Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rumus rumus pengolahan data
1. Kondisi pada penampang C-D pada air flow rate
Gambar 2.25 Penampang C-D
Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Keseimbangan Energi
m
c
h
c
m
a
h
a
= - H
2
+ H
LC-D
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Kekekalan massa aliran fluida:
m
c
= m
a
m
0
; m
0
= massa alir
udara lewat oriface pada ujung duct
[kg/detik]
Kalor sensibel
P
H2
= m
D
. C
P
. T
Dengan:
Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
V
D
= volume spesifik udara pada penampang di C-D,
bisa dicari dari diagram psycometry
h
C
= enthalpy udara di penampang C
h
D
= enthalpy udara di penampang D
P
H2
= Daya reheater
H1
C-D
= kerugian energi pada daerah C-D
C
p
= panas jenis udara antara C-D
2. Kondisi penampang B C
Gambar 2.26 penamang B C
Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Kesetimbangan energi:
m
B
h
B
= Q
ref
+ m
con
h
con
+ H1
B-C
+ m
c
h
c
Kekekalan massa
m B
-
m C
=
m Con
m B
=
m C
+
m Con
D
o
V
z
m 0504 . 0
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Didapat
1) Beban pendinginan evaporator Q
ref
, sehingga dapat dihitung.
2) Losses of energy
H1
B-C
dalam [kJ/s]
Dimana :
W
comp
= daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari
spesifikasi peralatan atau voltmeter dan amperemeter
h
1
= enthalpy refrigerant sesudah keluar evaporator
h
2
= enthalpy refrigerant sebelum keluar evaporator
h
con
= enthalpy air kondensasi
m
con
= laju alir massa air kondensasi
m
ref
= laju alir massa refrigerant
h
1B-C
= kerugian energi pada daerah B-C
h
B
& h
C
= enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram
psycometry
3. Kondisi Pada penampang A-B
Gambar 2.27 Penamang A B
Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Mesin FT-UB
Keseimbangan energi
m A
. h
A
+
m B
. h
B
= P
m
-
m s
. h
s
+ Pp
+ H
L A-B
comp
ref
tot
W
Q
COP
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Kekekalan massa
m B
=
m A
+
m S
Didapat:
1) Kerugian Energi (H
L A-B
)
2) Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi ketel
uap:
Dimana :
P
M
: daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding
dengan posisi regavolt [%] dan spesifikasi motor
penggeraknya
m
s
: laju alir massa uap yang disuplai bolier
H
s
: enthalpy uap
P
p
: daya pemanas preheater
P
k
: daya pemanas bolier
m
A
: laju alir massa udara luar yang dihisap blower
H
1A-B
: kerugian energi pada daerah A-B
Untuk COP
aktual
dapat dicari dengan persamaan :
Dimana :
Q
1
= Q
ref
untuk COP
aktual
= m
B
h
B
(m
C
h
C
+ m
con
h
con
)
Sedangkan COP
ideal
dapat dicari dengan persamaan
Dimana harga h
1
,h
2
dan h
4
bisa dilihat pada diagram (P-h)
K
K
K
P
Q
%
.
k
s s
K
P
h m
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
2.3 Dasar Pengkodisian Udara
2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan
uap air. Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau
penyegaran udara karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap
air. Selain untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara, diagram
psikometri juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses fisik yang
terjadi di lingkungan, antara lain.
Gambar 2.28 Psikometri
Sumber : Anonymous 6 : 2013
2.3.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb) dan Temperatur Bola Kering (Dry
Bulb)
a. Temperatur bola basah
Sensor pada termometer dibalut kain basah untuk menghilangkan efek
radiasi panas.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
b. Temperatur bola kering
Temperatur dapat dibaca dengan sensor kering dan terbuka namun tidak
tetap karena pengaruh radiasi panas, kecuali memperoleh ventilasi cukup
baik.
2.3.3 Dew Point
Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai
terbentuk. Artinya udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami
proses pendinginan pada tekanan konstan.
2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity
Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas
dikenakan denagn udara kering (dry air). Apabila uap air ada dalam gas
tersebut dikenal dengan udara basah (wet air). Jumlah uap air ruang kurang
dari tekanan jenuh temperatur tertentu mengandung uap air maka penguapan
akan berlangsung terus sampai tekanannya menjadi tekanan jenuh untuk
temperatur tersebut. Relative humidity digunakan untuk menyatakan
perbandingan antara tekanan parsial uap air suatu campuran terhadap tekanan
jenuhnya pada temperatur yang sama.
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Instalasi Mesin Pendingin dan Pengkondisian Udara
Gambar 3.1 Instalasi Mesin Pendingin dan Pengkondisian Udara
Sumber : Modul Praktikum Mesin Pendingin Teknik Mesin FT-UB
3.2 Spesifikasi Peralatan
Type : A - 573 / 41154 Vapour Compression Refrigeration Units
Produk : udara lewat air flow duct dengan parameter bervariasi
Refrigerant : Freon R - 22 : laju alir massa (gr/s) temperatur 85C
Kompresor : PANASONIC 2K 225 225 BUA
1120 watt ; 220 volt ; 50Hz
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
3.3 Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning
1. Persiapan percobaan
Instalasi telah disiapkan untuk melaksanakan percobaan dan pengambilan data.
2. Menyalakan instalasi
a. Saklar induk dipasang pada posisi (I) dengan regavolt pada 0%
b. Regavolt diatur agar ada aliran udara melalui evaporator, dengan tujuan
membebani evaporator. Posisi regavolt diatur sesuai variasi data untuk
masing-masing kelompok.
c. Kompresor dijalankan sehingga terjadi sirkulasi refrigerant, instalasi
dibiarkan beroperasi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator,
ditampung dengan gelas ukur dan thermometer.
d. Atur pembebanan air flow duct dengan menggunakan saklar dari semua
komponen pelengkap (bolier, reheater, preheater, dan regavolt) posisinya
disesuaikan dengan kombinasi dan variasi data yang ditentukan untuk setiap
kelompok.
3. Menghentikan operasi instalasi
a. semua saklar dari komponen pelengkap dimatikan
b. matikan kompresor
c. regavolt diturunkan posisinya secara steady hingga 0%
d. matikan saklar induk
e. cabut steaker dari power supply
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Perhitungan
Dari perhitungan didapatkan data sebagai berikut:
Tekanan refrigerant keluar evaporator P
1
= 550 kN/m
2
Tekanan refrigerant keluar kondensor P
3
= 1850 kN/m
2
Inclined manometer P
d
= 0,98 mmH
2
O
Temperatur refrigerant keluar evaporator T
1
= 29 C
Temperatur refrigerant keluar kondensor T
3
= 47,3 C
Temperatur refrigerant masuk evaporator T
4
= 10 C
Temperatur kondensasi T
con
= 25,67 C
Temperatur bola basah udara T
WA
= 30 C = 86F
T
WB
= 47,3 C = 117,14F
T
WC
= 27,3 C = 81,14F
T
WD
= 36,3 C = 97,34F
Temperatur ruangan bola basah T
Wb
= 26 C
Temperatur bola kering udara T
DA
= 33 C = 91,4F
T
DB
= 52,6C = 126,68F
T
DC
= 34,6 C = 94,28F
T
DD
= 39,3C = 102,74F
Temperatur ruangan bola kering T
db
= 29 C
Debit air masuk bolier Q
1
= 1826,6 ml /10 mnt
Debit air kondensasi Q
2
= 206,66 ml /10 mnt
Kelembaban relatif = 75 %
Regavolt R
v
= 35 %
Daya preheater H
1
= 1 kW
Daya reheater H
2
= 0,5 kW
Daya bolier B = 3 kW
Tekanan udara atmosfer Po = 731,5 mmHg
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
1.Tekanan udara atmosfer ( Po )
Po = 731,5 mmHg
= 731,5 x 101,325
760
= 97,53 kN/m
2
2.Tekanan Freon keluar evaporator (P
1
=P
2
)
P
1
atm = P
1 gauge
+ Po
= 550 kN/m
2
+97,53 kN/m
2
= 647,53 kN/m
2
3.Tekanan Freon keluar kondensor
P
3
= P
3
+ Po
= 1850 kN/m
2
+ 97,53 kN/m
2
= 1947,53 kN/m
2
4.Temperatur Freon keluar evaporator
T
1
= 29 C + 273
= 302 K
5.Temperatur freon keluar kondensor
T
3
= 47,3 C + 273
= 320,3 K
6.Temperatur Freon masuk evaporator
T
4
= 10 C + 273
= 283 K
7.Temperatur air kondensasi
T
con
= 25,67 C + 273
= 298,67 K
8.Kondisi udara pada air duct berdasarkan temperatur bola kering dan temperatur
bola basah berdasarkan diagram Psychrometer:
h
A
= 51 btu/lbm =118,626 kJ/kg
h
B
= 96 btu/lbm = 223,296 kJ/kg
h
C
= 45 btu/lbm = 104,67 kJ/kg
h
D
= 67 btu/lbm = 155,842 kJ/kg
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
9.Volume spesesifik udara pada penampang di C-D (Vd)
V
D
= 0,878 m
3
/kg
10.Antara penampang C-D
Gambar 4.1 : Penampang C-D Air Flow Duct
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Pengujian Mesin Pendinginan
Kesetimbangan energi antara C-D :
( c
o
m .hc ) ( D
o
m .h
D
) = - P
H2
+ H
1 C-D
Kekekalanlan Massa Aliran Fluida
c
o
m = D
o
m = o
o
m , dimana o
o
m = laju aliran massa
Udara lewat Oriface pada ujung duct
= 0,0504
= 0,053 kg/s
Dengan mengabaikan losses pada jenis Cp adalah :
Cp =
T
m
PH
o
D
1
.
2
Cp =
Cp = 2,007 (kj/kg.
o
C)
D
o
o
V
z
m 0504 . 0
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Kalor yang hilang antara C-D :
H
1 C-D
= P
H2
+ ( c
o
m .hc ) ( D
o
m .h
D
)
H
1 C-D
= 0,5+ (0,053.104,67) (0,053.155,842)
H
1 C-D
= -2,212 (kj/s)
11.Antara penampang B-C
Gambar 4.2 : Penampang B-C
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Pengujian Mesin Pendinginan
Enthalpy pada masing-masing titik
Dari grafik thermodinamic properties of refrigerant 22 dan berdasarkan
harga satuan tekanan dan temperatur didapatkan :
h
1
= 270 kJ/kg
h
2
= 305 kJ/kg
h
3
= h
4
= 93 kJ/kg
Laju aliran massa air kondensasi
A V mcon
o
. .
2
.Q mcon
o
dimana Q
2
= debit air kondensasi
=
= 3,44.
(kg/s)
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Beban pendinginan evaporator Q
ref :
- P
comp
= m (h
2
h
1
) ; = 80%
% 80 030 , 1 = m (305 270)
m = 0,0235 Kg /detik
Kekekalan Massa
B
o
m = C
o
m + CON
o
m
B
o
m = 0,053 kg/s + 3,44.10
-4
kg/s
B
o
m = 0,053 (kg/s)
Enthalpy air kondensasi h
CON
pada T
CON
menurut dengan melihat table A-1
air.
T
CON
= 25,67
O
C didapatkan h
CON
= 107,57 Kj/Kg
T h
24 100,59
25,67 x
26 108,95
2,7588 = 217,9 2x
X = 107,57
Q
1
= Q
ref
untuk COP aktual
=
m B
. h
B
(
m C
. h
C
+
m Con
. h
Con
)
= 0,053 . 223,296 (0,053 . 104,67 + 3,44.10
-4
. 107,57)
= 6,25 kW
Kesetimbangan energi
( B
o
m .h
B
) ( C
o
m .h
C
) = Qref + CON
o
m . h
CON
+ H
1 B-C
(0,053.223,296) (0,053.104,67) = 6,25 + (3,44.10
-4
.107,57) + H
1 B-C
H
1 B-C
= 0,003 Kj/s
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
12.Antara penampang A-B
Gambar 4.3 : Penampang A-B Air Flow Duct
Sumber : Buku petunjuk praktikum pengujian mesin pendinginan
Kesetimbangan energi:
( A
o
m .h
A
) ( B
o
m .h
B
) = P
M
- ( s
o
m .h
S
) P
A
+ H
1 A-B
Kekekalan massa
B
o
m = A
o
m + s
o
m
s
o
m = Q
1.
dimana Q
1
= debit air pengisi bolier
= massa jenis air
s
o
m =
s
o
m = 3,44.
(kg/s)
B
o
m = A
o
m + s
o
m
0,053 kg/s = A
o
m + 0,000343 kg/s
A
o
m = 0,053 (kg/s)
Daya motor penggerak blower
P
M
= V . I . Rv
= 220 V. 5,5 A. 35%
= 423,5 watt
= 0,4235 kW
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
Dari tabel A-1 Air : Sifat-sifat cairan dan uap jenuh, Refrigerasi dan
pengkondisian udara.
P
O
= 97,53 kPa dapat diperoleh h
s
;
P h
s
82,71 386,282
97,53 x
104,95 388,609
17,26634 = 8642,66416 22,24x
X = 387,833
Energi yang hilang H
l-A-B
H
1 A-B
= ( A
o
m .h
A
) ( B
o
m .h
B
) + ( s
o
m .h
S
) P
M
+ P
P
H
1 A-B
= (0,053.118,626) (0,053.223.296) + (3,44.
.
387,833) - 0,4235 + 1
= -4,84 kJ/s
Efisiensi bolier :
= 3,44.
. x 387.833x 100 %
3
= 4,447%
COP aktual
COP aktual =
COP aktual =
COP aktual = 6,975
% 100 .
.
0
K
s
s
K
K
K
P
h m
P
Q
Laporan Praktikum Mesin Pendingin
Laporan Praktikum Mesin Pendingin Semester Ganjil 2013/2014
COP ideal
COP ideal =
COP ideal =
COP ideal = 5
4.2. Pembahasan
A. Pembakaran pada tiap tiap segmen penampang
- Pada penampang C-D
Aliran fluida bermassa 0,053 kg/s kemudian mengalami pemanasan
kembali oleh reheater berdaya 0,5 kW setelah itu fluida bermassa 0,053 kg/s
tersebut keluar dari mesin pendingin melewati saluran penyempitan yaitu
oriface. Selama proses berlangsung terjadi energi losses sebesar (-2,212) kj/s.
Hal ini terjadi kemungkinan karena beberapa hal antara lain :
1. Kerugian karena tahanan gesek antara fluida dengan dinding saluran.
2. Kerugian karena tahanan aliran lokal yaitu karena adanya penyempitan
saluran.
3. Tingkat ketelitian dan kesalahan dalam pembacaan alat ukur dan
diagram juga berpengaruh terhadap perhitungan losses yang terjadi.
- Pada penampang B-C
Aliran fluida bermassa 0,053 kg/s kemudian didinginkan oleh evaporator
yang memiliki energi 0,825 KW .Sebagian fluida berubah menjadi air
kondensasi yang bermassa 3,44.