Anda di halaman 1dari 44

REFERAT dan CASE REPORT

MENINGOENSEFALITIS
Disusun Oleh :
David Gerry Simatupang
09!0"0099
Pembimbing:
dr# N#$# Mer%y L#T&'ing( Sp#S
)EPANITERAAN )LINI) ILM* PEN+A)IT SARAF
PERIODE ! SEPTEM,ER - . O)TO,ER /0!.
FA)*LTAS )EDO)TERAN
*NI0ERSITAS )RISTEN INDONESIA
1A)ARTA
0
,A, I
PENDA$*L*AN
Infeksi ialah invasi dan multiplikasi kuman di dalam jaringan tubuh. Setelah kuman
berhasil menerobos permukaan tubuh dalam dan luar, ia dapat tiba di susunan saraf pusat melalui
lintasan-lintasan berikut. uman !ang bersarang di mastoid dapat menjalar ke otak per
kontinuitatum. Sutura memberikan kesempatan untuk invasi sema"am itu. Invasi hematogenik
melalui arteri intraserebral merupakan pen!ebaran ke otak se"ara langsung. Se"ara tidak
langsung misaln!a arteri meningeal !ang terkena radang dahulu.
Penjagaan otak khusus terhadap baha!a !ang datang melalui lintasan hematogen, !ang
dikenal sebagai sa#ar darah-otak atau blood brain barrier. $alaupun dalam ban!ak hal sa#ar
darah-otak itu sangat protektif, namun ia menghambat penetrasi fagosit,antibod! dan antibiotik.
%aka berbeda dengan proses infeksi diluar otak, jika terjadi infeksi di dalam jaringan otak maka
"enderung menjadi sangat virulen dan destruktif.
lasifikasi menurut organ !ang terkena peradangan, tidak memberikan pegangan klinis
!ang berarti. &adang pada saraf tepi dinamakan neuritis, pada meninges disebut meningitis, pada
jaringan medula spinalis dinamakan mielitis dan pada otak disebut en"ephalitis.
'
,A, II
ANATOMI MENINGES DAN ENCEP$ALON
Dalam pembahasan anatomi meningoen"ephalitis akan dibahas dua bagian anatomi !aitu
meningens dan en"ephalon. %eningens merupakan selaput atau membran !ang terdiri atas
jaringan ikat !ang melapisi dan melindungi otak. Selaput otak atau meningens terdiri dari tiga
bagian !aitu:
'. Durameter
Durameter dibentuk dari jaringan ikat fibrous. Se"ara konvensional durameter ini
terdiri atas dua lapis, !aitu endosteal dan lapisan meningeal. edua lapisan ini melekat
dengan rapat, ke"uali sepanjang tempat-tempat tertentu, terpisah dan membentuk sinus-
sinus venosus. (apisan endosteal sebenarn!a merupakan lapisan periosteum !ang
menutupi permukaan dalam tulang "ranium. (apisan meningeal merupakan lapisan
durameter !ang sebenarn!a, sering disebut dengan "ranial durameter. (apisan meningeal
ini terdiri atas jaringan fibrous padat dan kuat !ang membungkus otak dan melanjutkan
menjadi durameter spinalis setelah mele#ati foramen magnum !ang berakhit sampai
segmen kedua dari os sa"rum.
(apisan meningeal membentuk septum ke dalam, membagi rongga "ranium
menjadi ruang-ruang !ang saling berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-
bagian otak. )ungsi septum ini adalah untuk menahan pergeseran otak. *dapun empat
septum itu antara lain:
)al+ "erebri adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit !ang terletak pada
garis tengah diantara kedua hemisfer "erebri. ,jung bagian anterior melekat pada
"rista galli. -agian posterior melebar, men!atu dengan permukaan atas tentorium
"erebelli.
.entorium "erebelli adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit !ang
menutupi fossa "rania posterior. Septum ini menutupi permukaan atas "erebellum dan
menopang lobus o""ipitalis "erebri.
/
)al+ "erebelli adalah lipatan durameter !ang melekat pada protuberantia
o""ipitalis interna.
Diapharma sellae adalah lipatan sirkuler ke"il dari durameter, !ang mmenutupi
sella tur"i"a dan fossa pituitar! pada os sphenoidalis. Diafragma ini memisahkan
pituitar! gland dari h!pothalamus dan "hiasma opti"um. Pada bagian tengah terdapat
lubang !ang dilalui oleh tangkai h!poph!se.
Pada pemisahan dua lapisan durameter ini, terdapat sinus duramatris !ang berisi
darah vena. Sinus venosus0duramatris ini menerima darah dari drainase vena pada otak
dan mengalir menuju vena jugularis interna. Dinding dari sinus-sinus ini dibatasi oleh
endothelium. Sinus pada "alvaria !aitu sinus sagitalis superior. Sinus sagitalis inferior,
sinus transverses dan sinus sigmoidea. Sinus pada basis "rania antara lain: sinus
o""ipitalis, sinus sphenoidalis, sinus "avernosus, dan sinus petrosus.
Pada lapisan durameter ini terdapat ban!ak "abang-"abang pembuluh darah !ang
berasal dari arteri "arotis interna, a. ma+ilaris, a.phar!ngeus as"endens,a.o""ipitalis dan
a.vertebralis. Dari sudut klinis, !ang terpenting adalah a. meningea media 1"abang dari
a.ma+illaris2 karena arteri ini umumn!a sering pe"ah pada keadaan trauma "apitis. Pada
durameter terdapat ban!ak ujung-ujung saraf sensorik, dan peka terhadapa rgangan
sehingga jika terjadi stimulasi pada ujung saraf ini dapat menimbulkan sakit kepala !ang
hebat.
/. *ra"hnoid
(apisan ini merupakan suatu membran !ang impermeable halus, !ang menutupi
otak dan terletak diantara piameter dan durameter. %ebran ini dipisahkan dari durameter
oleh ruang potensial !aitu spatium subdurale dan dari piameter oleh "avum subara"hnoid
!ang berisi "erebrospinal fluid. 3avum subara"hnoid 1subara"hnoid spa"e2 merupakan
suatu rongga0ruangan !ang dibatasi oleh ara"hnoid dibagian luar dan piameter pada
bagian dalam. Dinding subara"hnoid spa"e ini ditutupi oleh mesothelial "ell !ang pipih.
Pada daerah tertentu ara"hnoid menonjol ke dalam sinus venosus membentuk villi
ara"hnoidales. *gregasi ini berfungsi sebagai tempat perembesan "erebrospinal fluid ke
dalam aliran darah.
4
*ra"hnodi berhubungan dengan piameter melalui untaian jaringan fibrosa halus
!ang melintasi "airan dalam "avum subara"hnoid. Struktur !ang berjalan dari dan ke otak
menuju "ranium atau foraminan!a harus melalui "avum subara"hnoid.
4. Piameter
(apisan piameter berhubungan erat dengan otak dan sum-sum tulang belakang,
mengikuti tiap sul"us dan g!rus. Piameter ini merupakan lapisan dengan ban!ak
pembuluh darah dan terdiri atas jaringan pen!ambung !ang halus serta dilalui
pemmbuluh darah !ang memberi nutrisi pada jaringan saraf.
*strosit susunan saraf pusat mempun!ai ujung-ujung !ang berakhir sebagai end
feet dalam piameter untuk membentuk selaput pia-glia Selaput ini berfungsi untuk
men"egah masukn!a bahan-bahan !ang merugikan ke dalam susunan saraf pusat.
Piameter membentuk tela "horoidea, atap ventri"ulus tertius dan 5uartus dan men!atu
dengan epend!ma membentuk ple+us "horoideus dalam ventri"ulus lateralis, tertius dan
5uartus.
Gambar 1. Penampang melintang lapisan pembungkus jaringan otak
6
Sedangkan en"ephalon adalah bagian sistem saraf pusat !ang terdapat di dalam
"ranium7 terdiri atas proen"ephalon 1disebut juga forebrain !aitu bagian dari otak !ang
berkembang dari anterior tiga vesikel primer terdiri atas diensefalon dan telensefalon27
mesen"ephalon 1disebut juga brainstem !aitu bagian dari otak !ang berkembang dari bagian
tengah tiga vesikel primer, terdiri atas tektum dan pedun"ulus27 dan rhomben"ephalon
1disebut juga hindbrain,terdiri atas metensefalon 1serebelum dan pons2 dan mielensefalon
1medulla oblongata2.
Gambar 2. Skema pembagian jaringan otak (encephalon)
Gambar 3. jaringan otak (encephalon)
MENINGITIS
8
%eningitis adalah radang umum pada araknoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia, atau proto9oa, !ang dapat terjadi se"ara akut dan kronis.
Mani2e3ta3i )4ini3
eluhan pertama biasan!a n!eri kepala. &asa n!eri ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. .engkuk menjadi kaku. aku kuduk disebabkan oleh mengejangn!a otot-otot
ekstensor tengkuk. -ila hebat, terjadi opistotonus, !aitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. esadaran menurun. .anda ernig dan
-rud9insk! positif.
:
)4a3i2i5a3i
%eningitis dibagi menjadi / golongan berdasarkan perubahan !ang terjadi pada "airan
otak, !aitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
%eningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter !ang disertai "airan otak
!ang jernih. Pen!ebab terseringn!a adalah mycobacterium tuberculosa. Pen!ebab lain seperti
lues, virus, o!oplasma gondhii" #icketsia.
%eningitis purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter !ang meliputi otak dan
medulla spinalis. Pen!ebabn!a antara lain: $iplococcus pneumoniae 1pneumokok2, %eisseria
meningitides 1meningokok2, Streptococcus haemolyticus" Staphylococcus aureus" &aemophilus
influen'ae" (scherichia coli" )lebsiella pneumoniae" Pseudomonas aeruginosa.
%eningitis .uberkulosis ;eneralisata
Mani2e3ta3i )4ini3
Pen!akit ini dimulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal,
marah-marah, obstipasi, muntah-muntah.
Dapat ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada pemeriksaan
terdapat kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen lainn!a. Suhu badan naik turun,
kadang-kadang suhu malah merendah. <adi sangat labil, lebih sering dijumpai nada !ang lambat.
Selain itu terdapat hiperestesi umum. *bdomen tampak men"ekung. ;angguan saraf otak !ang
terjadi disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini. =ang sering terkena nervus III dan >II.
?
.erjadi afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis, hemiparesis, gangguan
sensibilitas. .anda-tanda khas pen!akit ini adalah apatis, refleks pupil !ang lambat dan refleks-
refleks tendo !ang lemah.
Pemeri53aan Penun6ang
'. Pemeriksaan darah:
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap
darah 1(@D2, kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit.
Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Di samping itu pada meningitis
tuber"ulosis didapatkan juga peningkatan (@D.
/. 3airan otak: periksa lengkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis.
Pada meningitis serosa diperoleh hasil pemeriksaan "airan serebrospinal !ang jernih
meskipun mengandung sel dan jumlah protein !ang meninggi.
4. Pemeriksaan radiologis:
)oto dada
)oto kepala, bila mungkin * scan.
Penata4a53anaan
'. &ejimen terapi: / A&B@ C ? &A
a. / bulan pertama
I<A : ' + 600 mg0hari, oral
&ifampisin : ' + :00 mg0hari, oral
Pira9inamid : '8 - 40 mg0kg0hari, oral
Streptomisin : '8 mg0kg0hari, oral
*tau
@tambutol : '8 C /0 mg0kg0hari, oral
b. ? C '/ bulan berikutn!a
I<A : ' + 600 mg0hari, oral
&ifampisin : ' + :00 mg0hari, oral
D
/. Steroid
Diberikan untuk:
%enghambat reaksi inflamasi
%en"egah komplikasi infeksi
%enurunkan edema serebri
%en"egah perlekatan
%en"egah arteritis0infark otak
Indikasi:
esadaran menurun
Defisit neurologist fokal
Dosis:
Deksametason '0 mg bolus intravena, kemudian 6 kali 8 mg intravena selama / minggu
selanjutn!a turunkan perlahan selama ' bulan.
Di samping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan deksametason
untuk menghambat edema serebri dan timbuln!a perlekatan-perlekatan antara araknoid dan otak.
%eningitis Purulenta
Mani2e3ta3i )4ini3
;ejala dan tanda penting adalah demam tinggi, n!eri kepala, kaku kuduk, kesadaran
menurun.
Pemeri53aan Penun6ang
'. Pemeriksaan darah:
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap
darah 1(@D2, kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur.
Pada meningitis purulenta didapatkan peningkatan leukosit dengan pergerakan ke kiri pada
hitung jenis.
E
/. 3airan serebrospinalis: lengkap dan kultur
Pada meningitis purulenta, diperoleh hasil pemeriksaan "airan serebrospinal !ang keruh
karena mengandung pus, nanah !ang merupakan "ampuran leukosit !ang hidup dan mati,
jaringan !ang mati dan bakteri.
4. Pemeriksaan radiologis:
)oto kepala: periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi
)oto dada
Penata4a53anaan
.erapi bertujuan memberantas pen!ebab infeksi disertai pera#atan intensif suportif untuk
membantu pasien melalui masa kritis. Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa
diberikan obat sebagai berikut:
'. %eningitis !ang disebabkan pneumokok, meningokok.
*mpisilin '/-'D gram intravena dalam dosis terbagi per hari, selama minimal '0 hari
atau hingga sembuh.
/. %eningitis !ang disebabkan &aemophylus influen'ae.
ombinasi ampisilin dan kloramfenikol seperti di atas, kloramfenikol disuntikkan
intravena 40 menit setelah ampisilin. (ama pengobatan minimal '0 hari. -ila pasien alergis
terhadap penisilin, berikan kloramfenikol saja.
4. %eningitis !agn disebabkan enterobacteriaceae.
Sefotaksim '-/ gram intravena tiap D jam. -ila resisten terhadap sefotaksim, berikan:
"ampuran trimetoprim D0 gram dan sulfametoksa9ol 600 mg per infuse / kali ' ampul per
hari, selama minimal '0 hari.
6. %eningitis !ang disebabkan Staphylococcus aureus !ang resisiten terhadap penisilin.
-erikan sefotaksim atau seftriakson :-'/ gram intravena. -ila pasien alergi terhadap
penisilin: >ankomisin / gram intravena per hari dalam dosis terbagi.
8. -ila etiologi tidak diketahui.
Pada orang de#asa berikan ampisilin '/-'D gram intravena dalam dosis terbagi
dikombinasi dengan kloramfenikol 6 gram per hari intravena. Pada anak ampisilin 600
mg0kg-- ditambah kloramfenikol '00 mg0kg--0hari intravena. Pada neonatus ampisilin
'00-/00 mg0kg-- disertai gentamisin 8 mg0kg-- perhari.
'0
-ila setelah diberi terapi !ang tepat selama '0 hari pasien masih demam, "ari sebabn!a di
antaran!a:
'. @fusi subdural
/. *bses
4. Aidrosefalus
6. @mpiema subdural
8. .rombosis
:. Sekresi hormone antidiuretik !ang berkurang
?. Pada anak-anak: ventrikulitis
Differential diagnosis of meningitis
Type of
meningitis Cells Glucose Protein Smear
CSF lactic
acid
Bacterical
>500
polymorphonuclear
leukocytes/mm3
<1/2 blood
glucose >45 mg/dL rganisms >35 mg/dL
!iral
<500 mononuclear
cells/mm3 "ormal #ild increase
"o
organisms <35 mg/dL
$uberculous%
&ungal
<500 mononuclear
cells/mm3
#oderate or
marked decrease #arked increase ' % ( >35 mg/dL
''
ENSEFALITIS
@nsefalitis adalah radang jaringan otak !ang dapat disebabkan oleh bakteri, "a"ing,
proto9oa, jamur, ri"ketsia, atau virus.
En3e2a4iti3 Supurati2 A5ut
Eti&4&gi
-akteri pen!ebab ensefalitis adalah Staph!lo"o""us aureus" streptokokus" (. coli" +.
tuberculosa dan . pallidum. .iga bakteri !ang pertama merupakan pen!ebab ensefalitis bakterial
akut !ang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri.
@nsefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.
Pat&gene3i3
Pada ensefalitis supuratif akut, peradangan dapat berasal dari radang, abses di dalam
paru, bronkiektasis, empiema, osteomielitis tengkorak, fraktur terbuka, trauma tembus otak atau
penjalaran langsung ke dalam otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis.
*kibat proses ensefalitis supuratif akut ini akan terbentuk abses serebri !ang biasan!a terjadi di
substansia alba karena perdarahan di sini kurang intensif dibandingkan dengan substansia grisea.
&eaksi dini jaringan otak terhadap kuman !ang bersarang adalah edema dan kongesti !ang
disusul dengan pelunakan dan pembentukan nanah. )ibroblas sekitar pembuluh darah bereaksi
dengan proliferasi. *stroglia ikut juga dan membentuk kapsul. -ila kapsul pe"ah, nanah masuk
ke ventrikel dan menimbulkan kematian.
Mani2e3ta3i )4ini3
Se"ara umum, gejala berupa trias ensefalitis !ang terdiri dari demam, kejang dan
kesadaran menurun. Pada ensefalitis supuratif akut !ang berkembang menjadi abses serebri ,
akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik !ang terjadi di otak. ;ejala-gejala
tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatn!a tekanan intrakranial !aitu
'/
n!eri kepala !ang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun. Pada
pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. .anda-tanda defisit neurologis tergantung pada
lokasi dan luas abses.
Pemeri53aan Penun6ang
Pemeriksaan penunjang !ang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah
pemeriksaan !ang biasa dilakukan pada kasus-kasus infeksi lainn!a. Di samping itu dapat juga
dilakukan pemeriksaan elektroensefalogram 1@@;2, foto &ontgen kepala, bila mungkin *,Scan
otak, atau arteriografi. Pungsi lumbal tidak dilakukan bila terdapat edema papil. -ila dilakukan
pemeriksaan "airan serebrospinal maka dapat diperoleh hasil berupa peningkatan tekanan
intra"ranial, pleiositosis polinuklearis, jumlah protein !ang lebih besar daripada normal, dan
kadar klorida dan glukosa dalam batas-batas normal.
Diagn&3i3 ,anding
Pada kasus ensefalitis supuratif akut diagnosis bandingn!a adalah neoplasma, hematoma
subdural kronik, tuberkuloma, hematoma intraserebri.
Penata4a53anaan
Pada ensefalitis supuratif akut diberikan ampisilin 6 + 4-6 g dan kloramfenikol 6 + ' g per
/6 jam intravena, selama '0 hari. Steroid dapat diberikan untuk mengurangi edema otak. -ila
abses tunggal dan dapat di"apai dengan "ara operasi sebaikn!a dibuka dan dibersihkan tetapi bila
multiple, !ang dioperasi ialah !ang terbesar dan mudah di"apai.
Pr&gn&3i3
Prognosis ensefalitis supuratif akut buruk karena angka kematian men"apai 80F.
'4
En3e2a4iti3 Si2i4i3
Pat&gene3i3
Pada sifilis, !ang disebabkan kuman reponema pallidum, infeksi terjadi melalui
permukaan tubuh umumn!a se#aktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium !ang
terluka, kuman tiba di sistem limfatik. %elalui kelenjar limfe, kuman diserap darah sehingga
terjadi spiroketemia. Aal ini berlangsung beberapa #aktu hingga menginvasi susunan saraf
pusat. reponema pallidum akan tersebar di seluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain
susunan saraf pusat.
Mani2e3ta3i )4inis
;ejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian !aitu gejala-gejala neurologis dan gejala-
gejala mental. ;ejala-gejala neurologis itu diantaran!a adalah kejang-kejang !ang datang dalam
serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun, sering dijumpai
pupil *rg!l-&obertson. <ervus optikus dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul
gangguan-gangguan motorik !ang profresif.
;ejala-gejala mental !ang dijumpai ialah timbuln!a proses demensia !ang progresif.
Intelegensia mundur perlahan-lahan !ang pada a#aln!a tampak pada kurang efektifn!a kerja,
da!a konsentrasi mundur, da!a ingat berkurang, da!a pengkajian terganggu, pasien kemudian tak
a"uh terhadap pakaian dan penampilann!a, tak a"uh terhadap uang. Pada sebagian timbul
#aham-#aham kebesaran, sebagian menjadi depresif, lainn!a maniakal.
Pemeri53aan Penun6ang
Pada kasus-kasus ensefalitis sifilis, perlu dilakukan pemeriksaan tes serologik darah
1>D&(, .PA*2 dan "airan otak. 3airan otak menunjukkan limfositosis, kadar protein
meningkat, Ig;, Ig% meninggi, tes serologi" positif. Sken otak dapat dilakukan bila di"urigai
ada komplikasi hidrosefalus
Penata4a53anaan
.erapi dengan medikamentosa !aitu:
'6
'. Penisilin parenteral dosis tinggi
Penisilin ; dalam air: '/ C /6 juta unit0hari intravena dibagi : dosis selama '6 hari, atau
Penisilin prokain ;: /,6 juta unit0hari intramuskular G Probenesid 6 + 800 mg oral selama
'6 hari
Dapat ditambahkan -en9atin penisilin ;: /,6 juta unit, intramus"klar, selama 4 minggu
/. -ila alergi penisilin:
.etrasiklin: 6 + 800 mg per oral selama 40 hari, atau
@ritromisin: 6 + 800 mg per oral selama 40 hari, atau
loramfenikol: 6 + ' gram intravena selama : minggu, atau
Seftriakson: / gram intravena0muskular selama '6 hari
En3e2a4iti3 0iru3
Eti&4&gi
>irus !ang menimbulkan ensefalitis virus adalah virus &<* 1virus parotitis, virus
morbili, virus rabies, virus rubella, virus ensefalitis Hepang -, virus dengue, virus polio,
3o"ksakie *, 3o"ksakie -, echo-irus, dan virus koriomeningitis limfositaria2 dan virus D<*
1virus &erpes 'oster,-arisela" &erpes simpleks, *ytomegalo-irus, variola, vaksinia dan *IDS2.
'8
Mani2e3ta3i )4ini3
Proses radang pada ensefalitis virus selain terjadi jaringan otak saja, juga sering
mengenai jaringan selaput otak. Oleh karena itu ensefalitis virus lebih tepat bila disebut sebagai
meningo-ensefalitis. %anifestasi utama meningo-ensefalitis adalah konvulsi, gangguan
kesadaran 1acute organic brain syndrome2, hemiparesis, paralisis bulbaris 1meningo,
encephalomyelitis2, gejala-gejala serebelar, n!eri, dan kaku kuduk.
Pemeri53aan Penun6ang
Pemeriksaan !ang dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, titer antibodi terhadap
virus, pemeriksaan "airan otak: limfosit, monosit meningkat, kadar protein meninggi ringan,
kadar glukosa normal, kultur virus bila mungkin, @@; dan *,Scan bila mungkin. Pada
ensefalitis !ang disebabkan oleh Aerpes simpleks tipe I, gambaran @@; khas berupa aktivitas
gelombang tajam periodi" di temporal dengan latar belakang fokal0difus.
Penata4a53anaan
Pengobatan simtomatik diberikan untuk menurunkan demam dan men"egah kejang.
ortison diberikan untuk mengurangi edema otak. Pengobatan antivirus diberikan pada
ensefaltis virus !ang disebabkan herpes simpleks atau varisela 9oster !aitu dengan memberikan
asiklovir '0 mg0kg-- intravena, 4 kali sehari selama '0 hari, atau /00 mg tiap 6 jam per oral.
-ila kadar hemoglobin 1Ab2 turun hingga E d0dl, turunkan dosis hingga /00 mg tiap D jam. -ila
Ab kurang dari ? g0dl, hentikan pengobatan dan baru diberikan lagi setelah Ab normal kembali
dengan dosis /00 mg per D jam.
':
STAT*S NE*ROLOGI
<ama 1inisial2 : .n.Dedi
Henis kelamin : (aki-laki
,mur : 44 tahun
Pekerjaan : Photografer
Pendidikan : S%*
*gama : Islam
*lamat : Pejuang,-ekasi
%asuk tanggal : /6 *gustus /0'6
Anamne3i3
*lloanamnesis .gl : /6 *gustus /0'6
eluhan utama : penurunan kesadaran
eluhan tambahan: demam
Ri7ayat Per6a4anan Penya5it
Pasien datang ke RSUD Bekasi dengan keluhan penurunan kesadaran
sejak 1 hari smrs. Sebelumnya 1 minggu smrs pasien demam, naik
turun, turun saat minum paracetamol. embali tinggi beberapa jam
kemudian. ejang!"#, Sakit kepala!"#, batuk!"#.
Ri$ayat penyakit dahulu % Demam thypoid 1 bulan smrs
Ri$ayat peyakit keluarga % &idak ada keluhan
Ri$ayat kebiasaan pribadi% &idak ada keluhan
Pemeri53aan Fi3i5
Pemeri53aan *mum
esadaran : @6%:>'
.ekanan darah : '600E0 mmAg
'?
<adi : E6+0menit
Suhu : 4E,:
o
3
&espirasi : /6+0menit
uku : Sianosis 1-2
ulit : Sa#o %atang
elenjar getah bening : .idak teraba membesar
Pemeri53aan Neur&4&gi3
'. &angsang %eningeal
aku kuduk : G
ernig : -0-
(ase5ue : I?0
0
0I?0
0
-rud9inski I : -
-rud9inski II : -0-
/. <ervus 3ranialis:
N# II 8Opti5u39
)anan )iri
)unduskopi : .idak dilakukan .idak dilakukan

N#III( I0( 0I 8O5u4&m&t&riu3( T&:4eari3( A'du3en9
Sikap -ola %ata ; simetris
Ptosis : -0-
Strabismus : .idak ada
@ksoptalmus : .idak ada
@noptalmus : .idak ada
Diplopia : .idak diperiksa
Deviasi konjuge : .idak ada
Doll e!es fenomena : .idak ada
Pupi4
'D
-entuk : -ulat
(etak : di tengah
.epi : rata
Isokor : Isokor
,kuran : 8 mm08 mm
Re24e53 Ca:aya
)anan )iri
(angsung : Glambat Glambat
onsensual : Glambat Glambat
N#0 8Trige3minu39
&efleks kornea : G0G
&efleks maseter : 1G2
N# 0II 8Fa3ia4i39
Sikap #ajah 1dalam istirahat2 : simetris
(agoftalmus : -0-
%en!eringai : Sul"us <asolabialis simetris
N# 0III 80e3ti'u4&5&5:4eari39
0e3ti'u4ari3
<istagmus spontan : sulit dinilai
.es kalori : tidak dilakukan
N# I<( < 8G4&3&2aringeu3( 0agu39
&efleks faring : .idak dilakukan
&efleks okulokardiak : G0G
&efleks sinus karotikus: G0G
N# <II 8 $ip&g4&3u39
- sikap lidah : simetris
= atrofi : =
'E
M&t&ri5
888808888
888808888
T&nu3 Ot&t
)anan )iri
(engan - )leksor : normotoni normotoni
- @kstensor : normotoni normotoni
.ungkai - )leksor : normotoni normotoni
- @kstensor : normotoni normotoni
Tr&2i Ot&t
)anan )iri
(engan : @utrofi @utrofi
.ungkai : @utrofi @utrofi
Gera5an Sp&ntan A'n&rma4
ejang : -
.etani : -
.remor : -
horea : -
*tetosis : -
-alismus : -
Diskinesia : -
%ioklonik : -
)&&rdina3i
Stati3
.idak bisa dilakukan
/0
Dinami3
.idak bisa dilakukan

Re24e53
Re24e53 Tend&
)anan )iri
-iseps : GG GG
.riseps : GG GG
P& : GG GG
*P& : GG GG
Re24e53 )u4it
)anan )iri
.elapak kaki : G G
ulit perut : G G
Re24e53 A'n&rma4
)anan )iri
-abinski : - -
3haddo"k : - -
Oppenheim : - -
;orodn : - -
S"haeffer : - -

Sen3i'i4ita3
E53ter&3epti2 ; sulit dinilai
Pr&pri&3epti2 ; sulit dinilai
0egetati2
%iksi : kateter
Defekasi : sulit dinilai
Salivasi : -
/'
Fung3i Lu:ur ; sulit dinilai
Pemeri53aan Penun6ang;
(aboratorium:
Aemoglobin @lektrolit: <a '4?
(eukosit 6,/
Aematokrit 3l '''
.rombosit //,E ,reum 46
;DS ?D reatinin 0,ED
S;O. '4E *sam urat 4,6
S;P. 8:
3.--rain
Diagn&3i3
linis : penurunan kesadaran
@tiologi : - %eningoen"ephalitis
- -/0
- *nemia
- Aiponatremia
- Aipokalemia
- ;angguan fungsi hepar
.opis :
T:erapy
I>)D : &( G <- drip0'/ jam
Injeksi : 3eftria+one /+'gr
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol drip

//
Pr&gn&3i3
*d vitam : Dubia ad malam
*d sanasionum : Dubia ad malam
*d fungsionum : Dubia ad malam
FOLLO> *P
Senin( /" Agu3tu3 /0!. P$; !
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '400D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>' <: D0+0mnt S: 4:,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1G2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis: Penurunan kesadaran
Diagnosa topis:
/4
Diagnosa etiologis: Susp.%eningitis
P; I>)D: &( G<- 8000 drip0'/ jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
La'&rat&rium;
(eukosit: 8,/
Aemoglobin: D,0
Aematokrit: /8,'
.rombosit: '8:
Se4a3a( / Agu3tu3 /0!. P$;/
S; Demam
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '800'/0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>' <: E:+0mnt S: 4D,8
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1G2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
/6
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis: Penurunan kesadaran
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: Susp.%eningitis
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
(aboratorium
<a: '4D
: 4,D
3l: E/
3.-s"an kepala
esan: suspek en"ephalitis di lobus frontal bilateral dan lobus temporal kiri, dd0artefak
Ra'u( /? Agu3tu3 /0!. P$; @
S; Demam
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: ''00D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: D0+0mnt S: 4:,E
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
/8
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis: )ebris
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: Susp.%eningitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon /+:/,8 mg
/:
Oral: *mlodipine '+'0mg
)ami3( /A Agu3tu3 /0!. P$; .
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '/00D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: ?/+0mnt S: 4:,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
/?
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
1umat( /9 Agu3tu3 /0!. P$; "
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: ''00D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: D0+0mnt S: 4:,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
/D
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
Sa'tu( @0 Agu3tu3 /0!. P$;
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: ''00?0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: ?/+0mnt S: 4:,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
/E
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
Senin( ! Agu3tu3 /0!. P$;A
40
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '/00E0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: DD+0mnt S: 4:,'
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
4'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
Senin( ! Septem'er /0!. P$;A
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '/00E0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: DD+0mnt S: 4:,'
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
4/
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF II : )utrolit I G <- 0D jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
Se4a3a( / Septem'er /0!. P$;9
S; Munta: !B( demam
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '600E0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: ''/+0mnt S: 4E,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
44
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
46
)lu"ona9ole '+'80mg
Ra'u( @ Septem'er /0!. P$;!0
S; Munta: !B
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '400D0 mmAg &&: /D+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: '4/+0mnt S: 4?,4
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF
Injeksi: 3eftria+one /+'
48
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+'
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
)ami3( . Septem'er /0!. P$;!!
S; Munta: /B
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: ''00D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: '/0+0mnt S: 4:,?
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
4:
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF G)utrolit
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+' k0p
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+:/,8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
)* /+'
1umat( " Septem'er /0!. P$;!/
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '400D0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: ?:+0mnt S: 4:,E
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
4?
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF G)utrolit
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+' k0p
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+4',/8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
4D
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
)* /+'
Sa'tu( Septem'er /0!. P$;!@
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '/00D0 mmAg &&: /0+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: D0+0mnt S: 4:,8
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
4E
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: )utrolit0/6 jam
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+' k0p
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+4',/8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
)* /+'
Senin( A Septem'er /0!. P$;!"
S;
O; Statu3 genera4i3; ,:.SS .D: '000?0 mmAg &&: /6+0mnt
esadaran: @6%:>8 <: :0+0mnt S: 4:,/
0
3
Statu3 neur&4&gi3;
Rang3ang meningea4; kaku kuduk 1-2 (ase5ue I?0
0
0 I?0
0
-ru9inski I 1-2 ernig -0-
-ru9inski II: 1-2
Nn#%arnia4e3;
< III, I>, >I: sikap bola mata simetris, pupil bulat, isokor, 8 mm0 8mm, di tengah tepi
rata, refelk "aha!a langsung G0G, reflek "aha!a tidak langsung G0G
< >: reflek "aha!a 1G2 < >II: S<( simetris 7 < JII: Deviasi lidah 1-2
M&t&ri5; 888808888
60
888808888
&efleks fisiologis: biseps GG0GG triseps GG0GG
*P& GG0GG P& GG0GG
&efleks patologis: -abinski -0- ;ordon -0-
3haddo"k -0- S"haefer -0-
Oppenheim -0-
A; Diagnosa klinis:
Diagnosa topis:
Diagnosa etiologis: %eningitisen"ephalitis
*nemia
Aiponatremia
Aipokalemia
;angguan fungsi hati
-/0
P; I>)D: <a3l 0,EF G)utrolit
Injeksi: 3eftria+one /+'
&anitidine /+'
Pumpitor '+'
Sanmol 4+' k0p
&evolan 4+' gr
emi"etin 6+' gr
%etronida9ole 4+800mg
%etil prednisolon 4+4',/8 mg
Oral: *mlodipine '+'0mg
S& /+'
Sanfulli5 /+'
3andestatin drop 4+II ""
)lu"ona9ole '+'80mg
)* /+'
6'
Pem'a:a3an
Pasien dengan diagnosis utama meningoen"ephalitis, diagnosis sekunder -/0,Aiponatremia,
Aipokalemia. .erapi !ang diberikan sudah sesuai.
6/
DAFTAR P*STA)A
'. Aauser,Stephen,( 1ed2. AarrisonKs , <eurolog! in 3lini"al %edi"ine . %" ;ra# Aill,
Philadelphia, /008
/. .aslim S. Soetamenggolo, Sof!an Ismael, -uku *jar <eurologi *nak, Hakarta, ID*I, 'EEE,
hlm. 4?4 C D6
4. %ark %umenthaler, <eurologi jilid ', -ern, S#iss, 'EDE. hlm. :: C ?
6. ;ilro!, Hohn -asi" <eurolog!, %" ;ra# Aill. ,S*, 'EE?
8. http:00###.emedi"ine."om0@%@&;0topi" ':4.htm
:. http:00###.emedi"ine."om0@%@&;0topi" /6?.htm
?. http :00###.postgradmed."om0issue0guti.htm
64

Anda mungkin juga menyukai