Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk
dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
dan antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik (habitat). Interaksi dalam
ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan antara sesama makhluk
hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk kebutuhan dasar hidup
bagi makhluk hidup. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi
bagi makhluk hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi
kelangsungan hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi
dan pergerakan (Anonim, 2011).
Sumber energi primer bagi ekosistem adalah cahaya matahari. nergi
cahaya matahari hanya dapat diserap oleh organisme tumbuhan hi!au dan
organisme "otosintetik. nergi cahaya digunakan untuk mensintesis molekul
anorganik men!adi molekul organik yang kaya energi. #olekul tersebut
selan!utnya disimpan dalam bentuk makanan dalam tubuhnya dan men!adi sumber
bahan organik bagi organisme lain yang heterotro". $rganisme yang memiliki
kemampuan untuk mengikat energi dari lingkungan disebut produsen (Anonim,
2011).
%roduksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan dan penyimpanan
energi dalam ekosistem. %emasukan energi dalam ekosistem yang dimaksud
adalah pemindahan energi cahaya men!adi energi kimia oleh produsen. Sedangkan
penyimpanan energi yang dimaksudkan adalah penggunaan energi oleh konsumen
dan mikroorganisme. &a!u produksi makhluk hidup dalam ekosistem disebut
sebagai produkti'itas (Anonim, 2011).
Setiap ekosistem atau komunitas, atau bagian(bagian lain memiliki
produkti'itas dasar atau disebut produkti'itas primer. %engertian produkti'itas
primer adalah kecepatan penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen
melalui proses "otosintesis dan kemosintesis (peman"aatan hasil sintesis) dalam
bentuk bahan(bahan organik dapat digunakan sebagai bahan pangan. )alam
konsep produkti'itas, "aktor satuan *aktu sangat penting, karena sistem
1
kehidupan adalah proses yang ber!alan secara sinambung. Selain *aktu, "aktor
ruang merupakan "aktor penting yang menentukan produkti'itas
suatu ekosistem. +ontoh, produkti'itas hutan tropis alam di Semenan!ung #alaya
lebih tinggi daripada hutan iklim sedang di Inggris. )i #alaya hutan tumbuh
sepan!ang tahun tanpa *aktu istirahat, sesuai dengan iklim tropis. )i Inggris,
hutan hanya pada musim semi dan musim panas, kurang lebih - bulan (Siberu,
2002).
%rodukti'itas harus diukur selama *aktu yang tepat, karena terdapat
perbedaan metabolisme selama siang dan malam hari. %erbedaan metabolisme
!uga ter!adi antar musim, oleh sebab itu disarankan pengukuran energi ini dalam
skala tahunan. .eberapa cara penentuan produkti'itas primer adalah metode
%anen, metode %engukuran $ksigen, metode /arbon dioksida, metode p0,
pengukuran berkurangnya bahan mentah, metode 1adioakti'itas, dan metode
/loro"il (2idyoleksono, 2012).
$leh karena itu, untuk mengetahui produkti'itas primer suatu ekosistem
perairan, terutama perairan lentik yang dapat men!amin kelangsungan kehidupan
organisme, meliputi pertumbuhan, pemeliharaan dan reproduksi, diukurlah )$
(Dissolved Oxygen) dalam praktikum kali ini dengan menggunakan metode botol
terang dan botol gelap.
1.2 Permasalahan
1umusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut,
1. .erapa kandungan )$ a*al dan )$ akhir dalam air sampel dengan metode
botol gelap dan metode botol terang untuk mengukur produkti'itas primer air
danau kampus + 3ni'ersitas Airlangga4
2. .agaimana nilai produkti'itas primer air danau kampus + 3ni'ersitas
Airlangga4
5. .agaimana pengaruh nilai produkti'itas primer terhadap air danau kampus +
3ni'ersitas Airlangga4
2
1.3 Tujuan
6u!uan dari praktikum ini adalah sebagai berikut,
1. )apat mengetahui kandungan )$ a*al dan )$ akhir dalam air sampel dengan
metode botol gelap dan botol terang untuk mengukur produkti'itas primer air
danau kampus + 3ni'ersitas Airlangga.
2. )apat mengetahui nilai produkti'itas primer air danau kampus + 3ni'ersitas
Airlangga.
5. )apat mengetahui nilai produkti'itas primer terhadap air danau kampus +
3ni'ersitas Airlangga.
1.4 Hi!tesis
Hi!tesis "erja
Jika selisih )$ botol gelap dan botol terang tinggi, maka produkti'itas
primer dalam perairan tersebut semakin tinggi.
5
#Halaman ini sengaja $ik!s!ngkan%
7
BAB II
TIN&AUAN PU'TA"A
2.1 Pr!$ukti(itas
%rodukti'itas adalah la!u penyimpanan energi oleh suatu komunitas
dalam ekosistem. %rodukti'itas dari suatu ekosistem adalah kecepatan cahaya
matahari yang diikat oleh 'egetasi men!adi produkti'itas kotor (produkti'itas
primer bruto) sesuai dengan kecepatan "otosintesis. Sedangkan produkti'itas
bersih (produkti'itas primer neto) dari 'egetasi adalah produksi dalam arti dapat
dipergunakan oleh organisme lain, yaitu sesuai dengan kecepatan "otosintesis
(produksi bahan kering) dikurangi kecepatan respirasi ()!umara, 2008).
#enurut #ahmuddin (2009), !ika produkti'itas suatu ekosistem hanya
berubah sedikit dalam !angka *aktu yang lama maka hal itu menandakan kondisi
lingkungan yang stabil, tetapi !ika perubahan yang dramatis maka menun!ukkan
telah ter!adi perubahan lingkungan yang nyata atau ter!adi perubahan yang
penting dalam interaksi diantara organisme penyusun eksosistem. %enyebab
ter!adinya perbedaan produkti'itas pada berbagai ekosistem dalam bios"er adalah
adanya "aktor pembatas dalam setiap ekosistem. :aktor yang paling penting dalam
pembatasan produkti'itas bergantung pada !enis ekosistem dan perubahan musim
dalam lingkungan (+ampbell, 2002).
+ara ideal untuk mengukur produkti'itas adalah dengan !alan mengukur
arus energi yang melalui sistem, tetapi dalam kenyataannya cara ini sulit
dilakukan. %engukuran produkti'itas yang sering dilakukan berdasarkan kuantitas
tidak langsung, antara lain dengan mengukur Jumlah senya*a yang dihasilkan,
.ahan mentah yang diperlukan, dan hasil samping (2idyaleksono, 2012).
2.2 Pr!$ukti(itas Primer
%rodukti'itas primer merupakan hasil dari proses "otosintesis
"itoplankton dan tumbuhan air dimana di dalam air akan dihasilkan senya*a
organik dan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh organisme akuatik (Sinurat,
2009). %rodukti'itas primer merupakan la!u penambatan energi yang dilakukan
oleh produsen. #enurut +ampbell (2002), %rodukti'itas primer menun!ukkan
-
!umlah energi cahaya yang diubah men!adi energi kimia oleh autotro" suatu
ekosistem selama suatu periode *aktu tertentu. 6otal produkti'itas primer dikenal
sebagai produkti'itas primer kotor (gross primary productivity, ;%%). 6idak
semua hasil produkti'itas ini disimpan sebagai bahan organik pada tubuh
organisme produsen atau pada tumbuhan yang sedang tumbuh, karena organisme
tersebut menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar organik
dalam respirasinya. )engan demikian, produkti'itas primer bersih (net primary
productivity, <%%) sama dengan produkti'itas primer kotor dikurangi energi yang
digunakan oleh produsen untuk respirasi (1s),
<%% = ;%% > 1s
%rodukti'itas primer dalam sebuah ekosistem menun!ukkan simpanan
energi kimia yang tersedia bagi konsumen. Sebagian besar produsen primer,
produkti'itas primer bersih dapat mencapai -0? > 90? dari produkti'itas primer
kotor. #enurut +ampbell (2002), 1asio <%% terhadap ;%% umumnya lebih kecil
bagi produsen besar dengan struktur non"otosintetik yang rumit, seperti pohon
yang mendukung sistem batang dan akar yang besar dan secara metabolik akti".
%rodukti'itas primer dapat dinyatakan dalam energi persatuan luas
persatuan *aktu (J@m
2
@tahun), atau sebagai biomassa (berat kering organik)
'egetasi yang ditambahkan ke ekosistem persatuan luasan per satuan *aktu
(g@m
2
@tahun). %rodukti'itas primer menun!ukkan la!u di mana organisme(
organisme mensintesis biomassa baru (+ampbell, 2002).
2.3 )et!$e Pengukuran Pr!$ukti(itas Primer
#etode pengukuran produkti'itas primer dapat dilakukan dengan
berbagai cara sebagai berikut ,
2.3.1 )et!$e Panen
#etode ini didasarkan pada berat pertumbuhan dari tumbuhan. .erat
keringnya atau kandungan kalorinya dapat diketahui secara langsung.
%engecualiannya adalah keduanya dinyatakan dalam luas dan priode *aktu
tertentu. #etode ini mengukur produksi komunitas bersih. #etode penuaian ini
A
sangat cocok dan baik pada ekosistem daratan, dan biasanya untuk 'egetasi yang
sederhana.
2.3.2 )et!$e Pengukuran *ksigen
$ksigen merupakan hasil sampingan dari "otosintesis, sehingga ada
hubungan erat antara produkti"'itas dengan oksigan yang dihasilkan oleh
tumbuhan. $ksigen diman"aatkan oleh tumbuhan tersebut dalam proses respirasi,
dan harus diperhitungkan dalam penentuan produkti'itas. #etode ini sangat cocok
dalam menentukan produkti'itas primer ekosistem perairan, dengan "itoplankton
sebagai produsennya.
2.3.3 )et!$e "ar+!n $i!ksi$a
/arbondioksida yang di pakai dalam "otosintesis oleh tumbuhan dapat
dipergunakan sebagai indikasi untuk produkti'itas primer. #etode penentuan
karbondioksida pada proses respirasi harus diperhitungkan. #etode ini cocok
untuk tumbuhan darat dan dapat dipakai pada suatu organ daun, seluruh bagian
tumbuhan dan bahkan satu komunitas tumbuhan. Ada dua teknik atau metode
utama yaitu , metode ruang tutup dan ruang aerodinamika.
2.3.4 )et!$e H
#etode ini digunakan pada ekosistem perairan. %ada ekosistem perairan
p0 air merupakan "ungsi dari kadar karbon dioksida terlarut. #etode ini baik
dilakukan di laboratorium karena mudah dikontrol.
2.3., Pengukuran +erkurangn-a +ahan mentah
.erkurangnya kandungan bahan(bahan mentah yang tersedia
menggambarkan tinggak produkti'itas. #etode ini baik dilakukan pada ekosistem
perairan. #etode ini mengukur produksi bersih komunitas.
2.3.. )et!$e /a$i!akti(itas
#ateri akti" yang dapat diidenti"ikasi radiasinya dimasukkan dalam
sistem. #isalnya karbon akti" (+
17
) dapat diintroduksi melalui suplai
karbondioksida yang nantinya diasimilasikan oleh tumbuhan dan dipantau untuk
mendapatkan perkiraan produkti'itas. 6eknik ini sangat mahal dan memerlukan
peralatan yang canggih, tetapi memiliki kelebihan dari metode lainya, yaitu dapat
dipakai dalam berbagai tipe ekosistem tanpa melakukan penghancuran terhadap
ekosistem.
8
2.3.0. )et!$e "l!r!1il
%rodukti'itas berhubungan erat dengan !umlah kloro"il yang ada. 1asio
asimilasi untuk tumbuhan atau ekosistem adalah la!u dari produkti'itas pergram
kloro"il. /onsentrasi kloro"il dapat ditentukan berdasarkan cara yang sederhana,
yaitu dengan cara mengekstraksi pigmen tumbuhan (+ampbell, 2002).
2.4 2akt!r3 2akt!r -ang )emengaruhi Pr!$ukti(itas Primer
%rodukti'itas primer pada ekosistem perairan lentik (berarus tenang)
dipengaruhi oleh beberapa "aktor antara lain,
2.4.1 'uhu
.erdasarkan gradasi suhu rata(rata tahunan, maka produkti'itas akan
meningkat dari *ilayah kutub ke ekuator. Suhu yang tinggi dan konstan hampir
sepan!ang tahun dapat bermakna musim tumbuh bagi tumbuhan akan berlangsung
lama, yang pada gilirannya meningkatkan produkti'itas. Suhu secara langsung
ataupun tidak langsung berpengaruh pada produkti'itas. Secara langsung suhu
berperan dalam mengontrol reaksi enBimatik dalam proses "otosintetis, sehingga
tingginya suhu dapat meningkatkan la!u maksimum "otosintesis. Sedangkan
secara tidak langsung, misalnya suhu berperan dalam membentuk strati"ikasi
kolom perairan yang akibatnya dapat mempengaruhi distribusi 'ertikal
"itoplankton (#ahmuddin, 2009).
2.4.2 4aha-a
+ahaya merupakan sumber energi primer bagi ekosistem. +ahaya
memiliki peran yang sangat 'ital dalam produkti'itas primer, oleh karena hanya
dengan energi cahaya tumbuhan dan "itoplankton dapat menggerakkan mesin
"otosintesis dalam tubuhnya. 0al ini berarti bah*a *ilayah yang menerima lebih
banyak dan lebih lama penyinaran cahaya matahari tahunan akan memiliki
kesempatan ber"otosintesis yang lebih pan!ang sehingga mendukung peningkatan
produkti'itas primer (#ahmuddin, 2009).
%ada ekosistem terrestrial seperti hutan hu!an tropis memilik
produkti'itas primer yang paling tinggi karena *ilayah hutan hu!an tropis
menerima lebih banyak sinar matahari tahunan yang tersedia bagi "otosintesis
dibanding dengan iklim sedang. Sedangkan pada eksosistem perairan, la!u
C
pertumbuhan "itoplankton sangat tergantung pada ketersediaan cahaya dalam
perairan. &a!u pertumbuhan maksimum "itoplankton akan mengalami penurunan
!ika perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah (#ahmuddin,
2009).
2.4.3 H #Derajat "easaman%
$rganisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai
p0 netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. <ilai
p0 yang sangat rendah akan menyebabkan ter!adinya gangguan metabolisme dan
respirasi. )isamping itu p0 yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas
berbagai senya*a logam yang bersi"at toksik semakin tinggi yang tentunya akan
mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara p0 yang tinggi
akan menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan
tergangu, dimana kenaikan p0 di atas netral akan meningkatkan konsentrasi
amoniak yang !uga bersi"at sangat toksik bagi organisme (.arus, 2007).
)era!at keasaman perairan ta*ar berkisar dari -(10. Setiap organisme
mempunyai p0 yang optimum bagi kehidupannya. %erkembangan alga
Cyanophyceae akan sangat !arang dalam perairan apabila p0 di ba*ah - (.arus,
2007).
2.4.4 D* #Dissolved Oxygen)
Disolved oxygen ()$) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam
suatu perairan. $ksigen terlarut merupakan suatu "aktor yang sangat penting di
dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi
sebagian besar organisme air. /elarutan oksigen sangat dipengaruhi terutama oleh
"aktor suhu. /elarutan maksimum oksigen di dalam air, yaitu sebesar 17,1A mg@l
$2. /onsentrasi ini akan menurun se!alan dengan meningkatnya suhu air. )engan
peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan
sebaliknya suhu yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi oksigen
terlarut semakin tinggi (.arus, 2007).
Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari
udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara, dan dari proses
"otosintesis. %engaruh oksigen terlarut terhadap "isiologi organisme air terutama
adalah dalam proses respirasi. <ilai oksigen terlarut di suatu perairan mengalami
9
"luktuasi harian maupun musiman. :luktuasi ini selain dipengaruhi oleh
perubahan temperatur !uga dipengaruhi oleh akti"itas "otosintesis dari tumbuhan
yang menghasilkan oksigen (Sch*robel, 19C8 dalam .arus, 2007). <ilai )$ yang
berkisar antara -,7-(8,00 mg $
2
@l cukup baik bagi proses kehidupan biota
perairan. <ilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara A(C mg $
2
@l
(.arus, 2007).
2.4., Nutrien
6umbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrien anorganik, beberapa
dalam !umlah yang relati" besar dan yang lainnya dalam !umlah sedikit, akan
tetapi semuanya penting. %ada beberapa ekosistem terrestrial, nutrien organik
merupakan "aktor pembatas yang penting bagi produkti'itas. %rodukti'itas dapat
menurun bahkan berhenti !ika suatu nutrien spesi"ik atau nutrien tunggal tidak lagi
terdapat dalam !umlah yang mencukupi. <utrien spesi"ik yang demikian disebut
nutrien pembatas (limiting nutrient). %ada banyak ekosistem nitrogen dan "os"or
merupakan nutrient pembatas utama, beberapa bukti !uga menyatakan bah*a
+$
2
kadang(kadang membatasi produkti'itas (#ahmuddin, 2009).
%rodukti'itas di laut umumnya terdapat paling besar di perairan dangkal
dekat benua dan di sepan!ang terumbu karang, dimana cahaya dan nutrien
melimpah. %rodukti'itas primer persatuan luas laut terbuka relati" rendah karena
nutrien anorganik, khusunya nitrogen dan "os"or terbatas ketersediaannya di
permukaan. )i tempat yang dalam dimana nutrien melimpah, namun cahaya tidak
mencukupi untuk "otosintesis. Sehingga "itoplankton, berada pada kondisi paling
produkti" ketika arus yang naik ke atas memba*a nitrogen dan "os"or
kepermukaan (#ahmuddin, 2009).
10
BAB III
)ET*DE P/A"TI"U)
3.1 Temat $an 5aktu
3.1.1 Temat
6empat pelaksanaan praktikum pada 1uang 22A dan 228 :akultas Sains
dan 6eknologi 3ni'ersitas Airlangga dengan koordinat 08D1-E-A,5FS dan
112D78E02EE sebagai tempat titrasi dan danau 3ni'ersitas Airlangga kampus +
sebagai penanaman dan pengambilan sampel dengan koordinat 8D 1AE 9F S,
112D78E1EE
6am+ar 1. 1uang 22A dan 228 :akultas Sains dan 6eknologi 3ni'ersitas
Airlangga sebagai tempat titrasi.
11
6am+ar 2. )anau 3ni'ersits Airlangga /ampus + sebagai tempat
pengambilan dan penanaman sampel.
3.1.2 5aktu
%raktikum dilaksanakan tanggal 18 April 2017 pukul 0A.00 2I. untuk
pengambilan sampel, penanaman botol sampel di danau 3ni'ersitas Airlangga dan
titrasi botol blanko. /emudian, pukul 12.00 2I. untuk titrasi botol gelap dan
botol terang yang telah ditanam pada pukul 0A.00 2I.. %raktikum dilaksanakan
pada musim hu!an.
3.2 Alat $an Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pratikum pengukuran produkti'itas primer
adalah 5 botol berukuran 2-0 ml, kertas alumunium, termometer, penanda, spidol,
plastik, secchi disk, meteran, ra""ia, titrasi *inkler, dan )$ meter.
3.2.2 Bahan
.ahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah sampel air danau
3ni'ersitas Airlangga.
12
3.3 4ara "erja
3.3.1 Pengukuran Pr!$ukti(itas Primer Pa$a B!t!l Blank!
%raktikum kali ini pengukuran produkti'itas primer pada botol blanko
ditentukan terlebih dahulu lokasi(lokasi yang dianggap cocok untuk pengambilan
sampel (danau 3ni'eritas Airlangga kampus +), baik untuk titik maupun
kedalaman, lalu )$ pada lokasi tersebut di ukur dan di catat. Setelah
mendapatkan data )$ pada lokasi botol blanko diisi dengan air danau lalu
ditutup. Sampel yang didapat dititrasi di :akultas Sains dan 6eknologi 1uang 22A
dan 228. )$ sampel diukur dan dicatat. Semua data dikumpulkan, untuk periode
dan kedalaman yang sama data yang didapat dirata(rata. Skema /er!a pengukuran
produkti'itas primer pada botol blanko dapat dilihat pada &ampiran 1.
3.3.2 Pengukuran Pr!$ukti(itas Primer Pa$a B!t!l 6ela #+!t!l -ang
$i+ungkus $engan kertas alumunium% $an Terang
%raktikum kali ini pengukuran produkti'itas primer ditentukan terlebih
dahulu lokasi(lokasi yang dianggap cocok untuk pengambilan sampel (danau
3ni'eritas Airlangga kampus +), baik untuk titik maupun kedalaman, lalu )$
pada lokasi tersebut di ukur dan di catat. Setelah mendapatkan data )$ pada
lokasi botol .otol gelap dan botol terang diisi dengan air danau lalu ditutup, lalu
botol gelap dan botol terang ditanam di lokasi dan kedalaman yang sudah
ditentukan dari pukul 0A.00 > 11.00 2ib. Setelah periode tertentu (1,2,5,7,-, dan A
!am) )$ akhir diukur dan dicatat pada masing(masing botol. Semua data
dikumpulkan, untuk periode dan kedalaman yang sama data yang didapat dirata(
rata. Skema /er!a pengukuran produkti'itas primer pada botol gelap dan botol
terang dapat dilihat pada &ampiran 2.
15
#Halaman ini sengaja $ik!s!ngkan%
17
BAB I7
HA'IL DAN PE)BAHA'AN
4.1 Hasil
0asil sampling yang dilakukan oleh kelompok C dengan *aktu
pengambilan sampel pukul A.17 2I..
Ta+el 1. 0asil %engukuran .otol yang 6idak )itanam di )anau 1ektorat
N!. Perlakuan 'uhu Nilai D*
1. .otol terang Suhu pagi hari, 29
o
+ 2,710 mg$
2
@&
Ta+el 2. 0asil %engukuran .otol yang )itanam di )anau 1ektorat
N!. Perlakuan 'uhu 5aktu Nilai D*
1. .otol terang
Suhu pagi hari, 29
o
+
Suhu siang hari, 52
o
+
)itanam, A.70
2I.
)iambil, 10.-0
2I.
7,052
mg$
2
@&
2. .otol gelap I 7,C88
mg$
2
@&
5. .otol gelap II
)itanam, 8.00
2I.
)iambil, 10.52
2I.
1,A15
mg$
2
@&
Ta+el 3. 0asil 6itrasi Sampel dari )anau 1ektorat
N!. Perlakuan Nama 7!lume -ang
Per+an$ingan
/eagen
)n'*
4
8Na*H3
1-
/eagen Terakai "I8H
2
'*
4
1. .otol terang yang
tidak ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(
/I
1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum 5 tetes
<a
2
S
2
$
5
0,A m&
2. .otol terang yang
ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(
/I
1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum A tetes
<a
2
S
2
$
5
1 m&
5. .otol gelap I ditanam
#nS$
7
2 m&
2,2,7
<a$0(
/I
2 m&
0
2
S$
7
7 m&
Amilum A tetes
<a
2
S
2
$
5
1,2 m&
7. .otol gelap II yang
ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(
/I
1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum 2 tetes
<a
2
S
2
$
5
0,7 m&
1A
6ra1ik 1. ;ra"ik Antara 2aktu %engambilan Sampel dan <ilai )$ /elompok C
0asil sampling yang dilakukan oleh kelompok 8 dengan *aktu
pengambilan sampel pukul A.2- 2I..
Ta+el 1. 0asil %engukuran .otol yang 6idak )itanam di )anau 1ektorat
N!. Perlakuan 'uhu Nilai D*
1. .otol terang Suhu pagi hari, 29
o
+ 7,052 mg$
2
@&
Ta+el 2. 0asil %engukuran .otol yang )itanam di )anau 1ektorat
N!. Perlakuan 'uhu 5aktu
Nilai
D*
1. .otol terang Suhu pagi hari, 29
o
+
)itanam, 8.10
2I.
)iambil,
10.52 2I.
8,AA1
mg$
2
@&
2. .otol gelap Suhu siang hari, 51
o
+
)itanam, 8.00
2I.
)iambil,
10.52 2I.
2,C22
mg$
2
@&
18
Ta+el 3. 0asil 6itrasi Sampel dari )anau 1ektorat
N!. Perlakuan Nama
/eagen
7!lume -ang
Terakai
Per+an$ingan
/eagen
)n'*
4
8Na*H3
"I8H
2
'*
4
1. .otol terang yang tidak
ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(/I 1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum 2 tetes
<a
2
S
2
$
5
1 m&
2. .otol terang yang
ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(/I 1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum 7 tetes
<a
2
S
2
$
5
1,9 m&
5. .otol gelap yang ditanam
#nS$
7
1 m&
1,1,2
<a$0(/I 1 m&
0
2
S$
7
2 m&
Amilum 5 tetes
<a
2
S
2
$
5
0,8 m&
6ra1ik 2. ;ra"ik Antara 2aktu %engambilan Sampel dan <ilai )$ kelompok 8
1C
4.2 Analisis Data
.erikut ini adalah analisis data dari sampling yang dilakukan oleh
kelompok C di )anau 1ektorat kampus + 3ni'ersitas Airlangga,
1umus yang digunakan,
)$ =
<ilai : dihitung berdasarkan rumus,
: =
.erikut ini adalah perhitungan masing(masing sampel,
1. %erhitungan botol terang yang tidak ditanam
)$ =
)$ = 2,710 mg$
2
@&
19
2. %erhitungan botol terang yang ditanam
)$ =
)$ = 7,052 ,g$
2
@&
5. %erhitungan botol gelap I yang ditanam
)$ =
)$ = 7,C88 mg$
2
@&
7. %erhitungan botol gelap II yang ditanam
)$ =
)$ = 1,A15 mg$
2
@&
.erikut ini adalah analisis data dari sampling yang dilakukan oleh kelompok 8 di
)anau kampus + 3ni'ersitas Airlangga,
1umus yang digunakan sama seperti diatas, berikut perhitungannya,
1. %erhitungan botol terang yang tidak ditanam
)$ =
)$ = 7,052 mg$
2
@&
2. %erhitungan botol terang yang ditanam
)$ =
)$ = 8,AA1 mg$
2
@&
5. %erhitungan botol gelap yang ditanam
20
)$ =
)$ = 2,C22 mg$
2
@&
Ta+el 4. 1ata(1ata <ilai )$ /elompok 8 dan /elompok C
N!. Perlakuan /ata3/ata Nilai D*
1. .otol terang yang tidak ditanam 5,221 mg$
2
@&
2. .otol terang yang ditanam -,C78 mg$
2
@&
5. .otol gelap yang ditanam 5,107 mg$
2
@&
4.3 Pem+ahasan
%raktikum kali ini bertu!uan untuk mengukur produkti'itas primer dari
suatu perairan tidak mengalir menggunakan metode botol terang dan botol gelap
dengan mengukur kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/)$) di danau
1ektorat kampus + 3ni'ersitas Airlangga yang dilakukan oleh kelompok 8 dan
kelompok C, bertu!uan untuk membandingkan nilai )$ yang didapat dari masing(
masing kelompok. 0asil perhitungan nilai )$ kelompok 8 dapat dilihat pada
&ampiran 5, dan kelompok C pada &ampiran 7. &angkah pertama yang dilakukan
sebelum melakukan sampling adalah mengukur suhu perairan, didapatkan
hasilnya yaitu 29
o
+. %engambilan sampel yang dilakukan oleh kelompok C
dimulai pada pukul A.17 2I. menggunakan satu buah botol terang yang tidak
ditanam (botol blanko), dua buah botol terang yang ditanam pada pukul A.70
2I., dan dua buah botol gelap yang ditanam pada pukul A.79 2I.. Selan!utnya
sampel didalam botol blanko dipindahkan kedalam botol 2inkler untuk dititrasi.
6itrasi tersebut menggunakan 1 m& #nS$
7
, 1 m& <a$0(/I, 2 m& 0
2
S$
7
, 5 tetes
amilum dan 0,A m& <a
2
S
2
$
5
, didapatkan nilai )$ yaitu 2,710 mg$
2
@&.
Selan!utnya pengambilan sampel yang ditanam dilakukan pada pukul
10.-0 2I. dengan suhu perairan yaitu 52
o
+. 6itrasi pertama dilakukan untuk
botol terang menggunakan 1 m& #nS$
7
, 1 m& <a$0(/I, 2 m& 0
2
S$
7
(perbandingan reagen 1,1,2), A tetes amilum dan 1 m& <a
2
S
2
$
5
, didapatkan nilai
21
)$ yaitu 7,052 mg$
2
@&. 6itrasi selan!utnya dilakukan untuk botol gelap
menggunakan 2 m& #nS$
7
, 2 m& <a$0(/I, 7 m& 0
2
S$
7
(perbandingan reagen
2,2,7), A tetes amilum dan 1,2 m& <a
2
S
2
$
5
, didapatkan nilai )$ yaitu 7,C88
mg$
2
@&. )ikarenakan adanya ke!anggalan hasil antar kedua sampel, titrasi
kembali dilakukan dengan perbandingan reagen 1,1,2, 2 tetes amilum, dan 0,7 m&
<a
2
S
2
$
5
,

didapatkan nilai )$ yaitu 1,A15 mg$
2
@&. .erdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bah*a perbandingan reagen mempengaruhi titrasi karena
pengukuran 'olum memainkan peranan penting dalam titrasi, teknik ini dikenal
dengan analisis 'olumetrik.
0asil perhitungan nilai )$ kelompok 8 dan kelompok C kemudian di
rata(rata, diperoleh nilai )$ untuk botol terang yang tidak ditanam yaitu 5,221
mg$
2
@&, nilai )$ botol terang yang ditanam yaitu -,C78 mg$
2
@&, dan nilai )$
botol gelap yang ditanam yaitu 5,107 mg$
2
@&. .erdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui bah*a produkti'itas primer dipengaruhi oleh beberapa "aktor, pertama
suhu, suhu berperan dalam mengontrol reaksi enBimatik dalam proses "otosintetis,
sehingga tingginya suhu dapat meningkatkan la!u maksimum "otosintesis yang
akibatnya dapat mempengaruhi distribusi 'ertikal "itoplankton. /edua cahaya,
dengan energi cahaya tumbuhan dan "itoplankton dapat menggerakkan mesin
"otosintesis dalam tubuhnya. 0al ini berarti bah*a *ilayah yang menerima lebih
banyak dan lebih lama penyinaran cahaya matahari tahunan akan memiliki
kesempatan ber"otosintesis yang lebih pan!ang sehingga mendukung peningkatan
produkti'itas primer. &a!u pertumbuhan maksimum "itoplankton akan mengalami
penurunan !ika perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.
/etiga Air, curah hujan dan kelembaban, air berperan sebagai pelarut uni'ersal,
keberadaan air memungkinkan memba*a serta nutrien yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. /eberadaan air dalam ekosistem dalam bentuk air tanah, air
sungai@perairan, dan air di atmos"er dalam bentuk uap. Interaksi antara suhu dan
air hu!an yang banyak yang berlangsung sepan!ang tahun menghasilkan kondisi
kelembaban yang sangat ideal untuk meningkatkan produkti'itas. 6ingginya
kelembaban akan meningkatkan produkti'itas mikroorganisme. Selain itu,
pelapukan tanah yang berlangsung cepat yang menyebabkan lepasnya unsure hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
22
/eempat Nutrien, merupakan "aktor pembatas yang penting bagi
produkti'itas. %rodukti'itas dapat menurun bahkan berhenti !ika suatu nutrien
spesi"ik atau nutrien tunggal tidak lagi terdapat dalam !umlah yang mencukupi.
/elima anah, Jika tanah dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (+$
2
) dari
respirasi tanah beserta air (0
2
$) akan membentuk asam karbonat (0
2
+$
5
) yang
kemudian akan mengalami disosiasi men!adi bikarbonat (0+$
5(
) dan sebuah ion
hidrogen bermuatan positi" (0
G
). Ion hidrogen selan!utnya dapat menggantikan
kation hara yang ada pada koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan
kation yang dilepaskan oleh koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke ba*ah
melalui pro"il tanah. /elima !erbivora, di mana konsumsi sering menstimulasi
produkti'itas tumbuhan sehingga meningkat mencapai tingkat tertentu yang
kemudian dapat menurun !ika intensitasnya optimum. 0al ini terbukti dengan
adanya perbedaan nilai )$ dari masing(masing sampel.
#Halaman ini sengaja $ik!s!ngkan%
25
BAB 7
"E'I)PULAN
berdasarkan data dan analisis perhitungan yang didapat, maka dapat disimpulkan
bah*a,
1. /andungan )$ a*al pada air danau kampus + 3ni'ersitas Airlangga
adalah sebesar 5,221 mg$
2
@&. /andungan )$ a*al diketahui dengan
melakukan percobaan menggunakan botol terang yang tidak ditanam..
/andungan )$ pada botol terang yang ditanam dan pada botol gelap yang
ditanam berturut(turut adalah sebesar -,C78 mg$
2
@& dan 5,107 mg$
2
@&.
2. <ilai produkti'itas primer dikatakan tinggi !ika selisih )$ antara botol
gelap dan botol terang tinggi. 0al tersebut dapat dilihat pada gra"ik 1 dan
gra"ik 2. ;ra"ik tersebut menyatakan bah*a !arak )$ antara botol gelap
27
dan botol terang pada gra"ik terdapat selisih yang cukup tinggi. Jadi nilai
produkti'itas primer air danau kampus + 3ni'ersitas Airlangga tinggi.
5. %engaruh nilai produkti'itas primer yang tinggi pada suatu ekosistem
perairan adalah apabila tingkat produkti'itas primer suatu ekosistem
tersebut tinggi maka kemampuan dalam menyimpan energi suatu system
dapat men!amin kelangsungan kehidupan organisme didalamnya, meliputi
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi serta pemeliharaan suatu
ekosistem tersebut.
#Halaman ini sengaja $ik!s!ngkan%
2-
DA2TA/ PU'TA"A
Anonim
1
. 2011. "ejarah dan #uang $ingkup %kologi.
http,@@bayu5.blogdetik.com@category@ilmu@. )iakses pada 17 April 2017
pukul 20.00 2I..
.arus, 6.A. 2007. &engantar $imnologi "tudi entang %kosistem Air Daratan.
#edan, 3S3 &ress'
+ampbell, <. A., J. .. 1eece, &. ;. #itchell. 2002. (iologi )terjemahan), disi
kelima Jilid 5. Jakarta, %enerbit rlangga.
)!umara, 2008. *odul + , "umber Daya Alam $ingkungan erbarukan dan idak
erbarukan Diklat eknis &engelolaan $ingkungan !idup di Daerah'
Jakarta, n'ironmental Assesment and #anagement
2A
#ahmuddin. 2009. &roduktivitas &rimer %kosistem.
http,@@mahmuddin.*ordpress.com@2009@09@09@produkti'itas(primer(
eksosistem@. )iakses pada tanggal 1- April 2017 pukul 00.0- 2I..
Siberu, %askalis, )r. #.%d. 2002. -urnal &endidikan &enabur, &embelajaran
%kologi. http,@@hal.12-(152@pembela!aranekologiH2.pd". )iakses pada 17
April 2017 pukul 20.00 2I..
Sinurat, ;okman. 2009. "kripsi, "tudi tentang Nilai &roduktivitas &rimer di
&angururan &erairan Danau oba. #edan, )epartemen .iologi.
:akultas #atematika dan Ilmu %engetahuan Alam. 3ni'ersitas Sumatera
3tara
2idyaleksono +.%, 6risnadi, dkk. 2012. &etunjuk &raktikum %kologi .mum.
Surabaya, Airlangga 3ni'ersity %ress
#Halaman ini sengaja $ik!s!ngkan%
28
)anau 1ektorat 3ni'ersitas
Airlangga /ampus +
<ilai )$ pada lokasi
.otol blanko berisi sampel
LA)PI/AN
Lamiran 1. %engukuran %rodukti'itas %rimer %ada .otol .lanko

3 %enentuan titik dan kedalaman
pengambilan sampel
3 )$ diukur

3 .otol blanko diisi sampel air
danau dan ditutup
2C
)ata )$
1ata(rata data
)anau 1ektorat 3ni'ersitas
Airlangga kampus +
<ilai )$ pada lokasi
.otol berisi sampel
3 Sampel dititrasi
3 )$ diukur dan dicatat
3 %engumpulan data
3 )ata dirata(rata
Lamiran 2. %engukuran %rodukti'itas %rimer %ada .otol ;elap dan 6erang

3 %enentuan titik dan kedalaman
pengambilan sampel
3 )$ diukur

3 .otol gelap dan terang diisi
sampel air danau dan ditutup
29
)ata )$ akhir
1ata(rata data
3 .otol ditanam pada titik dan
kedalaman yang telah ditentukan
selama - !am.
3 Setelah - !am botol diangkat dan
)$ akhir diukur
3 %engumpulan data
3 )ata dirata(rata
Lamiran 3. )ata 0asil %engamatan /elompok 8
50
Lamiran 4. )ata 0asil %engamatan /elompok C
51
52

Anda mungkin juga menyukai