Anda di halaman 1dari 4

Analisis Jurnal

Mata Kuliah BIOMETRI



Kelompok 7:
Dedy Prasetya Puspo Aji F05112049
Rusmantoro F05111002
Teguh Pamuji Aprio Silo Sudarso F05111043

Judul Jurnal : Eksplorasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiosis dari
Tanah Kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya

Tahapan Metode Ilmiah

1. Perumusan Masalah
Hutan Mangrove adalah ekosistem yang didalamnya terpadu unsur fisik,
biologis darat maupun lautan, yang membuatnya menjadi sangat potensial. Hutan
Mangrove merupakan tempat berkembangnya komunitas beberapa bakteri.
Berkaitan dengan penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman, aktivitas
bakteri diperlukan untuk menjaga ketersediaan 3 unsur hara yang dibutuhkan
tanaman yakni Nitrogen, Fosfat, dan Kalium. Kandungan Nitrogen sangat banyak
di udara, namun agar bisa dimanfaatkan tanaman, Nitrogen haruslah ditambat
dahulu dengan bantuan mikroba. Tanpa adanya campur tangan manusia, hutan
Mangrove yang alami kemungkinan besar memiliki ekosistem bakteri penambat
Nitrogen yang melimpah dengan indikasi bahwa tanaman yang ada pada hutan
Mangrove dapat tumbuh secara lebat, subur dan daunnya berwarna hijau tanpa
melalui pemupukan.
Oleh karena itu permasalahan yang diangkat di sini adalah perlunya
dilakukan eksplorasi dan juga bagaimana cara mengembangkan bakteri penambat
Nitrogen non simbiosis pada ekosistem Mangrove Wonorejo Surabaya yang
nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati atau biofertilizer.
2. Perumusan Hipotesis
Tanpa adanya campur tangan manusia, hutan Mangrove yang alami
kemungkinan besar memiliki ekosistem bakteri penambat Nitrogen yang
melimpah dengan indikasi bahwa tanaman yang ada pada hutan Mangrove dapat
tumbuh secara lebat, subur dan daunnya berwarna hijau tanpa melalui
pemupukan.

3. Rancangan Penelitian

a. Tempat dan waktu penelitian
Pengambilan sampel tanah di kawasan hutan Mangrove Wonorejo
Surabaya dan analisis mikroba sampel tanah dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan Agustus 2010 sampai dengan
bulan Mei 2011.

b. Bahan dan alat penelitian
Bahan: sampel tanah, media pertumbuhan bakteri (NFB semisolid, NFB,
LG medium, LGI, dan NA), dan media identifikasi (lysine, omithin, H2S,
Glucose, Manitol, Xylose, ONPG, Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA,
Gelatin, Malonate, Inotisol, Sorbitol, Rhamose, Sucrose, Lactose,
Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin, dan Arginine).
Alat: Cylinder crob, Autoclave, neraca analitik, waterbath, shaker, kompor
listrik, erlenmeyer, mikroskop cahaya, botol kultur, spatula, tabung reaksi,
petridish, pipet volume, beaker glass, bunsen, ose, rak tabung reaksi, gelas
ukur, oven, kapas, inkubator,lemari es, label, alumunium foil, micropipet,
microtip, ph indikator, termometer, salinometer, dan soil tester.

c. Pengambilan sampel tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada daerah Rhizosfer tanaman
Waru, Api-api, Kayu Wuta, dengan menggunakan cylinder crob, dengan
kedalaman 20-30 cm dari atas permukaan tanah, dan mengukur derajat
keasaman/ph, salinitas, temperatur, dan kelembapan sebagai parameter
fisika dan kimia tanah.

d. Preparasi sampel tanah
Sampel tanah ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke dalam
akuades steril dengan volume 450 mL sebagai pengenceran 10-1. Diambil
10 mL dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam 90 mL akuades
steril sebagai pengenceran 10-2.

4. Pelaksanaan Penelitian

a. Analisis kualitatif dengan metode MPN
Menggunakan 3 seri tabung yang terdiri dari 9 tabung reaksi yang berisi
media semisolid NFB. 10 Ml suspensi sampel tanah dari pengenceran 10-2
dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung pada seri tabung pertama, 1 mL
pada seri tabung kedua, 0,1 mL pada seri tabung ketiga. Lalu diinkubasi di
suhu ruang 27 derajat C, selama 7 hari.

b. Isolasi bakteri
1 mL suspensi dari pengenceran 10-3 diambil dan dimasukkan ke dalam
cwan petri steril. Lalu media NFB/LG medium/LGI dimasukkan ke dalam
petri, dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu ruang 27 derajat C, selama
7 hari.

c. Identifikasi bakteri
Pemurnian isolat bakteri dengan cara mengambil satu ose koloni bakteri
dan ditumbuhkan pada media miring NA dengan metode streak. Lalu
diinkubasi pada suhu ruang 27 derajat C selama 7 hari.

d. Uji morfologi
1 ose biakan murni isolat bakteri diambil lalu digoreskan pada kaca objek,
difiksasi di atas api bunsen lalu diwarnai dengan pewarnaan gram
(A,B,C,D)

e. Uji fisiologi
Meliputi uji lysine, omithin, H2S, Glucose, Manitol, Xylose, ONPG,
Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA, Gelatin, Malonate, Inotisol, Sorbitol,
Rhamose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin, dan
Arginine

5. Hasil dan Kesimpulan

Hasil:
Kesimpulan:
1. Pada tiap sampel tanah Mangrove Wonorejo Surabaya ditemukan
bakteri penambat nitrogen non simbiosis yang terdiri dari genus
Azotobacter, Pseudomonas, dan Streptomyces pada sampel tanah
rhizosfer Hibiscus tiliaceus, Avicennia germinans, Excoecaria
agallocha, dan Avicennia officinalis. Sedangkan genus Azospirillum
hanya ditemukan pada sampel tanah rhizosfer Excoecaria agallocha
dan Avicennia officinalis.
2. Jumlah bakteri penambat nitrogen non simbiosis dapat diketahui
dengan metode MPN.
3. Karakterisasi bakteri penambat nitrogen non simbiosis pada sampel
tanah Mangrove Wonorejo Surabaya memiliki morfologi yang
berbeda-beda tiap genus.
Saran:
1. Dengan ditemukannya isolat-isolat bakteri penambat nitrogen non-
simbiosis, maka dapat digunakan untuk biofertilizer.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk isolat bakteri penambat
nitrogen non simbiosis pada lahan yang tidak bersalinitas.

Populasi dan Sampel

Di dalam jurnal di atas, maka dapat ditentukan bahwa yang menjadi suatu
populasi penelitian di atas adalah ekosistem bakteri penambat Nitrogen non
simbiosis di kawasan hutan Mangrove Wonorejo Surabaya. Sedangkan yang
menjadi sampel adalah tanah sebanyak 50 gram yang diambil di kawasan
ekosistem daerah Rhizosfer tanaman Waru, Api-api, dan Kayu Wuta yang mana
di dalamnya terdapat bakteri yang mewakili populasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai