asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.

Diposkan oleh wikansusanti blog di 01.24 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: pengetahuan
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Entri (Atom)
Community Answers
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Berita Populer
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MMPI (Minnesota Multifase Personality Inventory)
Psikiatri
Raymond Bernard Cattel
Psikometri
Trauma Psikologis
Gustav Fechner
Anna Freud
TEST RORSCHACH
Melanie Kl ein
Chatt
Laman
Beranda
Ada kesalahan di dalam gadget ini
bagaimana menurutmu tentang blog ini ?
Facebook Badge
LaRas Wikan Susanti

Create Your Badge
Fish
Content
kesehatan (13)
pengetahuan (26)
Ruangku (4)
Tokoh (55)
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Share it
Selamat datang di dunia saya
terima kasih untuk para
blogger yang sudah
melihat blog saya. mohon
maaf bila isi blog ini ada
kekurangan karena saya
baru memulainya untuk
belajar.. mohon dibantu
untuk kritik dan sarannya
ya
Pengikut
Mengenai Saya

wikansusanti blog
selalu
memecahkan
emosi saya
dengan cara
menulis atau
menggambar.
Lihat profil lengkapku
Total Tayangan Laman
30236
Tulisan Saya
Mei (1)
April (2)
Maret (87)
Februari (9)
Daily Calendar
Orc's

peliharaan idaman gw
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai