Anda di halaman 1dari 4

ACTIVITY BASED COST

A.Pengertian ABC (Activity Based Costing) Activity Based Costing merupakan metode yang
menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok
produk yang lebih akurat. Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan
informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas
untuk menghasilkan produk secara akurat
Pengertian Activity Based Costing System
Hongren mendefinisikan ABC Sistem sebagai : is a system that first
accumulates the costs of each activity of an organization and then applies the costs of
activities to the products, services, or other cost objects using appropriate cost drivers.
(Charles T. Hongren, Sundem, & Stratton, 1996 : 502)
Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah
suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang
terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk
atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen
agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan
pengambilan keputusan.
b. Asumsi Dasar Pada ABC System
Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen
akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam
berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang
akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur
memaksa manajemen untuk mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost
effective.
2. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya
overhead pabrik dalam product cost menjadi dominan.
3. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global, perusahaan
manufaktur harus menerapkan marketdriven strategy.
4. Marketdriven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.
5. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan
dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya yang sangat bermanfaat dengan
cukup akurat.
Manfaat Activity Based Costing System
1. Memperbaiki kualitas pembuatan keputusan.
2. Menyediakan informasi biaya berdasarkan aktifitas, sehingga memungkinkan
manajemen melakukan manajemen berbasis aktivitas (activity based
management).
3. Perbaikan berkesinambungan terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead
pabrik.
4. Memberikan kemudahan dalam estimasi biaya relevan.
Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai
konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan system akuntansi
biaya tradisional.

TUJUAN DAN PERANAN ABC
Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki
cara penelusuran baiaya ke objek biaya.
ABC menggunakan analisis aktivitas untuk meningkatkan pengendalian operasional dan
pengendalian manajemen.
Perana sistem ABC
1. Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung
2. Pembebanan biaya dan alokasi biaya : biaya langsung dan tidak langsung.
Pembebanab biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool
ke cost objects. Biaya langsung dapat ditelusuri secara langsung ke cost atau cost object secara
mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya tidak langsung tidak adapat ditelusuri
secara mudah, sulit dihubungkan secara ekonomi dar biaya atau cost pool ke cost pool atau objek
biaya.
MANFAAT ABC
1. Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informatif, yang mengarahkan pengukuran
protabilitas produk lebih akurat terhadap keputusan strategik, tentang harga jual, lini
produk, pasar, da pengeluaran modal.
2. Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas, sehingga
membantu manajemen meningkatkan nilai produk (product value).
3. Memdahkan memberikan infirmasi tentang biaya relevan untuk mengambil keputusan.

KELEMAHAN ABC
1. Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan
aktivitas biaya tersebut. Contoh : pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
2. Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh : iklan, riset,
pengembangan, dan sebagainya.
3. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, di samping memerlukan biaya yang mahal juga
memerlukan waktu yang cukup lama.
4. Kelebihan dari sistem ABC
5. 1. Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya
lebih akurat.
2. Mengidentivikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut.
3. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
bernilai tambah.
4. Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan pengambilan
keputusan.
6. Kelemahan dari sistem ABC
7. 1. Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara berfikir mereka
mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi manajer untuk memahami ABC.
2. Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan menghentikan memproduksi
lebih sedikit produk.
3. Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna keperluan persyaratan
laporan keuangan.
4. Implementasi sistem ABC belum dikenal dengan baik sehingga prosentase penolakan
terhadap sistem ini cukup besar.
8. eberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya Activity-Based
Costing (ABC) yang dikemukakan oleh Amin Widjaya dalam bukunya Activity-Based
Costing untuk manufakturing dan pemasaran, adalah sebagai berikut:
9. 1.Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya (cost driver)
untuk menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap produk. Sedangkan
sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara arbitrer berdasarkan satu
atau dua basis alokasi yang non representatif.
10. 2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya
tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba. Apabila
sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk,
angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
11. 3.Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya
ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini mengarah ke
integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional silang
mengenai organisasi.
12. 4.Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian
dari pada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu biaya (cost
driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan data biaya
historis pada akhir periode untuk menghilang biaya aktual apabila kebutuhan muncul.
13. 5.Pada sistem biaya tradisional penentuan tarif suatu produk berdasar aktivitas level unit
(bahan baku dan tenaga kerja). Sedangkan pada ABC System pembebanan biaya overhead
berdasarkan aktivitas berlevel unit maupun non unit sehingga penentuan biaya lebih
akurat karena ditelusuri ke masing-masing produk.
14. Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis unit
sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya produk yang terdistorsi. Distorsi
yang terjadi berupa subsidi silang (cross subsidy) antar produk, satu produk mengalami
kelebihan biaya (overcosting) dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya
(undercosting). Tingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya overhead
terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya, semakin besar distorsi yang
terjadi demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang melandasi dikembangkannya sistem
biaya Activity-Based Costing.
15. Perbedaan Tradisional (Job Order Costing) dan ABC
16. Perusahaan yang menggunakan ABC adalah perusahaan yang
memproduksi berbagai jenis barang seperti dalam perusahaan yang menggunakan job
order costing. Sistem job oreder costing disebut sistem tradisional (traditional costing
system). Beberapa perbedaan system tradisional dan ABC adalah:
No Tradisional (Job Order Costing) ABC
1 Semua produk dibebani biaya
produksi, meskipun produk tertentu
tidak mengkonsumsi biaya produksi
tersebut
Tarif BOP ditentukan di depan berdasarkan
biaya yang dianggarkan atau tingkatan
aktivitas yang diharapkan
2 Biaya non produksi
(Nonmanufacturing costs) seperti
biaya adsminitrasi dan pemasaran
tidak dibebankan ke produk tertentu,
meskipun biaya tersebut muncul
karena memproduksi produk tertentu
tersebut
Beberapa biaya produksi dikeluarkan atau
tidak dimasukkan sebagai biaya produksi
barang tertentu, jika biaya produksi tersebut
muncul bukan karena memproduksi barang
tertentu tersebut. Atau dengan kata lain,
biaya produksi barang tertentu hanya
dibebani biaya yang timbul karena
memproduksi barang tersebut.
3 Biaya produksi selain bahan baku
dan tenaga kerja langsung dijadikan
satu kelompok BOP (biaya overhead
pabrik) dengan satu ukuran,
umumnya diukur berdasarkan jam
kerja tenaga kerja langsung atau jam
kerja mesin
Terdapat lebih dari satu pool atau kelompok
biaya yang tidak dapat ditelusur (BOP,
Adsminitrasi, Pemasaran), dimana masing-
masing kelompok biaya mempunyai ukuran
aktivitas tersendiri, sehingga mempunyai
tariff tersendiri.
4 Tarif BOP ditentukan di depan
berdasarkan biaya yang dianggarkan
atau tingkatan aktivitas yang
diharapkan
Tarif alokasi biaya didasarkan pada tingkat
aktivitas sesungguhnya, bukan akktivitas
yang dianggarkan ataupun yang

Anda mungkin juga menyukai