Anda di halaman 1dari 8

36

BAB 3
METODE STUDI KASUS

Bab ini menjelaskan metode karya tulis ilmiah yang digunakan dalam
pengambilan data maupun analisis data karya tulis ilmiah. Metode karya tulis
ilmiah antara lain meliputi: rancangan karya tulis ilmiah, sumber data, lokasi dan
waktu, etika, pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data serta
keabsahan data.
3.1. Rancangan Studi Kasus
Menurut Setiadi (2007: 301) yang dikutip dari Nursalam dan Siti Pariani
(2001: 63), rancangan karya tulis ilmiah merupakan suatu strategi untuk mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Rancangan yang digunakan
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus.
Studi kasus dilaksanakan dengan cara mempelajari suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang menjadi masalah
tersebut secara mendalam dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan
kasusnya sendiri, faktor risiko, yang mempengaruhi, kejadian yang berhubungan
dengan kasus maupun tindakan dan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan
atau pemaparan tertentu. Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya
berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam (Setiadi, 2007:132).
Studi kasus ini dilakukan pada pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri pada penderita Penyakit Jantung Koroner dengan
proses asuhan keperawatan.
37

3.2. Sumber Data
Menurut Setiadi (2007), sumber data dalam studi kasus ini dapat diperoleh
dari data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data pada pengumpul data sedangkan sumber data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.
Data primer yaitu, Data primer yaitu data pasien dengan Penyakit Jantung
Koroner dalam asuhan keperawatan di rumah sakit melalui pemeriksaan fisik dan
anamesa pasien. Data sekunder didapat dari keluarga pasien, dan perawat ruangan.
Data dari studi dokumentasi berupa dokumen yang relevan seperti, status pasien,
hasil pemeriksaan penunjang, serta dokumentasi kesehatan pasien. Subyek data
yang dipilih dalam studi kasus ini adalah individu yang memiliki karakteristik:
pasien penderita Penyakit Jantung Koroner yang baru rawat inap dengan nyeri
dada dengan skala nyeri sedang sampai berat (skala 4-8).
3.3. Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soedono Madiun. Waktu
penelitian studi kasus dimulai bulan Maret sampai Agustus 2014
3.4. Etika
Dalam melakukan studi kasus ini, penulis mendapatkan rekomendasi
dari Akper Dr. Soedono Madiun dan permintaan ijin ke Direktur RSUD Dr.
Soedono Madiun. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan studi
kasus dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
1) Informed Consent (lembar persetujuan menjadi informan)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada informan yang
akan di teliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul studi kasus dan
38

manfaat studi kasus. Bila informan/klien menolak maka penulis tidak
memaksa dan tetap menghormati hak-hak informan/klien. Selain itu, dapat
digunakan sebagai bukti bila pasien atau keluarganya menuntut penulis
bila terjadi hal yang tidak diinginkan pada pasien.
2) Anomity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas informan/klien, penulis tidak akan
mencantumkan nama informan, tetapi lembar tersebut diberikan kode
tertentu.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi informan dijamin penulis, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil studi kasus.
3.5. Pengumpulan Data
3.5.1. Bahan/Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data perlu suatu metode pengumpulan data agar data
yang diperoleh mempunyai kualitas dan validitas yang cukup tinggi. Menurut
Arikunto (2010: 203), metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Sedangkan bahan/instrumen pengumpulan data adalah
alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah format pengkajian
asuhan keperawatan pada bagian pemeriksaan fisik. Bahan pengumpulan datanya
antara lain buku catatan, alat tulis, pengukuran pada pasien dengan alat misalnya
termometer (mengukur suhu), jam tangan (menghitung frekuensi napas dan
39

denyut nadi), stethoscope (mendengarkan bunyi jantung atau suara napas),
penlight, manometer ( mengukur tekanan darah), EKG (melihat aktivitas elektrik
jantung), dan lain-lain. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan
dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat digunakan
untuk memperoleh data yang bersifat fakta, misalnya umur, pekerjaan, dapat
pula digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, dan pengalaman.
(Setiadi,2007:170). Dalam studi kasus ini wawancara yang digunakan adalah
wawancara terstruktur, yang dapat digunakan untuk menggali data subjektif
dari pasien, kepada perawat ruangan, dokter, keluarga dan orang lain yang
berhubungan langsung dengan pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan
nyeri pada pasien Penyakit Jantung Koroner.
2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan
pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan pasien. Observasi
yang dilakukan mencangkup aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual yang
meliputi kegiatan sight (kelainan fisik, perdarahan, ekspresi, dan lain-lain),
smell (feses, urin, obat-obatan), hearing (tekanan darah, batuk, denyut dan
ritme jantung), feeling (perasaan yang dirasakan oleh pasien (Nursalam,
2009). Dalam menggunakan metode observasi agar observasi menjadi efektif
penulis melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai
40

instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi ( Arikunto, 2010:272).
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk
memperoleh data objektif dari pasien yang bertujuan menentukan status
kesehatn pasien dan mengidentifikasi masalah kesehatan (Nursalam, 2009).
Pendekatan pemeriksaan fisik dalam karya tulis ini menggunakan pemeriksaan
per sistem dengan menggunakan empat teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi yang digunakan untuk menenetukan diagnosa keperawatan
pada pasien, menegakkan diagnosa medis dari penyakit pasien, mengetahui
perkembangan keadaan pasien selama perawatan, serta untuk mengetahui ada
atau tidaknya komplikasi yang timbul selama perawatan.
4) Metode Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011: 240), studi dokumentasi merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin
tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumentasi. Instrumen yang
digunakan dalam studi dokumentasi antara lain dokumen rawat inap pasien
(status pasien), hasil EKG, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan
rontgen, dan pemeriksaan lain yang tersedia.
3.5.2. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data menguraikan tentang proses pengumpulan
data mulai dari ijin sampai dengan data selesai diambil. Prosedur pengumpulan
data pada karya tulis ilmiah ini adalah
41

1) Penyelesaian ijin dari:
a) Institusi pendidikan : Akadaemi Keperawatan Dr. Soedono Madiun
b) Lokasi penulisan :Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soedono
Madiun.
c) Informan : Pasien
2) Prosedur pengumpulan data dimulai dengan wawancara kepada pasien,
observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Alat-alat yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah alat tulis, buku check list, alat pemeriksaan
fisik (nursing kit).
3.6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain
(Sugiyono, 2007).
1) Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mendokumentasikan data hasil
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Keempat
data tersebut ditata dan disimpan dikomputer, flash disk dan CD (compact
disk) untuk menghindari kehilangan data.
2) Metode analisis data
Dalam penulisan analisis studi kasus yang merupakan jenis penelitian
kualitatif adalah proses mencari, menyusun dan menganalisa secara sistematis
42

kesenjangan data antara teori dengan fakta yang diperoleh melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, maupun studi dokumentasi selama melakukan asuhan
keperawatan. Kesenjangan dapat dilakukan dengan cara membandingkan
antara teori dan fakta dalam suatu tabel dan kemudian diinterpretasikan secara
jelas sehingga mudah difahami temuannya dan dapat diinformasikan ke orang
lain (Sugiyono, 2007).
Tabel 3.1
Analisa Data
Upaya Pemenuhan Kebutuhan Bebas dari Nyeri
Pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner
Karakteristik Nyeri Dada
Sebelum Tindakan
Karakteristik Nyeri Dada
Sesudah Tindakan
Analisis
.. . ..
Dalam tabel analisa data, peneliti mendiskripsikan karakteristik
masalah sebelum dilakukan tindakan penatalaksanaan nyeri dada pada
Penyakit Jantung Koroner. Karakteristik ini didasarkan pada kasus yang
diambil di ruangan perawatan. Kemudian, setelah dilakukan tindakan
keperawatan, mengkaji kembali karakteristik masalah nyeri dada yang
dirasakan pasien. Dari data sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat
dianalisa dan dibandingkan dengan teori dalam penatalaksanaan masalah
untuk mengetahui adakah perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan,
dan apa faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, juga untuk menganalisa
adakah perbedaan antara teori dan fakta pada pasien, dan adakah persamaan
atau perbedaan, serta hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan
persamaan/perbedaan tersebut.
43

3.7. Keabsahan Data
Keabsahan data pada karya tulis ilmiah didasarkan pada derajat
kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), kebergantungan
(Dependability) dan kepastian (Confirmability) (Moleong, 2004; Sugiyono, 2007).
1) Kepercayaan (Credibility)
Bermakna kebenaran atau kepercayaan hasil yang mengindikasikan
kenyataan yang sesungguhnya.
2) Keteralihan (Transferability)
Sejauh mana hasil penerapan suatu studi kasus pada suatu subyek studi
kasus dapat diterapkan pada subyek penulisan lain (Moleong, 2004). Artinya
apakah asuhan keperawatan yang dilaksanakan ini dapat diterapkan pada
pasien lain dengan fenomena keperawatan yang sesuai dan dapat dijadikan
sebagai perbandingan oleh penulis yang lain atau studi kasus lain yang sesuai.
3) Kebergantungan (Dependability)
Kesesuaian metode yang dipergunakan untuk menjawab pokok
permasalahan dan mencapai tujuan penulisan yang diinginkan (Sugiono, 2007)
4) Kepastian (Confirmability)
Mengandung makna bahwa sesuatu itu obyektif jika mendapatkan
persetujuan dari pihak-pihak lain terhadap pandangan, pendapat dan
penemuan seseorang. Kondisi ini dapat diperoleh melalui proses bimbingan
yang telah mencapai kesepakatan antara pembimbing I, II dan mahasiswa,
ujian proposal untuk mendapatkan kritikan dan masukkan. Prinsip ini juga
dapat diperoleh melalui upaya validasi data pasien pada saat melakukan
asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai