Anda di halaman 1dari 10

1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Insulin
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke
dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel
sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan
reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes
mellitus.
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu
beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat
utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan
bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (-sel) yang berada di
pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah
makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang
menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar,
untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa
ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan
insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme
untuk membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses
pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan.
Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak bidirectional
proses metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk
membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil dan
melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan
2

insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis
(fase metabolik pembakaran lemak).
Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk
merespon efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin),
atau jika insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh
orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan
dengan baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah yang
tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan lainnya kekacauan metabolisme
lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya keasaman (konsentrasi ion
hidrogen) dalam darah.

2.2 Fungsi Insulin
Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk
pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat
menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu.
Proses yang terjadi yaitu karbohidrat dimetabolisme oleh tubuh untuk
menghasilkan glukosa, glukosa tersebut selanjutnya diabsorbsi di saluran
pencernaan menuju ke aliran darah untuk dioksidasi di otot skelet sehingga
menghasilkan energi.
Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian
diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin
memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa
oleh jaringan, meningkatkan level glikogen dalam hati, mengurangi pemecahan
glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak,
menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu
penggabungan asam amino menjadi protein.
Insulin termasuk hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari
pankreas babi maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi
rekombinan DNA menggunakan E.coli. Susunan asam amino insulin manusia
3

berbeda dengan susunan insulin hewani. Insulin rekombinan dibuat sesuai
dengan susunan insulin manusia sehingga disebut sebagai human insulin.
Insulin diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas dan digunakan untuk
mengontrol kadar glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen.
Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi
diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua
yaitu: sekresi insulin prandial yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih
besar dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1
jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian
menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan
sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh
jaringan perifer.

Fungsi insulin:
Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing
manis.
Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati.

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Kerja cepat (rapid acting)
Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin) Bentuknya
larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6
jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra
vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.


4

2. Kerja menengah (intermediate acting)
Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente Dengan
menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein.

3. Kerja panjang (long acting)
Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI Insulin bentuk ini diperlukan
untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.
Cara pemberian insulin ada beberapa macam: a) intra vena: bekerja
sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah, b)
intramuskuler: penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan, c)
subkutan: penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman,
konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin
human lebih cepat dari insulin animal, insulin analog lebih cepat dari insulin
human.
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula
darah dalam batas normal sepanjang hari yakni 80-120 mg% saat puasa dan 80-
160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi
yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan.
Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali
kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lembah
(through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4
mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling
baik dibawah kulit perut.
5

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan
setiap pasien akan insulin. Untuk tujuan pengobatan, dosis insulin dinyatakan
dalam unit (U). Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk
menurunkan kadar gula darah kelinci sebanyak 45 mg% dalam bioassay.
Sediaan homogen human insulin mengandung 25-30
IU/mg.(netdoctor.co.uk/bun)

2.3 Pembuatan Insulin Manusia Oleh Bakteri
Pembuatan insulin secara komersial sangat bermanfaat dalam pengobatan
penyakit diabetes melitus yang disebabkan oleh gangguan produksi insulin.
Proses pembuatan insulin ini memanfaatkan teknik DNA rekombinan. Berikut
tahapan dalam proses pembuatan tersebut:

1 Pengisolasian Vektor (plasmid E.coli) dan DNA Pengkode Insulin.
Kode genetik insulin terdapat dalam DNA di bagian atas lengan pendek
dari kromosom ke-11 yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90
dalam rantai B). DNA pengkode insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang
ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium. Selain itu, dapat pula disintesis
rantai DNA yang membawa sekuens nukleotida spesifik yang sesuai
karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan DNA yang
diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua rantai
telah dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis
rantai A dan sembilan puluh untuk rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap
rantai yang menandakan pengakhiran sintesis protein. Vektor yang digunakan
adalah plasmid E.coli yang mengandung amp-R sehingga sel inang akan
resistan terhadap amphisilin serta mengandung lac-Z yang menghasilkan -
galactosidase sehingga dapat menghidrolisis laktosa.


6

2 Penyelipan DNA Insulin ke dalam Vektor (plasmid E.Coli)
Masing-masing DNA insulin dan plasmid E.Coli dipotong dengan enzim
restriksi yang sama. Kemudian DNA insulin A dan B secara terpisah diselipkan
ke dalam plasmid berbeda dengan menggunakan enzim ligase.



3 Pemasukan Plasmid Rekombinan ke dalam Sel E.Coli
Plasmid yang telah diselipkan DNA insulin (plasmid rekombinan)
dicampurkan dalam kultur bakteri E.Coli. Bakteri-bakteri tersebut akan
mengambil plasmid rekombinan melalui proses transformasi. Akan tetapi, tidak
semua bakteri mengambil plasmid tersebut

.



7

4 Pengklonan Sel yang Mengandung Plasmid Rekombinan
Sel yang mengandung plasmid rekombinan dapat diseleksi dari sel yang
tidak mengandung plasmid rekombinan. Medium nutrien bakteri yang
digunakan mengandung amphisilin dan X-gal. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, plasmid yang digunakan sebagai vektor ini mengandung amp-R
dan lac-Z sehingga sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan akan
tumbuh dalam medium tersebut karena resisten terhadap amphisilin serta akan
berwarna putih karena plasmid yang mengandung gen asing (gen insulin
manusia) dalam gen lac-Z tidak dapat memproduksi -galactosidase sehingga
tidak dapat menghidrolisis laktosa.




5 Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen Insulin
Proses ini dilakukan melalui hibridisasi asam nukleat. Pada proses ini,
disintesis probe asam nukleat yang mengandung komplementer dari gen insulin,
probe dilengkapi dengan isotop radioaktif atau fluorosen.



8

6 Pomproduksian dalam Sekala Besar
Klon sel yang telah diidentifikasi diproduksi dalam skala besar dengan
cara ditumbuhkan dalam tangki yang mengandung medium cair. Gen insulin
diekspresikan bersama dengan sel bakteri yang mengalami mitosis. Rantai
insulin A dan rantai B yang dihasilkan kemudian dicampurkan dan dihubungkan
dalam reaksi yang membentuk jembatan silang disulfida.
Pada saat ini, peneliti mulai menggunakan vektor plasmid dari sel
eukariotik yaitu ragi bersel tunggal karena ragi merupakan sel eukariotik yang
memiliki plasmid, dapat tumbuh dengan cepat, serta hasil akhir proses
pembuatan insulin dengan ragi akan menghasilkan molekul insulin yang lebih
lengkap dengan struktur tiga dimensi yang sempurna sehingga lebih identik
dengan insulin manusia.
Salah satu sumber insulin yang sudah tidak asing lagi digunakan dalam
dunia kedokteran adalah insulin babi. Untuk menghasilkan 1 pound insulin
didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien
diabetes sebanyak 750-1.000 orang selama setahun . Jika produksi babi
pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selama setahun
adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1, 050
juta sampai 1,4 juta pertahunnya. Jumlah yang cukup spektakuler. Saat ini ada
alternatif lain pengganti insulin seperti Humulin. Humulin merupakan produk
insulin manusia pertama yang dipasarkan perusahaan farmasi Amerika serikat,
Eli Lily pada tahun 1982. Walaupun lebih sedikit mahal, ternyata cukup
diminati oleh pasien untuk mengganti hormon insulin babi. Namun, teknologi
rekayasa genetika juga telah banyak berperan dalam produksi insulin, dimana
bakteri di rekayasa sedemikian rupa sehingga mamapu memproduksi insulin.
Dengan demikian insulin yang beredar pada dunia pengobatan merupakan
gabungan dari insulin babi dan insulin dari bakteri.

9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada pembahasan diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.

1. Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke
dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel
sistem saraf pusat).
2. Fungsi insulin:
Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing
manis.
Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati.
3. Tahapan dalam proses pembuatan Insulin, yaitu:
a) Pengisolasian Vektor (plasmid E.coli) dan DNA Pengkode Insulin.
b) Penyelipan DNA Insulin ke dalam Vektor (plasmid E.Coli)
c) Pemasukan Plasmid Rekombinan ke dalam Sel E.Coli
d) Pengklonan Sel yang Mengandung Plasmid Rekombinan
e) Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen Insulin
f) Pomproduksian dalam Sekala Besar


10

DAFTAR PUSTAKA

http://biologimediacentre.com/bioteknologi-5-membuat-insulin-
dengan-bantuan-e-coli/
http://nikwii37.blogspot.com/2013/07/insulin-1.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Insulin

Anda mungkin juga menyukai