Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 8

Disusun Oleh :
1. Isti Liftiyaningrum (211216)
2. Muqtasidatun Nisa (211217)
3. Ade Novit R (211233)
4. Umi Nur Choiriyah (211246)
5. Unsiana Umami (211280)
CAPM DAN APT
1. Pengertian CAPM
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model penetapan harga aktiva
equilibrium yang menyatakan bahwa ekspektasi return atas sekuritas tertentu adalah fungsi
linier positif dari sensifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio pasarnya.
CAPM dilihat senagai sudut pandang investor dalam melihat berbagai reaksi di pasar.
Kondisi-kondisi di pasar ini selanjutnya mendorong seorang investor untuk berperilaku dalam
memutuskan berbagai keadaan seperti risk and return dan harga keseimbangan pada suatu
sekuritas.
2. Asumsi-asumsi Mempergunakan CAPM
Asumsi dilakukan untuk member kemudahan bagi banyak pihak sebagai pengguna
untuk mengetahui berbagai kondisi yang mungkin terjadi.
a. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat return yang digarapkan dengan
simpangan baku portofolio untuk rentang satu periode
b. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang
simpangan bakunya identik, mereka akan memilih portofolio dimana member return
yang diharapkan lebih tinggi
c. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio dengan return
yang diharapkan identik , mereka memilih portofolio dengan simpangan baku yang
lebih rendah
d. Aset individual dapat dibagi tidak terbatas, berarti investor dapat membeli sebagian
saham jika berminat
e. Terdapat tingkat bebas risiko yang pada tingkat itu investor dapat member pinjaman
atau meminjam uang
f. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan
g. Semua investor memilii rentang satu periode yang sama
h. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor
i. Informasi bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor
j. Investor memiliki ekspektasi yang homogeny
Standar CAPM dipakai jika beta bernilai positif, sementara dalam pengujian di BEJ
terlihat bahwa beta adalah negative. Ini terlihat dari banyaknya pengujian yang dilakukan
seperti oleh Husnan dimana munculnya 8 saham yang memiliki angka beta negative dan
beberapa diantaranya dianggap cukup signifikan secara statistic. Asumsi yang bisa
menjelaskannya adalah salah satunya karena BEI berada pada bentuk lemah.
3. Formulasi Model CAPM
Dalam diversifikasi sempurna tidak bisa menghilangkan risiko, risiko itu disebut
sebagai risiko sistematis. Contohnya inflasi yang mempunyai efek pada kondisi pasar saham.
Karena disini ada tiga variabel yang memiliki keterkaitan, yaitu risiko sistematis (), return
market (R
m
) dan bebas risiko (R
f
).
R
i
= R
f
+
i
(R
m
R
f
)

R
i =
R
f
+ (R
m
R
f
)
i


Keterangan: R
i
= Return saham i
R
f
= Return investasi bebas risiko

i
= Beta saham I (indicator risiko sistematis)
R
m
= Return pasar
4. Beta
Besarnya risiko suatu saham ditentukan oleh beta (). Beta menunjukan hubungan
antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan). Beta diartikan sebagai risiko saham
sistematis.
> 1 menunjukan harga saham perusahaan lebih mudah berubah disbanding indeks pasar.
< 1 menunjukan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar.
= 1 menunjukan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
R
i
= (1
i
) R
f
+
i
x R
m
Pada saat > 1 menunjukan kondisi saham menjadi lebih berisiko, dalam artian jika
pada saat terjadinya perubahan pasar sebesar 1% maka pada saham X akan mengalami
perubahan lebih besar 1% atau saham X > 1%.
5. Capital Market Line
Capital Market Line adalah garis yang menggambarkan suatu hubungan antara
expected return dengan total risk pada portofolio efisien di kondisi pasar yang seimbang.

6. Security Market Line
Security Market Line (SML) merupakan suatu garis yang menghubungkan antara
tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis. SML juga sering
digunakan untuk menilai sekuritas secara individual dalam kondisi dan situasi pasar yang
seimbang. Risiko sistematis dapat diukur dengan beta (). Beta dilihat untk mengukur risiko
sekuritas. Semakin tinggi beta maka semakin tinggi risiko yang terjadi, dengan kata lain
kondisi beta yang tinggi menggambarkan sensivitas suatu sekuritas terhadap berbagai
perubahan pasar.

Titik A menggambarkan investor menjauhi risiko dan titik B investor memposisikan
investor yang menyukai risiko. Berdasarkan gambar diatas maka terlihat bahwa SML
merupakan garis yang menghubungkan antara expected return dan beta.
Jika E (R) dan adalah positif maka artinya untung
Jika E (R) dan adalah negative maka artinya rugi
E (R
i
) = R
f
+
i
(R
M
R
f
)

E (R
i
) = R
f
+ (R
M
R
f
)
i


Keterangan: E (R
i
) = Expected return i
R
f
= Risk free

i
= Beta saham i
R
M
= Return market
Untuk membentuk suatu garis SML dibutuhkan tiga variabel, diantaranya yaitu:
Variabel return bebas risiko, variabel beta atau besarnya beta untuk masing-masing sekuritas,
variabel tingkat diharapkan oleh investor atau return market dimana ini diwakili oleh indeks
pasar.
Jika kondisi pasar tidak berada dalam kondisi yang diharapkan maka sekuritas tidak
berada pada posisi garis SML yang disebabkan sekuritas-sekuritas tersebut overvalued atau
bahkan undervalued. Untuk melihat overvalued dan undervalued harus melihat harga
perusahaan di pasaran dan harga saham perusahaan di pasaran.
7. Arbitrage Pricing Theory (APT)
Arbitrage Pricing Theory (APT) merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A
Ross, yang menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dimana pada CAPM harga hanya dipengaruhi oleh satu faktor yaitu portofolio pasar (R
m
).

Keterangan: R
i
= Return saham i

i
= Alpa saham i
E (R
i
) = (1
i
) R
f
+
i
x R
M
R
i
=
i
+
i
R
M
+ ei

i
= Beta saham i
RM = Return pasar
ei = Random error
Asumsi yang mendasari model APT adalah:
a. Pasar modal dalam kondisi pasar persaingan sempurna
b. Para investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan kepastian
c. Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model
faktor
APT akan sangat bermanfaat jika bisa mengidentifikasikan tidak terlalu banyak
faktor-faktor makro ekonomi, mengukur expected return dari masing-masing faktor tersebut
dan mengukur kepekaan masing-masing saham terhadap faktor tersebut.

Anda mungkin juga menyukai