Anda di halaman 1dari 14

1

Kerusakan Sel yang Terjadi pada Manusia



Ronaldi Susilo
102012459
BP4

Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Ronaldisusilo@yahoo.co.id



Pendahuluan
Latar Belakang
Sel merupakan unit terkecil penyusun suatu mahkluk hidup.Tubuh manusia terdiri dari
sangat banyak sel sel yang memiliki beragam bentuk dan beragam fungsi pula.Walaupun
ukurannya sangat kecil sehingga sering kali orang orang kurang menjaga sel sel di tubuhnya
karena mereka merasa sudah cukup sehat.Tapi pernahkah anda membayangkan bahwa sel kita
itu mungkin mengalami kerusakan.Bila kita memikirkannya pasti yang pertama kali kita
bayangkan adalah bagaimana mungkin bisa terjadi lalu apa dampaknya dan tentunyakita berpikir
bagaimana reaksi tubuh kita terhadap kerusakan sel tersebut.Maka untuk hal tersebut makanya
kita akan membahas tentang kerusakan sel dalam makalah ini ditinjau dari sudut pandang
kedokteran melalui ilmu patologi anatomi.

Skenario
Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke poliklinik karena daerah pipi kiri di samping cuping
hidung ada luka yang tidak sembuh-sembuh lebih dari 2 bulan. Luka makin lama makin melebar
dan dalam. Sudah diobati dengan obat luka tapi tidak ada perbaikan.


2


Isi

Sel
Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan. Sel adalah unit struktual dan
fungsional dasar penyusun makhluk hidup. Setiap sel tersusun oleh membran sel dan sitoplasma
yang berisi organel-organel sel. Berdasarkan jumlah sel penyusunya, makhluk hidup dapat
dibedakan menjadi makhluk uniseluler dan multiseluler. makhluk unisseluler adalah makhluk
yang tubuhnya hanya tersusun oleh satu sel, misalnya, bakteri, ganggag hijau-biru (sianofita),
serta beberapa jenis protozoa dan jamur mikroskopik. Makhluk multiseluler adalah makhluk
yang tubuhnya tersusun lebih dari satu sel, misalnya, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Tubuh manusia diperkirakan tersusun kurang lebih 100 triliun atau 10
14
sel. Sebagian besar
makhluk hidup merupakan makhluk multiseluler. Pada organisme multiseluler terjadi pembagian
tugas sel-sel penyusunnya, yang dikenal sebagai diferensiasi sel.
1

Setiap organ tubuh memiliki jenis dan sifat selnya sendiri. Ada sel yang terus bertumbuh
menyelesaikan tugasnya sesuai yang diprogramkan dalam gen. ada juga sel yang pada waktunya
berhenti bertumbuh. Normalnya, sel di bagian tubuh mana pun membelah diri tertib mengikuti
aturan. Tujuannya untuk bertumbuh mencapai ukuran optimalnya.
2

Komunikasi Sel

Komunikasi didalam sel multlak diperlukan dalam kehidupan makluk hidup multiseluler.
Ribuan sel manusia harus berkoordinasi kegiatannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan
organisme untuk berkembang. Adapun prinsip pada komunikasi sel yaitu:

1. Gambaran umum komunikasi sel:
Pensinyalan sel berkembang pada awal sejarah kehidupan
3

Sel yang berkomunikasi mungkin berdekatan atau terpisah jauh
Tiga tahap pensinyalan sel adalah penerimaan, tranduksi, dan respon
2. Penerimaan Sinyal dan Inisiasi Tranduksi:
Molekul sinyal terikat pada protein resptor, menyebabkan protein mengubah
bentuk
Sebagian besar reseptor sinyal merupakan protein membrane plasma.
3. Jalur Transduksi-Sinyal:
Jalur-jalur merelai sinyal dari resetor ke respons seluluer
Fosforilasi protein, suatu cara pengaturan yang umum dalam sel, merupakan
mekanisme utama transduksi sinyal
Molekul kecil dan ion kecil tertentu merupakan komponen utama jalur
pensinyalan(messanger kedua).
4. Repons Seluler terhadap Sinyal:
Dalam merespons sinyal, suatu sel dapat mengatur aktifitas dalam sitoplasma atau
transkripsi dalam nukleus
Jalur yang rumit memperkuat dalam menentukan respon sel terhadap sinyal.
2,3


Pensinyalan Terhadap sel
A. Pensinyalan Parakrin
Parakrin berasal dari kata para yang artinya dekat. Jadi parakrin merupakan pensinyalan
jarak dekat. Karna sinyal presiptik mengirim substrat yang mempengaruhi sel target dalam
jarak dekat. Sel parankrin akan mengirim substrat berupa hormon pertumbuhan yang
menyebabkan organism tumbuh. untuk beberapa kasus, kerusakan tidak terjadi pada
pensinyalan ini. Artinya sel presipnatik berkerja secara normal. Yang terjadi kelainan adalah
pada gen-nya. Kelainan inilah yang mempengaruhi presipnatik untuk melepaskan subtract
berlebihan.
4


4

B. Pensinyalan Sinaptis
Sinapsis berasal dari kata sinaps yang artinya celah. Jadi pensinyalan sinapsis merupakan
komunikasi sel yang melibatkan celah antar neuron. Secara umum sel presipnatik melepas
neurontransmiliter ke sinapsis yang kemudian diterima oleh sel target (presinatik).
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatun sel berikatan langsung
dengan protein lain pada sel lainnya. Misalnya saat kita berjalan, kemudian ada suara yamg
memangil, anda akan menoleh dan mencari sumber datangnya suara. Informasi dari
lingkungan, misalnya suara, akan diterima oleh resptor tubuh atau indra dan akan diolah
untuk menghasilkan sesuatu gerakan atau aktifitas. Hal ini merupakan gambaran dari kerja
saraf.

C. Pensinyalan Endokrin
Pensinyalan endokrin ini secara khusus nya disebut hormone, yang mempunyai jarak
termpuh yang sangat jauh dari organ endoktrin tempat sintesis molekul dengan sel target.
Pensinyalan endokrin sel padan satu bagian tubuh pengiriman hormone melalui darah untuk
mempengaruhi bagian lainnya.
3,4

Pembelahan Sel
Mitosis merupakan bagian dari siklus sel. Pembelahan mitosis berlangsung pada pada
organisme multiseluler. Apa saja yang terdapat dalam siklus mitosis? Berdasarkan gambar 2.1,
siklus sel dibagi menjadi 4 fase. Yaitu G1 (fase pertumbuhan primer), S (fase sintesis, kromosom
mengalami replikasi), fase dari G1 sampai dengan G2 disebut dengan tahap interfase.

5


Gambar 2.1. Siklus Pembelahan Gambar 2.1. Fase Pembelahan
Fase ke empat M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi pembelahan mitosis ini dibagi
menjadi interfase dan tahap pembelahan (lihat gambar 2.2). Tahap pembelahan ini sendiri terdiri
dari fase :

Profase
Fase ini memerlukan waktu yang paling lama dan energi yang lebih besar. Difese ini
kromatin berubah menjadi kromosom terkondensasi dengan jalan berpilin kromatin itu
sehingga kian memendek dan tebal. Selaput ini menipis dan akhirnya menghilang.
Metafase
Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat
gelendong melalui sentromernya dan semua bergerak kebidang ekuator. Gerak berhenti
bila semua pasangan kromatid mencapai ekuator sel.

Anafase
Sentromer menganda, sehinnga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri- sendiri.
Bergeraknya kromatid kearah kutub yang berlawanan inti diduga oleh peranan
mitrokobul dan mickrofilamen yang memendek dan memanjang.

Telofase
Sebuah anak inti muncul di dalam setiap kutub. Diluar inti sel, serat- serat gelendong
mulai terpecah.




6

Sitokinesis
Sitokinesis atau pembelahan sel, berbeda hasilnya pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Selama sitokinesis pada sel- sel hewan, stuktur protein disebut mikrofilamen membentuk
cincin disekitar ekuator.
4

Miosis adalah sejenis pembelahan khusus yang terjadi dalam pembentukan sperma dan
ovum. Jenis pembelahan ini menurunkan jumlah yang diploid.
1
Miosis terdiri dari dua tahap
yakni miosis I dan Miosis II. Fase istirahat diantara miosis I dan II disebut dengan interkinesis.
Masing- masing tahap memiliki empat fase sama halnya dengan mitosis.(lihat gambar 3)

Gambar 3. Pembelahan Miosis

Tahap Meiosis I
Profase I
Proses yang terjadi dapat dibedakan menjadi sub tahap: leptoten(kromatin berubah menjadi
kromosom), zigotin (sentriol bergerak ke kutub yang berlawanan, kromosom homolog
berpasanagn), pakiten (kromosom homolog masing-masing membelah sehingga
mempunyai empat lengan), di ploten (kromosom homolog agak terpisah), dan diakinesis
(sentriol berada di kutub yang berlawanan,terbentuk benang gelendong, membrane inti dan
nucleolus lenyap).

7

Metafase I
Proses yang terjadi : Benang- bengang spindle melekatkan diri pada setiap sentromer
kromosom, kromatid berjejer berpasangan (homolog) pada bidang ekuator.

Anaphase I
Proses yang terjadi : masing-masing kromosom homolog bergerak ke kutub yang
berlawanan. Tujuan fase ini adalah mem bagi isi kromosom diploid menjadi haploid.
Telofase I
Proses yang terjadi : membran inti dan nucleolus terbentuk kembali, sedangkan benang
spindle lenyap. Membran sel terbentuk sehingga sitoplasma terbelah menjadi dua
(sitokinesis) membentuk dua sel anakan yang bersifat mempunyai kromosom induk.


Fase Interkinase
Interkinesis merupakan tahap di antara pembelahan meiosis I dan meiosis II. Meskipun
pada meiosis I sudah terbentuk sel anakan haploid, kromosomnya masih berisi sepasang
kromatid, pada meiosis II terjadi pembagian kromatid tunggal kepada sel anakan baru. Dengan
tahapan sebagai berikut.


Tahap Miosis II
Profase II
Proses yang terjadi : membrane inti dan nucleolus lenyap. Sentriol bergerak ke kutub yang
berlawanan. Sentromer terikat pada benang- benang gelendong.

Metafase II
Proses yang terjadi : kromatid berjejer di bidang ekuator.

8

Anafase II
Proses yang terjadi : sentromer membelah, kromatid memisah dan masing-masing bergerak
ke kutub yang berlawanan.

Telofase II
Proses yang terjadi : membrane inti dan nucleus terbentuk kembali, kromatid berubah
menjadi kromatin. Sitokinesis terjadisehingga terbentik empat sel anakan yang bersifat
haploid.
4,5
Pembelahan Abnormal
Pembelahan abnormal terjadi ketika ada perubahan sel dewasa suatu jaringan, baik dalam
ukuran maupun susunannya. Keadaan ini disebut prakangker, yang berpotensi menjadi ganas.

Displasia (revesible)
Dikaresteritikan oleh perubahan pada sel dewasa normal yang bervariasi dalam ukuran
normal, bentuk atau organisasi. Stimulus yang umum menciptakan displasi bersifat
eksternal (mis. Radiasi, inflamasi, kimia toksik, atau iritasi kronis. Displasi mungkin
dapat revesible jika stimulus dihilangkan.

Anaplasia (irreversible)
Anaplasia yang berarti tidak tampak, adalah perubahan yang tidak revesible bila sturktur
sel dewasa mundur ketingkat primitive, mis. Kangker (sel tumor ganas yang besofat
menetap). Sel yang baru sangat berbeda dengan sel normal.
5

Sel Rusak
Sel rusak ( jejas ) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap
rangsangan atau sel terkena agen perusak ( damaging agents ). Hal ini dapat terjadi bila
rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati
bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami cedera,
maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan
genetik, dan sifat transportasinya.
9

Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera/jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori
utama yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). Jejas
reversibleadalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika
rangsangan perusak ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan
berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel
itu akan mati. . Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagian-bagian sel.

Penyebab jejas sel diantaranya adalah :
1. Hipoksia (pengurangan oksigen ) terjadi sebagai akibat :
iskemia (kehilangan pasokan darah
oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, pneumonia ) atauhilangnya kapasitas
pembawa oksigen darah (misalnya, anemia, keracunan karbon monoksida).
2. Faktor fisik, termasuk trauma, pcanas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik.
3. Bahan kimia dan obat-obatan, termasuk:
Obat terapeutik (misalnya, asetaminofen (Tylenol)
Bahan bukan obat (misalnya, timbale, alcohol).
4. Bahan penginfeksi, termasuk virus, ricketsia, bakteri, jamur, dan parsit
5. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Kekacauan genetik, misalnya mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi
suatu enzim,kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui.
7. Ketidakseimbangan nutrisi :
Defisiensi protein-kalor
Avitaminosis
aterosklerosis, dan obesitas
8. Penuaan
6


Akibat sel rusak
Sel yang rusak tentunya akan mengalami perubahan perubahan yang diakibatkan oleh
berbagai faktor penyebabnya.Efek dari kerusakan sel tersebut Antara lain:
10

A)Perubahan sel menurut kemungkinan menetapnya
Perubahan sel adalah suatu kerusakan yang di sebabkan oleh bakteri,jamur,dan berbagai
macam hal lainya yang menyebabkan beberapa jenis perubahan yaitu perubahan sel yang dapat
kembali atau disebut sebagai reversible dan yang menetap atau irreversible dan apabila dia tidak
bisa beradaptasi ia akan mati.
1)Perubahan sementara
Perubahan sementara adalah perubahan yang dapat kembali atau disebut sebagai
reversible
2)Perubahan menetap
Perubahan sel yang menetap adalah perubahan sel yang dapat kembali lagi seperti
semula.Untuk mengatasi hal ini sel akan beradaptasi atau disebut opoptosis untuk tetap
bertahan.Proses
3)Mati
Mati adalah keadaan dimana sel dimana sel tidak bisa bertahan dari rangsang dan
akibatnya sel tersebut akan rusak dan kematian sel dapat dibagi menjadi nekrosis dan opoptonis.
a)Nekrosis
Nekrosis adalah kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam
tubuh. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Faktor yang sering
menyebabkan kematian sel nekrotik adalah hipoksia berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan
toksin dan radikal bebas, dan kerusakan integritas membran sampai pada pecahnya sel. Respon
imun dan peradangan terutama sering dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan cedera lebih
lanjut dan kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di seluruh tubuh tanpa
menimbulkan kematian pada individu.Istilah nekrobiosis digunakan untuk kematian yang
sifatnya fisiologik dan terjadi terus-menerus. Nekrobiosis misalnya terjadi pada sel-sel darah dan
epidermis. Indikator Nekrosis diantaranya hilangnya fungsi organ, peradangan disekitar nekrosis,
demam, malaise, lekositosis, peningkatan enzim serum.
7
11

b)Apoptosis
Apoptosis adalah suatu proses yang ditandai dengan terjadinya urutan teratur tahap
molekular yang menyebabkan disintegrasi sel. Apoptosis tidak ditandai dengan adanya
pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan mati menyusut dengan sendirinya dan
dimakan oleh oleh sel di sebelahnya. Apoptosis berperan dalam menjaga jumlah sel relatif
konstan dan merupakan suatu mekanisme yang dapat mengeliminasi sel yang tidak diinginkan,
sel yang menua, sel berbahaya, atau sel pembawa transkripsi DNA yang salah.
Kematian sel terprogram dimulai selama embriogenesis dan terus berlanjut sepanjang
waktu hidup organisme. Rangsang yang menimbulkan apoptosis meliputi isyarat hormon,
rangsangan antigen, peptida imun, dan sinyal membran yang mengidentifikasi sel yang menua
atau bermutasi. Virus yang menginfeksi sel akan seringkali menyebabkan apoptosis, yang pada
akhirnya akan menyebabkan kematian virus dan sel pejamu (host). Hal ini merupakan
satu carayang dikembangkan oleh organisme hidup untuk melawan infeksi virus.
7
Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai berikut :
Sel mengkerut
Kondesasi kromatin
Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies
Fagositosis oleh sel di sekitarnya

B)Akibat kerusakan sel menurut kemungkinan kembali atau tidaknya.

Jejas Reversible
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP
oleh mitokondria. Penurunan ATP (dan peningkatan AMP secara bersamaan) merangsang
fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan glikolis aerobik. Glikogen cepat menyusut, dan asam
laktat dan fosfat anorganik terbentuk sehingga menurunkan PH intrasel.
Manifestasi awal dan umum pada jejas hipoksit non letal ialah pembengkakan sel akut. Ini
disebabkan oleh :
Kegagalan transportasi aktif dalam membran dari pada ion Na
+
, ion K
+
-ATPase yang
sensitif-ouabain, menyebabkan natrium masuk kedalam sel, kalium keluar dari dalam sel
dan bertambahnya air secara isosmotik.
12

Peningkatan beban osmotik intrasel karena penumpukan fosfat dan laktat anorganik,
serta nukleusida purin.

Jejas Ireversibel
Jejas ireversibel ditandai oleh valkuolisasi keras metokondria, kerusakan membran plasma
yang luas, pembengkakan lisosom, dan terlihatnya densitas mitokondria yang besar dan amort.
Jejas membram lisosom disusul oleh bocornya enzim ke dalam sitoplasma, dan karena
aktivasinya terjadi pencernaan enzimatik komponen sel dan inti.
6























13

Kesimpulan

Bila sel mengalami gangguan maka sel akan mengalami perubahan seperti penambahan
volume ataupun jumlah isi sel.Dan dalam beberapa keadaan sel akan dapat kembali kekeadaan
semula tapi dalam beberapa keadaan pula sel tidak akan kembali ke keadaan semula.Dan apabila
sel tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan tersebut maka sel akan mati.Sel yang mati akan
membuat sang pemilik sel akan mengalami gangguan pada tubuhnya.















14

Daftar Pustaka

1. Sinaga E. Biokimia Dasar. Jakarta: PT. ISFI penerbitan; 2012 hal. 34-6.
2. Nadesul H. Resep Mudah Hidup Sehat . Penerbit Buku Kompas. Jakarta : 2009 hal. 12.
3. Neil A.Campbell, Jane B, Reece, Lawrence G, Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlanga;
2004.hal.202-5.
4. Santoso B. Biologi. Jakarta: interplus; 2007.hal.73-6.
5. Otto. Buku saku keperawatan ongkologi. Jakarta: EGC; 2005.hal.35.
6. RobbinCK. Buku ajar patologi Robbins, ed. 7. Vol.1, jakarta: EGC; 2007 hal 22-3.
7. Seto A, Prince SA, Wilson LM.Buku ajar patologi 1. Jakarta: EGC; 2006. Hal.34-5.

Anda mungkin juga menyukai