Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INTERFACING

Nama : Parroy Tua Nirwan


NIM : 13071248

Jurusan Teknik Komputer Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana
Informatika Jatiwaringin
2009
1. Pengertian ADC
ADC adalah kepanjangan dari Analog to Digital Converter yang
artinya Pengubah dari analog ke digital. Suatu piranti yang dirancang untuk
mengubah sinyal - sinyal analog menjadi bentuk sinyal digital. Atau dapat
pula disimpulkan ADC ini dapat merubah nilai suatu masukan yang berupa
tegangan listrik dalam voltase atau sinyal analog lainnya menjadi keluaran
berupa nilai digital. Dalam penggunanaanya ADC ini adalah tegangan
maksimum yang dapat dikonversikan dari rangkaian pengkondisian sinyal,
resolusi, ketepatan dan waktu konversinya.
Dalam sistem digital ADC ini berupa rangkaian yang dapat merubah
suatu masukan yang berupa tegangan dalam satuan voltage, kemudian ADC
ini mengubahnya menjadi nilai digital yang berupa nilai biner. Dapat dilihat
dari LED yang menyala dari 8 bit yang telah ada jika salah satu LED
menyala dihitung satu sehingga besarnya keluaran dari suatu tegangan dapat
dihitung melalui konversi bilangan.

• Fungsi ADC
Fungsi dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data
digital yang nantinya akan masuk ke suatu komponen digital yaitu
mikrokontroller AT89S51.

2. Akuator
Aktuator Sebuah perangkat elektromekanis yang menggunakan
elektromagnetik untuk menghasilkan longitudinal atau rotary dorong untuk
kerja mekanik. Hal ini sering akhir (beban) dari sebuah perangkat
servosystem.
3. Jenis-jenis DAC
a. DAC - Resistor Berbobot (Weighted Resistor DAC)
Prinsip dasar dari rangkaian ini adalah rangkaian penjumlah
(summing circuit) yang dibentuk dengan menggunakan Operasional
Amplifier. Rangkaian diatas memenuhi rumus :

Rf
Vout = -Vref
R+2R+4R+8R
b. DAC - Pasangan R-2R (R-2R DAC)
Prinsip dasar dari rangkaian ini dibentuk karena mengatasi hambatan besar
resistor yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah. Rangkaian ini hanya
menggunakan dua nilai resistor. Sama seperti rangkaian diatas, prinsip dasar rangkaian
ini menggunakan rangkaian penjumlah langsung (Direct summing circuit) yang dibentuk
dengan menggunakan Operasional Amplifier. Rangkaian diatas memenuhi rumus :

Rf
Vout = 1 . (Vref) . (Rasio_Pembagi)
R1

4. Prinsip kerja ADC


ADC adalah proses pengubahan sinyal analog menjadi sinyal digital. Proses
pengubahan terjadi pada konverter/pengubah yang dikenal dengan analog to digital
converter. Proses pengubahan ini dikenal juga dengan nama system akusisi data.
Terdapat empat macam ADC yang memenuhi standar industri, yaitu integrating, tracking
converter, successive approximation dan flash/paralel. Keempat jenis ADC tersebut
mewakili beberapa macam pertimbangan diantaranya resolusi, kecepatan konversi dan
biaya. Menurut cara pengkonversiannya, ADC dapat dikelompokkan kedalam beberapa
jenis yaitu :

5. Jenis-jenis ADC dan fungsinya

1.Tipe Integrating
Tipe Integrating menawarkan resolusi tertinggi dengan biaya terendah. ADC tipe
ini tidak dibutuhkan rangkaian sample hold. Tipe ini memiliki kelemahan yaitu waktu
konversi yang agak lama, biasanya beberapa milidetik.

2.Tipe Tracking
Tipe tracking menggunakan prinsip up down counter (pencacah naik dan turun).
Binary counter (pencacah biner) akan mendapat masukan clock secara kontinyu dan
hitungan akan bertambah atau berkurang tergantung pada kontrol dari pencacah apakah
sedang naik (up counter) atau sedang turun (down counter). ADC tipe ini tidak
menguntungkan jika dipakai pada sistem yang memerlukan waktu konversi masukan
keluaran singkat, sekalipun pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan
rangkaian sample hold. ADC tipe ini sangat tergantung pada kecepatan clock pencacah,
semakin tinggi nilai clock yang digunakan, maka proses konversi akan semakin singkat.
3.Tipe flash / paralel
Tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz
dengan rangkaian kerja yang sederhana. Sederetan tahanan mengatur masukan inverting
dari tiap-tiap konverter menuju tegangan yang lebih tinggi dari konverter sebelumnya,
jadi untuk tegangan masukan Vin, dengan full scale range, komparator dengan bias
dibawah Vin akan mempunyai keluaran rendah. Keluaran komparator ini tidak dalam
bentuk biner murni. Suatu dekoder dibutuhkan untuk membentuk suatu keluaran yang
biner. Beberapa komparator berkecepatan tinggi, dengan waktu tunda (delay) kurang dari
6 ns banyak digunakan, karena itu dihasilkan kecepatan konversi yang sangat tinggi.
Jumlah komparator yang dibutuhkan untuk suatu konversi n bit adalah 2^n – 1.

4.Tipe successive approximation


Tipe successive approximation merupakan suatu konverter yang paling sering
ditemui dalam desain perangkat keras yang menggunakan ADC. Tipe ini memiliki
kecepatan konversi yang cukup tinggi, meskipun dari segi harga relative mahal. Prinsip
kerja konverter tipe ini adalah, dengan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang pada
intinya berupa tebakan nilai digital terhadapm nilai tegangan analog yang dikonversikan.
Apabila resolusi ADC tipe ini adalah 2^n maka diperlukan maksimal n kali tebakan
(Tirtamihardja, 1996).

5. Jenis-jenis aktuator

• Aktuator tenaga elektris, biasanya digunakan solenoid, motor arus searah. Sifat
mudah diatur dengan torsi kecil sampai sedang.
• Aktuator tenaga hidrolik. torsi yang besar konstruksinya sukar.
• Aktuator tenaga pneumatik. sukar dikendalikan
• Aktuator Lainnya : piezoelectric,magnetic,ultra sound, SMA

Anda mungkin juga menyukai