0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Sindroma Nefrotik yang merupakan kompleks klinis yang terdiri dari proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Penyebab utamanya adalah glomerulonefritis primer seperti Glomerulonefritis membranosa dan nefrosis limpoid pada anak, sedangkan pada dewasa dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik seperti SLE dan diabetes mellitus. Gejala klinisnya antara lain edema, ascites
Dokumen tersebut membahas tentang Sindroma Nefrotik yang merupakan kompleks klinis yang terdiri dari proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Penyebab utamanya adalah glomerulonefritis primer seperti Glomerulonefritis membranosa dan nefrosis limpoid pada anak, sedangkan pada dewasa dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik seperti SLE dan diabetes mellitus. Gejala klinisnya antara lain edema, ascites
Dokumen tersebut membahas tentang Sindroma Nefrotik yang merupakan kompleks klinis yang terdiri dari proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Penyebab utamanya adalah glomerulonefritis primer seperti Glomerulonefritis membranosa dan nefrosis limpoid pada anak, sedangkan pada dewasa dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik seperti SLE dan diabetes mellitus. Gejala klinisnya antara lain edema, ascites
Sindroma Nefrotik Dr. Suhardi, Sp. PD Bagian/SMF Penyakit Dalam FK-UGM
Editor Didin Komarudin
Asyhadu anlaa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadan rasuululloh. Rodliitu billahi robbaa wa bil-islaami diinaa wa bi Muhammadin nabiyyaw wa rosuulaa Robbii zidni ilmaa warzuqnii fahmaa. Aamiin....
Pendahuluan Sindroma nefrotik adalah suatu kompleks klinis yang mencakup: (1) proteinuria masif, dengan pengeluaran protein di dalam urine 3,5 gram atau lebih per hari; (2) hipoalbuminemia, dengan kadar albumin plasma kurang dari 3 g/dl; (3) edema generalisata, yaitu gambaran klinis yang paling mencolok;serta (4) hiperlipidemia dan lipiduria. Saat onset sedikit atau tidak terdapat azotemia, hematuria, atau hipertensi. Komponen sindrom nefrotik memperlihatkan hubungan logis satu sama lain. Proses awal adalah kerusakan dinding kapiler glomerulus yang menyebabkan peningkatan permeabilitas terhadap protein plasma. Dapat diingat bahwa dinding kapiler glomerulus, denagn endotel, GBM (membrana basalis glomerulus), dan sel epitelnya, berfungsi sebagai sawar yang harus dilalui oleh filtrat glomerulus. Setiap peningkatan permeabilitas akibat perubahan struktur atau fisikokimia memungkinkan protein lolos dari plasma ke dalam filtrat glomerulus. Dapat terjadi proteinuria berat, albumin serum cenderung menurun sehingga terjadi hipoalbuminemia dan terbaliknya rasio albumin-globulin. Edema generalisata pada sindroma nefrotik disebabkan oleh penurunan tekanan onkotik karena hipoalbuminemia dan retensi primer garam dan air oleh ginjal. Karena cairan keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan, volume plasma menurun sehingga filtrasi glomerulus berkurang. Sekresi kompensatorik aldosteron, bersama dengan penurunan GFR dan sekresi peptida natriuretik, mendorong retensi garam dan air oleh ginjal sehingga edema semakin parah. Dengan berulangnya rangkaian kejadian ini, dapat terjadi penimbunan cairan dalam jumlah sangat besar (disebut anasarka) penyebab hiperlipidemia masih belum jelas. Diperkirakan hipoalbuminemia memacu peningkatan sintesis lipoprotein dalam hati. Juga terdapat kelainan transport partikel lemak dalam darah dan gangguan penguraian lipoprotein di jaringan perifer. Lipiduria mencerminkan peningkatan permeabilitas GBM terhadap lipoprotein. Frekuensi relatif beberapa penyebab sindrom nefrotik berbeda-beda sesuai usia. Pada anak berusia kuran dari 15 tahun, sebagai contoh, sindrom nefrotik hampir selalu disebabkan oleh lesi primer di ginjal, sedangkan pada orang dewasa sindrom sering berkaitan dengan penyakit sistemik. Lesi glomerulus yang terpenting yang biasanya menyebabkan sindrom nefrotik adalah GN membranosa dan nefrosis limpoid (minimal change Lesi glomerulus yang terpenting yang biasanya menyebabkan sindrom nefrotik adalah GN membranosa dan nefrosis limpoid (minimal change disease). Nefrosis lipoid
disease). Nefrosis lipoid lebih penting pada anak; GN membranosa pada dewasa.
SINDROMA NEFROTIK DEFINISI: Kumpulan gejala terdiri Proteinuria berat > 3,5 g/hari Hipoalbuminemia < 3 g% Udema Hiperlipidemia ETIOLOGI: Primer glomerulo nefritis 80% Sekunder akibat penyakit lain 20% PENYEBAB NEFROTIK SINDROME DEWASA: 80% Glomerulonefritis primer (terutama Glomerulonefritis membranosa) 20% glomerulonefritis sekunder (SLE, DM, Amiloidosis) ANAK-ANAK: 70% GN Tipe minimal 15% GN focal and segmental 10% GN sekunder GAMBARAN KLINIS KELUHAN: Udema/sembab bila albumin < 1,5 g sembab di kelopak mata, dada, perut, punggung, tungkai, genital, ascites, pleural effusi Otot skelet atrophi Diare PEMERIKSAAN FISIK: Bengkak, ascites, pleura effusi Anemia ringan Hipertensi: Tidak ada hipertensi Ringan berat LABORATORIUM URINE: Proteinuria masif (3,5 - 30 g/hari) Sedimen: silinder hialin, lemak Cenderung: oliguria DARAH: Albumin (<2,5 g%) Kolesterol Trigliseride Fibrinogen Urea, kreatinin: normal atau Volume darah efektif 10-20% Faktor koagulasi tertentu PROTEINURIA K (BM kecil) < 100.000: Albumin (BM 69.000) Transferin (BM 90.000) S (BM sedang) 100.000 - 150.000: IgG (BM 150.000) B (BM besar) > 150.000: 2 makroglobulin (BM 840.000) Betalipoprotein (BM 250.000) Fibrinogen (BM 341.000) Sindroma Nefrotik dr. Suhardi, Sp. PD
Editor : Didin 3
PROTEINURIA Disebut proteinuria selektif apabila: Proteinuria hanya berisi protein dengan BM kecil: Albumin & transferin Disebut proteinuria non selektif apabila: Proteinuria berisi protein dengan BM sedang atau BM besar dan BM kecil : IgG, 2 makro-globulin & betalipoprotein, albumin, transferin HIPERLIPIDEMIA KOLESTEROL : 400-600-1000 mg% TRIGLISERIDE : 500-1000-2000 mg%
KOMPLIKASI NEFROTIK SINDROME GAGAL GINJAL AKUT TROMBOSIS VASKULER INFEKSI MALNUTRISI (PROTEIN-KALORI) KOMPLIKASI GGA PADA NEFROTIK SINDROME Penyebab GGA: Diuresis berlebihan sehingga volume efektif plasma ---> hipotensi/syok hipovolemik Obat-obat NSAID: Indometacin, Ibuprofen KOMPLIKASI TROMBOSIS VASKULER PADA NEFROTIK SINDROME Organ yang terkena: Trombosis vena renalis Trombosis vena perifer Trombosis arteri: coroner mesenteric femoral cerebral
KOMPLIKASI INFEKSI PADA NEFROTIK SINDROME Sering terjadi: Cellulitis Peritonitis Pneumonia: Pneumococe
KOMPLIKASI PROTEIN KALORI MALNUTRISI PADA NEFROTIK SINDROME Penyebab: - Faktor koagulasi - Faktor 8 - Fibrinogen
- IgG (dibuang lewat urine) - Protein kalori malnutrisi
PENGOBATAN
PENGOBATAN GNK DENGAN NEFROTIK SINDROME CAUSA: Imunosuppresi (Prednison, endoxan, cyclosporin) SIMTOMATIK: Udema: * Diet rendah natrium * Pengaturan jumlah minum * Diuresis * Dialisis Hipertensi: Obat-obat anti hipertensi Hiperlipidemia: obat-obat anti lemak Hipoalbumin: Diet protein 1-2 g/KgBB Infus albumin (keadaan tertentu) Proteinuria: Obat-obat pengurang proteinuria , ACE inhibitor, AIIRA Trombosis: Warfarin REMISI LENGKAP: Proteinuria minimal Albumin darah Kolestrol < 300 mg Diuresis lancar Sembab menghilang PARSIAL: Proteinuria tetap ada namun < 3,5 g/hari Albumin darah Kolesterol < 350 mg Diuresis kurang lancar Sembab masih ada RESISTEN: Tak ada perbaikan laboratoris dan klinis EFEK SAMPING PREDNISON Infeksi Neuro psykiatri Muscular myopati Komplikasi tulang Komplikasi ocular Komplikasi gastro intestinal Komplikasi kardio vascular Hipertensi Komplikasi kulit Komplikasi endokrin: DM/Obese Retardasi pertumbuhan PROGNOSIS SINDROMA NEFROTIK Umur waktu menderita Jenis penyakit penyebab Kelainan histologi pada ginjal Ada tidaknya hipertensi Berat ringannya proteinuria Sindroma Nefrotik dr. Suhardi, Sp. PD
Editor : Didin 5
Contoh: NS pada anak prognosisnya umumnya baik NS pada dewasa prognosisnya kurang baik - GN tipe membranosa progresif lambat - GN nefritis fokal bervariasi - GN proliferatif difus jelek PENANGANAN UDEMA PADA NEFROTIK SINDROM RINGAN: Restriksi NaCl Support stocking HCT 12,5 50 mg/hr GFR >50 Furosemid 40 80 mg/hr SEDANG: Restriksi NaCl Furosemid 160 480 mg/hr HEBAT: Restriksi NaCl IV Furosemid 160-480 mg/hr + Metalozone 2,5 10 mg/hr REFRACTAIR: Infus kontinyu furosemid 20 mg/jam atau Hiperosmolar salt pooralbumin 25 50 mg + 120 mg furosemid atau Continuous Veno Venous Ultrafiltrasi