Anda di halaman 1dari 24

RESUME KOMPILASI

SKENARIO 5

MASALAH AGROMEDIK








VESALIUS







FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
A. SKENARIO
Dokter Tini ditempatkan di Puskesmas Puger sejak satu bulan yang lalu.
Wilayah Puger mempunyai produk pertanian yang beragam meliputi tanaman padi,
jagung, tembakau dan tanaman lainnya. Selain itu, di wilayah Puger terdapat beberapa
industri rumah tangga yang menghasilkan kapur bangunan dan ada satu pabrik semen.
Seringkali, pasien yang datang ke Puskesmas mengeluh matanya sakit saat bekerja di
bukit kapur. Selain itu, pasien juga sering datang dengan keluhan pusing dan mual
setelah melakukan penyemprotan pestisida di sawah atau kebun tembakau. Selain itu
juga berbagai penyakit akibat lingkungan yang kurang baik, air yang tercemar,
makanan yang tercemar dan pengelolaan limbah.
Dengan banyaknya kasus seperti ini, Dokter Tini berinisiatif untuk
merevitalisasi fungsi upaya kesehatan lingkungan dan upaya kesehatan kerja dengan
memberikan pelayanan meliputi pengobatan, penyuluhan, serta konsultasi dan edukasi
masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat agroindustri.

B. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Revitalisasi
Menurut KBBI, revitalisasi adalah proses, cara, dan perbuatan menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya.
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan suatu kawasan atau bagian kota yang
dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi mengalami kemunduran/degradasi.
2. Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berarti
pembunuh.
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, tikus, dan
hewan-hewan yang membunuh tanaman.
Pestisida dimaksudkan sebagai zat beracun yang digunakan untuk membunuh,
membasmi, menolak, dan mengendalikan tikus, yang mengganggu tanaman.
Pestisida dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Insektisida sebagai pembasmi serangga
Herbisida sebagai pembasmi tanaman
Fungisida sebagai pembasmi jamur
3. Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (HimpunanAhliKesehatanLingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
4. Kesehatan Kerja
Upaya untuk meningkatkan kesehatan untuk pekerja dan masyarakat pada
umumnya secara preventif dan kuratif yang berkaitan dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja
5. Agroindustri
Agroindustri adalah suatu kawasan yang mengolah komoditas primer baik menjadi
antara produk olahan (intermediet product) maupun hasil (finishing product.
Penangannya meliputi penanganan pasca panen, makanan dan minuman,
biofarmaka, serta industri agrowisata.
Agroindustri meliputi pertanian, peternakan dan perikanan.
Sedangkan ruang lingkupnya meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengembangan.
6. Agromedik
Salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit di agroindustri dan
penyakit yang ditimbulkan yang berkaitan dengan agroindustri.
Ruang lingkup agromedik meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat
dan kedokteran penyakit tropis.
Tujuan agromedis:
Meningkatkan masyarakat agroindustri tentang kesehatan
Memaksimalkan upaya preventif
Menemukan penelitian baru
Menggabungkan aspek kesehatan dan agroindustri
Mempelajari perilaku sakit
Menentukan faktor fisik, sosial dan mental.
7. Limbah
Limbah adalah suatu zat yang didapat dari proses tertentu yang beracun dan
mengandung zat berbahaya yang bisa membahayakan lingkungan dan makhluk
hidup lain.
8. Pencemaran Air
Pencemaran air : masuknya zat makhluk hidup zat atau energi atau komponen lain
ke dalam air. Zat ini menyebabkan kualitas air berkurang dan tidak dapat
dikonsumsi lagi.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa masalah dan penyebab utama kesehatan masyarakat di wilayah Puger?
Air tercemar
Air yang terletak di area pertambangan semen dan kapur biasanya kurang bersih.
Masalah kesehatan kerja
Pasien mengalami masalah dalam kesehatan kerja.
Unsur-unsur kesehatan kerja dalah kapasitas kerja meliputi gizi dan status gizi yang
berbeda, perbedaan beban kerja, serta lingkungan kerja.
Perstisida
Menyebabkan keracunan apabila salah dalam menggunakan.
Limbah
Makanan tercemar
Alat yang digunakan
Status ekonomi
Menyebabkan jenis pestisida yang dibeli asal-asalan tanpa selektif.

2. Bagaimana upaya merevitalisasi agromedis di wilayah Puger?
Cara-cara:
Mengetahui penyebab masalah utama
Menentukan cara untuk mengatasi
Perencanaan yang terarah, efektif dan efisien
Pengendalian faktor resiko
Penerapan standar yang sesuai, misalnya standar minimal kerja
Memberi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan
Meningkatkan kesehatan petani
Melakukan evaluasi
Pemberdayaan petani

6 komponen agromedis:
Kesehatan keluarga
Kesehatan Kerja
Kesehatan Komunitas
Kegawatdaruratan
Kesehatan Kulit
Kesehatan Lingkungan

Aspek-aspek revitalisasi:
Aspek fisik (melihat lingkungan)
Aspek ekonomi (melihat pekerjaan)
Aspek sosial (melihat kebiasaan)

3. Apa dampak dari lingkungan kurang baik, air tercemar, makanan tercemar, serta
limbah tercemar?
Penyebab air yang tercemar:
Erosi dan curah hujan yang tinggi
Sampah
Zat kimia (DDT) misal pestisida yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan

Dampak air yang tercemar:
Punahnya dari beberapa species
Perkembangan hama yang pesat
Gangguan keseimbangan lingkungan
Kesuburan tanah berkurang
Keracunan dan penyakit
Pemanasan global
Masyarakat lebih gampang sakit
Berdampak pada pariwisata
Bencana alam
Tingginya biaya pengelolaan air
Menurunkan kadar air bersih

Dampak konsumsi air tercemar:
Kerusakan pada hati dan ginjal
Menyebakan berbagai macam penyakit:
Water born: Bibit penyakit masuk melalui air minum yang terkontaminasi, ex:
kolera dan typus.
Water wash: Sanitasi buruk dan kotor, air tidak mencukupi untuk MCK, ex:
scabies dan konjungtivitis.
Water based: Ditularkan melalui kontak dengan air yang tercemar, ex:
schistosomatis.
Water vector: akri.ibat adanya serangga yang bertelur di dalam air, ex: malaria,
DB, dan vilariasis.
Kerusakan pada hati dan ginjal.
Penyakit akibat mikrobiologi menyebabkan typoid dan disentri.

Makanan tercemar adalah makanan mengandung unsur kimia yang dapat
menyebarkan penyakit. Peran makanan adalah sebagai berikut:
Agent: Makanan yang mengandung racun.
Vehicle: Makanan penyebar penyakit.
Media: Awalnya tingkat racunnya rendah namun akan menjadi tinggi karena
makanan menjadi tempat berkembangnya kuman.

D. LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan Pengertian Agromedik
2. Menentukan kesehatan lingkungan di wilayah agroindustri
3. Menentukan faktor sosial budaya di wilayah agroindustri
4. Menguraikan masalah pestisidan dan dampaknya di agroindustri
5. Menguraikan masalah limbah dan pengelolaannya
6. Menguraikan masalah kesehatan kerja pada masalah agroindustri
7. Menguraikan masalah makanan dan pengelolaannya
8. Menguraikan masalah air dan pengelolaannya

E. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AGROMEDIK

Definisi
Agromedis merupakan perpaduan dari dua kata yaitu agro dan medis. Agro
berarti berarti sesuatu yang berhubungan dengan pertanian. Medis berarti sesuatu
yang berhubungan dengan kedokteran. Sehingga agromedis merupakan bidang
kedokteran yang berhubungan dengan pertanian
Selain itu, agromedik juga dapat diartikan aplikasi interdisiplin yang
terintegrasi dari keterampilan dan pengetahuan pertanian, kimia terapan, dan
kedokteran untuk produksi global kecukupan pangan dan serat yang aman untuk
memenuhi kebutuhan manusia. (W.F. Almeida-Biological Institute, Sao Paulo, Brazil)

Manfaat Agromedik
a. Menciptakan status kesehatan yang baik di lingkungan agroindustri
b. Menciptakan pelayanan kesehatan di lingkungan agroindustri secara
komprehensif
c. Mengontrol tingkat kesehatan masyarakat agroindustri
d. Menggalakkan program PHBS di masyarakat agroindustri
e. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agroindustri lewat sarana dan prasarana
kesehatan

RUANG LINGKUP AGROMEDIK

a) PROMOTIF :
Meliputi kegiatan-kegiatan sosialisasi (mengenai masalah kesehatan agroindustri)
pada orang-orang yang berkegiatan di bidang agroindustri

b) PREVENTIF :
Kegiatan pencegahan terhadap masalah kesehatan pada masyarakat agroindustri

c) KURATIF :
Meliputi proses peyembuhan penyakit (misal: ketika terjadi kecelakaan kerja)

d) REHABILITATIF :
Meliputi proses rehabilitasi masyarakat agroindustri setelah mengalami suatu
penyakit

Sedangkan cakupan dari agromedik sendiri adalah :
1. Personal Protection
Merupakan kegiatan individu yang dilakukan oleh para pekerja yang
berhubungan dengan agroindustri untuk melakukan perlindungan terhadap dirinya
sendiri dari kemungkinan kecelakaan fisik, biologis, maupun kimiawi. Contohnya
dengan menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)

2. Agricultural respiratory illness
Melakukan kajian serta tindakan medis untuk mencegah serta melakukan
upaya kuratif terhadap penyakit pernafasan yang dapat terjadi kepada para pekerja
khususnya para pekerja agroindustri.

3. Zoonotic disease
Adalah penyakit yang bertipe pada saat serangan primernya terjadi pada
binatang, namun pada serangan sekundernya dapat terjadi pada manusia.Diduga
dikarenakan adanya perubahan genetik serta mutasi akibat zat-zat kimia.

4. Occupation and environmental concern of veterinary pharmaceuticals, biologicals,
and antibiotics
Keadaan dimana suatu organisme khususnya binatang yang merugikan atau
hama tanaman mengalami resisten terhadap suatu zat yang pada dasarnya dapat
membunuh mereka. Hal ini disebabkan karena penggunaan zat-zat tertentu yang
tidak sesuai dengan tata cara yang benar dan baik.

5. Agriculture toxicology
Salah satu yang termasuk dalam agriculture toxicologi adalah pupuk serta
pestisida yang digunakan untuk menyuburkan serta menjaga tanaman.Hal ini sangat
berbahaya terutama apabila sampai masuk ke dalam tubuh.

6. Injuries from physical agents and agricultural trauma
Disini dimaksudkan bahwa dalam melakukan setiap profesi pasti ada risiko
buruknya. Seperti halnya pekerja agroindustri dimana dapat terancam oleh
kecelakaan fisik seperti terkena cangkul ataupun sabit saat melakukan
pekerjaannya.

7. Agricultural environmental health
Kesehatan lingkungan agroindustripun harus diperhatikan, karena apabila
suatu lingkungan tidak terjaga kesehatannya maka akan mengakibatkan
terjangkitnya individu di lingkungan tersebut dengan berbagai macam penyakit
serta tidak dapat dijamin kesehatan dirinya.

8. Skin dissease of agricultural worker
Salah satu contoh skin dissease atau penyakit kulit yang diakibatkan oleh
kegiatan agoindustri adalah gatal-gatal pada pekerja pada perkebunan tembakau,
serta kulit yang berwarna hitam dikarenakan getah tembakau yang mengenai kulit,
juga iritasi yang dapat terjadi pada kulit akibat kontaminasi zat pertisida.

9. Occupation low back pain
Penyakit lain yang sering dikeluhkan oleh para pekerja agroindustri
terutama yang menjadi petani perkebunan adalah Occupation low back pain. Hal ini
disebabkan oleh ketidak ergonomisan alat pertanian seperti contohnya cangkul
yang memiliki bentuk dan ukuran yang tidak sesuai dengan penggunaan yang benar.

10. Farm and rural health clinic tour
Di suatu daerah terpencil maupun tidak pun diperlukan suatu klinik
kesehatan yang dapat menjadi tempat para pekerja untuk berobat maupun
berkonsultasi untuk menjaga kesehatan akan dirinya.

Ciri-ciri masyarakat agroindustri :
1. Lebih terampil dalam mengolah Sumber daya alam
2. Mempunyai kreativitas yang tinggi dalam mengolah SDA
3. Mempunyai upaya yang kuat dalam meningkatkan derajat ekonomi
4. Masyarakat disekitar wilayah agroindustri biasanya adalah masyarakat
pekerja/karier
5. Melakukan Pengobatan Sendiri
6. Menggunakan obat-obat tradisional
7. Mencari obat-obatan di Apotek tanpa resep dokter
8. Memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat
9. Kegiatan masyarakat terstruktur dengan baik

2. Masalah Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin lingkungan yang bersih dan
sehat.

Ruang lingkup menurut UU tahun 1992:
Tempat umum meliputi hotel, pasar dsb.
Angkutan umum meliputi angakatan darat, laut dan udara.
Rumah tangga yang meliputi kos-kosan, asrama dsb.
Kerja meliputi perkantoran dsb.
Khusus meliputi evakuasi saat bencana alam.

Masalah lingkungan
Masalah pestisida
Akut : kemasukan dalam jumlah banyak.
Sub akut : kemasukan dalam jumlah kecil, namun berulang-ulang.
Kronik : kemasukan dalam jumlah sedikit namun berulang-ulang dan terus-
menerus.
Masalah pencemaran air
Masalah makanan
Masalah vektor penyakit
Masalah sampah
Masalah limbah

Macam-macam penyakit yang ditimbulkan akibat adanya masalah lingkungan:
Tabakusis yang diakibatkan oleh jamur dari tembakau kering.
Bisinosis yang diakibatkan oleh debu dari kapas saat pemintalan biji kapas.
Bagasusis yang diakibatkan oleh jamur dari ampas tebu
Asma
Flour asma yang diakibatkan kutu-kutu pada tepung.
Grain asma yang diakibatkan bijih gandum atau beras.
Masalah kulit misalnya kanker kulit.
Keracunan dari bahan kimia yang menyebabkan alergi dan dermatitis.

3. Faktor sosial dan budaya:
a. Sosial
Kurangnya pendidikan tentang APD (Alat Perlindungan Diri)
Sulit meninggalakan kebiasaan buruk
Pekerja usia dini
b. Faktor budaya
Faktor budaya menetukan kebiasaan suatu masyarakat sehingga juga akan
menentukan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut. Masyarakat dengan
pekerjaan petani misalnya, mereka menggunakan pestisida dan pupuk secara turun
temurun dari generasi sebelumnya. hal ini menyebabkan petani sekarang kurang
terbuka dengan adanya himbauan untuk menggunakan pestisida sesuai ratio nya.
Tentu pengenceran pestisida yang kurang tepat akan menyebabkan masalah
kesehatan yang tidak ringan juga.

Budaya pola hidup bersih di suatu kota/desa dengan memperhatikan
sanitasi akan meningkatkan taraf hidup dalam bidang kesehatan.
Kebudayaan membentuk kebiasaan dan respon bagi kesehatan dan penyakit
dalam masyarakat.
Kebiasaan/pola mengkonsumsi makanan di suatu daerah akan berdampak
pada mutu kesehatan masyarakatnya. Contoh: budaya masyarakat padang
yang suka mengkonsumsi makanan pedas dan berlemak akan meningkatkan
resiko kolesterol tinggi dan stroke, kebiasaan masyarakat kota yang suka
mengkonsumsi makanan cepat saji.
Sikap seorang dokter menyikapi keberagaman budaya:
1) Beradaptasi dengan budaya setempat.
2) Menyadari bahwa kita mempunyai kepentingan yang sama.
3) Menghargai persamaan derajat, toleransi, dan tidak diskriminasi.
Kriteria adaptasi berbahasa seorang dokter di suatu tempat:
1) Ada kemauan belajar. Dengan adanya niat dan kemauan, seorang
dokter akan mudah belajar suatu bahasa daerah tertentu.
2) Mengerti setelah belajar. Seorang dokter diharapkan dapat lebih
memahami arti dari bahasa yang telah dipelajarinya.
3) Praktek rutin. Setelah mengerti dokter diharapkan dapat
mempraktekkan berbahasa daerah yang dipelajarinya secara
langsung kepada masyarakat agar komunikasi dengan pasien menjadi
lancar.
Cara menyikapi dan beradaptasi terhadap masyarakat desa:
1) Bersikap sederhana,
2) Bersahabat, tidak arogan,
3) Menghargai,
4) Sopan santun (berpakaian, bertutur kata, berperilaku)
5) Terbuka,
6) Membantu tanpa pamrih
7) Tepat waktu
8) Silaturahmi/sambung rasa
9) Gotong royong
10) Religius

Masalah sosial budaya dalam bidang kesehatan di wilayah agroindustri

Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya pemakaian APD
Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak menggunakan Apd
disebabkan kurangnya pengetahuan mereka aka pentingnya APD.Contohnya
banyak petani yang tidak melindungi diri mereka saat penyemprotan
pestisida.Padahal hal ini dapat menyebabkan kulit mereka iritasi karena
terkena senyawa pestisida tersebut.

Sosial budaya & perilaku yang sulit diubah
Masyarakat agroindustri biasanya masih sangat sederhana dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Misalnya masih ada masyarakat yang mandi, BAB,
BAK, mencuci di sungai yang sama. Kemudian masih banyak juga rumah-
rumah warga yang menjadi satu dengan kandang ternaknya.

Pekerja usia dini
Para tamatan SMP yang seharusnya melanjutkan ke jenjang SMA banyak
yang langsung bekerja padahal kesiapan mental dan fisik mereka masih
kurang.

Pendidikan yang kurang
Para petani biasanya menyimpan peralatan bertani miliknya di sembarang
tempat.Padahal itu sangat berbahaya, apalagi bila dijangkau anak-anak.Bisa
jadi peralatan tersebut terminum atau dijadikan mainan yang bisa
menyebabkan luka bahkan kematian.Maka dari itu pendidikan mengenai hal
ini sangat penting.

Fisiologi
Peralatan yang tidak ergonomis yakni peralatan yang tidak sesuai dengan
kerja alamiah tubuh. misalnya mesin traktor yang getarannya melebihi
ambang batas yang dapat diterima tubuh.

4. Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang merusak tanaman dan hasil
pertanian, memberantas hama air, memberantas binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang.
Jenis
1. Menurut sasaran
a. Rodentisida tikus
b. Insektisida serangga
c. Herbisida gulma
d. Fungisida jamur
e. Bakterisida bakteri
f. Nematisida cacing
g. Defoliant daun tumbuhan
h. Akarisida tungau, caplak
i. Moluskisida moluska
j. Pisisida mengendalikan ikan pengganggu/yang tidak dikehendaki
k. Repelen mengusir serangga
l. Atraktan untuk menarik serangga
2. Menurut Bahan Aktif
a. Bahan organik
b. Bahan elemen
c. Bahan Kimia
3. Menurut Cara Kerja dan distribusinya ke dalam tanaman
a. Insektisida sistemik
Insektisida ini diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, akar,dan
lentisel batang. Selanjutnya insektisida yang sudah masuk ke dalam tanaman
beredar ke seluruh bagian tanaman.
b. Insektisida Non-sistemik
Insektisida ini tidak diserap oleh tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian
luar tanaman. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang
permukaannya terkena insektisida.
c. Insektisida sistemik lokal
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, tetapi tidak bisa
ditranskolasikan ke bagian tanaman lainnya.

Dampak positif pestisida
Meningkatkan hasil pertanian
Dapat diaplikasikan dalam daerah luas dan dalam waktu yang sedikit.
Mengendalikan populasi hama dan gulma
Mudah diaplikasikan
Dampak negatif pestisida
Keracunan
Ekosistem terganggu
Resistensi hama muncul hama spesies baru yang kebal terhadap pestisida
Menimbulkan penyakit menular
Faktor banyaknya pestisida dalam tubuh:
Toksisitas
Jangka waktu
Jangka masuk

Pestisida menyebabkan gangguan-gangguan sebagai berikut:
Gangguan pernapasan/paru-paru
Intasi: bronkitis, pneumonia, udema pulmonar
Debu: fibrosis
Gangguan hati
Hepatitis, nekrosis (kerusakan sel), sirosis hati, dan kanker hati
Gangguan ginjal
Nefrotoksin yang meliputi gagal ginjal akut atau kronis dan kanker
Gangguan jantung pembuluh darah
Trikloro etilen menyebabkan jantung akut gangguan ritme jantung
Karbonsulfit menyebabkan serangan jantung
Gangguan saraf
Neurotoksin: kelumpuhan, terhambatnya fungsi otak, penyakit kulit
Gangguan Darah dan sumsum tulang
Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik), dan kanker darah oleh zat arsin
dan benzena
Gangguan kulit
Iritasi dermatitis dan alergi, jerawat, vertiligo (hilangnya pigmen), kanker kulit
Gangguan sistem reproduksi
Pestisida mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan gangguan
menstruasi dan fungsi seksual
Gangguan sistem lain
Bahan kimia dari pestisida dapat menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan
kelenjar (tiroid)

Upaya yang dilakukan:
Supervisi medik
Penyuluhan kesehatan
Menggunakan APD ketika bekerja

Cara menggunakan pestisida yang baik agar tidak terjadi resistensi OPT terhadap
pestisida Ada lima cara tepat aplikasi pestisida secara bijaksana (jenis dan mutu,
waktu, dosis, cara, dan sasaran) :
a. Tepat jenis dan mutu
Menggunakan pestisida yang terdaftar/diijinkan
Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah, mudah terurai, selektif
Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan label yang lengkap
Masih berlaku/tidak kadaluarsa
Pestisida kontak/racun kontak (lambung) tidak sesuai untuk hama yang
berada dalam jaringan tanaman. Untuk hama yang berada dalam jaringan
tanaman (penggerek batang padi dapat dikendalikan secara efektif
menggunakan jenis insektisida sistemik).
b. Tepat waktu, ditentukan dengan memperhatikan:
Ambang pengendalian yang berlaku. Menunda waktu aplikasi pestisida,
sehingga apabila populasi hama sangat tinggi akan kurang efektif, mahal, dan
memicu kekebalan hama terhadap pestisida. Musuh alami banyak yang mati,
sehingga setelah residu pestisida habis, larva yang baru menetas menjadi
berkembang cepat tanpa musuh alami.
Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
Keadaan cuaca yang memungkinkan. Tidak melakukan aplikasi pestisida
pada saat banyak embun masih menempel di tanaman (terlalu pagi, matahari
belum terbit). Embun yang menempel di daun akan mengencerkan
konsentrasi pestisida yang diaplikasikan sehingga menjadi tidak efektif dan
menimbulkan kekebalan hama sasaran terhadap pestisida yang
diaplikasikan.
Waktu yang tepat untuk mengaplikasikan pestisida adalah ketika hama
berada pada stadium rentan. Larva ulat grayak diaplikasi pestisida ketika
masih berada dalam stadium /instar 1-2.
c. Tepat dosis:
Jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik dengan pestisida
pada dosis (konsentrasi dan jumlah volume cairan semprot) yang dianjurkan
sesuai alat aplikasi yang akan digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan
dalam volume formulasi pestisida di dalam satu liter air.Tepat dosis, konsentrasi
yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya.Dosis aplikasi
dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang digunakan pada areal
seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot per satuan luas tertentu.
Dosis yang kurang akan menyebabkan hama yang diaplikasi tidak mati, bahkan
akan menjadi kebal karena kemampuannya beradaptasi terhadap pestisida yang
kurang efektif tersebut.
d. Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk dan jenis formulasi
Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran yang dituju
Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan operator terjamin maka
penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan arah angin.
e. Tepat sasaran, hal yang perlu diperhatikan:
Keefektifan pestisida terhadap jenis hama yang akan diaplikasi
Gunakan pestisida yang sesuai dengan hama sasaran. Tidak semua pestisida
efektif untuk semua
Cara penggunaan pestisida menurut UU No 12 tahun 1992 tentang budidaya
tanaman :
a. Penyemprotan (biasanya untuk hama serangga dan ulat)
b. Dusting/menabur (untuk rayap)
c. Penuangan/penyiraman (biasanya untuk semut dan cacing)
d. Injeksi batang (untuk peningkatan mutu tanaman)
e. Dipping/pencelupan (untuk biji-bijian)
f. Fumigasi/penguapan
g. Impegrasi/metode dengan tekanan

5. LIMBAH
Sifat Limbah
Mudah terbakar
Sulit terbakar
Organik: dapat diuraikan secara alami
Anorganik: diolah denganmenjadikan produk baru. Dapat diolah melalui 4 tahapan,
yakni :
a. Reduce
b. Recycle
c. Reuse
d. Replace

Karakteristik limbah:
Padat
Cair
Gas
B3 (Bahan berbahaya beracun)

Asal limbah:
Industri: pestisida, raksa, bau, suara
Rumah tangga: detergen dsb.

Pengelolaan limbah cair:
Primer:
a. Penyaringan
b. Pengolahan tahap awal
c. Pengendapan
d.
Sekunder : dengan menggunakan bantuan dari bakteri aerob
Tersier : apabila masih ada zat-zat berbahaya
Disinfeksi : penambahan zat-zat tertentu. Misalnya penyinaran sinar UV
Pengendapan lumpur
Pengelolaan limbah padat :
a. Sandfill
b. Sanitasi
c. Penimbunan
d. Biopori

Pengelolaan limbah gas : lebih pada pencegahan. Misalnya diberi filter, mengontrol
emisi gas. Pengelolaan :
a. Elektroforesis
b. biogas

6. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja
Definisi
(Mangkunegara) Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
Intinya: Upaya untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi
tenaga kerja. Dikatakan aman jika risiko kecelakaan yang mungkin muncul dapat
dihindari dan nyaman jika peralatan yang digunakan tidak mengganggu pekerjaan.
Tujuan K3
(Mangkunegara)
Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin.
Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
(Secara umum)
Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.
Meningkatkan efisiensi kerja (pencapaian hasil yang sesuai diinginkan).
Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Upaya Pelaksanaan K3
Promotif
Pendidikan dan diklat K3: Materi disesuaikan dengan kondisi perusahaan
Safety talk: diberikan oleh seorang supervisor sebelum bekerja untuk menghindari
risiko kecelakaan tinggi
Kuratif
Pemberian P3K
Pengobatan tenaga kerja yang sakit
Rehabilitatif
Fisioterapi
Konsultasi psikologis
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3 yang
diambil oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen, kepemimpinan yang
tegas, organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan, sarana dan prasarana yang
memadai, integritas K3 pada semua fungsi perusahaan dan dukungan semua karyawan
dalam K3.
Faktor-faktor penyebab masalah kesehatan kerja
1. Kapasitas kerja
Status kesehatan, status gizi pekerja yang baik, kemampuan fisik yang prima,
kondisi atau tingkat kesehatan, keterampilan, jenis kelamin, usia, dan ukuran
tubuh.
2. Beban kerja
Dapat berupa fisik (lembur kerja capek), mental (usaha tak berbuah
penghasilan), maupun sosial (hubungan antara pekerja dengan pemilik gaji dan
jamsos rendah, jd malas kerja).
3. Lingkungan kerja
Contoh: panas, bising, debu, zat kimia.
(Mangkunegara)
1. Keadaan tempat lingkungan kerja
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhatikan keamanannya
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya
2. Pemakaian peralatan kerja
a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah using atau rusak
b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik pengaturan
penerangan
Bahaya dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan, pengangkutan dan
peralatan.

Hal yang mempengaruhi masalah kesehatan kerja :
a. Penyakit
1. General disease : mual dan pusing
2. Worth related disease : penyakit karena pekerjaan
3. Occupational disease : spesifik misal tabakosis
Penyakit akibat kerja
1. Tabakosis : penyakit akibat debu tembakau
2. Byssinosis : penyakit yang disebabkan oleh debu kapas, di perusahaan
pemintalan dan pertenunan serta pekerja di kebun kapas
3. Bagassosis : penyakit paru yang disebabkan ampas tebu setelah tebu diperas
dan diambil gulanya (baggase)
4. Asma : sesak nafas yang dialami karena alergi pada ktu tepung maupun pada
tepungnya sendiri. Penyakit ini biasanya terjadi pada pekerja yang
mengerjakan biji-bijian
5. Dermatosis : penyakit akibat jamur yang hidup di rumpun pohon, pekerja yang
luka terkena duri.
6. Radang alat pernafasan akut = Disebabkan Aerobacter cloacae (dari tanah,
kotoran manusia/ hewan) yang hidup di kapas lembab.

Faktor yang memperngaruhi terjangkitnya penyakit :
1. Fisik : suara bising dan suhs
2. Kimiawi : debu, larutan, gas
3. Biologis : jamur, virus, bakteri
4. Fisiologi : cara kerja yang salah
5. Psikososialis : lingkungan yang kurang sesuai

Penyakit berdasarkan WHO :
1. Cedera
2. MSO
3. Nose induced
4. Sakit jiwa
5. PPOK

b. Kecelakaan kerja
Upaya untu menanggulangi kecelakaan kerja :
a. Penggunaan APD
Syarat-syarat APD :
Enak dipakai
Tidak menganggu aktivitas
Efektif dalam menghindari bahaya
Mampu melindungi kepala, hidung, mulut, telinga, dan alat gerak
Kewajiban APD disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia, tertulis dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri, terdiri
dari: Alat pelindung kepala, Alat pelindung mata dan muka, Alat pelindung
telinga, Alat pelindung pernafasan, Alat pelindung tangan, Alat pelindung kaki,
Pakaian pelindung, Alat pelindung jatuh perorangan, dan pelampung. Namun,
yang umum dikenakan tenaga kerja agroindustri, yakni:
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

b. Mengganti bahan-bahan bahaya menjadi bahan alami
c. Ventilasi yang cukup
d. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
e. Dijelaskan (penyuluhan) langkah-langkah kerja yang baik
f. Pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
g. Vaksinasi
h. Penyediaan P3K
i. Di rujuk ke rumah sakit
j. Asuransi kesehatan bagi karyawan

6. Syarat-syarat makanan yang baik:
Higinis, bersih dari kuman-kuman penyakit dan kotoran-kotoran
Bergizi, mengandung zat karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral
Tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia
Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan rasa, bau,
berlendir, warna, berjamur, aroma, atau adanya pengotoran lainnya
Memenuhi persyaratan bebas bakteri
Tidak mengandung residu bahan pestisida dan logam berat

Masalah makanan:
Food poisoning: mengandung senyawa kimia yang menyebabkan alergi
Food infection: makanan terkene akteri dan virus

Faktor kontaminasi makanan :
Orang yang menangani
Tempat penyelenggaraan
Peralatan pengolahan
Proses pengolahan

Ciri-ciri makanan terkontaminasi:
Berwarna, berbau, berasa, bertekstur, terdapat bakteri yang tumbuh, terdapat
jamur dan berlendir

7. Masalah Air dan pengelolaannya
Air bersih merupakan air yang dikonsumsi sehari-hari dan sesuai dengan standar
kesehatan.

Syarat fisik air :
a. Tidak berbau
b. Tidak berasa
c. Tidak berwarna

Syarat kimia air :
a. Kadar besi maksimum yang dibolehkan 0,3 mg/L
b. pH air netral

Syarat mikrobiologis air :
a. Koliform tinja total maksimal 0/mL air
b. Tidak mengandung mikroorganisme patogen

Syarat umum :
a. DO tinggi
b. BOD rendah
c. pH netral (pH=7)
d. COD rendah
e. Residu rendah

Macam-macam pengolahan air :
a. Safe water : air tidak perlu di olah, misal air hujan
b. Clean water : penambahan disinfeksi
c. Air yang membutuhkan pengelolaan tidak lengkap, misal slow and filter
d. Air yang membutuhkan pengelolaan lengkap, misal rapid sand filter

Berdasarkan pengelolaan air secara umum :
a. Koagulasi
b. Flokusasi
c. Penyaringan
d. Pengendapan
e. Disinfeksi
f. Dijernihkan
g. Dididihkan
Sumber air
Air hujan, embun, atau salju
Sumber airnya: angkasa, karena proses prespitasi dari awan,
atmosfir yang mengandung uap
Air permukaan tanah
Sumber airnya: air yang tergenang atau air yang mengalir. Ex:
danau, sungai, laut, air dari sumur dangkal. Selokan, rawa, parit,
bendungan, dll.
Air dalam tanah
Ke-3 air diatas memang tidak bisa digolongkan air bersih karena
pasti mengandung zat-zat aneh, maksudnya sudah terkontaminasi.
Namun air dalam tanah lah yang paling bersih dan digunakan oleh
masyarakat sebagai sumber air.
Air mineral

Pencemaran air
Suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang mengakibatkan
kualitas (mutu) air menurun sehingga dapat mengganggu atau
membahayakan kesehatan masyarakat.
Sebab-sebab:
1. Erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman
penduduk.
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan
sebagainya.

Sumber pencemaran air
Domestic / rumah tangga ; berasal dari air kotor kamar mandi,
kakus, dapur, dll
Industri ;
o Fisik ; pasir atau Lumpur yang tercampur dalam limbah
air
o Kimia ; bahan pencemar berbahaya = mercury, cadmium,
timah hitam, dll.
o Mikrobiologi ; bakteri, virus, penyakit, parasit
o Radioaktif ; bahan yang dihasilkan PLTN
Pertanian dan perkebunan ;
o Zat kimia ; penggunaan pupuk, pestisida, dll
o Mikrobiologi ; virus, bakteri, parasit yang berasal dari
kotoran ternak dan cacing tambang di perkebunan.
o Zat radioaktif ; zat kimia radioaktif yang dipakai dalam
proses pematangan buah, dll.
Dikatakan tercemar jika:
Mengandung gas-gas tertentu yang membahayakan kesehatan :
methane, hydrogen sulfide, dll.
Mengandung mineral tertentu yang bisa menyebabkan
kelainan: sulfate, nitrat, dll.
Mengandung beda-benda yang bersifat koloid : bakteri, jamur,
dan kuman penyakit lainnya.
Mengandung zat radioaktif : jika sumber air ada kontak dengan
zat / peralatan yang menggunakan tenaga atom.

Dampak pencemaran air
Dampak pencemaran air karena mineral: kerusakan pada hati,
ginjal, tulang, pancreas, dan kelenjar gondok.
Dampak pencemaran air karena mikrobiologi: tifoid oleh
Salmonella Thyposa

Parameter pencemaran air
Agen penyebab penyakit
Limbah penghabis oksida
Bahan kimia larut air
Pupuk organic
Bahan kimia anorganik
Bahan seddimen atau suspense
Radioaktif
Pances
Dampak pencemaran air
Kekurangan sumber air
Sumber penyakit
Merusak ekosistem sungai
Teknik Pengolahan Air Bersih
Intake (menyaring benda-benda dari sungai)

Koagulasi ( + tawas dan diaduk cepat selama 30-9- detik)

Flokulasi (pengadukan secara lambat)

Sedimentasi (pengendapan)

Filtrasi (Penyaringan)
Clean water
Reservoir (diangkat)

Disalurkan ke rumah-rumah

Alternatif penyelesaian masalah
Perluasan daerah tangkapan air
Menjaga daya tampung air dilingkungan
Membuat/menyediakan penampungan air sederhana di tiap rumah
Memanfaatkan teknologi tepat guna sederhana dapat diterapkan diberbagai
kondisi daerah (penyaringan air sederhana)

Sistem pelayanan kesehatan kesehatan keamanan dan keselamatan kerja

1. Promotif tahap pemberian informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
kesehatan dalam kerja
2. Preventif pemberian contoh pelatihan bagaimana cara kerja yang baik bagi
kesehatan seseorang.
Ex: pengamanan diri dari penggunaan alat kerja.
3. Kuratif tahap pengobatan jika ada masyarakat yang terkena masalah
penyakit atau trauma pada saat kerja.
4. Rehabiltatif Tahap pemantauan akhir pada penderita yang mengalami
kesembuhan atau kecacatan setelah dilakukan pengobatan

Upaya menjaga kelestarian/ kesehatan lingkungan di sekitar agroindustri
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada
wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-
daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis
dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan
karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan
cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air
dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta
menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian
yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur
hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis
tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak
terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah
perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya
sebagai berikut.
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi
wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak
pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan
industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap
pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan
istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi
ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang
menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat
merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi,
seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut
Kepulauan Seribu

Masalah Sampah
Definisi sampah : sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
Jenis sampah
1. Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
2. Berdasarkan sifatnya
Sampah organik (dapat diurai/ degradable)
Sampah anorganik (tidak terurai/undegradable)
3. Berdasarkan bentuknya
Sampah padat
Sampah cair
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Prinsip Pengendalian Sampah
1. Reduce meminimalisir penggunaan barang atau material karena semakin
banyak barang atau material yang digunakan maka semakin banyak pula
sampah yang dihasilkan
2. Reuse menggunakan kembali barang barang yang masih bisa dipakai agar
sampah dapat terkendali, hindari menggunakan barang barang sekali pakai.
3. Recycle mendaur ulang barang barang yang sudah tidak terpakai menjadi
barang baru yang bisa dimanfaatkan
4. Replace mengganti barang barang yang ada dengan barang barang yang
ramah lingkungan dan tahan lama serta tidak sekali pakai
Penanganan Sampah
Dampak Pengolahan Sampah yang Kurang Baik
1. Terhadap kesehatan :
Berkembangnya vektor penyakit seperti diare, kolera, DBD dan
penyakit kulit
Ada potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan kecelakaan kerja
2. Terhadap Lingkungan :
Lingkungan kurang indah dipandang mata
Timbulnya bau busuk
Debu berterbangan
Asap pembakaran sampah mengganggu pernafasan
3. Terhadap Keadaan Sosial Masyarakat :
Mencerminkan keadaan sosial masyarakat
Menurunkan keinginan orang untuk berkunjung ke daerah tersebut
4. Terhadap perekonomian daerah
Banyak tenaga kerja produktif menjadi sakit dapat mengurangi
jumlah hasil produksi daerah
Banyak penduduk tidak sehat, membutuhkan banyak dana
Penurunan pemasukan daerah atau devisa negara
Menurunkan sumber kualitas lingkungan dan sumber alam tersebut
Menghambat transportasi barang dan jasa- karena pengelolaan
sampah yang kurang baik menyebabkan kemacetan

Anda mungkin juga menyukai