Anda di halaman 1dari 2

Nama Anggota Kelompok 1 :

1. Fadhillah Latief
2. Rini Shoffa Aulia
3. Siti Nurlela
4. Tera Ummuttaufiqoh
5. Wifda Rahmatiya Hasna
Kelas SPI/B

KONDISI ARAB PADA MASA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar namanya Abdullah ibnu Abi Quhafah at Tamimi. Di masa jahiliah bernama Abdul Kabah,
Setelah memeluk Islam namanya diganti oleh Muhammad menjadi Abu Bakar. Ia digelari Ash-
Shiddiq yang berarti yang terpercaya setelah ia menjadi orang pertama yang mengakui peristiwa
Isra Miraj.
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah khalifah pertama Islam setelah kematian Muhammad. Ia adalah salah
seorang petinggi di kota Mekkah dari suku Quraisy. Ia juga adalah orang yang ditunjuk oleh
Muhammmad untuk menemaninya hijrah ke Yatsrib, atau sekarang dikenal dengan kota Madinah. Ia
dicatat sebagai salah satu Sahabat Muhammad yang paling setia dan terdepan melindungi para
pemeluk Islam bahkan terhadap sukunya sendiri.
Ketika Muhammad sakit keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk olehnya untuk
menggantikannya menjadi imam dalam shalat. Hal ini menurut sebagian besar ulama merupakan
petunjuk dari Nabi Muhammad agar Abu Bakar diangkat menjadi penerus kepemimpinan Islam,
sedangkan sebagian kecil kaum Muslim saat itu, yang kemudian membentuk aliansi politik Syiah,
lebih merujuk kepada Ali bin Abi Thalib karena ia merupakan keluarga Nabi. Setelah sekian lama
perdebatan akhirnya melalui keputusan bersama umat islam saat itu, Abu Bakar diangkat sebagai
pemimpin pertama umat islam setelah wafatnya Muhammad. Abu Bakar memimpin selama dua tahun
dari tahun 632 sejak kematian Muhammad hingga tahun 634 M. Selama dua tahun masa
kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang
sosial, budaya dan penegakan hukum. Selama masa kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil
memperluas daerah kekuasaan islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian
daerah kekaisaran Bizantium. Abu Bakar meninggal saat berusia 61 tahun pada tahun 634 M akibat
sakit yang dialaminya.
PERKEMBANGAN PADA MASA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
1. Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah,
Yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang
kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka sudah wafat, mereka
merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain,
Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi.
2. Permasalahan yang muncul pada masa khalifah Abu Bakar, antara lain:
1. gerakan Nabi Palsu,
2. gerakan Kaum Murtad,
3. gerakan Kaum Munafik,
4. munculnya Kaum yang enggan membayar zakat.
3. Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq, antara lain:
Memerangi Kemurtadan (Perang Ridda)
Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas
komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar
zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama
dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya
memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad Saw dan dengan kematiannya komitmennya tidak
berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal
dengan nama perang Ridda. Untuk itu Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang dengan 11 daerah
tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan
Amer bin Ash ditugaskan di Qudhlaah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin
Said ditugaskan ke Syam.
4. Ekspedisi ke utara
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar
Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun 634 M. Ke
Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr
ibnul Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn
Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid diperintahkan
meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
5. Penulisan Al-Quran
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Quran. Dikatakan bahwa setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al
Quran yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin Khattab untuk
mengumpulkan koleksi dari Al Quran. Abu Bakar memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat
Al-Quran dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan karena hal
sebagai berikut:
1. banyak sahabat yang hafal Al-Quran gugur dalam perang penumpasan orang-orang murtad.
2. ayat-ayat Al-Quran yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu sudah banyak yang
rusak sehingga perlu penyelamatan.
3. pembukuan Al-Quran ini mempunyai tujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam
sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang
terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh
shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi
Muhammad Saw. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar
penulisan teks al Quran hingga yang dikenal hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai