Anda di halaman 1dari 37

SKRINING

OBJEKTIF
Menjelaskan makna skrining
Menjelaskan tujuan, penggunaan, dan sifat-
sifat uji skrining
Menghitung berbagai ukuran yg digunakan
dlm menilai uji skrining

PENGERTIAN
Skrining adalah metoda Identifikasi dugaan
penyakit atau masalah kesehatan, dg cara
menerapkan uji, pemeriksaan atau prosedur
lain yg dapat dilakukan secara cepat.
(US Commiission on Chronic Illness 1951).
UJI SKRINING
Pisahkan secara jelas org yg sehat yg
mungkin sakit dari org sehat yg mungkin
tidak sakit
Tidak bertujuan utk menegakkan diagnosis.
Orang dg tes positif atau yg dicurigai harus
dirujuk ke dokter utk pastikan diagnosis &
upaya pengobatan

UJI SKRINING
Hanya pemeriksaan awal, responden yg
positif perlukan diperiksa lebih lanjut
Inisiatifnya lebih baik dimulai oleh peneliti
atau lembaga penyedia pelayanan daripada
keluhan pasien
Umumnya peduli thd penyakit kronik &
bertujuan mendeteksi penyakit yg belum dpt
pengobatan medik

JENIS SKRINING MEDIS
1. Skrining massal
Skrining seluruh populasi
2. Skrining multipel atau multifasik
Satu kegiatan skrining yg gunakan berbagai
metoda pemeriksaan
3. Skrining Preskriptif
Skrining yg mendeteksi awal org sehat yg
diduga menderita penyakit yg dg deteksi dini
dpt dikendalikan lebih baik.
Contoh, amografi utk deteksi Ca payudara
KARAKTERISTIK
UJI SKRINING
1. Akurasi
2. Estimasi hasil
3. Presisi
4. Reprodusibilitas
5. Sensitivitas
6. Spesifisitas
7. Validitas
AKURASI
Derajat pengukuran/ estimasi berdasar
pengukuran yg mewakili nilai atribut yg
sedang diukur yg benar.
Uji skrining harus memberikan ukuran yg
benar terhadap atribut yg diamati
Dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Reprodusibilitas: konsistensi pengukuran
2. Validitas: kemampuan membedakan
orang yg dg penyakit & yg tanpa penyakit
ESTIMASI
Pengukuran atau perkiraan nilai beberapa
kuantitas yg diketahui, dipercaya, atau
dicurigai berhubung dg derajat kesalahan
PRESISI
Kualitas yg didefinisi atau dinyatakan secara jelas.
Ukuran presisi adalah jumlah pilihan yg dapat
dibedakan dari pengukuran terpilih,
Ada kalanya ditunjukkan oleh jumlah angka yg
signifikan dlm pengukuran
Ukuran presisi yg lain adalah kesalahan baku
pengukuran, simpangan baku serial determinasi
replikasi kuantitas yg sama
Presisi tidak sama dg akurasi
Dalam statistik, presisi didefinisikan sebagai invers
varians suatu pengukuran atau estimasi
REPRODUSIBILITAS
Sinonim: Repeatability
Suatu uji atau pengukuran dapat diulang jika
hasil pd tiap pengukuran yg dilakukan identik
atau sangat mirip
Hasil yg konsisten dlm percobaan yg diulang
Repeatabilitas: konsistensi suatu
pengukuran atau uji pd satu penggunaan ke
kepenggunaan berikutnya.

SENSITIFITAS
Istilah lain: true positive rate
Proporsi populasi yg benar-benar sakit yg
teridentifikasi sakit oleh uji skrining
Ukuran probabilitas utk diagnosis suatu
kasus penyakit secara benar,
Peluang tiap kasus utk diidentifi olh tes
skrining.
Kemampuan uji skrining berikan hasil positif
jika org yg diuji benar-benar sakit
SPESIFISITAS
Istilah lain: true negative rate
Proporsi orang yg benar-benar tidak sakit yg
diidentifikasi oleh uji skrining
Mengukur probabilitas identifikasi secara
benar orang yg tidak sakit dg suatu uji
skrining
Kemampuan suatu uji (tes) memberikan
temuan yg negatif bila orang yg diuji bebas
penyakit
VALIDITAS
Berasal dari bahasa Latin, artinya kekuatan
Menjelaskan kekuatan suatu instrumen
pengukuran atau uji yg diperkirakan utk
mengukur
Kemampuan utk mengukur sesuatu yg
seharusnya diukur
IMPLIKASI & KONSEKUENSI
SKRINING
Dipertimbangkan sebelum prog skrining dimulai
Apakah skrining secara ilmiah & pendanaan
dimungkinkan, dg hasil yg menguntungkan
masyarakat
Suatu skrining diusulkan dg keyakinan bahwa
diagnosis dini membuat terapi ebih efisien

KRETERIA SKRINING PENYAKIT
1. Penyakit serius
2. Pengobatan sebelum gejala muncul harus
lebih menguntungkan daripada setelah
gejala muncul
3. Mortalitas & mobiditas menjadi lebih
rendah.
4. Prevalens penyakit preklinik harus tinggi
pada populasi yg diskrining
PENYAKIT SERIUS
1) Cost - effective
2) Biaya skrining harus sesuai dg kehilangan
konsekuensi kesehatan
3) Risiko utk yg tak didiagnosis & diobati
secara dini harus lebih baik dari pada akibat
yg didapat dari prosedur skrining.
4) menyelamatkan hidup
misalnya, Ca paru, Ca serviks, PKU
PENYAKIT SERIUS
1) Cost - effective
2) Biaya skrining harus sesuai dg kehilangan
konsekuensi kesehatan
3) Risiko utk yg tak didiagnosis & diobati
secara dini harus lebih baik dari pada akibat
yg didapat dari prosedur skrining.
4) menyelamatkan hidup
misalnya, Ca paru, Ca serviks, PKU
TAHAP RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT
Tahap
suseptibilitas
Tahap penyakit
subklinis
Tahap klinis
penyakit
Tahap pemulihan,
cacat atau
meninggal
Pemajanan
Perubahan
patologik
Onset
simptom
Waktu biasanya
diagnosis ditegakkan
Onset biologis Gejala muncul
DPCP
DPCP = Detectable PreClinical Phase
Lead time
PENGOBATAN
FASE PREKLINIK
Pengobat lebih baik dilakukan sebelum
gejala muncul pd DPCP
DPCP = detectable preclinical phase (Fase
preklinik yg dapat dideteksi)
Contoh:
DPCP Ca serviks panjang, 10 tahun. Uji
Pap smear akan efektif
DPCP Ca paru pendek, skrining tidak
efektif
PREVALENS DPCP PD
POPULASI TINGGI
Program skrining diarahkan pd deteksi
kasus
Skrining terbatas
Deteksi kanker payudara utk wanita yg
punya riwayat keluarga
Kanker kandung kemih pd pekerja yg
terpapar
HIPERTENSI
Contoh penyakit yg baik diskrining
Serius , mortalitas tinggi ; terdokumentasi
Pengobatan dini , menurunkan mortalitas &
morbiditas
Prevalensi di populasi tinggi (20 %)

UJI SKRINING YG BAIK
1. Sangat sensitivitas
2. Sangat spesifisitas
3. harus tersedia
4. Tidak mahal
5. Mudah dilakukan
6. Akibatkan sedikit ketidaknyamanan
7. valid, reliabel; bisa digandakan
8. Hasil uji didefinisikan dg jelas
TABEL SILANG SKRINING
Hasil
skrining
Status Penyakit sebenarnya
total
Sakit (D+) tak sakit (D-)
Positif (T+) A B A + B
Negatif (T-) C D C + D
total
A + C B + D
A + B + C + D
INDIKATOR UJI SKRINING
1. Validitas uji skrining
Sensitivitas
Spesifisitas
Nilai Predictiv Positive
Nilai Predictiv Negative
2. Apparent prevalence
3. True Prevalence
4. Akurasi tes
False negative error rate
False positive error rate
Likelihood ratio positive
Likelihood ratio negative
FN TP
TP
C A
A

) (
) (
SENSITIVITAS
Peluang hasil skrining akan positif jika
dilakukan pd org yg sesungguhnya sakit
Rumus
Sensitivitas = Pr(T+|D+) dibaca probabilitas tes
positif jika kondisional ada penyakit

Sensitivitas =
FN TP
TP
C A
A

) (
) (
SPESIFISITAS
Peluang hasil skrining negatif jika dilakukan pd
orang yg sesungguhnya bebas penyakit
Rumus
Spesifisitas = Pr(T-|D-) dibaca peluang tes
negatif jika kondisional tidak sakit

Spesifisitas =
TN FP
TN
D B
D

) (
) (
NILAI PREDICTIV POSITIVE
Peluang ong dg hasil tes positif akan betul-betul
sakit
Rumus
PVP = Pr(D+|T+) dibaca peluang sakit jika
kondisional hasil uji positif

PVP =
FP TP
TP
B A
A

) (
) (
NILAI PREDICTIF NEGATIF
Peluang org dg hasil tes negatif akan betul-betul
bebas penyakit
Rumus
PVN = Pr(D-|T-) dibaca peluang tidak sakit jika
kondisional hasil uji negatif

PVN =
TN FN
TN
D C
D

) (
) (
APPARENT PREVALENCE (P*)
Proporsi org dg hasil tes positif pd uji skrining


P* =
n
FP TP
D C B A
B A



) (
) (
TRUE PREVALENCE (P)
Proporsi orang yg sakit pd uji skrining


P =
n
FN TP
D C B A
C A



) (
) (
AKURASI TES (UJI)
Proporsi orang yg betul-betul sakit dg hasil tes
positif ditambah proporsi orang yg betul-betul tidak
sakit dg hasil tes negatif pd uji skrining


Akurasi tes =
n
TN TP
D C B A
D A



) (
) (
CONTOH
64.810 wanita usia 40 - 60 th mengikuti
skrining (mamografi & pemeriksaan fisik).
Setelah 5 th, dari 1.115 kasus skrining
positif; 132 menderita Ca payudara
sebaliknya pd 63.695 peserta dg skrining
negatif, 45 orang menderita Ca
payudara.
Pertanyaan : Bagaimana tingkat validitas
tes skrining ini ?
JAWABAN
Hasil
Mamografi
Status Peny yg sebenarnya
Total
Sakit (D+) Tak sakit (D-)
Positif (T+) 132 983 1.115
Negatif (T-) 45 63.650 63.695
Total A + C B + D 64.810
PERHITUNGAN (1)
1. Validitas
a. Sensitivitas = (132)/(177) = 0,746
b. Spesifisitas = (63.650)/(64.633) = 0,985
c. Nilai Prediktif Positif =(132)/(1.115)= 0,118
d. Nilai Predik Neg =(63650)/(63695)= 0,999
2. Apparent prevalence = (1115)/(64810) = 0,017
3. True Prevalence = (177)/(64810) = 0,0021
PERHITUNGAN (2)
4. Akurasi tes = (132 + 63650) / (64810) = 0,985
5. False negative error rate=(45/177) = 0,254
6. False positive error rate=(983)/(64.633)= 0,015
7. Likelihood ratio positive (LR+) = [(132)/(177)] /
[(983)/(64633)] = 49,03
8. Likelihood ratio negative (LR-)
= [(45)/(177)]/[(63850)/(64633)]
= 0,257

Anda mungkin juga menyukai