Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG URAIAN

Dalam melaksanakan praktikum kerja beton, selain mendapatkan bimbingan
dari dosen pembimbing, mahasiswa juga membutuhkan buku pedoman kerja. Hal ini
dimaksudkan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan mahasiswa lebih
mudah memahami langkah kerja. Pekerjaan juga akan berjalan secara teratur dan tepat
waktu. Sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan juga dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Mahasiswa juga akan mendapatkan lebih banyak ilmu
terapan tentang teori dasar mengenai beton yang sangat berguna sebagai bekal
mahasiswa ketika nantinya akan terjun langsung ke lapangan

1.2 RUANG LINGKUP
Adapun pembahasan dalam laporan ini meliputi :
Pengetahuan tentang dasar teori praktek beton
Mengenal alat-alat dan bahan pada praktek kerja beton
Langkah pengerjaan beton
Perhitungan volume beton dan volume material yang dibutuhkan

1.3 TUJUAN
Pengetahuan mengenai praktek kerja beton ini wajib dimiliki oleh mahasiswa
Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe karena disiplin ilmu ini berhubungan
langsung dengan konstruksi bangunan gedung baik dalam teori maupun dalam
praktek langsung di lapangan. Praktek kerja beton ini akan sangat membantu
mahasiswa dalam memperoleh pengalaman bagaimana cara merencanakan beton
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan merencanakan tulangan pada
beton dengan baik dan benar disertai rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga ke
depan mahasiswa mampu mengaplikasikannya di dalam lingkungan masyarakat.




1.4 KEGUNAAN PRAKTIKUM
Kegunaan dari praktek kerja beton ini diantaranya :
Kepentingan akademis, diharapkan hasil dari praktek kerja beton ini dapat
dijadikan bahan kajian selanjutnya.
Kepentingan pelaksanaan di lapangan, diharapkan hasil dari praktek kerja
beton ini dapat dijadikan bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas
pekerjaan di lapangan.
Kepentingan penulis, hasil praktek kerja beton ini merupakan wahana untuk
mengembangkan diri khasanah keilmuan. Khususnya ilmu konstruksi beton
dalam bangunan



















BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 MATERIAL PEMBENTUK BETON

A. PENGERTIAN BETON

Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, semen ditambah air dan bahan
penambah atau tanpa bahan tambah bila diperlukan. Bahan-bahan tersebut dicampur sampai
homogen dengan perbandingan tertentu.

Karena hidrasi oleh semen dengan air, maka semen dan air dapat melekatkan butiran-butiran
agregat sehingga membentuk massa yang kuat (mengeras) seperti batu.
Susunan bahan yang terdapat didalam beton umumnya terdiri dari :

1. 3% udara
2. 8% air
3. 15% semen
4. 74% agregat

Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya tekan sampai batas yang
ditentukan sebaliknya tidak mampu menahan gaya tarik, oleh sebab itu untuk mengatasi sifat
beton yang tidak baik ini maka dipasang tulangan pada beton sehingga beton mampu
menahan gaya tekan dan gaya tarik. Penggabungan kedua bahan ini disebut juga sebagai
beton bertulang.

Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang penting dalam pembuatan suatu bangunan. Hal ini
dapat dilihat bahwa sebagian besar pembuatan bangunan, dewasa ini menggunakan beton
sebagai struktur utamanya.

Pelaksanaan pembuatan suatu konstruksi beton diperlukan ketentuan sebagai berikut :
1. Ketelitian pekerjaan pelaksanaannya
2. Pengetahuan tentang pelaksanaan pekerjaan teknologi beton


Kedua hal diatas bila kurang diperhatikan akan berakibat beton yang dihasilkan kurang baik
seperti timbulnya retak-retak, beton tidak rapat air, kuat tekan yang rendah, bahkan yang lebih
berbahaya dapat mengkibatkan runtuhnya bangunan yang sedang dikerjakan.

Bertolak dari hal penting Hal ini disebabkan dengan adanya pengujian bahan dapat ditentukan
kekuatan dari beton yang diizinkan sehingga mampu memikul beban yang akan bekerja pada
konstruksi tersebut. Dapat dipertimbangkan juga dari segi nilai ekonominya (dengan biaya
yang ditekan sekecil mungkin tetapi masih dalam batas kekuatan yang diizinkan). Beton
sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik. Oleh
karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis beton yang didasarkan
pada :

1. Berat Volume
Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m dan dipakai untuk konstruksi yang
memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat yang dipakai
adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.
Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 2,4 ton/m
3
dan dipakai untuk
konstruksi tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu pecah dan
lain sebagainya.
Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 1,8 ton/m
3
dan dipakai untuk
pembuatan lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay, batu apung,
vermi culete dan lain sebagainya.

2. Teknik Pembuatan
Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai (ready
mix concrete) dan beton yang dibuat dilapangan
Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka
dari konstruksi yang akan dibuat
Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton mendapat
tegangan dari luar
Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel
Beton tumbuk : beton tanpa tulangan
Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan
Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton
Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi



Hubungan antara beton dan besi pada pada beton bertulang :
Beton dan besi berdaya lekat cukup kuat
Beton mampu menahan gaya tekan dan besi mampu menahan gaya tarik
Koefisien kedua bahan tersebut hampir sama
Penulangan didalam beton tidak akan berkarat

Pada saat ini sebagian besar bangunan yang kiranya lebih baik murah dari pada baja, tidak
memerlukan biaya perawatan seperti baja dan tahan lama, tidak busuk atau tidak berkarat.
Pada umumnya masyarakat akan memilih beton. Beton merupakan bahan bangunan yang di
hasilkan dari campuran semen portland, pasir, kerikil, dan air beton ini biasanya didalam
praktek dipasang bersama batang baja, sehingga disebut beton bertulang. Akan tetapi beton
yang sepertinya mudah dibuat, bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti
menghasilkan bahan yang kurang baik atau kurang kuat. Oleh karena itu cara cara membuat
beton dipelajari dengan baik. Bahan dasar beton yaitu :

1. Air
Pengaruh air dalam adukan beton ialah pembentukan pasta semen yaitu mudah dalam
pengerjaan (workability) adukan, kuat susut dan keawetan beton untuk waktu yang
ditentukan. Perawatan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Air biasa
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beton jika air tersebut tidak boleh mengandung
minyak asam, alkali, garam, bahan organik dan bahan bahan lain yang dapat merusak beton
maupun tulanganya. Selain itu air tersebut juga harus yang bersih, tidak berbau, dan tidak
keruh.

2. Semen portland
Semen portland merupakan semen hidrolik, artinya bahan yang mengeras bila bereaksi
dengan air. Komponen utama semen portland yaitu batu kapur yang mengandung CaO,
lempung yang mengandung S1 O2 (silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (oksida besi). Jika
semen portland di campur air akan terjadi dua periode reaksi. Pertama pengikatan yaitu
penambahan kekuatan setelah pengikatan selesai.








Tipe atau jenis semen ada 5 yaitu :
Jenis 1
Jenis 1 disebut pula PC standar. Jenis semenini digunakan untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti beton yang dibuat pada lingkungan yang sangat
korosif.

Jenis II
Jenis ini digunakan untuk bangunan yang menggunakan pembetonan secara masal
seperti dam dan pilar pilar jembatan. Panas hidrasi tertahan dalam bangunan untuk jangka
waktu lama. Pada saat pendinginan timbul tegangan tegangan akibat perubahan panas yang
dapat mengakibatkan retak retak pada bangunan.

Jenis III
PC cepat mengeras, cocok digunakan untuk beton pada suhu rendah. Pada PVC ini
mengandung kadar C3S dan C3A sangat tinggi.

Jenis IV
PC ini menimbulkan panas hidrasi rendah prosentase maksimum untuk C3S 35%, C3A 3%
dan C2S minmum 40%.

Jenis V
PC ini tahan terhadap serangan sulfat mengeluarkan panas.

3. Agregat
Agregat merupakan mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan mengurangi
penyusutan beton. Agregat menempati 70% volume beton. Agregat batuan terdapat dua
golongan, golongan pertama adalah pasir (agregat halus) dengan ukuran maksimum 4,96 mm
(tertahan oleh saringan nomor 4). Pasir yang palin baik dalam pembuatan beton adalah pasir
sungai (kandungan lumpurnya < 5% bisa dikatakan baik. Ciri ciri pasir laut yaitu pasir
selalu basah dan pengembangan pada struktur beton. Semen portland dan air setelah bertemu
akan bereaksi, butir butir semen portland bereaksi dengan air akan menjadi gel dalam
beberapa hari menjadi keras dan saling melekat. Agregat (yaitu pasir dan krikil) tidak
mengalami proses kimia melaikan hanya sebagai pengisi saja yaitu bahan yang diletakkan.





2.2 SIFAT BETON
Pada umumnya beton terdiri dari kurang lebih 15 % semen, 8 % air, 3 % udara, selebihnya
pasir dan kerikil.campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-beda,
tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara mencampur, cara
mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, cara merawat, dan sebagainya akan
mempengaruhi sifat-sifat beton. Sifat-sifat beton yang kan diuraikan tidak selalu semua harus
dimiliki oleh setiap konstruksi beton, dan sifat-sifat tersebut juga relatif ditinjau dari
pemakian beton itu sendiri. Yang penting beton harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
tujuan pemakaian beton itu.

Sifat umum yang ada pada beton adalah sebagai berikut :
Kemampuan Dikerjakan (workability)
Yang dimaksud dengan workability, adalah bahwa bahan-bahan setelah diaduk bersama,
menghasilkan adukan yang bersifat sedemikian rupa sehingga adukan mudah diangkut,
dituang/dicetak,dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaanya tanpa terjadi perubahan yang
menimbulkan kesukaran atau penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan
atau workabilitysangat bergantung pada sifat bahan, perbandingan campuran, dan cara
pengadukan serta jumlah seluruh air bebas. Dengan kata lain sifat mudah dikerjakan suatu
adukan beton dipengaruhi oleh:
a) Konsistensi normal PC
b) Mobilitas aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekerasan perlawanan terhadap gerak)
c) Kohesi atau perlawanan pemisahan terhadap bahan-bahan.
d) Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti bahan penyusunnya tidak
akan terpisah-pisah sehingga memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.

Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini adalah ukuran pada tingkat kemudahan untuk
diaduk, diagkut, dituang/dicetak, dipadatkan. Perbandingan ataupun sifat bahan bahan itu
secara bersama-sama mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton segar.

Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat dapat dikerjakan antara lain sebagai berikut :
a) Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton, makin banyak air yang
digunakan makin mudah beton itu dikerjakan.
b) Penambahan semen kedalam adukan beton. Hal ini juga menambah sifat dapat dikerjakan
dalam beton, karena biasanya penambahan semen diikuti dengan penambahan air untuk
memperoleh harga faktor air semen tetap.


c) Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus, jika campuran pasir dan kerikil
mengikuti gradasi yang telah disyaratkan oleh peraturan yang dipakai, aduk beton akan
mudah dikerjakan
d) Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan mempermudah cara pengerjaan beton.
Pemakaian butir maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhdap kemudahan
dikerjakan pada beton
e) Cara memadatkan beton atau tipe alat yang digunakan. Jika pemadatan beton dilakukan
dengan alat getar misalnya, diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda dibanding
menggunakan alat yang lain.

Beberapa cara utnuk megukur derajatdapat dikerjakan/workability, anatara lain :
a) V.B consistometer ( terutama untuk adukan kental ), dan compacting factor, kedua cara
pengukuran tersebut dipakai di Inggris.
b) Meja getar (schud-table) dipakai di Jerman
c) Flow table dan bola kelly dipakai di AS
d) Alat slump yang berbentuk kerucut terpancung ciptaan Abrams.

Dari tipe-tipe cara mengukur derajatmampu dikerjakantersebut, cara yang paling populer
adalah mengukur dengan alat slump. Menurut Abrams, alat slump merupakan alat yang
murah, mudah dibuat dan mudah dipakai untuk pengawasan dilapangan. Pengukuran dengan
alat slump ini bertujuan untuk mengukur tinggi aduk beton setelah dilepas dari alat slump
yang digunakan. Tinggi slump merupakan derajat mampu dikerjakan dari aduk yang diukur.
Slump yang tinggi menunjukkan bahwa aduk beton terlalu cair (terlalu banyak air), dan
sebaliknnya.
Untuk mengkur tinggi slump digunakan alat yang dinamakan alat slump yang terdiri dari
corong baja dan tongkat baja. Adukan beton yang enak dikerjakan atau dituang dan dapat
dipadatkan dalam cetakan, biasanya mempunyai nilai slump antara 7-12 cm.


Sifat Tahan Lama (durability)
Sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal antara lain, sebagai berikut:
a) Sifat tahan terhadap cuaca
b) Sifat tahan terhadap kimia
c) Sifat tahan terhadap erosi
d) Sifat Kedap Air



Untuk menjaga adanya kerusakan yang diakibatkan oleh sulfat, maka dianjurkan pakai semen
portland tipe 2 atau tipe 5 yang terbukti tahan terhadap pengaruh sulfat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kedap air pada beton :
1. Mutu dan porositas agregat
2. Umur beton
3. Gradasi
4. Perawatan
5. Kekuatan Beton

Untuk mencapai kepadatan dan hidrasi sempurna ini, ada beberapa hal yang mempengaruhi,
antara lain sebagai berikut :
a) Keadaan selama terjadinya pengerasan
b) Karena pengerasan semen memakan waktu, maka perlu waktu yang cukup, minimal 4
minggu

Kekurangankekurangan yang perlu diperhitungakan dalam pemakaian beton adalah sebagai
berikut :
a) Kekuatan tarik rendah
b) Rambatan suhu
c) Penyusutan kering dan perubahan kadar air
d) Rayapan
e) Kerapatan terhadap air

2.3 KEKUATAN BETON
Sifat paling penting dari beton pada umumnya ialah kuat tekan. Kuat tekan beton biasanya
berhubungan dengan sifat sifat lain. Maksudnya bila kuat tekannya tinggi, sifat sifat yang
lain akan baik. Pengukuran kuat tekan beton dilakukan dengan mambuat benda uji pada saat
pengadukan beton berlangsung. Benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, benda uji ini kemudian ditekan sampai pecah. Beban takan maksimum yang
memecahkan itu dibagi dengan luas penampang silinder dan diperoleh kuat tekan. Nilai kuat
tekan dinyatakan dalam Mpa atau Kg/cm. selain faktor faktor yang lain tidak begitu besar,
kuat tekan beton juga tergantung pada f.a.s (faktor air semen) umur beton dan sifat dari
agregat.




A. Faktor Air Semen (f.a.s)
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen didalam campuran
adukan beton. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh f.a.s dan kekuatan beton. Untuk beton
normal factor air semen yang digunakan adalah 0,7 dari volume semen Portland yang
dibutuhkan.

B. Umur Beton
Kekuatan beton beretambah tinggi dengan bertambahnya umur. Kenaikan beton mula mula
cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan beton itu makin lambat. Oleh karena itu, sebagai
standar kekuatan sudah ditetapkan umur beton selama 28 hari. Bila karena suatu hal
(misalnya tergesah gesah) ingin mengetahui beton pada umur kurang dari 28 hari, boleh
dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari misalny maka hasilnya dibagi dengan
faktor tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton pada umur 28 hari.

C. Pengaruh Agregat
Umumnya kekuatan agregat lebih tinggi dari kekuatan pasta semennya kecuali pada beton
dengan agregat ringan atau beton dengan kuat tekan tinggi. Jika dipakai ukuran agregat
maksimum lebih besar maka luas permukaan butir lebih kecil, sehingga letakan antara pasta
dan permukaan agregat lebih lemah, akibatnya kekuatan beton lebih rendah. Lagi pula butir
agregat yang besar menyebabkan tertahanya proses susutan pada pastanya, yang berarti
menimbulkan adanya tegangan internal dalam pasta, sehingga mengurangi kekuatan
betonnya. Pada struktur betonnya yang ringan umunya dipakai ukuran agregat maksimum 40
mm, namun beton dengan mutu lebih tinggi dipakai ukuran maksimum 20 mm.

D. Kuat Tekan Beton Yang Di Isyaratkan
Kuat tekan beton pada umumnya merupakan faktor penting dalam hitungan rancangan
kekuatan struktur. Misalnya untuk menghitung kekuatan balok jembatan terhadap beban
kendaraan yang lewat. Kuat tekan beton yang diisyaratkan, misalnya fc 17 Mpa, 20 Mpa, 30
Mpa. Mengiatkan resiko yang terjadi jika syarat itu tidak dipenuhi, maka orang tidak akan
berani membuat beton dengan kuat tekan yang diisyarakan. Menurut pengalaman, kuat tekan
beton dalam suatu proyek bangunan berfariasi menurut distribusi normal sebagaimana terlihat
pada gambar. Menurut ilmu statika, kurva distribusi normal tersebut menyebar dari titik nol
sampai tak terhingga. Sehingga tidak ada nilai maksimum yang dapat ditetapkan.





E. Pengendalian Kualitas
Untuk memperoleh kualitas beton sesuai dengan kuat tekan yang diisyaratkan maka kita tidak
akan dapat membuat beton yang kuat tekan rata rata sama dengan yang diisyaratkan.
Walaupun menurut perhitungan tampaknya beton yang dibuat sudah ideal, artinya disatu sisi
dapat memenuhi persyaratan dan disisi lain tidak terlalu mahal, namun kontrol terhadap
kualitas beton yang benar benar dibuat di lapangan selama pekerjaan membuat beton
berlangsung harus selalu dilakukan pengujian terhadap contoh beton yang diambil dari
adukan beton yang dibuat sebelum dituang harus berbentuk ssilinder (diameter 150 mm dan
tingi 300 mm), namun jika tidak ada cetakan silinder boleh dibuat dengan bentuk kubus sisi
150 mm.


2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PADA BETON

A. Kelebihan dari beton antara lain:
Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali
semen Portland.
Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah
Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap
pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran
seberapapun tergantung keinginan .

B. Kekurangan daripada beton antara lain:
Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi
baja tulangan, atau tulangan kasa.
Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga
dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi
tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat
dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang
membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.


Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar
setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur
tahan gempa.

Beton sebagai material konstruksi memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan material-
material yang lain diantaranya adalah :

Keuntungan Kerugian
Mudah dicetak
Awet dan tahan lama
Tahan api
Ekonomis
Dapat dicor di tempat
Tegangan tarik rendah
Duktilitas rendah
Berat sendiri sangat besar
Volume tidak stabil
























BAB III
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

3.1 PENGENALAN ALAT
A. Alat yang digunakan
1. Palu
2. sekop
3. ember
4. kakak tua
5. cangkul
6. gergaji
7. roskam besi
8. roll meter
9. pemotong tulangan
10. jolang
11. kereta sorong
12. roskam plastik
13. sendok spesi

3.2 kegunaan alat
1. Palu
Palu atau sering juga disebut orang martil adalah salah satu alat yang paling penting
oleh tukang. Setiap tukang kayu harus memiliki minimal satu palu di kantong alat
mereka. Meskipun tidak digunakan dalam hampir setiap waktu tetapi alat ini harus
tetap tersedia dalam suatu proses konstruksi.



2. Sekop
Sekop adalah alat yang biasa digunakan untuk mengangkut pasir. Alat sekop ini
terbuat dari dalahlempengan drum bekas seperti halnya alat pertanian osrok. Sehingga
alat ini tergolong ringan untuk dibawa. Alat ini banyak digunakan oleh para
penambang pasir tradisional dan juga para pekerja bangunan untuk memudahkan
kerja mereka dalam memindahkan pasir.



3. Ember
Ember merupakan alat kedap air yang berbentuk silinder dan vertikal,dengan bagian
atas terbuka dan bagian bawah yang datar.ember berfungsi sebagai wadah untuk
memindahkan air maupun pasir.ember juga bisa digunakan untuk menghitung
pebandingan pasir dan semen yang dibutuhkan dalam pembuatan beton.




4. Kakak tua
Kakak tua kegunaannya untuk memotong kawat dan kabel.




4. Cangkul
Untuk pekerjaan beton cangkul digunakan untuk mengaduk adonan semen dan pasir.



5. Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong kayu dan membelah kayu.



6. Roskam besi
Roskam besi digunakan untuk meratakan semen.






7. Roll meter
Roll meter digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan juga tinggi




8. Pemotong besi tulangan
Gunting pemotong besi tulangan ini dapat memudahkan memotong besi tulangan.
Sehingga kita dapat mendapatkan tulangan besi dengan panjang yang sesuai dengan
yang kita inginkan



9. Jolang
Digunakan untuk tempat pengadukan adonan beton



10. Kereta sorong
Alat ini dapat memudahkan pekerja memindahkan material. Misalnya memindahkan
pasir, kerikil, ke tempat jolang pengadukan.


11. Sendok spesi
Digunakan untuk mengambil adukan beton, semen, dll


3.2 PENGENALAN BAHAN
1. Semen
Semen merupakan bahan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan beton. Semen
berfungsi sebagai pengikat material lainnya yaitu mengikat pasir, kerikil dan air



2. Pasir
Pada pembuatan beton, pasir berfungsi sebagai pengisi. Untuk mendapatkan hasil
yang baik, maka sebaiknya pasir tidak boleh tercampur dengan tanah


3. Kerikil
material ini adalah material yang paling banyak dibutuhkan dalam pembuatan beton.
Kerikil berfunsi sebagai penguat beton


4. Air
Air berfungsi untuk melarutkan semen yang mulanya berbentuk bubuk sehingga
terjadi reaksi pengikatan pada semen




BAB IV
PROSEDUR PELAKSANAAN KERJA BETON

4.1 MEMBUAT BETON DEKING (TAHU BETON)

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa mampu diharapkan mampu membuat beton
deking secara baik dan benar

B. Tujuan Khusus
Setelah Mengikuti Praktek Ini Mahasiswa Mampu :
1. Membuat beton deking secara baik dan benar
2. Menjelaskan fungsi dari beton deking

C. Dasar Teori
Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton
yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak seperti tahu atau silinder. Pada saat
membuatnya diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya digunakan
dengan cara diikatkan pada tulangan. Beton ini berbeda dengan tahu beton yang
digunakan untuk tes tekan dari segi ukurannya walaupun beberapa orang
menggunakan istilah yang sama, tahu beton.
Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi
tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan
maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu, selimut beton juga menjaga agar
tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).





D. Alat Dan Bahan Yang Diperlukan
Alat-alat :
1. Sendok spesi
2. Cangkul
3. Roskam plastic
4. Sekrup
5. Timba
6. Palu
7. Jolang
8. Meteran
9. Gergaji
10. Kakak tua
Bahan :
1. Paku
2. Papan
3. Pasir
4. Semen
5. Air

E. Keselamatan kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian praktek lengkap, sepatu safety, masker,
helm dan pelindung telinga
Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
Gunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
Gunakan peralatan yang masih sempurna
Jangan menggunakan alat/mesin yang belum tahu cara penggunaaannya
Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya



F. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
2. Cari lokasi pekerjaan.
3. Buat bekisting ukuran 60 x 60 x 4 cm menggunakan papan.
4. Periksakan ukuran bekisting dan beri tanda pada bekisting., sesuai dengan ukuran
beton deking.
5. Letakkan bekisting diatas kertas semen atau plastic.
6. Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran 20 cm sebanyak 144 buah kawat.
Bentuk kawat tersebut dengan memutir kedua ujung kawat.
7. Lakukan pengayakan pasir.
8. Campuran 1:2 (1 bagian semen dan 2 bagian pasir hingga homogen).
9. Tuangkan semen, pasir dan air dengan perhitungan volume beton tahu (deking).
10. Adukan yang telah siap, dihitungkan pada cetakan yang telah dibuat serta diberi alas
kantong semen yang telah dibasahi.
11. Beton dek ing yang akan dibuat mempunyai ukuran penampang 5 x 5 cm.


12. Ratakan permukaan beton dengan sendok semen.



13. Biarkan hingga genangan air tidak tampak di atas permukaan adukan.


14. Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm, berdasarkan tanda yang
sudahdiberikan sebelumnya.


15. Masukan kawat kedalam adukan bagian tebal (panjang kawat yang telah di bentuk
20 cm )


16. Biarkan adukan mengeras ( 1hari), setelah itu buka bekisting secara perlahan.
Pisahkan beton satu per satu.





Volume beton tahu (deking) :
Dik : P = 60 cm.
L = 60 cm.
T = 2,5 cm.
Fas (factor air semen) = 0,5
Factor gembur = 1,85
Penye :
Volume acuan : p x l x t
: 60 cm x 60 cm x 4 cm = 14400 cm
3
= 14,4 liter.
Perbandingan yang digunakan : 1 : 2.
Maka, volume acuan x factor gembur.
14,4 liter x 1,85 = 26,64 liter.
Volume semen : Pc : 1/3 x 26,64 liter = 8,88 liter.
Ps : 2/3 x 26,64 liter = 17,76 liter.
Air : fas x volume semen.
0,5 x 8,88 = 4,44 liter.
Kontrol : 26,64 = pc + ps
26,64 = 8,88 + 17,76
26,64 = 26,64.






JOB II
MEMBUAT PELAT KEBUN

A. Tujuan
1.Memahami bagaimana membuat pembesian sederhana dan pengecoran beton
penyanggah.
2.Dapat mengaduk beton secara manual.
3.Dapat membuat jaringan tulangan sederhana.
4.Dapat membuat blok beton penyanggah.

B. Peralatan yang digunakan
1. Sekop
2. Rol meter
3. Jidar
4. Pemadat
5. Palu
6. Paku
7. Ruskam
8. Gunting kawat
9. Kakak tua
10. Ember

C. Bahan yang digunakan
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Plastik/kertas semen
5. Kawat 1mm
6. Papan untuk membuat mal
7. Besi tulangan
8. Beton tahu






C. Keselamatan kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian praktek lengkap, sepatu safety, masker,
helm dan pelindung telinga
Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
Gunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
Gunakan peralatan yang masih sempurna
Jangan menggunakan alat/mesin yang belum tahu cara penggunaaannya
Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya

D. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Cari lokasi pekerjaan.
3. Buat bekisting ukuran 40 x 35 x 5 cm.
4. Bekisting harus disiram air, sebelum dituangi adukan beton.
5. Periksa keadaan bekisting dan letakkan bekisting diatas kertas semen / plastic.
6. Buatlah jaringan tulangan sederhana.




7. Letakkan jaringan tulangan pada bekisting dan ikatan beton deking dibagian
bawah jaringan tulangan.

8. Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya. Homogenitas
pencampuran bahan dapat dilihat dari warna adukan yang sama.

9. Masukkan beton kedalam bekisting dan padatkan dengan menggunakan kayu
pemadat.

10. Ratakan permukaan beton dengan sendok semen atau ruskam.

11. Biarkan adukan mengeras sambil di siram beton menggunakan air.
12. Saat beton mulai mengeras buka bagian beton tersebut dari bekisting.



Volume pelat kebun :
Dk : P : 40 cm.
L : 40 cm.
T : 10 cm.
Fas (factor air semen) = 0.7
Factor gembur = 1.50.

Penye :
Volume acuan : p x l x t
: 40 cm x 40 cm x 10 cm = 16000 cm
3
= 16 liter.
Perbandingan yang digunakan : 1 : 2 : 3.
Maka, volume acuan x factor gembur = 16 liter x 1.50 = 24.00 liter
volume semen :
pc : 1/6 x 24.00 liter = 4.00 liter
ps : 2/6 x 24.00 liter = 8.00 liter
kr : 3/6 x 24.00 liter = 12.00 liter
air : fas x volume semen.
0.7 x 4.00 = 2.80 liter.
Kontrol :
24.00 = pc + ps + pk.
24.00 = 4.00 + 8.00 + 12.00
24.0 24.00










JOB III
PEMBESIAN TULANGAN KOLOM DAN BALOK

A. Tujuan
1. Dapat membuat pembesian tulangan kolom dan balok.
2. Dapat memasang tulangan kolom dengan benar.
3. Dapat menghitung kebutuhan tulangan kolom dengan tepat.
4. Dapat merangkai tulangan kolom dan balok.

B. Peralatan yang digunakan
1. Rol meter
2. Kakak tua
3. Gunting kawat
4. Bending
5. Tang

C. Bahan yang digunakan
1. Besi 10 mm 2 btg
2. Besi 6 mm 2 btg
3. Kawat 1mm
4. Beton tahu

D. Keselamatan kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian praktek lengkap, sepatu safety, masker,
helm dan pelindung telinga
Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
Gunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya


E. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3. Bengkokan tulangan yang telah dibuat dirangkai dengan meletakkan tulangan
utama pada posisi horizontal.
4. Kemudian masukkan begel pada tulangan pokok.


Atur begel dengan jarak 15 cm dan ikat dengan kawat 1 mm pada tulangan
pokoknya, ikatkan pula beton tahu pada tulangan.












JOB IV
PEMBESIAN PELAT LANTAI II

A. Tujuan
1. Dapat menyusun jarak pembesian pelat lantai II dengan tepat dan benar.
2. Dapat merangkai jaringan tulangan pelat lantai II.
3. Dapat menghitung kebutuhan tulangan pelat lantai II dengan tepat.

B. Peralatan yang digunakan
1. Rol meter
2. Kakak tua
3. Gunting kawat
4. Bending
5. Tang

C. Bahan yang digunakan
1. Besi 10 mm
2. Besi 8 mm
3. Kawat 1mm
4. Beton tahu
5. Kapur tulis.

D. Keselamatan kerja
Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian praktek lengkap, sepatu safety, masker,
helm dan pelindung telinga
Tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
Gunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara operasionalnya

31

E. Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Lakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai ukuran yang telah ditentukan.
3. Rangkailah tulangan seperti pada gambar job sheet dan ikatlah dengan kawat.
4. Ikatkan beton tahu pada jaringan tulangan


















32

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktek pekerjaan beton merupakan pekerjaan penting dari bagian konstruksi rumah yang
tidak dapat diabaikan karena merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh penghuni
rumah atau gedung. Oleh karena itu butuh teknik khusus. Diantaranya yaitu harus mampu
menentukan kemiringan sesuai pipa yang digunakan, mengenal jenis-jenis pipa yang
cocok digunakan, mampu membuat galian sesua ukuran yang ditentukan, dll
Setelah melakukan praktek selama 9 hari di bengkel, penulis menyimpulkan bahwa :
1) Dengan adanya praktek Kerja Beton I ini, maka mahasiswa telah dapat mengetahui
hal hal mengenai pekerjaan maupun teori teori dalam pekerjaan beton
diantaranya adalah job job yang telah dilaksanakan praktek kerja beton dan dapat
menghitung kebutuhan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan beton.
2) Kita harus dapat membaca gambar kerja dengan teliti dimana gambar kerja itu akan
dilaksanakan untuk pembuatan suatu konstruksi.


5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pelaksanakan praktek ini, kita
harus bekerja dengan serius dan harus mengerti terlebh dahulu langkah-langkah job sheet,
kemudian kerjasama kelompok yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.







33

5.3 Daftar Pustaka
Khamistan (2005) job sheet kerja beton
www.tekniksipil.com
www.ilmusipil.com
www.google.com
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai