Judul Jurnal : Eksplorasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiosis dari Tanah Kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya
Tahapan Metode Ilmiah
1. Perumusan Masalah Hutan Mangrove adalah ekosistem yang didalamnya terpadu unsur fisik, biologis darat maupun lautan, yang membuatnya menjadi sangat potensial. Hutan Mangrove merupakan tempat berkembangnya komunitas beberapa bakteri. Berkaitan dengan penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman, aktivitas bakteri diperlukan untuk menjaga ketersediaan 3 unsur hara yang dibutuhkan tanaman yakni Nitrogen, Fosfat, dan Kalium. Kandungan Nitrogen sangat banyak di udara, namun agar bisa dimanfaatkan tanaman, Nitrogen haruslah ditambat dahulu dengan bantuan mikroba. Tanpa adanya campur tangan manusia, hutan Mangrove yang alami kemungkinan besar memiliki ekosistem bakteri penambat Nitrogen yang melimpah dengan indikasi bahwa tanaman yang ada pada hutan Mangrove dapat tumbuh secara lebat, subur dan daunnya berwarna hijau tanpa melalui pemupukan. Oleh karena itu permasalahan yang diangkat di sini adalah perlunya dilakukan eksplorasi dan juga bagaimana cara mengembangkan bakteri penambat Nitrogen non simbiosis pada ekosistem Mangrove Wonorejo Surabaya yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati atau biofertilizer. 2. Perumusan Hipotesis Tanpa adanya campur tangan manusia, hutan Mangrove yang alami kemungkinan besar memiliki ekosistem bakteri penambat Nitrogen yang melimpah dengan indikasi bahwa tanaman yang ada pada hutan Mangrove dapat tumbuh secara lebat, subur dan daunnya berwarna hijau tanpa melalui pemupukan.
3. Rancangan Penelitian
a. Tempat dan waktu penelitian Pengambilan sampel tanah di kawasan hutan Mangrove Wonorejo Surabaya dan analisis mikroba sampel tanah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Mei 2011.
b. Bahan dan alat penelitian Bahan: sampel tanah, media pertumbuhan bakteri (NFB semisolid, NFB, LG medium, LGI, dan NA), dan media identifikasi (lysine, omithin, H2S, Glucose, Manitol, Xylose, ONPG, Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA, Gelatin, Malonate, Inotisol, Sorbitol, Rhamose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin, dan Arginine). Alat: Cylinder crob, Autoclave, neraca analitik, waterbath, shaker, kompor listrik, erlenmeyer, mikroskop cahaya, botol kultur, spatula, tabung reaksi, petridish, pipet volume, beaker glass, bunsen, ose, rak tabung reaksi, gelas ukur, oven, kapas, inkubator,lemari es, label, alumunium foil, micropipet, microtip, ph indikator, termometer, salinometer, dan soil tester.
c. Pengambilan sampel tanah Pengambilan sampel tanah dilakukan pada daerah Rhizosfer tanaman Waru, Api-api, Kayu Wuta, dengan menggunakan cylinder crob, dengan kedalaman 20-30 cm dari atas permukaan tanah, dan mengukur derajat keasaman/ph, salinitas, temperatur, dan kelembapan sebagai parameter fisika dan kimia tanah.
d. Preparasi sampel tanah Sampel tanah ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke dalam akuades steril dengan volume 450 mL sebagai pengenceran 10-1. Diambil 10 mL dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam 90 mL akuades steril sebagai pengenceran 10-2.
4. Pelaksanaan Penelitian
a. Analisis kualitatif dengan metode MPN Menggunakan 3 seri tabung yang terdiri dari 9 tabung reaksi yang berisi media semisolid NFB. 10 Ml suspensi sampel tanah dari pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung pada seri tabung pertama, 1 mL pada seri tabung kedua, 0,1 mL pada seri tabung ketiga. Lalu diinkubasi di suhu ruang 27 derajat C, selama 7 hari.
b. Isolasi bakteri 1 mL suspensi dari pengenceran 10-3 diambil dan dimasukkan ke dalam cwan petri steril. Lalu media NFB/LG medium/LGI dimasukkan ke dalam petri, dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu ruang 27 derajat C, selama 7 hari.
c. Identifikasi bakteri Pemurnian isolat bakteri dengan cara mengambil satu ose koloni bakteri dan ditumbuhkan pada media miring NA dengan metode streak. Lalu diinkubasi pada suhu ruang 27 derajat C selama 7 hari.
d. Uji morfologi 1 ose biakan murni isolat bakteri diambil lalu digoreskan pada kaca objek, difiksasi di atas api bunsen lalu diwarnai dengan pewarnaan gram (A,B,C,D)
e. Uji fisiologi Meliputi uji lysine, omithin, H2S, Glucose, Manitol, Xylose, ONPG, Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA, Gelatin, Malonate, Inotisol, Sorbitol, Rhamose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin, dan Arginine
5. Hasil dan Kesimpulan
Hasil: Kesimpulan: 1. Pada tiap sampel tanah Mangrove Wonorejo Surabaya ditemukan bakteri penambat nitrogen non simbiosis yang terdiri dari genus Azotobacter, Pseudomonas, dan Streptomyces pada sampel tanah rhizosfer Hibiscus tiliaceus, Avicennia germinans, Excoecaria agallocha, dan Avicennia officinalis. Sedangkan genus Azospirillum hanya ditemukan pada sampel tanah rhizosfer Excoecaria agallocha dan Avicennia officinalis. 2. Jumlah bakteri penambat nitrogen non simbiosis dapat diketahui dengan metode MPN. 3. Karakterisasi bakteri penambat nitrogen non simbiosis pada sampel tanah Mangrove Wonorejo Surabaya memiliki morfologi yang berbeda-beda tiap genus. Saran: 1. Dengan ditemukannya isolat-isolat bakteri penambat nitrogen non- simbiosis, maka dapat digunakan untuk biofertilizer. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk isolat bakteri penambat nitrogen non simbiosis pada lahan yang tidak bersalinitas.
Populasi dan Sampel
Di dalam jurnal di atas, maka dapat ditentukan bahwa yang menjadi suatu populasi penelitian di atas adalah ekosistem bakteri penambat Nitrogen non simbiosis di kawasan hutan Mangrove Wonorejo Surabaya. Sedangkan yang menjadi sampel adalah tanah sebanyak 50 gram yang diambil di kawasan ekosistem daerah Rhizosfer tanaman Waru, Api-api, dan Kayu Wuta yang mana di dalamnya terdapat bakteri yang mewakili populasi penelitian