Anda di halaman 1dari 8

Modul XI

Transmisi Digital
(part II)
1.3.2. Idle channel Noise
Noise sangat mungkin menjadi lebih besar dari pada sinyal ketika nilai sample
jatuh di daerah interval kwantisasi pertama, lihat gambar 1.9, Efek seperti ini dapat
terjadi pada saat pembicaraan sedang istirahat dan biasa disebut Idle Channel Noise,
Efek ini muncul karena metoda kwantisasi Mid-Riser.
Gambar 1.9. Noise dle channel yang dihasilkan oleh kwantisasi !id"#iser
!etoda untuk meminimalisir idle channel noise dalam $%! adalah dengan
membuat interval kwantisasi yang rata di posisi pusat, lihat gambar 1.1&, metoda ini
dikenal dengan kwantisasi Mid-tread, dalam metoda ini semua nilai sampel yang dalam
interval kwantisasi tengah diterjemahkan secara konstan sebagai output nol.
Gambar 1.1&. Eliminasi thd Noise dle channel dgn metoda kwantisasi !id"'read
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I (
)arakteristik kwantisasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gelombang output
seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.9 dan 1.1& adalah dapat dilihat pada gambar
1.11 dan 1.1*. karakteristik pertama +!id"riser, gambar 1.11, tidak dapat menghasilkan
output nol, sedangkan karakteristik kedua +!id"tread, gambar 1.1*, menerjemahkan
sinyal yang rendah menjadi output nol. walaupun demikian metode kwantisasi !id"'read
juga tidak sepenuhnya dapat membebaskan dari Noise idle channel, misalkan sinyal
amplitude"nya hampir sama dengan ukuran interval kwantisasinya atau terjadi bias -%
didalam encoder.
1.3.3. Uni-orml) "ncoded P.M
.ebuah encoder yang menggunakan interval kwantisasi dengan panjang yang
sama akan menghasilkan kode digital yang linier terhadap nilai sample analog. .istim
/niform $%! ini menggunakan 0nalog"to"-igital %onverter +0-%, yang konvensional,
jumlah bit yang dibutuhkan untuk masing"masing sample ditentukan oleh power noise
ma1imum yang masih dapat diterima.
/ntuk menghasilkan kualitas yang memadai pada sinyal"sinyal kecil, maka sistim
telepon harus mampu mengirim sinyal dengan jangkauan amplitude sinyal yang
besar, biasa disebut Dynamic Range (DR). 2iasanya -# dinyatakan sebagai rasio dari
maximum sinyal amplitude terhadap minimum sinyal amplitude3
D' / 10 1og10 (Pmax / Pmin)
/ 20 1og10 (max / min) +1.4,
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 5
Gambar 1.11. Karakteristik kwantisasi
Mid-Riser
Gambar 1.12. Karakteristik kwantisasi
Mid-Tread
!inimum -# biasanya sekitar 6& d2, artinya adalah nilai sinyal yang besarnya 61 kali
harus dapat dikode tanpa melewati jangkauan interval kwantisasi.
/njuk kerja dari uniform $%! dengan jumlah bit n ditentukan dengan3
2 / (2 !ma3) 4 2
n
+1.7,
dimana 0ma1 adalah ma1imum amplitude. jika 8 ini dimasukkan dalam persamaan 1.9
akan menghasilkan persamaan berikut ini3
!"R # $.%& ' &.()n ' )( log$( (* / *max) +1.(,
dua term pertama dari pers 1.( untuk mempersiapkan .:# ketika mengkode jangkauan
ma1imum gelombang sinus, sedangkan term terakhir mengindikasikan kehilangan
dalam .:# ketika mengkode sinyal level rendah. ;ubungan ini dipresentasikan pada
gambar 1.16 berikut ini, dimana .:# dari sistim uniform $%! sebagai fungsi dari jumlah
bit per sample dan besarnya dari gelombang sinus input.
Gambar 1.16. .:# dari uniform $%!
untuk level .:# yang sama, missal 6& d2, maka jumlah bit yang dibutuhkan untuk
mengkode meningkat sejalan dengan -# +dynamic range,.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 9
1.3.5 . .ompanding P.M
-alam sistim $%! uniform, setiap ukuran interval kwantisasi ditentukan
olehtuntutan .:# dari level sinyal terendah yang harus dikode, sinyal yang lebih besar
juga dikode dengan interval kwantisasi yang sama. .eperti diperlihatkan dalam gambar
1.16 .:# bertambah dengan besarnya amplitude 0. +elemahan da,i PC- uni.o,m
adalah dia memberikan kualitas pengkodean yang tidak perlu untuk sinyal yang besar,
karena sinyal besar jarang sekali muncul, sedangkan sistim sudah dirancang untuk
dapat mengkode sinyal terbesar sekalipun dengan .:# yang ditentukan. sehingga
uniform $%! sangat tidak efisien.
'eknik yang lebih efisien adalah dengan cara interval kwantisasi dibuat tidak
uniform, yang berarti ada hubungan tak linier yang harus dibuat antara kode bit dengan
sample yang diwakili. 'eknik pertama yang digunakan untuk itu adalah dengan teknik
%ompanding +%ompress dan E1panding, $%! seperti dilukiskan pada gambar 1.19
dibawah ini. $rosesnya adalah pertama kali sinyal analog input dikompress untuk
kemudian dikwantisasi dengan interval yang uniform.

karakteristik kompressi dapat dilihat dalam gambar 1.14 berikut ini, dimana sinyal input
yang besar dikompres ke dalam interval kwantisasi yang panjangnya konstan.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 1&
Gambar 1.14. Kompanded PCM dg kompresi analog dan ekspansi
$ada bagian output +decoder,, sinyal die1pansi lagi menggunakan inverse dari
karakteristik kompresi untuk mengembalikan sinyal kedalam bentuk yang aslinya, !aka
dari itu nama $%! ini adalah Companding. -alam teknik ini sinyal<sample yang kecil
maka interval kwantisasi"nya kecil sedangkan sinyal yang besar maka interval
kwantisasinya besar juga. gambar 1.17 memperlihatkan tentang fungsional blok diagram
dari sistim '"carrier di /.0 yang menggunakan -1 channel bank dengan metoda
companding $%!.
1.5. peech 'edundancies
;asil analisa terhadap bentuk gelombang suara, mengindikasikan bahwa terjadi
kemiripan yang luar biasa pada sample"sampel yang berdekatan, bahkan dengan
frekwensi sampling 5"k;= derajat kemiripan sinyal tersebut lebih dari 54 >, fenomena
inilah yang disebut dengan speech ,edundancies. !aka kalau redunsi ini dapat
dihilangkan maka kita akan dapat menghemat bandwidths dalam proses pengirimannya,
jadi diperlukan teknik digitalisasi baru agar lebih efisien.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 11
Gambar 1.15. Karakteristik kompresi
2eberapa level redundansi berikut ini dapat dieksploitasi untuk menurunkan laju
pengkodean, dibawah ini adalah macam"macam jenis speech redundancies3
" #edundancies dalam domein waktu diantaranya adalah3
1. -istribusi amplitude yang tidak uniform
*. )orelasi antar sample
6. )orelasi antar cycle
9. )orelasi antar $icth interval
4. ?aktor ketidak aktivan
1.5.1. Distri6usi amplitude )ang tida7 uni-orm
-alam gelombang suara, sinyal amplitude rendah lebih sering muncul ketimbang
amplitude tinggi, karena memang faktanya orang lebih sering berbicara secara pelan
dari pada teriak"teriak. )emudian juga jeda"jeda dalam pembicaraan akan menghasilkan
sinyal dengan amplitude rendah. teknik yang sudah dibicarakan terdahulu +$%!, masih
dapat ditingkatkan hasilnya jika dapat mengantisipasi problem ini, untuk itu pada bab
berikut akan dibicarakan tentang teknik baru untuk mengurangi laju pengkodean dalam
memproses amplitudo sehingga diperoleh hasil yang lebih efisien.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 1*
Gambar 1.16. !ngsional blok diagram dari "1 #$annel %ank
1.5.2. +orelasi antar sampel
)orelasi yang tinggi antar sampel +&.54, mengindikasikan bahwa usaha untuk
mereduksi laju transmisi harus mengeksploitasi korelasi antar sample yang berdekatan.
?aktanya pada laju sampling 5 k;= korelasi yang signifikan ada pada * sampai 6
sampel terpisah, semakin tinggi laju sampling semakin banyak<tinggi korelasinya.
%ara paling sederhana mengekploitasi redundansi dalam sinyal suara adalah
dengan cara hanya mengkode perbedaan<selisih antara sampel yang berdekatan.
$engukuran selisih antar sampel kemudian diakumulasikan dalam sebuah dekoder
untuk mengembalikan sinyal asal, teknik ini akan dibicarakan pada paragraph
berikutnya.
1.5.3. +orelasi antar c)cle
!eskipun sinyal suara membutuhkan seluruh bandwidth antara 6&& sampai 69&&
;= yang ada pada saluran telepon, akan tetapi pada waktu"waktu tertentu suara hanya
terdiri dari beberapa frekwensi saja. )etika sinyal suara hanya terdiri dari beberapa
frekwensi saja maka akan muncul korelasi yang kuat pada sampel"sample yang
berbentuk osilasi beberapa cycle. .iklus alami sinyal suara dalam domein waktu
digambarkan pada gambar 1.1(. Enkoder yang mengekploitasi redundansi antar cycle
jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar menghilangkan redundansi antara sampel
berdekatan.
Gambar 1.1(. 2entuk gelombang bunyi bersuara dalam domein waktu
1.5.5. +orelasi antar Pitch inter8al
2unyi suara manusia dihasilkan dari salah satu dari dua metoda dasar3 yang
pertama bunyi muncul sbg hasil dari getaran dalam vocal cords, masing"masing vibrasi
ini memungkinkan udara mengalir dari paru"paru kedalam jalur vokal. nterval antara
udara yang mengeksitasi vocal tract sering disebut sebagai inte,/al Pitch. .ecara
umum bunyi suara muncul saat menghasilkan vokal dan beberapa konsonan, contoh
gelombang suara untuk bunyi suara diperlihatkan pada gambar 1.1( diatas.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 16
)edua, berkaitan dengan bunyi yang tak bersuara, bunyi seperti ini akibat dari
lairan udara yang kontinyu dari paru* terus ke vocal tract dan mengalami hambatan
sehingga menciptakan turbulensi. 2unyi seperti ini biasanya ada pada beberapa
konsonan seperti f, j, s, 1, gelombang bunyi seperti ini diperlihatkan pada gambar 1.15
dibawah ini.
Gambar 1.15. 2entuk gelombang bunyi tak"bersuara dalam domein waktu
1.5.9. :a7tor 7etida7 a7ti-an
0nalisa terhadap pembicaraan telepon mengindikasikan bahwa pembicaraan
yang aktif hanya 9&>, itu berarti 7&> tidak aktif, masa tidak aktif ini biasanya karena
seseorang mendengarkan pembicaraan lawan bicaranya, maka koneksi full duple1
konvensional biasanya sangat rendah utilisasinya. 'eknik T!I +Time Assignment
Speech Interpolation, digunakan untuk meningkatkan utilisasi channel pada saluran
analog, sedangkan pada circuit digital biasanya digunakan DI +Digital Speech
Interpolation,.
PU!T P"N#"M$!N#!N $!%!N !&!'(UM$ Nacep ur)ana* M.c. IT"M +,MUNI+!I 19

Anda mungkin juga menyukai