Anda di halaman 1dari 13

Resume Alamiah dan Sumber Daya Lingkungan

Lingkungan Abiotik dan Elemen Sumber Daya Tanah serta Lahan


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
ASDL

Dosen Pembimbing :
Dra. Bitta Pigawati, MT.








Disusun Oleh :
Apri Zulmi Hardi
21040112120010

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

Pengantar Alamiah dan Sumber Daya Lingkungan
Lingkungan Abiotik dan Elemen Sumber Daya Tanah dan Lahan
Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun
ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen
abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium
dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme
tersebut.Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari,
tanah, topografi ,dan iklim. Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik
dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam
ruang dan waktunya Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:Suhu. Proses
biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi
temperatur dalam tubuhnya Air.Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme.
Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
Garam.
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui
osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan
kandungan garam tinggi.Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya
matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu
sehingga hewan dan tumbuhan tertekan. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik
tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran
organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.Iklim. Iklim
adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi
iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang
dihuni komunitas tertentu. Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk
menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen
yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
1. Faktor- faktor Abiotik:
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup,
misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam pemenuhan
kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem antara lain :
a. Tanah
Profil tanah, memperlihatkan beberapa horizon tanah. Tanah (bahasa Yunani:
pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan
untuk hidup dan bergerak.Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah
dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air
dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan
udara merupakan bagian dari tanah. Pembentukan tanah (pedogenesis), tanah berasal
dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses
yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan
atau disebut sebagai horizon tanah.
Jenis jenis tanah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis
tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang
ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan
batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan
berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap
di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan
pertanian.


4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan
dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur
hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.
Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari
pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam
yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan,
Papua dan Sumatera.
Karakteristik
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami
proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih
tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik
atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral.
Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap
bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut
dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman
tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil
dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral,
pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup.
b. Suhu
Air akan mulai membeku pada suhu 0 Celsius (di gambar ini suhu udara -17 C)
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan K=C - 273.(derajat) Karena dar Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin
dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat.
c. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Radiasi matahari dalam suatu
lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a. Temperatur matahari yang tinggi.
b.Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk mendesain
perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses fisiologi ternak. Lingkungan
termal adalah ruang empat dimensi yang sesuai ditempati ternak. Mamalia dapat
bertahan hidup dan berkembang pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai,
tergantung pada kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme
fisiologis dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan panas
di antara tubuhnya dan lingkungan.
d. Air
Air, zat yang penting bagi kehidupan. Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es
yang mengambang, dan awan di udara yang merupakan uap air. Air adalah senyawa
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi,tetapi tidak di planet lain.Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi.Air sebagian besar terdapat di laut
(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan
tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es.
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan
mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran
biji, bagi hewan dan manusia air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti
transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya
tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
e. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai
penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan
dingin pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak
berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara
ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon
dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun udara
terbesar di atmosfer bumi.
1. Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk hidup untuk
membentuk protein, dan persenyawaan lainnya. Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak
mampu memamfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang
dapat menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri rhizobium yang hidup
bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau ganggang biru anabaena yang hidup
bersimbiosis dengan azolla (tumbuhan air). Tumbuhan lainnya memperoleh nitrogen
dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen
diudara yang terkena lecutan petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat
sehingga menjadi subur.
2. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan. Makanan,
misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami pembakaran (oksidasi) guna
mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam
pernapasan dihasilkan pula karbondioksida (CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan
maupun hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya dlam
rangka mendapatkan energi.
3. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan
biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke
tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak
kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri
hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup
ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban
udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak.
Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan
saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002). Kelembaban biasanya
diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase
yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen
fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada
saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas
dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak (Chantalakhana
dan Skunmun, 2002).
f. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan khlor (Cl). Mineral-mineral
itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah. Mineral
tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun
tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan
reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
g. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk hidup
memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di
lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang
umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan
didaerah lain yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena
tersusun atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal pertanian jika tidak diolah
dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan
diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali bersifat asam. Tanah berkapur
seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa dapat dinetralkan dengan diberi bubuk
belerang.
h. Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan
mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan
tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan berkadar
garam tinggi.
i. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu
daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai
contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar.
Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi
juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
j. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula.
Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua, memiliki curah
hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Dengan curah hujan yang tinggi
dan merata, cahaya matahari sepanjang tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan
suhu rata-rata 27 0 C, Indonesia memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang
tingggi
k. Iklim
Iklim / musim / cuaca merupakan hasil interaksi antara komponen abiotik dan
terkait dengan kesuburan tanah serta penyebaran tumbuhan dan hewan.
Sumber Daya Tanah
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Kebanyakan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral (kuarsa,
feldspar, mika, hornblende, kalsit, dan gipsum), meskipun ada yang berasal dari
tumbuhan (gambut/peat; Histosol). Tanah adalah material yang tidak padat yang
terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA,
Glossary of Soil Science Term). Jenny, H (1941) dalam buku Factors of Soil Formation
: tanah terbentuk dari interaksi banyak faktor, dan yang terpenting adalah : bahan
induk (parent material); iklim (climate), organisme (organism); topografi (Relief); waktu
(time). Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T=f (i, o, b, t, w)
Keterangan :
T = tanah b = bahan induk
f = faktor t = topografi
i = iklim w = waktu
o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
2.2.1. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan unsur-unsur
iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu
dan curah hujan.
a. Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu
tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah
akan cepat pula.
b. Curah Hujan
Curah hujan merupakan parameter iklim terpenting untuk pertanian daerah tripika,
baik dalam keadaan berlebih ataupun kekurangan. Dengan suhu yang dapat dikatakan
nisbi seragam, sebaran curah hujan merupakan patokan utama yang digunakan untuk
membuat penggolongan iklim tropika.
Curah hujan berkaitan erat dengan kelembaban tanah. Di dalam taksonomi tanah
(USDA) dikenal empat pola kelengasan tanah yang ada di daerah tropika, termasuk
Indonesia diantaranya : Udic, Ustic, Aridic dan Acuic. Curah hujan akan berpengaruh
terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2.2.2. Relief
Relief adalah bentuk permukaan lahan yang ditentukan oleh perbedaan tinggi (m)
dan kemiringan lereng (%). Relief mempengaruhi proses pembentukan dan
perkembangan tanah oleh sebab itu relief juga mempengaruhi difat tubuh tanah, hal itu
disebabkan oleh :
a. Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan oleh masa tanah.
b. Mempengaruhi dalamnya air tanah
c. Mempengaruhi besarnya erosi
d. Mengarahkan gerakan air berikut bahan terangkut atau terlarut di dalamnya dari
suatu tempat ke tempat lain.
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
2... Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi.
b. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya
menjadi asam
2.2.3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan),
dan batuan metamorf juga bahan organik. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan
induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat
di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama
dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur
pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan
mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi
diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah
dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam
silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya
bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih
merah.
Pada dasarnya, tanah berasal dari batu-batuan. Proses pembentukan tanah
dipengaruhi oleh beberapa unsur penting seperti iklim, bahan induk, organisme,
topografi dan waktu. Proses pembentukan tanah berlangsung secara terus menerus
sehingga kemungkinan terdapat bahan (unsur) pada tanah yang bertambah maupun
yang hilang.
Berikut manfaat sumber daya tanah untuk kehidupan, yaitu;
1. Penyediaan unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat produksi suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara
yang tersedia di tanah dan dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan
seimbang.
2. Penyedia maanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang
menguraikan sisa organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan
oleh tanaman dan organisme lain.
3. Sebagai habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tnah merupakan tempt
manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah,
hidup pula berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
4. Sumber bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan
tanah liat dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-
barang seni dan kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga
dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap
rumah atau bangunan.
5. Memiliki nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi
tata air), menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
6. Memiliki nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual
belikan
7. Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia.
Dengan mengetahui ke 7 manfaat sumberdaya tanah ini, kita dapat menjaga
dan melestarikannya serta menghindari pencemaran.
Sumber Daya Lahan
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia,
seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi,
daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan
ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai
lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di
atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu
sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang
dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya
(Mather, 1986). Dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang
terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi,
pengelolaan sumberdaya lahan seringkali kurang bijaksana dan tidak
mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga
kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas
tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan
yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin
berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan
kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktifitas
kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam dengan
kapasitas daya dukung yang menurun.
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi)
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material
maupun spiritual (Vink, 1975). Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besar yaitu (1) pengunaan lahan pertanian dan (2) penggunaan lahan bukan
pertanian. Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan
pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas
kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi
penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah,
kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi. Penggunaan lahan juga
tergantung pada lokasi, khususnya untuk daerah-daerah pemukiman, lokasi industri,
maupun untuk daerah-daerah rekreasi (Suparmoko, 1995). Menurut Barlowe (1986)
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis,
faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan
biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan
oleh keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum
pertanahan, keadaan









Referensi :
Prajuli, R., Samsi., Rosidin (2011) Lingkungan Abiotik dan Biotik [Online]. Dikases dari
:http://x-tkr-2.blogspot.com/2011/06/lingkungan-abiotik.html (Diakses pada Sabtu,
23-03-13).
Yuni (2011) Sumber Daya Tanah [Online]. Diakses dari:
http://girlsoilscientist.blogspot.com/2009/03/sumberdaya-tanah.html (Diakses
pada Minggu, 24-03-13).

Anda mungkin juga menyukai