Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Ronaldisusilo@yahoo.co.id
Pendahuluan Latar Belakang Sel merupakan unit terkecil penyusun suatu mahkluk hidup.Tubuh manusia terdiri dari sangat banyak sel sel yang memiliki beragam bentuk dan beragam fungsi pula.Walaupun ukurannya sangat kecil sehingga sering kali orang orang kurang menjaga sel sel di tubuhnya karena mereka merasa sudah cukup sehat.Tapi pernahkah anda membayangkan bahwa sel kita itu mungkin mengalami kerusakan.Bila kita memikirkannya pasti yang pertama kali kita bayangkan adalah bagaimana mungkin bisa terjadi lalu apa dampaknya dan tentunyakita berpikir bagaimana reaksi tubuh kita terhadap kerusakan sel tersebut.Maka untuk hal tersebut makanya kita akan membahas tentang kerusakan sel dalam makalah ini ditinjau dari sudut pandang kedokteran melalui ilmu patologi anatomi.
Skenario Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke poliklinik karena daerah pipi kiri di samping cuping hidung ada luka yang tidak sembuh-sembuh lebih dari 2 bulan. Luka makin lama makin melebar dan dalam. Sudah diobati dengan obat luka tapi tidak ada perbaikan.
2
Isi
Sel Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan. Sel adalah unit struktual dan fungsional dasar penyusun makhluk hidup. Setiap sel tersusun oleh membran sel dan sitoplasma yang berisi organel-organel sel. Berdasarkan jumlah sel penyusunya, makhluk hidup dapat dibedakan menjadi makhluk uniseluler dan multiseluler. makhluk unisseluler adalah makhluk yang tubuhnya hanya tersusun oleh satu sel, misalnya, bakteri, ganggag hijau-biru (sianofita), serta beberapa jenis protozoa dan jamur mikroskopik. Makhluk multiseluler adalah makhluk yang tubuhnya tersusun lebih dari satu sel, misalnya, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Tubuh manusia diperkirakan tersusun kurang lebih 100 triliun atau 10 14 sel. Sebagian besar makhluk hidup merupakan makhluk multiseluler. Pada organisme multiseluler terjadi pembagian tugas sel-sel penyusunnya, yang dikenal sebagai diferensiasi sel. 1
Setiap organ tubuh memiliki jenis dan sifat selnya sendiri. Ada sel yang terus bertumbuh menyelesaikan tugasnya sesuai yang diprogramkan dalam gen. ada juga sel yang pada waktunya berhenti bertumbuh. Normalnya, sel di bagian tubuh mana pun membelah diri tertib mengikuti aturan. Tujuannya untuk bertumbuh mencapai ukuran optimalnya. 2
Komunikasi Sel
Komunikasi didalam sel multlak diperlukan dalam kehidupan makluk hidup multiseluler. Ribuan sel manusia harus berkoordinasi kegiatannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme untuk berkembang. Adapun prinsip pada komunikasi sel yaitu:
1. Gambaran umum komunikasi sel: Pensinyalan sel berkembang pada awal sejarah kehidupan 3
Sel yang berkomunikasi mungkin berdekatan atau terpisah jauh Tiga tahap pensinyalan sel adalah penerimaan, tranduksi, dan respon 2. Penerimaan Sinyal dan Inisiasi Tranduksi: Molekul sinyal terikat pada protein resptor, menyebabkan protein mengubah bentuk Sebagian besar reseptor sinyal merupakan protein membrane plasma. 3. Jalur Transduksi-Sinyal: Jalur-jalur merelai sinyal dari resetor ke respons seluluer Fosforilasi protein, suatu cara pengaturan yang umum dalam sel, merupakan mekanisme utama transduksi sinyal Molekul kecil dan ion kecil tertentu merupakan komponen utama jalur pensinyalan(messanger kedua). 4. Repons Seluler terhadap Sinyal: Dalam merespons sinyal, suatu sel dapat mengatur aktifitas dalam sitoplasma atau transkripsi dalam nukleus Jalur yang rumit memperkuat dalam menentukan respon sel terhadap sinyal. 2,3
Pensinyalan Terhadap sel A. Pensinyalan Parakrin Parakrin berasal dari kata para yang artinya dekat. Jadi parakrin merupakan pensinyalan jarak dekat. Karna sinyal presiptik mengirim substrat yang mempengaruhi sel target dalam jarak dekat. Sel parankrin akan mengirim substrat berupa hormon pertumbuhan yang menyebabkan organism tumbuh. untuk beberapa kasus, kerusakan tidak terjadi pada pensinyalan ini. Artinya sel presipnatik berkerja secara normal. Yang terjadi kelainan adalah pada gen-nya. Kelainan inilah yang mempengaruhi presipnatik untuk melepaskan subtract berlebihan. 4
4
B. Pensinyalan Sinaptis Sinapsis berasal dari kata sinaps yang artinya celah. Jadi pensinyalan sinapsis merupakan komunikasi sel yang melibatkan celah antar neuron. Secara umum sel presipnatik melepas neurontransmiliter ke sinapsis yang kemudian diterima oleh sel target (presinatik). Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatun sel berikatan langsung dengan protein lain pada sel lainnya. Misalnya saat kita berjalan, kemudian ada suara yamg memangil, anda akan menoleh dan mencari sumber datangnya suara. Informasi dari lingkungan, misalnya suara, akan diterima oleh resptor tubuh atau indra dan akan diolah untuk menghasilkan sesuatu gerakan atau aktifitas. Hal ini merupakan gambaran dari kerja saraf.
C. Pensinyalan Endokrin Pensinyalan endokrin ini secara khusus nya disebut hormone, yang mempunyai jarak termpuh yang sangat jauh dari organ endoktrin tempat sintesis molekul dengan sel target. Pensinyalan endokrin sel padan satu bagian tubuh pengiriman hormone melalui darah untuk mempengaruhi bagian lainnya. 3,4
Pembelahan Sel Mitosis merupakan bagian dari siklus sel. Pembelahan mitosis berlangsung pada pada organisme multiseluler. Apa saja yang terdapat dalam siklus mitosis? Berdasarkan gambar 2.1, siklus sel dibagi menjadi 4 fase. Yaitu G1 (fase pertumbuhan primer), S (fase sintesis, kromosom mengalami replikasi), fase dari G1 sampai dengan G2 disebut dengan tahap interfase.
5
Gambar 2.1. Siklus Pembelahan Gambar 2.1. Fase Pembelahan Fase ke empat M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi pembelahan mitosis ini dibagi menjadi interfase dan tahap pembelahan (lihat gambar 2.2). Tahap pembelahan ini sendiri terdiri dari fase :
Profase Fase ini memerlukan waktu yang paling lama dan energi yang lebih besar. Difese ini kromatin berubah menjadi kromosom terkondensasi dengan jalan berpilin kromatin itu sehingga kian memendek dan tebal. Selaput ini menipis dan akhirnya menghilang. Metafase Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya dan semua bergerak kebidang ekuator. Gerak berhenti bila semua pasangan kromatid mencapai ekuator sel.
Anafase Sentromer menganda, sehinnga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri- sendiri. Bergeraknya kromatid kearah kutub yang berlawanan inti diduga oleh peranan mitrokobul dan mickrofilamen yang memendek dan memanjang.
Telofase Sebuah anak inti muncul di dalam setiap kutub. Diluar inti sel, serat- serat gelendong mulai terpecah.
6
Sitokinesis Sitokinesis atau pembelahan sel, berbeda hasilnya pada sel hewan dan sel tumbuhan. Selama sitokinesis pada sel- sel hewan, stuktur protein disebut mikrofilamen membentuk cincin disekitar ekuator. 4
Miosis adalah sejenis pembelahan khusus yang terjadi dalam pembentukan sperma dan ovum. Jenis pembelahan ini menurunkan jumlah yang diploid. 1 Miosis terdiri dari dua tahap yakni miosis I dan Miosis II. Fase istirahat diantara miosis I dan II disebut dengan interkinesis. Masing- masing tahap memiliki empat fase sama halnya dengan mitosis.(lihat gambar 3)
Gambar 3. Pembelahan Miosis
Tahap Meiosis I Profase I Proses yang terjadi dapat dibedakan menjadi sub tahap: leptoten(kromatin berubah menjadi kromosom), zigotin (sentriol bergerak ke kutub yang berlawanan, kromosom homolog berpasanagn), pakiten (kromosom homolog masing-masing membelah sehingga mempunyai empat lengan), di ploten (kromosom homolog agak terpisah), dan diakinesis (sentriol berada di kutub yang berlawanan,terbentuk benang gelendong, membrane inti dan nucleolus lenyap).
7
Metafase I Proses yang terjadi : Benang- bengang spindle melekatkan diri pada setiap sentromer kromosom, kromatid berjejer berpasangan (homolog) pada bidang ekuator.
Anaphase I Proses yang terjadi : masing-masing kromosom homolog bergerak ke kutub yang berlawanan. Tujuan fase ini adalah mem bagi isi kromosom diploid menjadi haploid. Telofase I Proses yang terjadi : membran inti dan nucleolus terbentuk kembali, sedangkan benang spindle lenyap. Membran sel terbentuk sehingga sitoplasma terbelah menjadi dua (sitokinesis) membentuk dua sel anakan yang bersifat mempunyai kromosom induk.
Fase Interkinase Interkinesis merupakan tahap di antara pembelahan meiosis I dan meiosis II. Meskipun pada meiosis I sudah terbentuk sel anakan haploid, kromosomnya masih berisi sepasang kromatid, pada meiosis II terjadi pembagian kromatid tunggal kepada sel anakan baru. Dengan tahapan sebagai berikut.
Tahap Miosis II Profase II Proses yang terjadi : membrane inti dan nucleolus lenyap. Sentriol bergerak ke kutub yang berlawanan. Sentromer terikat pada benang- benang gelendong.
Metafase II Proses yang terjadi : kromatid berjejer di bidang ekuator.
8
Anafase II Proses yang terjadi : sentromer membelah, kromatid memisah dan masing-masing bergerak ke kutub yang berlawanan.
Telofase II Proses yang terjadi : membrane inti dan nucleus terbentuk kembali, kromatid berubah menjadi kromatin. Sitokinesis terjadisehingga terbentik empat sel anakan yang bersifat haploid. 4,5 Pembelahan Abnormal Pembelahan abnormal terjadi ketika ada perubahan sel dewasa suatu jaringan, baik dalam ukuran maupun susunannya. Keadaan ini disebut prakangker, yang berpotensi menjadi ganas.
Displasia (revesible) Dikaresteritikan oleh perubahan pada sel dewasa normal yang bervariasi dalam ukuran normal, bentuk atau organisasi. Stimulus yang umum menciptakan displasi bersifat eksternal (mis. Radiasi, inflamasi, kimia toksik, atau iritasi kronis. Displasi mungkin dapat revesible jika stimulus dihilangkan.
Anaplasia (irreversible) Anaplasia yang berarti tidak tampak, adalah perubahan yang tidak revesible bila sturktur sel dewasa mundur ketingkat primitive, mis. Kangker (sel tumor ganas yang besofat menetap). Sel yang baru sangat berbeda dengan sel normal. 5
Sel Rusak Sel rusak ( jejas ) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan atau sel terkena agen perusak ( damaging agents ). Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transportasinya. 9
Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera/jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori utama yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). Jejas reversibleadalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati. . Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagian-bagian sel.
Penyebab jejas sel diantaranya adalah : 1. Hipoksia (pengurangan oksigen ) terjadi sebagai akibat : iskemia (kehilangan pasokan darah oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, pneumonia ) atauhilangnya kapasitas pembawa oksigen darah (misalnya, anemia, keracunan karbon monoksida). 2. Faktor fisik, termasuk trauma, pcanas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik. 3. Bahan kimia dan obat-obatan, termasuk: Obat terapeutik (misalnya, asetaminofen (Tylenol) Bahan bukan obat (misalnya, timbale, alcohol). 4. Bahan penginfeksi, termasuk virus, ricketsia, bakteri, jamur, dan parsit 5. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen. Antigen endogen ( missal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun. 6. Kekacauan genetik, misalnya mutasi, dapat menyebabkan: mengurangi suatu enzim,kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yg diketahui. 7. Ketidakseimbangan nutrisi : Defisiensi protein-kalor Avitaminosis aterosklerosis, dan obesitas 8. Penuaan 6
Akibat sel rusak Sel yang rusak tentunya akan mengalami perubahan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai faktor penyebabnya.Efek dari kerusakan sel tersebut Antara lain: 10
A)Perubahan sel menurut kemungkinan menetapnya Perubahan sel adalah suatu kerusakan yang di sebabkan oleh bakteri,jamur,dan berbagai macam hal lainya yang menyebabkan beberapa jenis perubahan yaitu perubahan sel yang dapat kembali atau disebut sebagai reversible dan yang menetap atau irreversible dan apabila dia tidak bisa beradaptasi ia akan mati. 1)Perubahan sementara Perubahan sementara adalah perubahan yang dapat kembali atau disebut sebagai reversible 2)Perubahan menetap Perubahan sel yang menetap adalah perubahan sel yang dapat kembali lagi seperti semula.Untuk mengatasi hal ini sel akan beradaptasi atau disebut opoptosis untuk tetap bertahan.Proses 3)Mati Mati adalah keadaan dimana sel dimana sel tidak bisa bertahan dari rangsang dan akibatnya sel tersebut akan rusak dan kematian sel dapat dibagi menjadi nekrosis dan opoptonis. a)Nekrosis Nekrosis adalah kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Faktor yang sering menyebabkan kematian sel nekrotik adalah hipoksia berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan toksin dan radikal bebas, dan kerusakan integritas membran sampai pada pecahnya sel. Respon imun dan peradangan terutama sering dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan cedera lebih lanjut dan kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di seluruh tubuh tanpa menimbulkan kematian pada individu.Istilah nekrobiosis digunakan untuk kematian yang sifatnya fisiologik dan terjadi terus-menerus. Nekrobiosis misalnya terjadi pada sel-sel darah dan epidermis. Indikator Nekrosis diantaranya hilangnya fungsi organ, peradangan disekitar nekrosis, demam, malaise, lekositosis, peningkatan enzim serum. 7 11
b)Apoptosis Apoptosis adalah suatu proses yang ditandai dengan terjadinya urutan teratur tahap molekular yang menyebabkan disintegrasi sel. Apoptosis tidak ditandai dengan adanya pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan oleh oleh sel di sebelahnya. Apoptosis berperan dalam menjaga jumlah sel relatif konstan dan merupakan suatu mekanisme yang dapat mengeliminasi sel yang tidak diinginkan, sel yang menua, sel berbahaya, atau sel pembawa transkripsi DNA yang salah. Kematian sel terprogram dimulai selama embriogenesis dan terus berlanjut sepanjang waktu hidup organisme. Rangsang yang menimbulkan apoptosis meliputi isyarat hormon, rangsangan antigen, peptida imun, dan sinyal membran yang mengidentifikasi sel yang menua atau bermutasi. Virus yang menginfeksi sel akan seringkali menyebabkan apoptosis, yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian virus dan sel pejamu (host). Hal ini merupakan satu carayang dikembangkan oleh organisme hidup untuk melawan infeksi virus. 7 Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai berikut : Sel mengkerut Kondesasi kromatin Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies Fagositosis oleh sel di sekitarnya
B)Akibat kerusakan sel menurut kemungkinan kembali atau tidaknya.
Jejas Reversible Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh mitokondria. Penurunan ATP (dan peningkatan AMP secara bersamaan) merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan glikolis aerobik. Glikogen cepat menyusut, dan asam laktat dan fosfat anorganik terbentuk sehingga menurunkan PH intrasel. Manifestasi awal dan umum pada jejas hipoksit non letal ialah pembengkakan sel akut. Ini disebabkan oleh : Kegagalan transportasi aktif dalam membran dari pada ion Na + , ion K + -ATPase yang sensitif-ouabain, menyebabkan natrium masuk kedalam sel, kalium keluar dari dalam sel dan bertambahnya air secara isosmotik. 12
Peningkatan beban osmotik intrasel karena penumpukan fosfat dan laktat anorganik, serta nukleusida purin.
Jejas Ireversibel Jejas ireversibel ditandai oleh valkuolisasi keras metokondria, kerusakan membran plasma yang luas, pembengkakan lisosom, dan terlihatnya densitas mitokondria yang besar dan amort. Jejas membram lisosom disusul oleh bocornya enzim ke dalam sitoplasma, dan karena aktivasinya terjadi pencernaan enzimatik komponen sel dan inti. 6
13
Kesimpulan
Bila sel mengalami gangguan maka sel akan mengalami perubahan seperti penambahan volume ataupun jumlah isi sel.Dan dalam beberapa keadaan sel akan dapat kembali kekeadaan semula tapi dalam beberapa keadaan pula sel tidak akan kembali ke keadaan semula.Dan apabila sel tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan tersebut maka sel akan mati.Sel yang mati akan membuat sang pemilik sel akan mengalami gangguan pada tubuhnya.
14
Daftar Pustaka
1. Sinaga E. Biokimia Dasar. Jakarta: PT. ISFI penerbitan; 2012 hal. 34-6. 2. Nadesul H. Resep Mudah Hidup Sehat . Penerbit Buku Kompas. Jakarta : 2009 hal. 12. 3. Neil A.Campbell, Jane B, Reece, Lawrence G, Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlanga; 2004.hal.202-5. 4. Santoso B. Biologi. Jakarta: interplus; 2007.hal.73-6. 5. Otto. Buku saku keperawatan ongkologi. Jakarta: EGC; 2005.hal.35. 6. RobbinCK. Buku ajar patologi Robbins, ed. 7. Vol.1, jakarta: EGC; 2007 hal 22-3. 7. Seto A, Prince SA, Wilson LM.Buku ajar patologi 1. Jakarta: EGC; 2006. Hal.34-5.