Anda di halaman 1dari 40

T UHIDULL H

VV
MAJALAHTAUHIDULLAH.BLOGSPOT.COM
BERJALAN DI ATAS MANHAJ AHLUS SUNNAH
edisi 10 tahun vi | Nopember 2014
Malas
Bikin Hidup Jadi
Tidak Jelas
Syirik
dalam
Ketaatan
Kisah Ajaib
Orang yang sabar
Hadirkan tayangan Islami
di rumah Anda! Ganti tele-
visi kabel berlangganan Anda
dengan parabola Islami sekali
bayar seumur hidup tanpa bi-
aya bulanan atau charge apa-
pun.
Dengan Rp 1.500.000,-
Anda bisa mendapatkan lebih
dari seratus channel dalam
dan luar negeri. Cukup hubun-
gi kami di 0813 3536 0320 atau
08175057161 atau 031 71119071,
teknisi kami akan langsung
melayani. Untuk luar kota
tambah ongkos kirim.
Fasilitas yang Anda dapat-
kan (1) Satu set parabola 6
feet solid merk Venus; (2) Satu
buah receiver digital merk Ve-
nus; (3) Dua unit LNB F C-band
merk Venus; (4) Tiang pipa uk.
1 meter; (5) Kabel coaxial Rg6
uk. 20 meter; (6) Garansi Re-
ceiver 1 thn & Garansi instalasi
3 bulan.
Channel-channel yang
bisa dihadirkan adalah Rod-
jaTV, Radio Rodja, InsanTV,
WesalTV, TV Quran Tazkiyah,
TV Swasta Nasional, Masji-
dil Haram LIVE 24 Jam, Masjid
Nabawi LIVE, 24 Jam, channel-
channel Timur Tengah dan
Eropa. Channel yang tidak di-
inginkan bisa dihapus atau di-
block.
Pembayaran bisa via rek-
ening Yayasan Tauhidullah
bisa dibayar di tempat. Anda
pun sudah mendapatkan si-
aran Islami yang mewah tapi
dengan harga terjangkau.
AQIQAH
SUNNAH
SESUAI
TIDAK LAGI
SUSAH
Bulan Dzul Qadah Ayo Aqiqah
PAKET MENTAH MASAK NASI KOTAK KET.
SUNNAH 1 850.000 1.000.000 1.540.000
Sate 225 tsk +
Gule 60 Porsi
SUNNAH 2 950.000 1.100.000 1.820.000
Sate 275 tsk +
Gule 80 porsi
SUNNAH 3 1.100.000 1.250.000 2.150.000
Sate 325 tsk +
Gule 100 porsi
SUNNAH 4 1.150.000 1.300.000 2.380.000
Sate 375 tsk +
Gule 120 porsi
SUNNAH 5 1.250.000 1.400.000 2.660.000
Sate 425 tsk +
Gule 130 porsi
SUNNAH 6 1.400.000 1.600.000 3.040.000
Sate 475 tsk +
Gule 150 porsi
| Bonus krupuk udang, acar, bawang goreng, jeruk nipis | Layanan plus
nasi dan buah dalam box | Menu sesuai pilihan (Sate, Gule, Krengsengan,
Tongseng, Kikil, Sup, Daging Lapis, dll) | Gratis ongkos kirim wil. Surabaya
| Pemesanan via 0813 3536 0320 atau ke kantor kami di Jl. Kedung Cowek
331, Surabaya |
Rincian Harga dan Paket Aqiqah Sunnah
(Harga dapat berubah sewaktu-waktu)
Salurkan infaq, zakat, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan
janda, donasi pendidikan Islam, qurban dan lain sebagainya
melalui Yayasan Tauhidullah. Insya Allah akan tersalurkan se-
cara amanah dan sesuai sunnah.
Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
Syariah Mandiri 7060786814
Muamalat 7010075434
Setelah transfer mohon konfrmasikan via SMS ke nomor 031 71119071
(Flexi) atau 08175057161 (XL) dengan format sebagai berikut. Contoh:
Telah transfer Rp 100.000,- yatim/BRI
Telah transfer Rp 500.000,- zakat mal/Muamalat
Telah transfer Rp 1.000.000,- f sabilillah/Syariah Mandiri.
Kami menyampaikan jazakumullah khairan katsiran atas kesediannya
dan kepercayaannya. Kami senantiasa mendoakan untuk para munfq rizqi
yang lebih melimpah penuh barakah dari Allah Taala.
Kantor PP. Tauhidullah di Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya
1
2
Isi Majalah
Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
Melacak Makna Ketaatan > 9
Syirik dalam Ketaatan > 4
Kisah Ajaib Orang yang Sabar > 13
Malas Bikin Hidup Tidak Jelas > 16
Penyebab & Pengobatan Rabun> 25
Islam Agama yang ASli... > 22
Keutamaan Berkunjung > 28
Telaah Kisah Istri Nabi > 30
Yayasan Tauhidullah menyampaikan terima kasih kepada
para donatur atas kepercayaannya kepada kami dalam
mengelola zakat, infaq, shadaqah, waqaf, kafalah yatim
dan janda, beasiswa pendidikan, dana CSR dan hibah. Per-
cayakan Optimalisasi Kemanfaatan Dana Sosial dan In-
faq, serta Pendistribusian Daging Qurban kepada Yayasan
Tauhidullah.
Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau
031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.
Untuk sementara website kami www.tauhidullah.com
mengalami sedikit masalah sehingga tidak bisa diupdate.
Untuk sementara, kami menggantikannya dengan blog
gratis yaitu majalahtauhidullah.blogspot.com.
Unduh dan share majalah Tauhidullah versi digital di
4shared, Mediafre, SlideShare dan Scribd.
3
Iftitah
D
ua edisi lagi kita akan me-
masuki tahun ketujuh usia
majalah Tauhidullah. Ta-
hun ketujuh, majalah masih gini-
gini aja? Ya, beginilah yang kami
bisa. Kami lebih fokus menyalurkan
donasi untuk kepentingan umat se-
cara langsung. Bukan berarti maja-
lah tidak penting. Majalah memang
adalah bagian dari pemanfaatan
donasi, sekaligus sebagai media da-
kwah Ahlus Sunnah.
Majalah Tauhidullah kami bi-
arkan semacam ini, agar biaya
produksi tidak membengkak. Kami
sadar, di luar sana, banyak sekali
yayasan-yayasan Islam yang ber-
lomba menghadirkan majalah do-
natur yang mewah, eksklusif, lux,
full colour, plus dengan kertas yang
mahal.
Insya Allah dengan wujud yang
demikian ini, majalah Tauhidullah
tetap dijadikan referensi atau in-
spirasi. Tentu saja, kami berharap,
majalah Tauhidullah bisa mengala-
mi peningkatan baik dari sisi jum-
lah halaman atau kualitas cetakan.
Peningkatan tersebut menuntut
jumlah pemasukan yayasan bert-
ambah. Untuk saat ini, penamba-
han jumlah donatur masih lamban,
entah kenapa.
Baiklah, pada edisi Muharram
1436 H ini, kami mengangkat tau-
jihat dari ustadzuna Ridwan bin
Abdul Aziz mengenai taat. Dalam
taujihatnya pada edisi kali ini, be-
liau mengingatkan kita mengenai
bentuk-bentuk ketaatan yang mu-
lai pudar atau tergerus arus sesat.
Kisah Ajaib Orang yang Sabar
menjadi suplemen bagi tauhid kita.
Betapa banyak musibah yang men-
dera, kita tetap harus bertauhid,
karena dengan tauhid, berbagai
keajaiban akan terjadi. Oleh kare-
nanya, walau banyak musibah, ket-
aatan menjadi pilihan terbaik.
Jika pada edisi sebelumnya
Brilly El-Rasheed membahas men-
genai tradisi balas budi, maka pada
edisi kesepuluh tahun keenam ini,
Brilly El-Rasheed mengupas ma-
salah berkunjung. Dimana kita
tahu kesibukan manusia kian hari
kian meningkat hingga tradisi
kunjung-mengunjungi tanpa ten-
densi duniawi ini sangat jarang kita
temui.
Terakhir, pada edisi ini redaksi
melanjutkan pembahasan menge-
nai istri-istri Rasulullah Muham-
mad.
Semoga menginspirasi, se-
lamat mengkaji edisi kali ini!
Rekening Infaq Muamalat 7010075434
Taat sajalah!
Syirik
dalam
Topik Utama
4
D
iantara permasalahan yang
harus kita waspadai adalah
terjadinya kesyirikan dalam
ketaatan, artinya telah terjadi
padanya persekutuan dalam keta-
atannya kepada Allah kdengan
salah satu dari mahluk yang ada
ini, dimana seseorang disamping
meyakini Allah kdan mengang-
gapNya sebagai Tuhannya, tetapi
masih terjadi didalamnya ketergan-
tungan kepada selain Allah k.
Contoh kasus yang berkenaan
dengan masalah ini ialah terjadin-
ya kesyirikan dalam mentaati para
ulama dan umaro, dalam penghala-
lan perkara yang haram atau dalam
hal pengharaman terhadap perkara
yang dihalalkan oleh Allah k.
Allah k berfrman dalam
QS. At-Taubah: 31 (yang artinya),
Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah dan
(juga mereka mempertuhankan)
Al-Masih putera Maryam, Padahal
mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mer-
eka persekutukan.
Ayat di atas adalah berkenaan
dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada ummat sebelum kita
dari kalangan yahudi dan nashrani,
dimana mereka dalam mentaati
para pendeta, bukan saja sebatas
karena mereka sebagai pemuka
agama atau sebagai para dai se-
hingga mereka mentaati para pen-
deta itu terhadap apa-apa yang
mereka serukan dari menjalankan
perintah-perintah Allah k dan
menjahui larangan-laranganNya,
namun lebih jauh dari itu, yaitu ke-
tika para pendeta itu telah melam-
Shadaqah Menambah Rizqi Duniawi dan Ukhrawi
Ketaatan
Oleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz
5
paui batasan-batasan yang sebena-
rnya hanya merupakan hak Allah
k semata.
Mereka mematuhi ajaran-aja-
ran orang-orang alim mereka dan
rahib-rahib mereka dengan memba-
bi buta, biarpun orang-orang alim
dan rahib-rahib itu menyuruh ber-
buat maksiat atau mengharamkan
yang dihalalkan dan menghalalkan
yang telah diharamkan.
Disebutkan dalam hadits yang
shohih, bahwasanya Nabi n mem-
bacakan ayat diatas kepada Ady bin
Hatim At-Toiy, dimana ia dahulu
di masa jahiliyyah sebelum islam
adalah penganut agama nashrani,
setelah ia mendengar bagian dari
ayat itu menyebutkan bahwa mer-
eka telah menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka se-
bagai Tuhan selain Allah dan (juga
mereka mempertuhankan) Al-
Masih putera Maryam, maka Adi
berkata: wahai Rasulullah! kami
tidaklah menyembah mereka. Ra-
sulullah n menjawab: Bukankah
mereka telah menghalalkan apa-
apa yang telah diharamkan oleh Al-
lah k dan telah mengharamkan
apa-apa yang telah dihalalkan oleh
Allah k! Adi menjawab: Ya Nabi
n menjawab: Itulah bentuk peny-
embahan terhadap mereka.
Nabi ntelah menafsirkan ayat
diatas bahwa tindakan menjadikan
para pendeta sebagai Tuhan-Tuhan
selain Allah itu bukan berarti ruku
kepada mereka atau sujud kepada
mereka, akan tetapi maksudnya
ialah ketika terjadi ketaatan yang
berlebihan kepada mereka, tat-
kala para pendeta itu merubah-
rubah hukum-hukum Allah dan
mengubah-ubah syariatNya, mer-
eka menghalalkan apa-apa yang
telah diharamkan kepada mereka
dan mengharamkan apa-apa yang
telah dihalalkan kepada mereka,
Nabi katakan bahwa itulah bentuk
penyembahan terhadap mereka
dari selain Allah k, kerena den-
gan demikian berarti mereka telah
menegakkan persekutuan kepada
Allah k dalam masalah syariat.
Maka barangsiapa mentaati
mereka dalam hal itu berarti ia
telah menjadikkan mereka sebagai
sekutu bagi Allah dalam syariat
dan dalam hal penghalalan dan
pengharaman, dan sungguh hal
seperti ini adalah merupakan ke-
syirikan yang besar, padahal Allah
k telah berfrman: .Padahal
mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mer-
eka persekutukan.
Dan diantara perkara yang ter-
masuk kepada syirik dalam keta-
atan, ialah taat kepada pemerintah
atau kepada para pemimpin dalam
mentaati hokum perundang-un-
dangan yang bertentangan dengan
syariat Allah dan dalam hal peng-
halalan dan pengharaman, seperti
penghalalan terhadap perkara riba,
pelegalan perzinaan, kebolehan
minum khoomer (arak), kesamaan
Topik Utama
Buat apa bakhil? Mati pun kita tidak bawa apa-apa!
Ketaatan
Topik Utama
6
hak antara wanita dan pria dalam
pembagian harta waris dan kebe-
basan para wanita dalam bersolek
dan campur aduk mereka dalam se-
gala aktiftas dan pekerjaan.
Atau dalam hal pengharaman
terhadap yang halal, seperti mela-
rang poligami, padahal sudah di-
halalkan oleh Allah k, dan lain
sebgaianya dari merubah-rubah
hokum-hukum Allah k, dan
menggantinya dengan hukum-hu-
kum yang bersifat syaithoniyyah,
maka barangsiapa yang mentaati
mereka dalam hal-hal seperti itu,
dan ia rela dengannya, dan apalagi
dianggapnya itulah yang terbaik,
maka ia telah menjadi musyrik dan
kafr, wal-iyaadzu billah.
Dan diantara perkara yang ter-
masuk kepada syirik dalam keta-
atan, ialah taqlid buta kapada para
ulama, dengan mengikuti segala
perkataa mereka meskipun ia me-
nyelisihi dalil atau sunnah Rasu-
lullah n.
Dan hal seperti ini sungguh
telah menjadi hal yang dianggap
biasa di tengah-tengah masyarakat
kita, dimana seolah-olah kedudu-
kan seorang ustadz atau seorang
kiyai setara dengan Tuhan atau
nabi, dimana apapun yang mereka
ucapkan atau yang mereka perin-
tahkan harus ditaati dan tidak be-
rani melanggarnya, sementara kita
mengetahui bahwa hal itu sama
sekali tidak berlandaskan dalil dari
Al-Quran ataupun dari sunnah Ra-
sulullah n.
Sering kita dapati slogan-
slogan atau jargon-jargon seperti
berikut ini:
ELEK APIK OPO
JARE PAK YAI
SEMUA KATA PAK
USTADZ ADALAH
BENAR
Slogan-slogan atau jargon-jar-
gon seperti ini selama ini diang-
gap sah-sah saja oleh kebanyakan
orang padahal kalimat itu sangat
bertentangan sekali dengan akidah
islamiyyah, karena telah terjadi
padanya suatu pengkultusan terha-
dap para ustadz atau para kiyai.
Ada juga yang mentaati para
dukun, sehingga mereka yakin
bahwa dialah yang dapat menyem-
buhkan atau dapat memberi rizki,
meskipun dengan alasan bahwa itu
dilakukan dalam rangka ikhtiar,
padahal mendekati perdukunan itu
sudah pasti bersinggungan dengan
kesyirikan, karena dibalik semua
itu ada ketergantungan dengan Jin
atau setan.
Sebenarnya berobat kepada
dokter itu adalah hal yang wajar,
dan boleh hukumnya, namun keti-
ka terjadi padanya suatu ketergan-
tungan yang sifatnya berlebihan,
maka hal itu bisa menjadi salah
satu bentuk syirik dalam keta-
atan. Hal seperti ini sering terjadi
ditengah-tengah masyarakat, di-
mana ada orang-orang yang terlalu
fanatic kepada seorang dokter, se-
hingga dia yakin bahwa hanya den-
Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814
7
gan berobat kepadanya pasti akan
sembuh, dan sehingga apapun yang
disarankan oleh dokter itu pasti ia
lakukan tanpa peduli meski harus
bertentangan dengan syariat Al-
lah k.
Taat itu akan mem-
bawa kepada diteriman-
ya amal di sisi Allah
k, sebagaimana
hal itu telah
difirmankan
olehNya di
dalam su-
rat Muham-
mad (47): 33
Hai orang-orang
yang beriman, taa-
tilah Allah dan taati-
lah Rasul dan janganlah
kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu.
Pada ayat ini Allah k memer-
intahkan kepada para hambaNya
yang beriman agar ia mentaatiNya
dan mentaati RasulNya n, dimana
ia(taat) adalah sebagai wasilah un-
tuk mencapai kebahagiaan mereka
di dunia dan di akhirat nanti. Dan
melarang para hambaNya agar jan-
gan sampai murtad (keluar dari
agama), karena ia(murtad) adalah
merupakan wasilah menuju kepada
batalnya seluruh amal-amal.
Para Imam Ahlussunnah ber-
kata, Masing-masing orang bisa
diambil dari perkataannya dan bisa
ditinggalkan, kecuali Rasulullah
n.
Berkata Imam Hanaf rahima-
hullah- :
Apabila hadits itu datang dari
Rasulullah n, maka (kedudukan-
nya) di atas keppala dan diatas
mata, dan apabila ia datang dari
para sahabat radhiyalloohu
anhum-, maka diatas ke-
pala dan diatas mata,
dan apabila ia datang
dari para tabiin,
maka mereka
laki-laki dan
k a mi p u n
laki-laki.
B e l i a u
b e r ma k s u d
dengan perkataan
itu, dirinya dan para
tabiinpun harus sesuai
dengan Rasulullah dan
para sahabatnya.
Berkata Imam Malik ra-
himahullah- :
Masing-masing kita bisa me-
nolak dan ditolak (pendapatnya
atau perkataannyapen), kecuali
pemilik kubur ini, yakni Rasulullah
n.
Berkata Imam Syafi rahima-
hullah-: Apabila hadits itu shohih
maka ia adalah madzhabku.
Topik Utama
Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim
Topik Utama
8
Dan beliau berkata: Apabila
perkataanku menyelisihi perkataan
Rasulullah, maka buanglah per-
kataanku dibelakang tembok.
Berkata Imam Ahmad ra-
himahullah- :
Aku heran terhadap suatu
kaum, dimana mereka telah men-
genal sanad dan keshohihannya,
masih pergi kepada pendapat Sufy-
an, padahal Allah Taala berfrman:
(An-Nur: 63) . Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perin-
tah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa adzab yang pedih.
Berkata Abdulah bin Abbas
radhiyalloohu anhuma- :
Hampir saja diturunkan ke-
pada kalian (hujan) batu dari lan-
git! Aku berkata: Telah bersabda
Rasulullah n! dan kalian berka-
ta: Telah berkata Abu Bakar dan
Umar.
Begitu pentingnya arti taat
bagi para sahabat dan bagi para
pemimpin agama sesudahnya, se-
hingga mereka berusaha meletak-
kan dasar-dasar wajibnya taat ke-
pada Allah kdan RasulNya n
dengan kata-kata mereka yang mu-
lia.
Dengan demikian kami men-
gajak kepada segenap kaum beri-
man, mari kita jalani hidup ini, dan
senantiasa kita isi dengan ketaatan
sehingga segala sesuatu yang kita
lakukan selama hidup kita akan
bernilai ibadah kepada Allah k,
sebagai bentuk pengamalan dari
tujuan asasi dimana Allah k men-
ciptakan kita semua. Semoga Allah
ksenantiasa membimbing kita
semua kepada jalanNya yang benar
amin. [Edt.: Brilly]
Bulan Muharram Saat
Tepat Peningkatan Sha-
daqah Semakin Tajam.
Percayakan Optimalisasi
Kemanfaatan Dana Sosial
dan Infaq kepada Yayasan
Tauhidullah. Insya Allah
kami kelola sesuai Sun-
nah sehingga menjadi
pahala jariyah. Hubungi
kami di 0813 3536 0320
atau 08175057161 atau
031 71119071. Majalah
Tauhidullah untuk Anda.
9
T
aat secara etimologi adalah
berarti ketaatan atau
kepatuhan, sebuah arti yang
sangat mewakili bagi kepentingan
tujuan daripada kata taat itu send-
iri, dimana kata ini adalah dituju-
kan untuk menjadi suatu ungkapan
bagi proses komitmenisasi dari
bawahan terhadap atasannya, dari
suatu ummat kepada Nabinya, dari
para hamba kepada Tuhannya, di-
mana kata taat akan menjadi suatu
pembuktian bahwa telah terjadi
suatu kepatuhan yang utuh sesuai
dengan prosedur atau aturan yang
dikehendakinya, sehingga ia akan
mendapatkan pengakuan dan pre-
dikat yang baik dari atasannya, dan
hubungannya antara dirinya den-
gan Tuhannya, maka ia akan men-
jadi seorang hamba yang diridhoi
dan dikasihi olehNya.
Jenis-jenis ketaatan banyak
sekali, seperti:
Taat kepada Tuhan.
Taat kepada Nabi.
Taat kepada orang tua.
Taat kepada pemimpin.
Taat kepada atasan.
Taat kepada peraturan
Dan lain-lain.
Adapun taat yang menjadi tar-
get utama pada makalah ini adalah
taat yang berhubungan dengan Al-
lah l, dan RasulNya n. Dimana
dua jenis ketaatan ini adalah sangat
Manhaj
Melacak
Makna Ketaatan
Oleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz
Manhaj
10
urgen bagi kehidupan beragama,
supaya dapat menjalani agama ini
dengan loyalitas yang purna, dan
mencapai keotentikannya (aslinya).
Disamping itu taat juga
akan membawa kepada
diterimanya agama ini di
sisi Allah l, sebagaimana
hal itu telah difrmankan
olehNya di dalam surat
Muhammad (47): 33, Hai
orang-orang yang beri-
man, taatilah Allah dan
taatilah Rasul dan jan-
ganlah kamu merusakkan
(pahala) amal-amalmu.
Pada ayat ini Allah l memer-
intahkan kepada para hambaNya
yang beriman agar ia mentaatiNya
dan mentaati RasulNya n, di-
mana ia(taat) adalah sebagai
wasilah untuk mencapai
kebahagiaan mereka di
dunia dan di akhirat
nanti. Dan melarang
para hambaNya
agar jangan
sampai murtad
(keluar dari agama),
karena ia(murtad)
adalah merupakan wasi-
lah menuju kepada batalnya
seluruh amal-amal.
Jadi jelaslah bahwa taat itu
di dalam agama hanya kepada
dua orang saja: yaitu kepada Allah
ldan kepada RasulNya n. Ada-
pun kepada Allah l, maka hal itu
sudah merupakan hal yang sangat
lazim dan tidak akan mengundang
perbedaan pendapat bagi kaum
beriman, tetapi lain halnya dengan
Rasul (Nabi), dimana dia statusnya
adalah mahluk (manusia biasa), na-
mun kenapa ketaatan itu juga ha-
rus diberikan kepadanya, apakah
alasan yang mendasar sehingga dia
dinobatkan dalam ketaatan pada
urutan kedua setelah Allah l,
apakah karena dia juga memiliki
sifat uluhiyyah? Yaitu memiliki hak
untuk disembah?, padahal dia su-
dah jelas bahwa dia adalah manusia
biasa, lalu bagaimanakah hal itu
bisa terjadi?
APA ALASAN RASUL
WAJIB DITAATI?
Pertanyaan, kenapa keta-
atan itu juga harus diberikan
kepadanya, apakah alasan
yang mendasar sehing-
ga dia dinobatkan
dalam ketaatan
pada urutan
kedua setelah Al-
lah l?
Fenomena sep-
erti ini sering terjadi di
masyarakat, seiring dengan
bermunculannya kelompok-
kelompok sempalan yang sering
menjadi ganjalan bagi jalan dakwah
dan sering mengacaukan akidah
ummat, yaitu:
Suatu kelompok-kelompok ka-
jian atau suatu pergerakan yang
selalu menebar ftnah dengan kata-
Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814
11
kata seperti:
kita hanya Allah
saja, karena Rasul itu
hanyalah manusia bi-
asa.
kita hanya Quran
saja, karena hadits itu
adalah dari manusia.
Dan lain sebagainya.
Rasul memiliki hak untuk dita-
ati sesudah Allah l, adalah karena
dia adalah manusia yang dipilih
oleh Allah l untuk menjadi sen-
tral utama bagi penurunan wahyu
yang berisi segenap syariatNya,
yang bermuatan segala tatanan
yang akan dibebankan kepada selu-
ruh manusia, dan batasan-batasan
yang harus ditaatinya, agar semua
itu tetap berjalan di atas keaslian-
nya dan terlepas dari campur tan-
gan siapapun.
Sehingga dengan keadaan
seperti itu syariat ini akan tetap
dalam keasliannya, karena ketika
terjadi suatu perobahan darinya,
ia akan dinilai sebagai suatu pe-
nyimpangan, yang dalam isltilah
agama hal itu disebut sebagai suatu
kebidahan atau hal baru didalam
agama yang sebenarnya bukan ba-
gian daarinya.
Nah, dengan alasan inilah
pentingnya ketaatan itu diberikan
kepadanya (Rasul), sesudah kepada
Allah l, yaitu agar kita mentaat-
inya terhadap segala apa-apa yang
telah beliau ajarkan kepada ummat
ini dari wahyu yang telah beliau
terima dari Allah l, agar dalam
pelaksanaan agama ini tidak terjadi
penyimpangan dari apa-apa yang
menjadi kehendakNya.
Asy-Syaikh Muhammad bin
Sholih Al-Utsaimin berkata dalam
Syarah Utsuluts Tsalaatsah, Taat
itu ialah penyesuaian dengan ke-
hendak, baik dalam menjalankan
perintah-perintah maupun dalam
menjahui larangan.
Defnisi ini sungguh sangat
mewakili bagi makna sesungguh-
nya bagi kata taat, dimana dalam
ketaatan itu sangat dibutuhkan
adanya kesesuaian dengan kehena-
dak, suatu contoh:
Seseorang dengan alasan se-
mangat beribadah, kemudian
dia mengajak orang-orang yang
ada disekitarnya untuk men-
gadakan ritual doa, dengan
ketentuan membaca surat ini
dan itu sekian kali, ditambah
dengan membaca sholawat
sekian kali, ditambah memba-
ca tasbih sekian kali, dan lain
sebagainya, padahal dia sama
sekali tidak merujuk kepada
suatu dalilpun dari ajaran yang
dibawa oleh Rasul n?
Atau karena dia mendapatkan
didalam Al-Quran ada per-
intah untuk berdzikir, lantas
dia menyusun dzikir sendiri
kemudian dipublikasikan, apa-
lagi hingga berani membubui
keterangan bahwa barangsiapa
membacanya, maka dia akan
mendapatkan keberkahan,
misalnya, padahal diapun ti-
Manhaj
Buat apa bakhil? Mati pun kita tidak bawa apa-apa!
Manhaj
12
dak merujuk kepada dalil yang
shohih dari Rasul n?
Nah, apakah sepak terjang sep-
erti ini bisa dikatagorikan sebagai
orang yang taat kepada Allah l
dan RasulNya! Sementara apa-apa
yang dia lakukan itu samasekali ti-
dak ada tuntunannya!.
Terkadang banyak orang ber-
tanya-tanya, terntang perintah
berdzikir, bersholawat, perbanyak
amal, gimana caranya kalau begini
gak boleh, begitu gak boleh?
Inilah persoalan yang sering
timbul ditengah-tengah ummat ini,
lebih-lebih bagi orang yang san-
gat bersemangat dalam beribadah,
sungguh hal seperti ini acapkali
menjadi sesuatu yang merisaukan.
Persoalannya adalah
hendaknya kita ini beru-
saha untuk mencari ilmu
agama yang benar, agar
segala apa-apa yang kita
lakukan itu benar sep-
erti yang dikehendakin-
ya, karena dengan ilmu
pemahaman yang benar
itulah kita akan selamat
dari penyimpangan.
Kasus yang merisaukan di atas
sebenarnya dapat kita atasi dengan
sesuatu yang sangat sederhana, yai-
tu jalani saja perintah itu dengan
apa adanya dengan tanpa mereka-
reka sesuatu yang diluar pengeta-
huan kita, selesailah masalahnya.
Demikianlah sebenarnya jalan
bagi Ahlus Sunnah wa Al-Jamaah,
dimana mereka dalam menjalank-
an agama ini benar-benar kembali
kepada jalan Rasululloh n dan
para sahabatnya.
Maka barangsiapa yang kelak
bertemu dengan Alloh l dengan
membawa amalan yang tidak ber-
dasarkan dari sunnah Rasulullah
n, maka ia pasti tertolak. Semoga
kita semua ditunjukkan oleh Allah
l kepada jalan kebenarannya,
amin. [Edt.: Brilly]
Yayasan Tauhidullah menyampaikan selamat kepada
jamaah haji asal Indonesia yang sudah kembali ke
tanah air dengan selamat.
Semoga menjadi haji yang mabrur dan dicintai Allah
menjadi hamba yang dermawan.
Percayakan Optimalisasi Kemanfaatan Dana Sosial
dan Infaq, serta Pendistribusian Daging Qurban ke-
pada Yayasan Tauhidullah.
Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161
atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.
13
A
l-Auzai meriwayatkan, dari
Abdullah bin Muhammad
berkata: Saya pernah sing-
gah di pesisir pantai bersama pen-
jaga perbatasan di daerah sekitar
Mesir. Ketika saya menyelesaikan
urusan saya, maka saya melewati
tanah lapang yang luas, dan mene-
mui sebuah kemah yang di sana ada
seorang laki-laki tua yang tidak me-
miliki kedua tangan dan kakinya,
lemah penglihatan dan pendenga-
rannya. Tidak ada yang bermanfaat
darinya kecuali lisannya dengan
mengatakan, Ya Allah, berilah aku
ilham untuk tetap memuji-Mu den-
gan pujian yang menjadi tanda syu-
kur kami pada semua nikmat-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-
ku dan telah Engkau lebihkan aku
dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang
telah Engkau ciptakan.
Al-Auzai berkata, Abdullah
berkata, Demi Allah, aku akan
mendatangi orang tersebut, dan
bertanya dari mana ia dapat doa
tersebut, dari pemahaman, ilmu
atau ilham yang telah diilhamkan?
Maka saya mendatangi orang
tersebut dan memberi salam ke-
padanya, dan mengatakan: saya
mendengar engkau mengatakan,
Ya Allah, berilah aku ilham untuk
tetap memuji-Mu dengan pujian
yang menjadi tanda syukur kami
pada semua nikmat-Mu yang telah
Engkau berikan kepadaku dan
telah Engkau lebihkan aku dengan
kelebihan yang sempurna atas ke-
banyakan makhluk yang telah Eng-
kau ciptakan.
Nikmat yang manakah yang
engkau rasakan sampai engkau
memuji-Nya? Keutamaan atau
kelebihan apakah yang engkau ra-
sakan selama ini hingga engkau
mensyukuri-Nya?
Ia menjawab: Engkau tentu
melihat apa yang Allah berikan ke-
padaku !?, namun demi Allah, jika
seandainya Allah mengirim api dari
langit untuk membakarku, dan me-
nyuruh gunung untuk menghan-
curkanku, atau laut untuk meneng-
gelamkanku, atau bumi untuk
menelanku. Hal itu tidak akan
mengurangi rasa syukurku kepada-
Nya; karena Dia telah memberikan
nikmat lisanku ini !?.
Akan tetapi wahai hamba Al-
lah, ketika engkau mendatangiku
aku membutuhkan bantuanmu,
engkau melihatku dalam keadaan
apa adanya dan tidak berdaya.
Saya tidak mampu beraktiftas dan
mengurus diriku sendiri, dahulu
ada anakku yang membantu untuk
Ibrah
Kisah Ajaib
Orang yang sabar
Rekening Infaq Muamalat 7010075434
Ibrah
14
shalat dan mengambilkan air wud-
hu, ketika saya lapar ia menyuapi-
ku, kalau saya haus, ia memberiku
minum. Saya telah kehilangan dia
sejak tiga hari yang lalu, maka to-
long carikan ia untukku semoga
Allah merahmatimu-.
Saya berkata: Demi Allah, ti-
daklah seseorang yang berusaha
membantu kebutuhan orang lain
lebih besar pahalanya, kecuali ia
membantu seseorang yang kondis-
inya seperti anda, Maka saya mulai
mencari anaknya. Tidak lama ke-
mudian, saya menemukannya di ba-
lik gundukan pasir, namun ia telah
meninggal dunia; karena diter-
kam binatang buas dan tubuhnya
tercabik-cabik, lalu aku beristirja
(mengucapkan innalillah) dan ber-
kata: Saya tidak sampai hati untuk
membawanya kepada orang tadi.
Ketika saya menemui orang
tersebut, terlintas dalam hati ten-
tang Nabi Ayyub alaihis salam-.
Ketika saya sampai dihadapan-
nya saya megucapkan salam. Dia
menjawab salam dan berkata: bu-
kankah kamu sahabatku?,
Saya menjawab : Ya.
Ia berkata : Apakah eng-
kau sudah menemukan anakku?
Saya : Mana yang lebih mu-
lia, anda atau Nabi Ayub alaihis
salam-?.
Orang : Tentu Nabi Ayyub.
Saya : Apakah anda mengeta-
hui apa yang Allah perbuat kepada
Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah
mengujinya dengan harta, keluarga
dan anaknya?
Orang : Ya
Saya : Bagaimana sikap be-
liau?
Orang : Dia menghadapinya
dengan sabar, bersyukur, dan tetap
memuji Allah.
Saya : Tidak hanya itu, bah-
kan ia menyendiri dari keluarga
dan orang-orang yang dicintainya.
Orang : Ya
Saya : Bagaimana sikap be-
liau?
Orang : Dia menghadapinya
dengan sabar, bersyukur, dan tetap
memuji Allah.
Saya : Bahkan tidak cukup
dengan itu, sampai orang yang le-
wat merasa terganggu dengannya,
apakah anda mengetahuinya?
Orang : Ya
Saya : Bagaimana
sikap beliau?
Orang : Dia
me n g h a d a p i ny a
dengan sabar, ber-
syukur, dan tetap
memuji Allah.
Orang : Sing-
kat kata !? semoga
Allah merahma-
timu-.
Saya : Sesung-
guhnya seorang anak
yang engkau menyuruh-
ku untuk mencarinya, saya
menadapati di antara gundukan
pasir dengan kondisi tercabik;
karena diterkam binatang buas,
maka Allah memberimu pahala
15
yang agung, dan memberimu kes-
abaran.
Orang : Alhamdulillah, segala
puji hanya milik-Nya yang tidak
menciptakan keturunanku ber-
maksiat kepadanya; hingga men-
gadzabnya dengan neraka.
Saya : Lalu ia mengambil na-
fas dan meninggal dunia. Sesung-
guhnya kami milik Allah dan akan
kembali kepada Allah, sungguh be-
sar musibahku saat ini, orang sep-
erti ini jika aku tinggalkan di sini,
ia akan dimakan binatang buas.
Jika saya temani saya tidak mampu
mengurusnya. Akhirnya aku tutupi
dengan selimutnya, dan aku duduk
didekat kepalanya dengan menan-
gis. Pada saat saya duduk di sisinya,
ada empat orang mendatangiku.
Dan berkata: Ada apa den-
gan anda?, bisa anda ceri-
takan?. Maka aku ceri-
takan kepada mereka
tentang saya dan jen-
azah di depan saya.
Mereka berkata:
Bukalah penutup
wajahnya, mung-
kin kami mengen-
alinya !?. ketika saya
buka wajahnya, se-
raya mereka berempat
menciumi kedua mata
dan tangan si mayit, dan
berkata: Demi Allah, matan-
ya tidak pernah melihat apa yang
diharamkan Allah, dan badannya
selalu digunakan untuk sujud kepa-
da Allah pada saat manusia tidur.
Saya : Siapa orang ini semo-
ga Allah merhmati kalian-.
Empat orang : Dia adalah
Abu Qilabah al Jirmy sahabat Ibnu
Abbas, dia adalah orang yang san-
gat mencintai Allah dan Rasul-Nya
shallallahu alaihi wa sallam-.
Maka kami semua memandi-
kan dan mengkafani dengan beber-
apa baju seadanya, menshalati dan
menguburkannya. Maka empat
orang tadi berlalu, saya pun kem-
bali kepada rombonganku. Ketika
malam tiba dan saya mau tidur,
saya melihat dalam mimpi bahwa
orang yang meninggal dunia tadi
berada taman dari taman-taman
surga dengan mengenakan baju
dari surga dengan membaca sebuah
ayat Al-Quran: (sambil mengu-
capkan): Salamun `alaikum bima
shabartum. Maka alangkah bai-
knya tempat kesudahan itu. (QS.
Ar Radu: 24)
Saya bertanya : Bukankah eng-
kau sahabat saya?.
Ia menjawab : Ya
Saya : Bagaimana engkau
bisa mendapatkan ini semua?.
Ia menjawab : Sesungguh-
nya Allah memiliki derajat ter-
tentu yang tidak bisa diraihnya
kecuali dengan sabar ketika dit-
impa musibah, dan bersyukur pada
waktu senang disertai rasa takut
kepada Allah baik dzahir maupun
batin.
Kisah ini tercantum dalam kitab Ats-
Tsiqat, Ibnu Hibban, 5/3-5. Diterjemah-
kan oleh tim redaksi www.islamqa.info.
Ibrah
Hikmah
16
F
utur adalah kemalasan dan
berleha-leha setelah seman-
gat dan giat. Tidak diragukan
lagi, hal itu merupakan penyakit
pada diri seseorang pada suatu wak-
tu. Baik dalam masalah agama atau
urusan dunia. Hal itu merupakan
tabiat yang Allah telah ciptakan.
Setiap orang muslim bahkan se-
tiap manusia- di dapatkan pada
dirinya semangat dalam beriba-
dah, berakhlak nan mulia dan (se-
mangat) dalam mencari ilmu dan
berdakwah. Kemudian setelah
berjalan beberapa waktu, ditimpa
kemalasan. Sehingga semangatnya
melemah untuk melakukan kebai-
kan yang telah dilakukannya bera-
lih pada kemalasan dan ingin isti-
rahat. Setiap orang sesuai dengan
kemalasannya akan diperhitung-
kan. Barangsiapa yang ketika malas
sampai meninggalkan kewajiban
dan jatuh ke sesuatu yang diharam-
kan, maka dia dalam bahaya besar.
Maka kemalasannya menjadi suatu
kemaksiatan, harus dikhawatirkan
sampai pada suul khatimah. Kami
momohon kepada Allah kebaikan.
Sedangkan jika malas melak-
sanakan keutaman dan sunnah,
tapi dia tetap menjaga kewajiban,
menjauhi dosa besar dan ses-
uatu yang diharamkan, hanya saja
waktu melakukannya (kebaikan)
berkurang seperti dalam mencari
ilmu, qiyamul lail dan membaca Al-
Quran. Maka kemalasannya seper-
Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814
Malas
Oleh Syekh Al-Munajjid
Bikin Hidup Jadi
Tidak Jelas
17
ti itu diharapkan hanya sesaat saja,
semoga selesai dalam waktu dekat
insyaallah. Akan tetapi memer-
lukan sedikit cara yang bijaksana
dalam mengobatinya. Inilah yang
dimaksudkan dalam riwayat Abdul-
lah bin Amr radhiyallahuanhuma,
dia berkata,
Diceritakan kepada Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam tentang
orang-orang yang sangat seman-
gat sekali dalam beribadah, maka
beliau berkata, Itulah puncak se-
mangat (pengamalan) Islam dan
kesungguhannya. Setiap setiap se-
mangat akan mencapai puncaknya,
dan setiap puncaknya akan ada
masa kemalasan. Barangsiapa yang
waktu malasnya dalam batas wajar
dan tetap dalam sunnah, maka dia
telah menempuh jalan yang lurus.
Dan barangsiapa yang kemalasan-
nya melakukan kemaksiatan, maka
itulah yang celaka. [HR. Ahmad,
2/165. Ash-Shahihah, no. 2850]
Ungkapan Faliummi ma huwa
adalah bisa kembali di waktu ke-
malasannya kepada asal yang
agung yakni (sesuai dengan) sun-
nah. Atau ia dalam kondisi di jalan
yang lurus selagi masih berpegang
teguh dengan Al-Kitab dan Sun-
nah. Dalam sebagian redaksi lain
dikatakan, Faqad afaha (sungguh
dia telah beruntung).
Abu Abdurrahman As-Sulami
rahimahullah berkata,
Di antara aibnya jiwa
adalah kemalasan yang
menimpanya dalam hak-
hak yang sebelumnya di-
lakukannya. Yang lebih
aib lagi adalah orang yang
tidak memperhatikan
kekurangan dan kemala-
sannya. Yang lebih aib lagi,
orang yang tidak tahu ke-
malasan dan kekurangan-
nya. Kemudian yang leb-
ih aib lagi, adalah orang
yang menyangka bahwa
dia semangat padahal
dalam kondisi malas dan
kurang. Ini adalah sikap
kurang bersyukur ke-
tika mendapatkan taufq
dalam melaksanakan hak-
hak. Karena kurang ber-
syukur, maka semangat
dialihkan menjadi kurang
beremangat. Dia menu-
tupi kekuarangannya dan
menyangka baik keburu-
kannya.
Allah Taala berfrman, Maka
Apakah orang yang dijadikan (syai-
tan) menganggap baik pekerjaan-
Hikmah
Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim
Hikmah
18
nya yang buruk lalu Dia meyakini
pekerjaan itu baik, (sama dengan
orang yang tidak ditipu oleh syai-
tan) ? (QS. Fathir: 8)
Agar terhindar dari itu semua
adalah dengan mengharap kepada
Allah Taala, senantiasa mengingat-
Nya, membaca Kitab-Nya, menga-
gungkan kemuliaan orang-orang
Islam dan meminta didoakan oleh
para wali Allah (orang bertakwa)
agar dikembalikan kepada kondisi
semula. Semoga Allah memberikan
kenikmatan dibuka baginya jalan
untuk berbakti dan dalam keta-
atanNya. (Uyub An-Nafs, hal. 8)
Seorang muslim yang menunai-
kan hak-hak Allah Taala, menjauhi
larangan-laranganNya, dia dalam
kondisi kebaikan insyaallah. Kalau
malaikat pencabut nyawa datang
sementara dia dalam kondisi seper-
ti itu, maka kabar gembira dengan
mendapatkan keutamaan dan rah-
mat Allah. Cukuplah dalam hatinya
ada kalimat tauhid dengan mereal-
isasikan dalam perbuatannya.
Adapun tentang riwayat dari
Syaqiq bin Abdullah rahimahullah
yang berkata, Abdullah bin Masud
menderita sakit, maka kami men-
jenguknya. Kemudian dia menan-
gis dan mengeluh sambil berkata,
Sesungguhnya saya tidak menan-
gis karena sakit. Karena saya men-
dengar Rasulullah sallallahualaih
wa sallam bersabda: Sakit itu se-
bagai penebus dosa. Sesunggunya
saya menangis karena saya (sakit)
dalam kondisi malas, bukan dalam
kondisi semangat. Karena seorang
hamba ditulis pahalanya ketika
sakit, sama pahalanya ketika dia
beramal saat sehat, namun kali ini
terhalang oleh sakit. Dinukil oleh
Ibnu Atsir dalam kitab Jamiul Usul
karangan Razin.
Riwayat tersebut tidak dapat
ditafsirkan bahwa kalau dia me-
ninggal dunia dalam kondisi malas
artinya meninggal dalam kondisi
suul khatimah. Cuma saja dia ingin
berada dalam kondisi sempurna
dan berupaya agar selalu dalam
kondisi terbaik. Akan tetapi tidak
setiap muslim dimudahkan menig-
gal dunia dalam kondisi yang dia
inginkan.
Yang penting adalah Allah
telah memberikan kabar gembira
kepada orang-orang mukmin yang
mendapatkan pahala dan kebai-
kan dalam frmanNya: Sesung-
guhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendiri-
kan shalat dan menunaikan zakat,
mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (QS. Al-
Baqarah: 277)
Dan frman Allah lainnya: Ses-
ungguhnya orang-orang yang men-
gatakan: Tuhan kami ialah Allah,
kemudian mereka tetap istiqamah
maka tidak ada kekhawatiran ter-
hadap mereka dan mereka tiada
(pula) berduka cita. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya; sebagai balasan
Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
19
atas apa yang telah mereka ker-
jakan. (QS. Al-Ahqaf: 13-14)
Syamsuddin Mu-
hammad bin Abu Ba-
kar rahimahullah
berkata: Per-
gantian kondi-
si bagi pelaku
( a m a l a n )
adalah meru-
pakan suatu
kel azi man.
Barangsiapa
yang waktu
malasnya itu
ke lebih dekat
pada kebenaran,
tidak keluar dari ke-
wajiban, dan tidak masuk
dalam ranah yang diharamkan, ada
harapan dia cepat kembali kepada
kebaikan sebagaimana yang lalu.
Umar bin Al-Khaththab rad-
hiyallahu anhu berkata, Sesung-
guh dalam hati ini ada kondisi me-
nerima dan menolak. Kalau sedang
menerima maka manfaatkan den-
gan menunaikan yang sunnah-sun-
nah. Kalau sedang menolak, maka
konsistenlah dengan kewajiban-
kewajiban. Dalam kondisi malas,
mendung dan tertutup (hatinya)
yang mana pelakunya mendapat-
kan hikmah yang tidak diketahui
perinciannya melainkan Allah. Dari
sini diketahui mana yang jujur dan
mana yang bohong. Pembohong
akan terbalik dan kembali ke be-
lakang serta kegagalan dalam ta-
biat dan hawa nafsunya. Sementara
orang yang jujur menunggu perto-
longan dan tidak putus asa dari
rahmat Allah. Dia meng-
hempaskan dirinya
di depan pintu
ampunan dalam
kondisi men-
gaduh, meren-
dah, miskin
serta merasa
kekurangan.
Bagaikan be-
jana kosong
yang tidak
ada apa-apa
di dalamnya.
Menunggu pemi-
lik bejana dan pem-
buatnya menaruh ses-
uatu yang dapat memperbaikinya.
Bukan disebabkan oleh seorang
hamba meskipun rasa kekuran-
gan ini merupkan sebab terbesar-
akan tetapi ia bukan dari anda,
akan tetapi Dia-lah yang akan
memberikan kenikmatan kepada
anda, melepaskan dari anda serta
mengosongkan dari anda. Dia yang
menghalangi antara seseorang dan
hatinya. Kalau anda telah melihat
dalam kondisi dan posisi seperti
ini, maka ketahuilah bahwa Dia
akan mengisi bejana anda. Kalau
hati tidak ditempatkan dalam posi-
si seperti ini, ketahuilah ini adalah
hati yang kosong. Maka mohonlah
kepada kepada Tuhannya dan Yang
diantara jemariNya agar mengem-
balikan anda, mengumpulkan yang
berserakan dari anda. Sungguh
Hikmah
Rekening Infaq Muamalat 7010075434
Hikmah
20
apa yang diungkapan seseorang,
Jika anda meletakkan hati bukan
pada tempatnya dan tanpa bejana,
maka ia adalah hati yang hilang.
[Madarijus As-Salikin, 3/126]
Tidak ada kontradiksi antara
posisi orang yang terhalang men-
capai kesempurnaan dengan orang
yang terkena kemalasan, dari dua
sisi;
Pertama, bahwa orang muk-
min, kemalasannya itu sedikit dan
terjaga. Diharapakan setelah itu
dapat kembali menjadi lebih se-
mangat dalam kebaikan. Lebih
menjaga untuk mendapatkan pa-
hala. Sehingga dapat mengganti
yang hilang kepada derajat yang
lebih tinggi dan menggapai sebab
kesempurnaan.
Kedua, jika masih ada perbe-
daan di antara orang-orang muk-
min yang masih malas sebagian,
dan sebagian lainnya telah seman-
gat, maka itu adalah keutamaan
yang Allah Taala berikan untuk
membedakaan di antara derajat
orang mukmin di surga.
Syamsuddin Muhammad bin
Abu Bakar rahimahullah berkata,
Menyia-nyiakan waktu yang benar
menggiring anda pada lembah
kekurangan. Jika seseorang me-
nyia-nyiakan waktunya, maka dia
tidak sedang berdiri di tempant-
nya, tapi sedang turun ke derajat
yang lebih rendah. Kalau tidak ke
depan, maka dia pasti ke belakang.
Seorang hamba pasti berjalan tidak
berhenti. Mungkin ke atas, atau ke
bawah, ke depan atau ke belakang.
Tidak ada dalam tabiat maupun
dalam syariat sesuatu yang sifatnya
diam. Seluruhnya tak lain hany-
alah fase-fase yang berjalan cepat.
Baik ke surga atau ke neraka. Maka
ada yang cepat ada yang lambat. Di
depan dan di belakang. Tidak ada
yang berhenti di jalan. Akan tetapi
berbeda kecepatan perjalanannya,
ada yang cepat ada yang lambat.
Allah Taala berfrman, Ses-
ungguhnya Saqar itu adalah salah
satu bencana yang amat besar, seb-
agai ancaman bagi manusia. (Yaitu)
bagi siapa di antaramu yang berke-
hendak akan maju atau mundur.
(QS. Al-Mudatsir: 35-37)
Di sana tidak disebutkan diam
di tempat. Karena tidak ada tempat
di antara surga dan neraka. Tidak
ada jalan sama sekali bagi yang me-
lalui selain dua jalur. Barangsiapa
yang tidak maju dengan amalan
saleh ini, maka dia akan mundur
dengan amalan buruk. Kalau anda
mengatakan, setiap orang yang se-
mangat dalam mencari sesuatu, dia
akan terkena kemalasan kemudian
bangkit untuk mencarinya lagi?
Saya katakan, hal itu merupakan
suatu keharusan.
Akan tetapi orang yang malas
ada dua kondisi. Mungkin dia ber-
henti menahan diri, dan memper-
siapkan untuk berjalan. Ini adalah
pemberhentian dalam perjalanan,
tidak merusak dalam berhenti.
Karena setiap amalan ada waktu
semangat, dan ketika semangat ada
Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah
21
waktu kemalasan. Kemungkinan
berhenti karena ada seruan dari be-
lakang, ada yang menyeret dari be-
lakang. Kalau dia ikuti, maka pasti
ke belakang. Kalau Allah menolong
dengan rahmat-Nya dan melihat
atas ketertinggalannya, maka dia
bangkit dengan kebangkitan orang
marah dan menyesali keterputusa-
saan, dan meloncat serta berjalan
cepat agar bergabung kembali den-
gan rombongan.
Tapi kalau dia terlena dengan
mengikuti penyeru di kebelakang-
nya. Tidak rela dikembalikan ke
kondisi semula. Tetap dalam kon-
disi lengah dan mengikuti seruan
hawa nafsu sehingga menjerumus-
kan ke kondisi yang lebih buruk,
meluncur ke bawah. Maka jatuhlah
dalam jurang yang sangat rendah.
Terkena penyakit. Maka (kondisi
seperti) itu lebih berbahaya dan
lebih sulit.
Kesimpulannya, jika hamba
ini mendapatkan pertolongan dari
Allah Taala, Dia akan menyelamat-
kannya dari tangan musuhnya agar
terlepas darinya. Tapi kalau tidak,
maka dia akan terus ke belakang
sampai meninggal dunia. Berjalan
ke belakang serta memalingkan
punggungnya. Maka tiada kekua-
tan melainkan dari Allah. Dan yang
terjaga adalah orang yang dijaga
oleh Allah. [Madarijus Salikin, 1/
267-268] Sumber: http://islamqa.
info/id/114489.
Pertama, orang bersedekah
berhak mendapat rahmat Allah (QS
al-Araf [7]: 56). Sesungguhnya,
sedekah itu memadamkan panas-
nya kubur dan hanyalah seorang
Mukmin yang mendapatkan naun-
gan pada hari kiamat nanti dengan
sedekahnya. (HR Thabrani dan
Baihaqi).
Kedua, sedekah memadam-
kan murka Allah, Sedekah rahasia
(tersembunyi) itu memadamkan
amarah Ilahi. (HR Thabrani). Ke-
tiga, sedekah menolak suul khati-
mah (kematian yang buruk).
Akhlak buruk adalah kejelekan,
kuat ingatan adalah mengembang-
kan, dan sedekah menolak mati
suul khatimah. (HR Baihaqi).
Keempat, sedekah menjadi
sebab disembuhkannya penyakit.
Obatilah orang-orang sakit den-
gan sedekah, bentengilah hartamu
dengan zakat, dan sesungguh-
nya zakat itu menolak peristiwa
mengerikan dan penyakit. (HR
Ad-Dailami).
Kelima, sedekah itu akan
mendapatkan keberkahan dalam
hidup dan tambahan rezeki, Tida-
klah sedekah itu mengurangi har-
ta dan tidaklah pemberian maaf
itu kecuali ditambah kemuliaan
oleh Allah dan tidaklah seseorang
tawadhu karena Allah, kecuali Dia
akan mengangkat derajatnya. (HR
Muslim).
Salurkan zakat, infaq, shadaqah,
waqaf, kafalah yatim dan janda,
qurban, beasiswa pendidikan,
dana CSR, dan hibah melalui
Yayasan Tauhidullah.
Hubungi kami di 0813 3536
0320 atau 08175057161 atau 031
71119071. Majalah Tauhidullah
untuk Anda.
Hikmah
Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim
Aqidah
22
U
ntuk mebuktikan bahwa
islam adalah agama yang
sebenarnya bagi manusia,
mari kita lihat dari dua sisi. Yang
pertama, kita lihat dari makna Is-
lam itu sendiri, dimana maknanya
adalah tunduk dan patuh. Yang
kedua, kita lihat dari sisi perjala-
nan alam semesta ini sendiri, di-
mana alam semesta ini terjadi dan
berjalan di atas ketundukan yang
penuh.
Inilah dua sisi yang sangat
mendukung bagi kebenaran islam
sebagai agama yang sesungguhnya
bagi manusia. Dimana islam adalah
satu-satunya agama yang benar-
benar membawa manusia kepada
ketundukan dan kepatuhan kepada
satu Tuhan Yang Esa, yaitu Allah
l.
Dan kebenarannya benar-benar
didukung oleh kedua sisi di atas, di-
mana islam benar-benar menyatu
dalam makna dan tujuannya, yaitu
menuju kepada kepatuhan dan ke-
tundukan yang esa (tunggal), dan
menjadikan keesaanNya sebagai
satu-satunya sesembahan yang ab-
solute atau yang mutlak.
Kita lihat bahwa alam semesta
ini, dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, adalah merupakan
mahluk yang diciptakan di atas ke-
tundukan yang penuh, dimana ia
berasal dari:
tidak ada lalu diadakan,
berasal dari kematian lalu di-
beri kehidupan,
berasal dari kelemahan lalu di-
beri kekuatan,
semuanya berjalan sesuai den-
Islam, Agama yang
Asli untuk Manusia
Oleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz
Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah
23
gan takdirnya,
semuanya terbatas pada tem-
pat dan waktunya.
Dari sisi-sisi ini telah menun-
jukkan bhwa alam semesta ini
benar-benar tercipta di atas keis-
laman (ketundukan) kepada Sang
penciptanya, dengan penuh tanpa
ada perlawanan atau penyimpan-
gan dari ketentuan yang ditentu-
kan untuknya.
Sesungguhnya hal ini telah
difrmankan oleh Allah l di
dalam Al-Quran surat: Ali Imran
83, Maka Apakah mereka mencari
agama yang lain dari agama Allah,
Padahal kepada-Nya-lah meny-
erahkan diri segala apa yang di lan-
git dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepa-
da Allahlah mereka dikembalikan.
Pada ayat ini Allah lmeng-
ingkari atas orang-orang yang
menghendaki agama selain agama
Allah, yang telah diturunkan un-
tuknya kitab-kitabNya, dan telah
di utus dengannya para RasulNya,
yaitu agar Ia satu-satunya yang dis-
embah dan tidak ada sekutu bag-
iNya, yangmana kepada-Nya-lah
menyerahkan diri segala apa yang
di langit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa, yakni telah
tunduk kepada segala kehendaknya
segala apasaja yang ada pada ked-
uanya baik suka maupun terpaksa.
Dan ALLAH l menegaskan
masalah ini di dalam surat: Ar-
Radu: 15, Hanya kepada Allah-
lah sujud (patuh) segala apa yang
di langit dan di bumi, baik dengan
kemauan sendiri ataupun terpaksa
(dan sujud pula) bayang-bayangnya
di waktu pagi dan petang hari.
Demikianlah pemberitaan dari
Allah tentang bahwasanya alam se-
mesta ini dalam penciptaannya se-
cara alamiyah benar-benar berjalan
keislamannya, dimana semuanya
berjalan diatas ketundukan dan
kepatuhan terhadap apasaja yang
dikehendaki olehNya, dan begitu
juga kenyataan yang kita saksikan
dan kita jalani dimana alam semes-
ta ini, dan terbukti pada diri kita
sendiri, bahwa kita benar-benar
tidak memiliki daya apapun terha-
dap diri kita sendiri.
Kita boleh berencana ini dan
itu, tetapi tetap saja bahwa apapun
yang terjadi pada diri kita itu pada
hakikatnya bukanlah karena kuasa
kita sendiri, melainkan hanya ke-
hendakNyalah yang akan terjadi.
Jadi manusia itu sebagaimana
tidak bisa menciptakan dirinya
sendiri, ia juga tidak akan bisa
mengaktualisasikan segala kehen-
daknya sendiri melainkan sebatas
apasaja yang memang sudah dita-
kdirkan untuknya, sehingga ketika
seseorang bisa mencapai kedudu-
kan yang tinggi atau bisa menca-
pai cita-citanya, itu bukan berarti
bahwa ia kuasa menciptakannya,
namun hal itu terjadi seiring den-
gan takdir yang pasti berlaku un-
tuknya.
Dengan pernyataan ini jelaslah
bahwa secara alamiyah manusia itu
Aqidah
Ganti Tontonan Anda dengan Parabola Islami di Tauhidullah
Aqidah
24
telah menjalani keislamnya secara
alami yang disebut AL-ISLAM AL-
KAUNI ( ketundukan secara alami-
yyah), postur yang berbeda yang
terjadi pada diri manusia, adalah
hal yang actual yang menunjuk-
kan bahwa manusia itu tidak punya
pilihan apapun untuk dirinya me-
lainkan tunduk dan pasrah kepada
apa-apa yang dikehendaki olehNya.
Bentuk tubuh mulai dari
tinggi, sedang, pendek (cebol), gan-
teng, jelek, kulit kuning, kulit sawo
matang, kulit hitam, semua itu
benar-benar suatu bukti bahwa hal
itu terjadi diatas ketundukan yang
penuh terhadap kehendakNya.
Diantara manusia
ada yang ditakdir-
kan menjadi orang
yang beriman ke-
padaNya.
Diantara manu-
sia ada yang dita-
kdirkan menjadi
orang yang kafir
kepadaNya.
Diantara manusia
ada yang ditakdir-
kan menjadi orang
kaya.
Diantara manusia
ada yang ditakdir-
kan menjadi orang
miskin.
Diantara manusia
ada yang ditakdir-
kan menjadi orang
yang berahlak
karimah dan yang
lainnya rodzilah
(rendah).
Sesungguhnya semua itu telah
tunduk dibawah naungan AL-
ISLAM AL-KAUNI (ketundukan
secara alamiyah) yang menekan
manusia dan semesta ini untuk
menjadi hamba yang akan datang
kelak dihadapan Allah l dalam se-
bagai seorang hamba. Sebagaimana
hal itu telah difrmankan oleh Allah
l dalam surat: Maryam (93), Ti-
dak ada seorangpun di langit dan di
bumi, kecuali akan datang kepada
Tuhan yang Maha Pemurah selaku
seorang hamba.
Hal ini menunjukkan bahwa
manusia itu sendiri, juga alam se-
mesta seluruhnya, benar-benar ter-
jadi di atas keislaman (ketundukan)
kepada Allah l sebagai Dzat yang
berkuasa penuh bagi alam semesta
ini, dan tidak ada satupun dari un-
sure mahluk ini yang mempu me-
nolak dari kehendakNya.
Apakah AL-ISLAM AL-KAUNI
(ketundukan secara alamiyah) ini
sudah cukup bagi manusia untuk
diterima dihadapan Allah l, se-
hingga orang kafr dapat beralasan
dan berkata, bahwa aku ini kafr
juga karena keislamanku kepada
Allah l?
Tentunya tidak cukup, karena
masih ada satu tahapan keislaman
lagi yang harus dilalui oleh setiap
mahluk ini, hususnya jin dan ma-
nusia, yaitu AL-ISLAM ASY-SYARI
(ketundukan dan kepatuhan secara
syariat). [Selesai]
Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah
25
J
ika selama ini Anda mungkin
berpikir paparan sinar moni-
tor menjadi penyebab utama
anak Anda mengalami gangguan
mata minus atau yang dalam ke-
dokteran dikenal dengan istilah
myopia. Padahal, beberapa hal beri-
kut tak kalah berpengaruh dalam
memicu mata minus pada anak.
Sesungguhnya pemicu mata minus
berikut bukan hanya berpenga-
ruh pada anak, orang dewasa pun
bisa mengalami mata minus jika
melakukan kebiasaan-kebiasaan
salah berikut.

Kebiasaan MEMBaca
yang Salah
Sebagai orang tua, pastikan
anak Anda memilih posisi yang te-
pat saat membaca. Ingatkan anak
untuk tidak membaca sambil ti-
duran atau membaca di ruangan
yang minim pencahayaan. Pasalnya
kedua hal tersebut akan membe-
bankan mata terutama pada kerja
otot mata yang berpengaruh pada
elastisitas dalam memfokuskan
bayangan.

Menatap Benda Dekat
Ketika anak Anda melihat ben-
da dekat dalam jangka waktu yang
lama, akan terjadi suatu miss re-
feks sehingga ketika mata melihat
jauh, otot mata akan mengalami
kesulitan dalam menjatuhkan bay-
angan tepat pada titik fokus retina.
Maka, sangat disarankan untuk
mengajak anak Anda berjalan-jalan
FAidah
penyebab
Rabun mata
pengobatan
Oleh Brilly Y. Will. El-Rasheed
Ganti Tontonan Anda dengan Parabola Islami di Tauhidullah
Faidah
26
ke luar rumah guna melatih ke-
mampuan pandang dekat dan jauh
pada anak.

Keturunan
Orang tua yang mengalami
mata minus, kemungkinan besar
akan menurunkan gangguan mi-
nus tersebut pada anaknya. Akan
tetapi, jika ditangani sedini mung-
kin, sesungguhnya anak dari orang
tua yang berkacamata bisa terbebas
dari ancaman mata minus ini.

Batasi Asupan Gula
Sebagai pembekalan baik, kon-
trol lah asupan manis pada anak
untuk meminimalisasi kemungki-
nan naiknya kadar gula darah anak
di masa yang akan datang. Naiknya
kadar gula bisa memicu timbulnya
diabetik retinopati yakni pembeng-
kakan pembuluh darah mata akibat
kadar gula yang tinggi. Parahnya,
penyakit ini bisa sampai menim-
bulkan kebutaan pada mata. [Sum-
ber: esensi.co.id]
Cara Nabi Menjaga Ke-
sehatan Mata
Diriwayatkan oleh Abu Daud
dalam Sunan-nya, bahwa Rasu-
lullah memerintahkan celak itsmad
yang dibubuhi minyak wangi saat
menjelang tidur. Namun beliau
menambahkan, Orang yang ber-
puasa henddaknya menjauhinya
Abu Ubaid meriwayatkan bahwa
arti dibubuhi minyak wangi, yakni
dibubuhi minyak kesturi.
Sementara dalam sunan ibnu
majah dan yang lainnya disebutkan
dari Ibnu Abbas bahaw Rasulullah
memiliki tempat celak yang beliau
gunakan tiga kali di bagian mata.
Sementara dalam riwayat At-Tir-
midzi dari Ibnu Abbas bahwa Ra-
sulullah bila bercelak, menorehkan
celaknya tiga kali di bagian kanan
matanya. Dimulai dari kanan dan
di akhiri di bagian kanan, semen-
tara di bagian kiri hanya dua kali.
Diriwayatkan oleh Abu Daud
bahwa Rasulullah bersabda, Ba-
rang siapa yang menggunakan
celak, hendaknya menggunakan-
nya dengan hitungan ganjil.
Ganjil disini bisa juga dilihat
pada sepasang mata, tiga kali di
bagian kanan dan dua kali di ba-
gian kiri, dan dalam hal ini bagian
kanan layak didahulukan, atau bisa
juga dilihat pada masing-masing
mata, sehingga di bagina kanan
tiga kali dan di bagian kiri jug tiga
kali. Memang ada dua pendapat
dalam madzhab imam Ahmad dan
yang lainnya.
Menggunakan celak berman-
faat antara lain, membantu men-
jaga kesehatan mata, memperkuat
cahaya penglihatan juga menjerni-
hkannya, memperlembut materi
busuk yang ada dalam mata serta
memaksanya keluar, di samping
juga menjadi hiasan untuk jenis
celak tertentu, bila digunakan saat
tidur, celak memiliki khasiat lain,
karena mengandung fungsi menye-
limuti kelopak mata, maka celak
Kaya Sejati adalah Ketika Kita Meng-Kaya-kan Orang Lain
27
dapat menenangkan mata sehing-
ga tidak melakukan gerakan berba-
haya selain juga memelihara keala-
miannya. Itsmid sendiri memiliki
kesitimewaannya tesendiri.
Dalam Sunan Ibnu Majah dise-
butkan dari Salim, dari ayahnya
secara marfu, Gunakan itsmid,
karena itsmid bisa menjernihkan
pandangan mata dan menumbuh-
kan bulu mata (Dikeluarkan oleh
Imam At-Tirmidzi dalam Asy-
Syamail dan juga oleh Al-hakim
serta dinyatakan Shahih oleh Be-
liau, serta disepakati oleh Adz-
Dzhahabi) Sementara dalam kitab
Abu nuaim disebutkan, Sesung-
guhnya itsmid itu dapat menum-
buhkan bulu mata, menghilangkan
kotoran dan menjernihkan pan-
dangan. (dikeluarkan oleh Ath-
Tabrani dn Ibnu Abi Ashim dari
Ali, dan sanadnya hasan)
Dalam Sunan Ibnu Majah juga
dari Ibnu Abbas secara marfu diri-
wayatkan bahwa Rasulullah bersab-
da, Celak yang terbaik buat kalian
adalah Itsmid. Karena itsmid dapat
menjernihkan penglihatan dan
menumbuhkan rambut. (Dikelu-
arkan oleh Imam At-Tirmidzi dan
dinyatakan hasan oelh beliau, juga
diriwayatkan oleh Ibnu Majah ,
Ibnu Hibban dan Al-Hakim dalam
Ash-Shahih kedua ulama itu, juga
oleh Ath-Tabrani dan Abu Nuam
dakam Al-Hilyah)
ITSMID adalah sejenis batu hi-
tam bahan dasar celak didatangkan
dari Ashfahan (Persia), yakni jenis
celak terbaik, didatangkan dair be-
lahan barat, yang terbaik dari jenis
celak ini adalah yang paling mudah
melekat namun bagian dalamnya
halus, tidak mengandung kotoran.
[Selesai]
FAidah
Ngaji Online ya di majalahtauhidullah.blogspot.com!
Ali bin Muhammad Ad-Dahhami dalam buku Se-
dekahlah, Maka Kau Akan Kaya (Penerbit An-Naba,
2007) membeberkan keutamaan shadaqah dan
faedahnya yang digali dari beberapa hadits, an-
tara lain shadaqah dapat memadamkan kemarahan
Allah Subhanahu wa Taala, dapat menghapus kes-
alahan, perisai dari api neraka, mengobati penyakit
hati, menolak berbagai macam bala, melipatgan-
dakan pahala, dan masih banyak lagi.
Salurkan zakat, infaq, shadaqah, waqaf, kafalah
yatim dan janda, qurban, beasiswa pendidikan,
dana CSR, dan hibah melalui Yayasan Tauhidullah.
Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161
atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.
Akhlaq
28
Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814
K
ita patut menjadi pelopor ger-
akan memakmurkan dunia
dengan saling berkunjung.
Mengunjungi saudara, kerabat, tet-
angga, teman, kenalan dan rekan
sepekerjaan hakekatnya adalah men-
jalin ukhuwwah Islamiyyah. Tradisi
saling berkunjung sendiri merupakan
tradisi Islam yang sangat mulia nan
agung.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam menceri-
takan, Sesungguhnya seseorang ada
yang ingin mengunjungi saudaranya
di kota lain. Allah lalu mengutus ma-
laikat untuknya di jalan yang akan
ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa
dengannya seraya bertanya, Ke mana
engkau akan pergi? Ia menjawab, Aku
ingin mengunjungi saudaraku di kota
ini? Malaikat itu bertanya kembali,
Apakah ada suatu nikmat yang ter-
kumpul untukmu karena sebab dia?
Ia menjawab, Tidak. Aku hanya men-
cintai dia karena Allah azza wa jalla.
Malaikat itu berkata, Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah untukmu. Al-
lah sungguh mencintaimu karena ke-
cintaan engkau padanya. [HR. Mus-
lim no. 2567]
Hadits ini disebutkan oleh Al-
Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh
Shahih Muslim dengan judul bab Keu-
tamaan saling cinta karena Allah. Dan
hadits ini dijadikan dalil keutamaan
saling mengunjungi sesama muslim
dan mengunjungi orang-orang sholih
dengan dilandasi ikhlash dan saling
mencintai karena Allah. Jadi dasarnya
adalah karena Allah yaitu karena iman
yang dimiliki saudaranya. Bukan kare-
na tendensi duniawi.
Hadits ini memang hadits den-
gan redaksi (ungkapan) berita atau
kabar, namun sesungguhnya hadits
ini berfungsi/bermakna sebagai per-
intah. Yaitu perintah agar kaum mus-
limin, kita, saling berkunjung dengan
sesama muslim. Tentu kita tergiur
betapa malaikat sampai turun untuk
menyampaikan Allah mencintai kita
tatkala kita menghidupkan tradisi sal-
ing berkunjung. Tergiurkah Anda?
Rasanya setelah ini Anda akan
menjadi orang yang paling giat
berkunjung ke saudara, kerabat, tet-
angga, teman, kenalan dan rekan
sepekerjaan, karena Anda sekarang
sudah tahu bahwa orang yang saling
berkunjung akan menjadi hamba Al-
lah yang sangat dicintaiNya. Seperti-
nya Anda sering berdoa ingin menjadi
hamba yang sangat dicintai olehNya?
Maka tepat sekali jika Anda mengejar
keutamaan saling
Berkunjung
Oleh Brilly Y. Will. El-Rasheed
29
cintaNya dengan cara menghidupkan
tradisi saling berkunjung.
Dalam hadits Ubadah bin Ash
Shamit, disebutkan, Rasulullah shal-
lallahu alaihi wa sallam bersabda, Al-
lah Taala berfrman, Sungguh Aku
mencintai orang yang saling mencintai
karena-Ku. Sungguh Aku pun men-
cintai orang yang saling berkunjung
karena-Ku. Sunguh Aku mencintai
orang yang saling berderma karena-
Ku. Sungguh aku mencintai orang
yang saling bershadaqah karena-Ku.
Begitu pula dengan orang yang saling
menyambung (relasi/koneksitas) kare-
na-Ku. [HR. Ahmad 5/229]
Rasulullah juga bersabda yang
diriwayatkan dari Rabb-nya, Aku
berikan cintaKu kepada orang-orang
yang bercinta karena Aku, orang-
orang yang saling bertemu dalam
majelis karena Aku, dan orang-orang
yang saling memberi karena Aku. (HR
Malik dalam Muwaththa dari Muadz,
no. 1.735). Dan dalam Al-Jami Ash-
Shaghir, no. 5.516, Nabi bersabda,
Dan tidaklah seorang hamba mencin-
tai seorang hamba lainnya karena Al-
lah, melainkan Allah memuliakannya.
Dalam tradisi saling berkunjung
akan dapat kita temukan rasa saling
menghormati, saling memuliakan,
saling menghargai dan perasaan se-
nasib sepenanggungan. Dalam tradisi
saling berkunjung kita akan saksikan
bagaimana sopan santun, bagaimana
tata nilai, bagaimana informasi pent-
ing tersampaikan, bagaimana prob-
lem-problem rumit dapat terpecah-
kan, dan bagaimana wajah-wajah
saling berpapasan sehingga kecerahan
dan keceriaan memancar karena beban
pikiran tertuang dan tidak menjadi
permasalahan yang dipendam sendiri.
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
Jika ada yang mengunjungi kalian,
maka muliakanlah. [Diriwayatkan
dalam Musnad Asy-Syihab] Wasiat
Anas ini adalah tuntunan ketika kita
dikunjungi oleh orang lain. Dalam
pemahaman terbalik, berarti kita di-
perintahkan untuk saling berkunjung,
karena tidak akan tepat bila kita hanya
sibuk memuliakan pengunjung, tapi
kita sendiri tidak pernah membalas
kunjungan tersebut dengan mengun-
jungi balik (berkunjung ke rumah
orang yang pernah berkunjung kepada
kita.
Orang yang dapat dan seman-
gat menghidupkan tradisi saling
berkunjung pasti adalah orang-orang
yang sangat menjunjung tinggi per-
damaian, kesatuan, sepemahaman,
saling mengerti dan seperasaan. Ra-
sulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Ruh-ruh manusia adalah
pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu
saling mengenal, maka mereka akan
bersatu padu. Dan selagi ruh-ruh itu
saling mengingkari, maka mereka
akan berselisih. [HR Muslim]
Anda tidak akan dapati orang-
orang yang saling berkunjung murni
karena Allah melakukan tindak an-
arkis, sadis, inhumanis. Orang-orang
yang saling berkunjung akan Anda li-
hat sebagai orang-orang yang lembut,
santun, ramah, bersahabat, toleran,
teduh dan sejuk. Mustahil Anda temu-
kan dalam tradisi saling berkunjung
ada kezhaliman, penindasan, pem-
erasan, dan sejenisnya karena masing-
masing merasa bersaudara, baik ada
hubungan darah atau tidak. [Selesai]
Akhlaq
Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim
Sirah
30
Lanjutan edisi sebelumnya....
S
alah satu hikmah dari per-
nikahan Rasulullah shallal-
lahu alaihi wa sallam dengan
Aisyah radhiallahu anha adalah
menghapus anggapan orang-orang
terdahulu yang menjadi norma
yang berlaku di antara mereka
yaitu ketika seseorang sudah ber-
sahabat dekat, maka status mereka
layaknya saudara kandung dan ber-
laku hukum-hukum saudara kand-
ung. Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam adalah sahabat dekat.
Ketika Rasulullah hendak menika-
hi Aisyah, Abu Bakar sempat mem-
pertanyakannya, karena ia merasa
apakah yang demikian dihalalkan.
Dari Aurah, Rasulullah shallal-
lahu alaihi wa sallam dating kepada
Abu Bakar untuk melamar Aisyah.
Lalu Abu Bakar berkata, Sesung-
guhnya aku ini saudaramu. Nabi
menjawab, Iya, engkau saudaraku
dalam agama Allah Allah dan Kitab-
Nya dan ia (anak perempuanmu)
itu halal bagiku. (HR. Bukhari).
Rasulullah hendak memutus
kesalahpahaman ini dan mengajar-
kan hukum yang benar yang ber-
laku hingga hari kiamat kelak.
Saat ibunda Aisyah radhiallahu
anhu berusia 18 tahun, di pang-
kuannya, sang suami tercinta wa-
fat meninggalkannya untuk sela-
manya. Dan saat berusia 65 tahun
ia pun baru menyusul sang kekasih
Telaah Kisah
Istri-Istri Nabi
Oleh NurFitri Hadi
Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah
31
pujaan hati. Dengan demikian, se-
lama 47 tahun Aisyah hidup sendiri
tanpa suami.
Keempat, Hafshah binti Umar bin
al-Khattab.
Wanita Quraisy berikutnya
yang merupakan ibu dari orang-
orang yang beriman adalah Haf-
shah putri dari Umar al-faruq. Haf-
shah dilahirkan pada tahun ke-18
sebelum hijrah. Sebelum menikah
dengan Rasulullah, Hafshah adalah
istri dari pahlawan Perang Badar,
Khunais bin Khudzafah as-Sahmi
radhiallahu anhu. Bersama Khu-
nais, Hafshah mengalami dua kali
hijrah, ke Habasyah lalu ke Madi-
nah. Khunais radhiallahu anhu wa-
fat karena luka yang ia derita saat
Perang Badar.
Setelah Khunais radhiallahu
anhu wafat, Umar berusaha men-
carikan laki-laki terbaik untuk
menjadi suami putrinya ini. Ia
mendatangi Abu Bakar dan Ut-
sman, namun keduanya bukanlah
jodoh bagi anak perempuannya.
Lalu Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam meminang Hafshah.
Betapa bahagianya Umar, selain
menjadi sahabat Rasulullah, ia pun
mendapatkan kehormatan dengan
memiliki hubungan kekerabatan
dengan Nabi yang mulia.
Pernikahan Hafshah dengan
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam terjadi pada tahun ke-3 H.
saat itu usia Hafshah adalah 21 ta-
hun. Ia hidup bersama Rasulullah,
membangun keluarga selama 8 ta-
hun. Saat usianya menginjak 29 ta-
hun, Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam wafat. Dan Hafshah wa-
fat pada usia 63 tahun tahun 45 H,
pada masa pemerintahan Utsman
bin Afan radhiallahu anhu.
Kelima, Zainab binti Khuzaimah.
Keistimewaan ummul muk-
minin Zainab binti Khuzaimah
adalah ringannya beliau dalam ber-
derma. Karena hal ini, ia dijuluki
ibunya orang-orang miskin. Zainab
binti Khuzaimah adalah seorang
wanita Quraisy janda dari pahla-
wan Perang Uhud, Abdullah bin
Jahsy radhiallahu anhu.
Setelah menjanda, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam meni-
kahinya di bulan Ramadhan tahun
3 H. Namun kebersamaannya den-
gan Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam tidaklah berlangsung
lama. Ummul mukminin Zainab
bin Khuzaimah wafat saat pernika-
hannya dengan Rasulullah baru be-
rumur 8 bulan atau bahkan kurang
dari itu. Dan saat itu usia Zainab
radhiallahu anha 30 tahun. Den-
gan demikian Rasulullah shallalla-
hu alaihi wa sallam dua kali mera-
sakan wafat ditinggal istrinya.
Keenam, Ummu Salamah.
Nama Ummu Salamah adalah
Hindun binti Umayyah. Ia adalah
wanita Bani Makhzum anak dari
Sirah
Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim
Sirah
32
salah seorang yang paling der-
mawan dari kalangan Quraisy,
Umayyah bin al-Mughirah. Sebe-
lum menikah dengan Rasulullah,
suaminya adalah seorang muha-
jirin yang pertama-tama meme-
luk Islam, ia adalah Abu Salamah
Abdullah bin Abdul Asad al-Makh-
zumi al-Qurasyi.
Ummu Salam dilahirkan pada
tahun 24 sebelum hijrah. Nabi shal-
lallahu alaihi wa sallam menika-
hinya di tahun 4 H. Saat itu usianya
menginjak 28 tahun. Hikmah dari
pernikahan Nabi shallallahu alaihi
wa sallam dengan Ummu Salamah
adalah pemuliaan terhadap Ummu
Salamah radhiallahu anha. Ia dan
suaminya adalah orang yang memi-
liki kedudukan yang tinggi dalam
Islam sebagai orang-orang pertama
menyambut dakwah Islam. Ummu
Salamah juga memiliki 4 orang
anak yang menjadi yatim. Nabi
shallallahu alaihi wa sallam men-
jadi penanggungnya dan keempat
anaknya.
Ummu Salamah radhiallahu
anha memiliki usia cukup panjang,
85 tahun. Ia wafat pada tahun 61
H, pada saat pemerintahan Yazid
bin Muawiyah.
Ketujuh, Zainab binti Jahsy.
Ummul Mukminin Zainab
binti Jahsy dilahirkan pada tahun
32 sebelum hijrah. Ibunya adalah
Umaimah binti Abdul Muthalib,
bibi Rasulullah shallallahu alai-
hi wa sallam. Ummul mukminin
Zainab binti Jahsy adalah wanita
terhormat saudari dari Abdullah
bin Jahsy, sang pahlawan Perang
Uhud yang dimakamkan satu liang
dengan paman Nabi, Hamzah bin
Abdul Muthalib radhiallahu anhu.
Sebelum menjadi istri Rasu-
lullah shallallahu alaihi wa sal-
lam, Zainab adalah istri dari anak
angkat Nabi yakni Zaid bin Harit-
sah radhiallahu anhu. Pernikahan
keduanya tidak berjalan langgeng
karena perbedaan kafa-ah. Akh-
irnya perceraian pun terjadi.
Lalu Zainab dinikahi Nabi shal-
lallahu alaihi wa sallam. Ketika itu,
Zainab berusia 37 tahun. Berjalan-
lah biduk rumah tangga Rasulullah
dengan Zainab selama 6 tahun,
hingga Rasulullah wafat. Di antara
keistimewaan Zainab binti Jahsy
radhiallahu anha adalah Allah
Taala yang menjadi walinya saat
menikah dengan Rasulullah.
Di antara hikmah per-
nikahan Rasulullah shal-
lallahu alaihi wa sallam
dengan Zainab adalah
meluruskan budaya
yang keliru pada ma-
syarakat kala itu.
Orang-orang saat itu
beranggapan bahwa
anak angkat sama sta-
tusnya dengan anak
kandung. Anggapan ini
tentu saja akan berdam-
pak pada hukum-hukum
Kaya Sejati adalah Ketika Kita Meng-Kaya-kan Orang Lain
33
syariat yang lainnya; waris, mah-
ram, pernikahan, dll. Tradisi dan
anggapan ini kian mengakar di
masyarakat Islam pada saat itu se-
hingga perlu diluruskan. Karena
itu, Allah Taala memerintahkan
Nabi shallallahu alaihi wa sallam
untuk menikahi Zainab binti Jahys
radhiallahu anha, untuk mengha-
pus anggapan demikian. Jika tidak
anggapan ini akan berdampak be-
rat bagi umat manusia, secara khu-
sus lagi umat Islam.
Ummul mukminin Zainab binti
Jahsy radhiallahu anha wafat pada
masa pemerintahan Umar bin al-
Khattab tahun 21 H dengan usia
53 tahun.
Kedelapan, Juwairiyah binti al-
Harits bin Abi Dhirar.
Ummul mukminin Juwairi-
yah binti al-Harits al-Kuzaiyah al-
Qurasyiyah dilahirkan tahun 14 se-
belum hijrah. Ia adalah wanita
yang sangat cantik dan me-
miliki kedudukan mulia
di tengah kaumnya.
Ayahnya, al-Harits
bin Abi Dhirar,
adalah kepala kabi-
lah Bani Musthaliq.
Suatu hari al-
Harits bin Abi Dhi-
rar mengumpulkan
pasukan untuk me-
nyerang Rasulullah
shallallahu alaihi wa
sallam. Mendengar kabar
tersebut, Rasulullah segera bertin-
dak cepat dan bertemulah kedua
pasukan di sebuah oase yang dike-
nal dengan Muraisi. Peperangan
itu dimenangkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dan
para sahabatnya. Al-Harits bin Abi
Dhirar tewas dalam peperangan se-
dangkan Juwairiyah bin al-Harits
menjadi tawanan.
Juwairiyah dijatuhkan seb-
agai bagian dari Tsabit bin Qais
bin Syammas yang masih memiliki
hubungan kekerabatan dengannya.
Namun Juwairiyah tidak meneri-
ma hal ini. Ia datang kepada Nabi
shallallahu alaihi wa sallam agar
bersedia menebus dirinya. Lalu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam
menawarkan tawaran yang lebih
terhormat daripada hal itu. Nabi
menawarkan diri untuk menika-
hinya. Dengan gembira Juwairiyah
menerima tawaran Nabi shallallahu
alaihi wa sallam.
Hikmah dari pernikahan Nabi
shallallahu alaihi wa sallam dengan
Juwairiyah adalah untuk mena-
klukkan hati Bani Musthliq agar
menerima dakwah Islam. Lantaran
pernikahan ini, para sahabat mem-
bebaskan tawanan-tawanan Bani
Mustaliq yang jumlahnya sekitar
100 keluarga. Para sahabat tidak
rela kerabat Rasulullah menjadi
tawanan. Aisyah radhiallahu anha
pun memuji Juwairiyah sebagai
wanita yang penuh keberkahan un-
tuk kaumnya.
Sirah
Ngaji Online ya di majalahtauhidullah.blogspot.com!
Sirah
34
Pernikahan Rasulullah shallal-
lahu alaihi wa sallam dengan Ju-
wairiyah berlangsung pada tahun
ke-5 H. Saat itu ummul mukminin
Juwairiyah binti al-Harits radhial-
lahu anha berusia 19 atau 20 ta-
hun. Rumah tangga nubuwah ini
berlangsung selama 6 tahun.
Ummul mukminin Juwairiyah
binti al-Harits wafat pada tahun 56
H saat berusia 70 tahun.
Kesembilan, Shafyah binti Huyai
bin Akhtab.
Sebelum memeluk Islam, Um-
mul mukminin Shafyah binti
Huyai adalah seorang wanita Ya-
hudi dari Bani Nadhir. Ayahnya,
Huyai bin Akhtab, adalah tokoh
terkemuka di kalangan Yahudi dan
termasuk ulama Yahudi di masa
itu. Nasab ummul mukminin Shaf-
yah radhiallahu anha bersambung
sampai Nabi Harun bin Imran alai-
hissalam. Jadi beliau adalah wanita
dari kalangan Bani Israil. Ummul
mukminin Shafyah lahir pada ta-
hun 9 sebelum hijrah.
Setelah Bani Nadhir diusir dari
Madinah, mereka hijrah menuju
perkampungan Yahudi di Khaibar.
Dalam Perang Khaibar, Allah Taala
memenangkan kaum muslimin.
Banyak harta rampasan perang
dan tawanan yang dikuasai oleh
kaum muslimin. Di antara mereka
adalah Shafyah binti Huyai. Awal-
nya Shafyah termasuk pendapatan
perang dari sahabat yang mulia,
yang Malaikat Jibril sering datang
dalam bentuk fsiknya yaitu Dihyah
bin Khalifah radhiallahu anhu. Na-
mun karena kedudukan Shafyah,
ada seorang sahabat yang datang
mengajukan agar Rasulullah shal-
lallahu alaihi wa sallam menerima
Shafyah. Kemuliaan Shafyah se-
bagai wanita pemuka Bani Qurai-
zhah dan Bani Nadhir hanya layak
disandingkan dengan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam.
Setelah menerima Islam, Rasu-
lullah menikahi Shafyah. Pernika-
han pun dilangsungkan, yaitu pada
tahun 8 H. Rumah tangga mulia ini
berlangsung selama 4 tahun hingga
wafatanya Nabi shallallahu alaihi
wa sallam.
Hikmah pernikahan ini adalah
Islam menjaga kedudukan ses-
eorang, tidak merendahkannya
malah menjadikannya kian mulia.
Siapa yang mulia sebelum Islam,
maka dia juga dimuliakan setelah
berislam.
Ummul mukminin
Shafyah binti Huyai wa-
fat pada tahun 50 H di
zaman pemerintahan
Muawiyah bin Abu
Sufyan radhiallahu
anhu. Saat itu usia
beliau 59 tahun.
Kesepuluh, Ummu
Habibah.
Nama Ummu
Habibah adalah Ramlah
binti Abu Sufyan. Beliau
dilahirkan pada tahun 25 se-
Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
35
belum hijrah. Ia merupakan putri
dari salah seorang tokoh Quraisy
yakni Abu Sufyan bin Harb radhial-
lahu anhu.
Ummu Habibah radhiallahu
anha masuk Islam lebih dahulu
dibanding ayahnya dan saudara
laki-lakinya, Muawiyah bin Abu Su-
fyan. Bersama suaminya Ubaidul-
lah bin Jahsy ia hijrah ke negeri
Habasyah. Namun sayang, ketika
di Habasyah suaminya murtad
berpindah agama menjadi seorang
Nasrani. Ummu Habibah dihadap-
kan pada kenyataan pahit, apakah
harus turut bersama suaminya
menjadi Nasrani, bertahan di Ha-
basyah hidup dalam pengasingan,
atau kembali ke Mekah dalam
kekangan sang ayah yang tatkala
itu masih kafr.
Akhirnya kabar gembira tak
terduga datang menghampiri
Ummu Habibah. Melalui an-Naja-
syi, Rasulullah shallallahu alai-
hi wa sallam melamarnya.
Pernikahan pun digelar,
namun ada sesuatu
yang berbeda dengan
pernikahan ini, saat
resepsi mempelai
laki-lakinya diwakil-
kan oleh an-Najasyi.
Karena Rasulullah
shallallahu alaihi wa
sallam berada di Ma-
dinah. Pada tahun 6
atau 7 H, barulah Ummu
Habibah radhiallahu anha
tiba di Madinah. Saat itulah
kehidupan rumah tangganya bersa-
ma Rasulullah dimulai. Usia rumah
tangga ini berjalan selama kurang
lebih 4 tahun, berakhir dengan wa-
fatnya Nabi shallallahu alaihi wa
sallam.
Ummu Habibah wafat pada ta-
hun 69 H dengan usia 44 tahun.
Kesebelas, Maimunah binti al-
Harits bin Hazn.
Ummul mukminin Maimunah
binti al-Harits dilahirkan pada ta-
hun 29 sebelum hijrah. Ia adalah
saudari dari Ummu al-Fadhl, istri
paman Nabi, al-Abbas bin Abdul
Muthalib. Ia juga merupakan bibi
dari Abdullah bin Abbas dan Khalid
bin al-Walid radhiallahu anhuma.
Maimunah binti al-Harits
adalah wanita terakhir yang dini-
kahi oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Saat menikah dengan Nabi,
ia telah berusia 36 tahun. Nabi me-
nikahinya pada tahun 7 H, satu ta-
hun setelah perjanjian Hudaibiyah.
Hikmah dari pernikahan Nabi
dengan ummul mukminin Mai-
munah adalah menundukkan hati
Bani Hilal untuk menerima Islam,
kemudian meneguhkan keislaman
mereka.
Pada saat mengadakan safar
antara Mekah dan Madinah, tahun
51 H, ummul mukmini Maimunah
binti al-Harits wafat. Usia beliau
saat itu adalah 80 atau 81 tahun.
Keduabelas, Mariyah al-Qibtiyah
Mariyah al-Qibtiyah radhial-
Sirah
Rekening Infaq Muamalat 7010075434
Sirah
36
lahu anha sering dinyatakan oleh
sebagian orang termasuk di an-
tara ummahatul mukminin. Na-
mun yang lebih tepat beliau tidak
termasuk dari kalangan umma-
hatul mukminin. Seorang wanita
dikatakan ummahatul mukminin
apabila Nabi mengikat akad perni-
kahan dengannya dan menggaulin-
ya, walaupun kemudian bercerai.
Dengan demikian, wanita yang
dinikahi Rasulullah akan tetapi
belum digaulinya tidak disebut se-
bagai ummahatul mukminin. Sama
halnya, seorang wanita yang digau-
li Rasulullah bukan karena ikatan
pernikahan karena budak-, maka
ia tidak disebut sebagai ummahatul
mukminin.
Dari sini, kita mengetahui
bahwa Mariyah al-Qibtiyah bukan-
lah ummahatul mukminin, karena
Nabi tidak mengikat akad pernika-
han dengannya.
Hikmah dan Tujuan Pernikahan
Nabi
Setelah membaca 11 biograf
singkat ibu-ibu orang yang beri-
man kita bisa memberi kesimpulan
bahwa pernikahan nabi bukanlah
berorientasi sexual. Kita bisa me-
mahami bahwa pernikahan beliau
memiliki hikmah:
Politik dan dakwah: seperti
menikahi anak-anak ketua kabilah
agar kabilah tersebut menerima Is-
lam dan semakin menguatkan po-
sisi umat Islam di tanah Arab.
Sosial: seperti menikahi janda,
Rasulullah menjadi pelindung dan
penanggung kebutuhan mereka
dan anak-anaknya.
Syariat: mengubah adat is-
tiadat yang bertentangan dengan
syariat. Dari sini kita ketahui, ke-
tika adat istiadat berbenturan den-
gan syariat, adat istiadatlah yang
tunduk kepada syariat bukan syari-
at yang tunduk dan harus beradap-
tasi dengan adat istiadat setempat.
Semoga kita menjadi umat
yang meneladani Rasulullah dan
sama sekali jauh dari sikap mem-
benci Rasulullah dan istri-istri be-
liau. Karena, membenci istri-istri
Nabi berarti membenci Nabi, mem-
benci Nabi berarti membenci Allah
Taala. Wal iyadzu billah. [Selesai]
DARI KAMI
30
Pertama, wajib bagi orang yang berkela-
pangan. Ulama yang berpendapat demikian
adalah Rabiah (guru Imam Malik), Al Auzai,
Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu
pendapatnya, Laits bin Saad serta sebagian
ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu Utsaimin.
Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan: Pendapat
yang menyatakan wajib itu tampak lebih
kuat dari pada pendapat yang menyatakan
tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya diwajib-
kan bagi yang mampu (lih. Syarhul Mumti,
III/408) Diantara dalilnya adalah hadits Abu
Hurairah yang menyatakan bahwa Rasu-
lullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang berkelapangan (harta)
namun tidak mau berqurban maka jangan
sekali-kali mendekati tempat shalat kami.
(HR. Ibnu Majah 3123, Al Hakim 7672)
Pendapat kedua menyatakan Sunnah
Muakkadah (ditekankan). Dan ini adalah
pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi,
Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain. Ulama yang
mengambil pendapat ini berdalil dengan ri-
wayat dari Abu Masud Al Anshari radhiyalla-
hu anhu. Beliau mengatakan,Sesungguhnya
aku sedang tidak akan berqurban. Padahal
aku adalah orang yang berkelapangan. Itu
kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau
tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib
bagiku. (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi den-
gan sanad shahih). Demikian pula dikatakan
oleh Abu Sarihah, Aku melihat Abu Bakar
dan Umar sementara mereka berdua tidak
berqurban. (HR. Abdur Razzaaq dan Baihaqi,
sanadnya shahih) Ibnu Hazm berkata, Tidak
ada riwayat sahih dari seorang sahabatpun
yang menyatakan bahwa qurban itu wajib.
(lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/367-368, Taud-
hihul Ahkaam, IV/454)
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
Bosan dengan siaran
televisi yang hanya
menampilkan hiburan
yang melanggar sya-
riah dan gaya hidup
hedonistik?
Saatnya beralih ke pa-
rabola siaran sunnah!
Rp 1.500.000,-
Tanpa tagihan bulanan
Tanpa biaya pemasangan
Kami tidak hanya menjual tapi melayani. Jika
Anda temukan banyak penyedia parabola yang
menipu, kami tidak seperti itu. Kepuasan Anda,
harta termahal kami.
Mau nikahan tapi bingung beli souvenir cantik
apa buat para undangan? Mau hajatan tapi susah
mendapatkan souvenir unik buat para tamu? Sou-
venir Kerang Laut dari Laut Kenjeran adalah pilihan
tepat. Harga terjangkau dan mutu memukau.
Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!
hukum ibadah kurban
Al ha mdulill ah, hi ngga ki ni tel ah ter-
ku mpul sedikitnya ena m puluh juta rupi ah
i nfaq dari donatur tetap maupun i nsiden-
til. Sebagai mana tel ah dii nformasikan
pada edisi-edisi sebelu mnya, bahwa untuk
pe mbangunan total masjid Al-Jariyat Ats-
Tsal ats i ni dibutuhkan bi aya sebesar Rp
1.. 000. 000. 000,-.
Penge mbangan masjid di bawah
naungan Yayasan Tauhidull ah i ni perlu
segera di realisasikan mengi ngat ju ml ah
ja ma ah shal at Ju m at kerap kali tidak
terta mpung. Peserta daurah atau ta li m
yang di adakan takmi r masjid juga seri ng
me mbludak sehi ngga mau tidak mau ha-
rus me mbawa al as duduk sendi ri.
Di rencanakan nanti nya l antai dua
masjid i ni akan digunakan sebagai kel as
untuk Ta man Pendidikan Al-Qur`an dan
madrasah di niyah serta untuk area shal at
ja ma ah wanita (akhwat dan u mmahat).
Guna me mudahkan pengorganisasi an
dana, paniti a mengharapkan i nfaq dal a m
ukuran kavli ng permeter dengan nil ai Rp
6.410. 256.
Infaq dapat diki ri mkan secara l ang-
sung ke paniti a pe mbangunan atau me-
l alui rekeni ng Yayasan Tauhidull ah dan
setel ah transfer harap konfi rmasi ke l ay-
anan donatur. Se moga All ah perbanyak
rizqi bagi orang yang dermawan.

Anda mungkin juga menyukai