Anda di halaman 1dari 76

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
1.1.1.1. Keadaan Geografis
Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan,
yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga
Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara.
Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.

Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu :
a) Kelurahan Kelapa Gading Timur.
b) Kelurahan Kelapa Gading Barat.
c) Kelurahan Pegangsaan Dua.

Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading :
Sebelah Utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak
Kecamatan Koja JakartaUtara.
Sebelah Selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung Jakarta Timur.
Sebelah Timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung Jakarta Timur.
Sebelah Barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara.

1.1.1.2 Keadaan Demografi
Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari Agustus 2014,
Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa
Gading periode Januari - Agustus 2014.




2

Tabel 1.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
No. Kelurahan
Luas Wilayah
(km
2
)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk (per km
2
)
1. Kelapa Gading Timur 355,13 41.053 11.560
2. Kelapa Gading Barat 650,12 38.645 7.681
3. Pegangsaan Dua A 307,51 26.142 4.527
4. Pegangsaan Dua B 320,94 28.273 4.127
Jumlah 1633,70 134.113 27.900
Sumber :Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014.

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Agustus 2014
No Keterangan Jumlah
1 Laki-laki 67.326
2 Perempuan 66.787
Jumlah 134.113
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading Tahun2014.

Tabel.1.3. Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun
Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014
No. Kelurahan
Jumlah
Penduduk
Jumlah
KK
Jumlah
RW
Jumlah RT
1. Kelapa Gading Timur 41.053 13.065 21 241
2. Kelapa Gading Barat 38.645 10.235 21 208
3. Pegangsaan Dua A 26.142 6.937 13 118
4. Pegangsaan Dua B 28.273 6.687 12 113
Jumlah 134.113 34.074 67 680
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014.
3

Berikut merupakan data demografi Kecamatan Kelapa Gading :
A. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
1 Tidak sekolah 10.695 9.802
2 Tidak tamat sekolah 6.869 6.055
3 Tamat SD 10.695 14.093.
4 Tamat SLTP 10.714 12.021
5 Tamat SLTA 18.189 16.347
6 Tamat Akademi / Perguruan tinggi 15.623 14.259
Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014.

B. Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan
1 Tani 416 342
2 Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430 23.140
3 Pedagang 6.867 6.321
4 Nelayan 442 252
5 Buruh tani 284 195
6 Pensiunan 4.793 4.279
7 Pertukangan 643 0
8 Pengangguran 4.449 4.354
9 Fakir miskin 2.406 1.918
10 Lain-lain 10.241 10.613
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014.
4


C. Data Sarana Peribadatan
Tabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
No Sarana Peribadatan Jumlah
1 Masjid 28
2 Mushola 43
3 Gereja 36
4 Wihara 2
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

D. Data Sarana Kesehatan
Tabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014











Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.



No. Jenis Fasilitas Kesehatan JUMLAH
1 Rumah Sakit 2
2 Puskesmas 5
3 RB Puskesmas 1
4 Klinik 24 jam 3
5 Praktek Dokter Umum 119
6 Praktek Dokter Gigi 79
7 Praktek Dokter Spesialis 241
8 Praktek Bidan Swasta 9
9 Balai Pengobatan 24
10 Apotik 64
11 Laboratorium Klnik 5
12 Posyandu 42
5

E. Data Sarana Perdagangan dan Hiburan

Tabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2014
No Sarana Perdagangan dan Hiburan Jumlah
1 Hotel 5
2 Pasar tradisional 7
3 Pasar swalayan 9
4 Rumah makan 72
5 Jasa boga 21
6 Salon 53
7 Konveksi 1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda
terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut,
puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000-
50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi
satu kelurahan.
Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas
dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat
maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia
6

mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah
mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang
lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan
berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah
kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila
dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :
a. Promotif (peningkatan kesehatan)
b. Preventif (upaya pencegahan)
c. Kuratif (pengobatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.1.2.3 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan kesehatan
yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya kecamatan sehat yang
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan
setempat.



7

1.1.2.4 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan,
setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang sesuai.

1.1.2.5 Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga
c. Meningkatkan profesionalisme petugas
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

8

1.1.2.6 Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau
progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal
budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah
dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
9

kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.












Diagram 1.1 Fungsi Puskesmas
(Sumber : Trihoho, 2005)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan
program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional,
keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program
kesehatan pengembangan.

1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib
Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
10

c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam
bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.9 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Program
Kesehatan Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi
Kesehatan
Promosi hidup bersih dan
sehat
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan
Lingkungan
Penyehatan pemukiman
Cakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan
Anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga
Berencana
Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan MKET
Pengendalian
Penyakit Menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria
Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis
Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi
Distribusi vit A/ Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /Fe / cap
yodium
PSG
% gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan
Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD
Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
(Sumber : Trihono, 2005)

11

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan
masukan dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan
apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam
arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan
program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik program
kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.



12

Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya kesehatan
pengembangan
Kegiatan Indikator
Upaya Kesehatan
Sekolah
UKS/UKGS
Jumlah Sekolah dg
UKS/UKGS
% sekolah sehat
Upaya kesehatan olah
raga
Memasyarakatkan
olah raga untuk
kesehatan
Jumlah kelompok senam
Jumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan
kesehatan masyarakat
Kunjungan rumah
konseling
% keluarga rawan yang
dikunjungi
Upaya kesehatan kerja
Memasyarakatkan
masker (norma sehat
dalam bekerja)
% pos UKK
Tingkat perkembangan pos
UKK
Upaya kesehatan gigi
dan mulut
Poliklinik gigi
Jumlah kasus gigi
Upaya kesehatan jiwa Konseling
Jumlah kasus penyakit
jiwa
Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan
Jml pend. katarak yg
dioperasi
Jml kelainan visus yang
dikoreksi
Upaya kesehatan usia
lanjut
Memasyarakatkan
perilaku sehat di usia
lanjut
% Posyandu Usila
Tingkat perkembangan
Posyandu Usila
Usaha pembinaan
pengobatan tradisional
Membina pengobatan
tradisional yang
rasional
Jumlah sarasehan battra
Jumlah battra yang dibina
(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.9 Azas Puskesmas
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
13

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan
yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas
Keliling, Posyandu.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara
lain 1) UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
14

pendidikan & agama. 2) Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan
dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3)
Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha &
organisasi kemsyarakatan. 4) Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal
yakni:
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
program kesehatan perorangan dibedakan atas 1) Rujukan kasus untuk
keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-
lain. 2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap. 3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain
mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan
tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan
dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1)
Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2) Rujukan
tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan
penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana
15

alam. 3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak
mampu.

Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Trihono, 2005)

1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7 berdiri
di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat lantai didirikan pada
tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari
Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3
(tiga) kelurahan :
Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa Gading






Keterangan :
16

1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jln. Pelepah Elok No.7
berlokasi pada Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di Jln. Merah jambu No. 20
berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.
3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di Jln. Kepu No. 32 berlokasi
pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di Jln. Gamelan No. 23
berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di Jln. Puskesmas No. 1
berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.




















Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.
KEPALA
PUSKES
MAS
KECAMA
TAN

KA.
SEKS
I
PELA
YAN
AN
KA.
SEKSI
PENU
NJAN
G &
KESM
AS
KA.
TA
TA
US
AH
A

UNIT PELAYANAN
1. Unit Kesehatan Umum
2. Unit Kesehatan Gigi & Mulut
3. Unit Kesehatan Ibu & Anak
4. Unit Kesehatan Spesialis
5. Unit Rumah Bersalin
6. Unit Pelayanan 24 Jam &
Ambulan
7. Unit Pelayanan Keluarga
Berencana
8. Unit Kamar OperASI
UNIT PENUNJANG
1.Unit FarmASI
2.Unit Gizi
3.Unit Laboratorium
4.Unit Radiologi
5.UnitPemeliharaanPeralatanKesehatan
6.Kesehatan Masyarakat
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular

PUSK
ESM
AS
KELU
RAH
AN
KELO
MPOK
JABAT
AN
FUNGI
SIONA
L
17

1.2.1 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Visi Puskesmas
a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara
pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi sejajar
dengan kota besar lainnya di dunia.
b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan
yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan, pembinaan dan juga
memberikan pelayanan para kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan
terpadu di wilayah kerjanya.
Misi Puskesmas
a) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu prima
dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan masyarakat DKI Jakarta.
c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup bersih dan
sehat.
d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non kesehatan, serta
masyarakat.

1.2.2 Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya
penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu
dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan
pemberdayaan puskesmas keluruhan.

1.2.2.1. Fungsi Puskesmas
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
18

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan
anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi,
farmASI dan optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan
keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan
serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24. Pemeriksaan Jenazah.
25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi
yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.
27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas
kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.

1.2.3 Sarana dan Prasarana
Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan
medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat
tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.

19

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment
2. Public Health Nursing and Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician ki
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Nebulizer
8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat-alat Imunisasi
10. Alat-alat penyuluhan
11. Perangkat peralatan gigi
12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan
13. USG
14. EKG
15. Treadmill
16. Slitlam
17. Optotip snellen/snellen chart
18. Optik kaca mata
19. Alat-alat KB
20. Bangku ginekologi
21. Rontgen
22. Klinik jiwa
23. Test Ishihara
24. Akupunktur
25. Inkubator neonatus

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading adalah:
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah.
b. Meja rapat 2 buah.
c. Meja kerja 40 buah.
20

d. Kursi 60 buah.
e. Bangku tunggu 60 buah.
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah.
b. Sepeda motor 9 buah.
3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll).
b. Mesin ketik (portable, elektronik).
c. Mesin hitung.
d. Brankas.
e. Personal komputer 3 (tiga) unit.
f. LCD 1 buah.
4. Alat komunikasi : Telepon, intercom.
5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel.
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi.
b. Radio kaset/radio.
c. Kulkas.
d. Peralatan dapur.
e. Kasur, bantal, gorden, taplak.
f. Alat-alat kebersihan.

1.2.4 Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading tahun 2014 berjumlah 105 orang, dapat dilihat dalam tabel berikut:








21

Tabel 1.11. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2014

Puskesmas
Medis Paramedis Umum
Jumlah No
PNS
Non
PNS
PNS
Non
PNS
PNS
Non
PNS
1 Kec. Kelapa Gading 6 1 22 10 9 12 60
2 Kel.Kelapa.Gading Timur 2 0 7 0 1 1 11
3 Kel.Kelapa.Gading Barat 2 0 5 0 0 1 8
4 Kel.Pegangsaan Dua 2 1 12 1 1 2 19
Jumlah 12 2 46 11 11 16 98
Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1.3 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di puskesmas se-
kecamatan Kelapa Gading, yaitu :

1.3.1 Pengendalian Penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Tujuan P2ML di Puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading pada kasus TB paru
adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang berada
di wilayah kecamatan Kelapa Gading dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat
obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa
terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading pada kasus
TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke puskesmas.

Kegiatan :
a. Penegakan diagnosa dokter dengan pemeriksaan BTA
b. Penyuluhan
c. Pengobatan
d. Pemeriksaan kontak serumah
e. Pelacakan penderita mangkir
f. Supervisi pertriwulan
22

g. Cross Check ke BLK propinsi
h. Validasi data
i. Monitoring dan Evaluasi
j. Pencatatan dan Pelaporan

Sasaran :
Sasaran program TB adalah masyarakat dengan gejala klinis TB, penderita TB BTA
positif maupun BTA negatif rontgen positif dan penderita TB anak dengan dasar nilai scoring
Indikator :
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan Angka
Kesembuhan :
a. Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 105/ Jumlah Penduduk x 100.000
CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada
penduduk suatu wilayah
= % 100
tentu ilayah ter penduduk w pada ) ( BTA perkiraan Jumlah
) ( BTA penemuan Jumlah



Dengan target >70% dalam satu tahun.
b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang
diobati.
= % 100
) ( BTA Jumlah
intensif fase setelah (-) BTA menjadi ) ( BTA Jumlah


Dengan target > 80% dalam satu tahun.

c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif
setelah pengobatan selesai
= % 100
) ( BTA Jumlah
selesai pengobatan setelah (-) BTA menjadi ) ( BTA Jumlah



Dengan target >85% dalam satu tahun.
23

d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase
kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah
diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara
mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.

= % 100
check cross di yang sediaan Jumlah
negatife false sediaan positif false sediaan Jumlah


Dengan target < 5% dalam satu tahun.

Case Notification Rate =CNR
Rumus:





Tabel 1.12

Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Bulan Januari - Agustus Tahun 2014
No

Puskesmas

Jumlah
Penduduk
Perkiraan
BTA(+)

Penemuan penderita
BTA(+)

CDR (>70%)

1.
Kelapa Gading
Timur
28647
31 46 148,38 %
2 Kelapa Gading Barat 24222 26 8 30,77 %
3 Pengangsaan Dua A 18189 20 11 55%
4 Pengangsaan Dua B 26647 28 16 57,14 %
Jumlah 97705 105 81 77,14 %
Sumber : Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Januari Agustus 2014

Keterangan :
Dari tabel didapatkan angka penemuan kasus baru se-Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari - Agustus 2014 adalah 77,14% dan sesuia dari target yaitu > 70 %.
24

No

Puskesmas

Conversi BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
pengobatan intensif
Jumlah
BTA(+)

CVR

1.
Kelapa Gading
Timur
28 46 60,87 %
2 Kelapa Gading Barat 5 8 62,5 %
3 Pengangsaan Dua A 2 11 18,18 %
4 Pengangsaan Dua B 10 16 62,5 %
Jumlah 45 81 55,55 %

No

Puskesmas

BTA (+) menjadi BTA (-)
setelah pengobatan
selesai
Jumlah
BTA(+)

CR

1.
Kelapa Gading
Timur
7 46 15,22 %
2 Kelapa Gading Barat 2 8 25 %
3 Pengangsaan Dua A 2 11 18,18 %
4 Pengangsaan Dua B 7 16 43,75 %
Jumlah 18 81 22,22 %

Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan
persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan
pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas
diagnosis secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.

= % 100
check cross di yang sediaan Jumlah
negatife false sediaan positif false sediaan Jumlah



= % 58 , 3 % 100
56
2

???


25

Error Rate pada bulan Januari-Agustus 2014 di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading adalah 3,58%.???

1.3.2 Pengendalian Penyakit ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit yang menyerang salah
satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran napas bagian atas) hingga
alveoli (saluran napas bagian bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Bila proses ISPA ini terjadi bersamaan dengan infeksi akut pada
bronchus maka keadaan ini disebut Pneumonia.

Sasaran :
Sasaran Program ISPA adalah masyarakat dengan target penemuan sebesar 10 % dari
populasi.
Tabel 1.13
Jumlah Penderita ISPA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Agustus 2014

No Kelurahan/Desa Jumlah
Penderita ISPA
(a)
Jumlah Seluruh
Penduduk
(b)
Angka
kesakitan
<10%
a
b
100%


1 Kelapa Gading
Timur
120 28647 0.42 %
2 Kelapa Gading
Barat
69 24222 0.28 %
3 Pengangsaan
Dua A
42 18189 0.23 %
4 Pengangsaan
Dua B
4 26647 0.01 %
Jumlah 235 97705 0.26 %

Sumber : Laporan bulanan penderita ISPA di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari
Agustus 2014

Keterangan:
26

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus ISPA di wilayah
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Agustus 2014 sebesar 0.26 % sesuai dari
target yaitu < 10 %.

1.3.3 Pengendalian Penyakit Diare
Penyakit Diare dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada musim
penghujan potensial menyebabkan wabah dan dapat menyebabkan kematian. Kuman
penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan/minuman
yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita. Perilaku masyarakat dapat
menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatkan risiko terjadinya diare.
Penyakit diare pada balita merupakan kejadian yang sering ditemukan di puskesmas.
Untuk itu perlu diberikan perhatian khusus. Dalam hal ini kita harus memperhatikan angka
cakupan dari program pemberantasan diare yang masuk dalam program P2ML.
Kegiatan :
1. Pengamatan dan pelacakan kasus-kasus Diare.
2. Kewaspadaan kasus diare ke arah KLB.
3. Pertemuan rutin petugas program diare.
Sasaran :
Program diare dengan sasaran masyarakat dengan gejala klinis mengarah pada tanda
tanda diare, baik yang sudah mendapat pengobatan maupun penemuan penderita baru.
Indikator :
Angka cakupan pelayanan adalah menggambarkan pencapaian pelayanan atau
realisasi pelayanan.
Tabel 1.14
Incidence Rate Kasus Diare di Wilayah se-Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Agustus 2014
No Kelurahan/Desa Jumlah
Penderita Diare
(a)
Jumlah Seluruh
Penduduk
(b)
Angka
kesakitan
<3%
a
b
100%

1 Kelapa Gading
Timur
635 28647 2.20 %
2 Kelapa Gading 222 24222 0.92 %
27

Barat
3 Pengangsaan
Dua A
187 18189 1,02 %
4 Pengangsaan
Dua B
226 26647 0.85 %
Jumlah 2370 97705 2.42 %
Sumber : Laporan bulanan kasus Diare di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari Agustus 2014

Keterangan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus diare di wilayah
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar 2.70 %. Hal ini sesuai dari target
yaitu kurang dari 3%.

Tabel 1.15
Angka Penggunaan Oralit di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Agustus 2014

No Kelurahan/Desa Jumlah
Penderita

Target
Penggunaan
Oralit
Angka
Penggunaan
Oralit
Pencapaian
(%)
Target
(%)
1 Kelapa Gading
Timur
1635 8175 9209 112.64 % 100 %
2 Kelapa Gading
Barat 1
222 1110 825 74.32 % 100 %
3 Kelapa Gading
Barat 2
287 1435 698 48.64% 100 %
4 Rawasari 226 1130 363 32.12 % 100 %
Jumlah 2370 11857 11095 93.57 %

* Target Penggunaan Oralit = Jumlah Penderita x 5 Bungkus
Sumber : Laporan bulanan penggunaan oralit di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Agustus 2014

Keterangan :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Angka Penggunaan Oralit di Puskesmas Se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2014 sebesar 93.57%, tidak sesuai dengan target 100%.


28





1.3.4 Pengendalian Penyakit Kusta

Tabel 1.16
Jumlah Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Agustus 2014

No Puskesmas Jumlah
Penderita
KUSTA
Jumlah Seluruh
Penduduk
Angka
kesakitan
a x 100%
b
1 Kelapa Gading
Timur
0 28647 0
2 Kelapa Gading
Barat
0 24222 0
3 Pengangsaan
Dua A
0 18189 0
4 Pengangsaan
Dua B
0 26647 0
Jumlah 0 87705 0 %

Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode
Januari Agutus 2014

Keterangan :
Dari tabel 1.16 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus kusta di wilayah
Puskesmas kelurahan Kelapa Gading.







29





1.4 Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu subsistem
Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi yaitu :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari - Agustus 2014 sebesar 148,38 %.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat
periode Januari - Agutus 2014 sebesar 30,77%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pengangsaan Dua A periode Januari Agustus 2014 adalah 55%.
4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pengangsaan Dua B periode Januari Agutus 2014 adalah 57,14 %
5. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87%.
6. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat adalah 62,5%.
7. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua A adalah 18,18%.
8. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua B adalah 62,5%.
9. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22%.
10. Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa GADING
Barat adalah 25 %.
11. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua A adalah
18,18%.
12. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua B adalah
43,75%.
13. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat sebesar
74.32 %
30

14. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua A sebesar
48.64 %
15. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua B sebesar
32.12 %

1.5 Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari
Program P2ML di puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari - Agustus 2014 sebesar 49,46 %, tidak sesuai dengan
target yaitu 70%.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat
periode Januari Agutus 2014 sebesar 30,77% tidak sesuai dengan target yaitu
70%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pengangsaan Dua A periode Januari Agutus 2014 adalah 55% melebihi dari
angka 100%
4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Pengangsaan Dua B periode Januari Agutus 2014 adalah 57,14 % tidak sesuai
denga target yaitu 70%.
5. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87% tidak sesuai dengan
tagert yaitu >80%
6. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat adalah 62,5% tidak
sesuai dengan target yaitu >80%.
7. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua A adalah 18,18% tidak sesuai
dengan >80%.
31

8. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua B adalah 62,5%. Tidak sesuai
dengan target >80%
9. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22%
tidak sesuai dengan target >85%.
10. Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%.
11. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua A adalah
18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..
12. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua B adalah
43,75% tidak sesuai dengan target yaitu >85%. .
13. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat sebesar
74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%
14. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua A sebesar
48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.
15. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua B sebesar
32.12 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.
















32






BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat
dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan
dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan tiga masalah yang terdapat pada program pengendalian
penyakit berbasis binatang di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Idealnya, setiap
masalah yang ada tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya. Dalam penetapan
prioritas masalah, digunakan tehnik scoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan
kriteria, pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan
dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok
diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan scoring setiap masalah
Berdasarkan hasil analisis program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang diangkat, maka didapatkan lima belas
permasalahan. Adapun permasalahan tersebut meliputi :
33

1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari-Agustus 2014 sebesar 49,46 %, tidak sesuai dengan target
yaitu 70%.
2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I
periode Januari-Agustus 2014 sebesar 30,77% tidak sesuai dengan target yaitu
70%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014 adalah 55% melebihi dari angka
100%
4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari
periode Januari-Agustus 2014 adalah 57,14 % tidak sesuai denga target yaitu
70%.
5. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87% tidak sesuai dengan
tagert yaitu >80%
6. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 62,5% tidak
sesuai dengan target yaitu >80%.
7. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai
dengan >80%.
8. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Rawasari adalah 62,5%. Tidak sesuai dengan target
>80%
9. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22%
tidak sesuai dengan target >85%.
10. Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat
I adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%.
11. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II adalah
18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..
12. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari adalah 43,75% tidak
sesuai dengan target yaitu >85%. .
34

13. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I sebesar
74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%
14. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II sebesar
48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.
15. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 32.12 %
tidak sesuai dengan target yaitu 100%.

Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil peruntungan setiap masalah lebih
objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu yang
lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.

Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai
bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi
masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah
yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai terdiri dari :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria
ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan
parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2. Greatest Member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain,
35

maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector lain di
luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan
sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan
kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan
masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan
apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah
tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai
media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan
masing-masing criteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai
bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai
bobot lima.
36

a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.
b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.
c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.
d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.
e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting
1. EMERGENCY
Emergency menujukan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (
Case Fatality Rate ), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Nilai proxy berupa
CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
CFR Diare : 23.2/100000

Tabel 2.1
Skala Score Emergency TB

Range (%) Score Range (%) Score
15 30 4 70 - 100 0
31 45 3 101 - 115 1
46 55 2 116 - 130 2
56 69 1 131 - 145 3
70 100 0 146 - 160 4


Tabel 2.2
Pemberian Oralit
Range (%) Score
30000 34999 1
35000 39999 2
40000 44999 3
45000 49999 4
37

50000 54999 5
55000 59999 6
60000 64999 7
65000 69999 8
70000 74999 9
75000 79999 10







Tabel 2.2
Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit
Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

No Daftar Masalah C Score
1


2



3

4


Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus
2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014
148.38%


30.77%


55%


57.14%


4


4


2


1


38

5


6


7


8


9


10


11


12

Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Rawasari
Angka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kecamata
Kelapa Gading

Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari


60.87%


62.5%


18.18%


62.5%


15.22%


25%


18.18%


43.75%




1


1


4


1


4


4


4


3







No Daftar Masalah (T C) + CFR Score
12 Angka penggunaan 74353,2 9
39

oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat I

100.000

13 Angka penggunaan
oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat II

48673,2
100.000

4
14 Angka penggunaan
oralit di Puskesmas
Kelurahan Rawasari

32143,2
100.000
1

GREATEST MEMBER

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan
cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.

Tabel 2.3
Skala pada Score Greatest Member

Score Range (%)

1 10 17
2 18 25
3 26 33
4 34 41
5 42 49
6 50 57
7 58 65
40

8 66 73
9 74 81
10 82 89

Keterangan:
Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan
dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 24
dengan jarak tiap range sebesar dua agar mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi.





Tabel 2.2
Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit
Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

No Daftar Masalah T-C Score
1


2



3

4


5
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus
2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014

78,38%


39,23%


52,22%


12,86%


19,13%
9


4


6


1


2
41



6


7


8


9

10


11

12
13

14

15
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II
Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Rawasari

Angka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading
Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II
Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari
Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat I
Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II
Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari



17,5%


51,82%


17,5%


15.22%

60%


66,82%

41,25%
25.65%

51.33%

67.86%


1


6


1


1

7


8

4
3

6

8



Tabel 2.4
Daftar Masalah Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari 2013

42

No. Program dan Kegiatan Cakupan Target Selisih Score
1


2


3


4


5




6



7



8


9


10
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I
periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II periode Januari-Agustus
2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari
periode Januari-Agustus 2014
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Kelapa
Gading Barat II
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Rawasari
Angka kesembuhan pasien TB Paru
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Angka kesembuhan pasien TB Paru di



30,77%

122,22%


57,14%

60,87%



62,5%



18,18%


62,5%

15,22%

70 %


10 %


10 %


3 %


0.1 %



78,38%


39,23%


52,22%


12,86%




19,13%




17,5%



51,82%

17,5%


60%
22


10


1


1


1
43



11


12


13


14


15

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat I
Angka kesembuhan pasien TB Paru
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat II
Angka kesembuhan pasien TB Paru
Puskesmas Kelurahan Kecamatan
Rawasari
Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat I

Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II

Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Rawasari
25%


18,18%

43,75%


74,32%

48,64%

32,12%


66,82%


41,25%


74353,2
100.000

48673,2
100.000

32143,2
100.000

Skor Greatest Member terbesar didapatkan pada masalah angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading yaitu sebesar 22.

EXPANDI NG SCOPE

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada
tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk
terbanyak sampai yang terkecil.

Tabel 2.5
Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Jumlah Penduduk
Range Nilai
15000 21999 1
44

22000 28999
29000 35999
36000 42999
43000 49999
50000 56999
57000 63999
64000 70999
71000 77999
78000 90000
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah Penduduk
Nilai
Kel Kelapa Gading Barat 2 = 18189
Kel Kelapa Gading Barat 1 = 24222
Kel Rawasari = 26647
Kel Kelapa Gading Timur = 28647
Total se-kecamatan Kelapa Gading=87705
1
2
2
2
10

Tabel 2.6
Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Luas Wilayah
Range Score
120 135
136 170
171 205
206 240
241 275
276 310
311 345
346 380
381 415
416 500
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10


45

Luas Wilayah Total
Kel Kelapa Gading Barat = 121,87 Ha
Kel Rawasari = 124.75 Ha
Kel Kelapa Gading Timur = 222,06 Ha
Total Luas Wilayah = 468,68 Ha



1
1
4
10









Tabel 2.7
Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral

Nilai Lintas Sektor
1 Tidak ada keterpaduan lintas sektor
10 Ada keterpaduan lintas sector

Tabel 2.8
Penentuan Score Expanding ScopeProgram P2ML di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013
No. Daftar Masalah Jumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
Lintas
Sektoral
Jumlah
46

1


2


3


4


5




6



7



8


9

10


Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I
periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II periode Januari-Agustus
2014
Angka penemuan kasus baru (CDR) TB
Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari
periode Januari-Agustus 2014
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Kelapa
Gading Barat II
Angka konversi dari BTA (+) menjadi
BTA (-) setelah menjalani pengobatan
intensif TB Paru Kelurahan Rawasari
Angka kesembuhan pasien TB Paru se-
Kecamatan Kelapa Gading
Angka kesembuhan pasien TB Paru di
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading
Barat I
2


2


1


2


2



2




1



2


2

2


4


1


1


1


4



1




1



1


4

1


2


2


2


2


2



2




2



2


2

2


8


5


4


5


8



5




4



5


8

5


47

11

12

13

14

15

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-
Kecamatan Kelapa Gading Barat II
Angka kesembuhan pasien TB Paru se-
Kecamatan Rawasari
Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat I
Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II
Angka penggunaan oralit di Puskesmas
Kelurahan Rawasari
1

2

2

1

2
1

1

1

1

1

2

2

2

2

2
4

5

5

4

5

Nilai expanding scope terbesar pada program pengendalian penyakit menular
langsung periode Januari-Agustus 2014 adalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB paru
di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebesar 8 .








FEASIBI LI TY

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu
masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena
itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi
obyektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi:
48

1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah
tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan
terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga
kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi
sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas.

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk
sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
Tabel 2.9
Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program P2ML di
Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari 2013

Range Score
4000 - 4500
4501 5000
5001 5500
5501 6000
6001 6500
5
4
3
2
1


No Puskesmas
Jumlah
Tenaga
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Perbandingan Score
1
Kec Kelapa Gading
7 28647 1 : 4092 5
2 Kel Kelapa Gading
Barat 1
4 24222 1 : 6055 1
3 Kel Kelapa Gading
Barat 2
4 18189 1 : 4547 4
4
Kel Rawasari
6 26647 1 : 4441 5
5 Total se-kecamatan
Kelapa Gading
21 97705 1: 4652 4
49


2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan
tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh
karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan
tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan ketersediaan
tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi
dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak
ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai nol. Digolongkan kurang bila tersedia
namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi
nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai dua.

Tabel 2.10
Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Senen Periode Januari 2013

Kategori Ketersediaan Score
Tempat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/ Obat
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas
penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, ada tetapi kurang dan ada dan cukup.
Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas
terkait.

Tabel 2.11
50

Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2013

Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2







Tabel 2.12
Penentuan Score Feasibility Program P2ML Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Gambir Periode Januari September 2012
NO DAFTAR MASALAH SDM
FASILITAS
DANA JUMLAH
Alat/Obat Tempat
1



2



3



Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelapa Gading Barat I periode
Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II
periode Januari-Agustus 2014
5



1



4



2



2



2



2



2



2



2



1
11



6

8


8
51

4



5



6




7



8



9


10


11


12

13
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Rawasari periode
Januari-Agustus 2014
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Kelurahan Kelapa Gading
Barat II
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Kelurahan Rawasari
Angka kesembuhan pasien TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading
Angka kesembuhan pasien TB
Paru di Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka kesembuhan pasien TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II
Angka kesembuhan pasien TB
5



5



1




4



5



5


1




4


5
2



2



2




2



2



2


2




2


2
1



2



2




2



2



2


2




2


2


9



5


8



9


9


5


8

9

52





14


15

Paru se-Kecamatan Rawasari
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat I
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Rawasari

1


4


5


2


2


2

2


2


2
5


8

9

Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari Juli 2014 adalah angka
kesakitan (IR) ISPAdi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan angka kesakitan (IR)
diare di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dengan skor 9.ssss



POLI CY

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah
kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter
yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di
berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 5,
sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 10. Begitupun dengan media elektronik
yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk
adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.

Tabel 2.13
Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013
53


Parameter Score
Tidak ada kebijakan 0
Ada kebijakan 5


Tabel 2.14
Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2013

Parameter Score
Penyuluhan 5
Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 10
Media Elektronik (TV, radio, internet) 15





Tabel 2.15
Penentuan Score Policy Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari 2013

No Daftar Masalah
Kebijakan
Pemerintah
Penyuluhan
Media
Cetak
Media
Elektronik
Jumlah
1.




2

Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas se-
Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelapa Gading Barat I periode
5




5

5




5

10




10

15




15

35




35

54



3



4



5



6




7



8



9



10

Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Kelapa Gading Barat II
periode Januari-Agustus 2014
Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Rawasari periode
Januari-Agustus 2014
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat I
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Kelurahan Kelapa Gading
Barat II
Angka konversi dari BTA (+)
menjadi BTA (-) setelah
menjalani pengobatan intensif TB
Paru Kelurahan Rawasari
Angka kesembuhan pasien TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading
Angka kesembuhan pasien TB
Paru di Puskesmas Kelurahan


5



5



5



5




5



5



5



5



5



5



5



5




5



5



5



5



10



10



0



0




0



0



0



0



15



15



0



0




0



0



0



0



35



35



10



10




10



10



10



10

55


11


12

13


14


15


Kelapa Gading Barat I
Angka kesembuhan pasien TB
Paru se-Kecamatan Kelapa
Gading Barat II
Angka kesembuhan pasien TB
Paru se-Kecamatan Rawasari
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat I
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II
Angka penggunaan oralit di
Puskesmas Kelurahan Rawasari

5


5

5


5


5

5


5

5


5


5

0


0

10


10


10

0


0

15


15


15

10


10

35


35


35
Skor policy untuk semua masalah periode Januari Juli 2014 didapatkan hasil yaitu
sebesar 35.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan hasil
penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah
program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing
kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.










56

MS 1 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari-Agustus 2014 sebesar 49,46 %, tidak sesuai dengan target yaitu 70%.
MS 2 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I
periode Januari-Agustus 2014 sebesar 30,77% tidak sesuai dengan target yaitu 70%.
MS 3 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014 adalah 55% melebihi dari angka 100%
MS 4 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari
periode Januari-Agustus 2014 adalah 57,14 % tidak sesuai denga target yaitu 70%.
MS 5 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif
TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87% tidak sesuai dengan tagert yaitu >80%
MS 6 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif
TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 62,5% tidak sesuai dengan
target yaitu >80%.
MS 7 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif
TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai dengan >80%.
MS 8 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif
TB Paru Kelurahan Rawasari adalah 62,5%. Tidak sesuai dengan target >80%
MS 9 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22%
tidak sesuai dengan target >85%.
MS 10 Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I
adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%.
MS 11 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II adalah
18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..
MS 12 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari adalah 43,75% tidak
sesuai dengan target yaitu >85%. .
MS 13 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I sebesar
74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%
MS 14 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II sebesar
48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.
MS 15 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 32.12 % tidak
sesuai dengan target yaitu 100%.

57

Tabel 2.16
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256

58


Tabel 2.16
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
59



Tabel 2.16
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
60

Jumlah 440 244 256


Tabel 2.16
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
61

5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256


Tabel 2.16
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256
Tabel 2.17
Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA
MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juli 2014

No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3
N BN N BN N BN
1 Emergency
14 70 8 40 8 40
2 Greatest Member
22 88 10 40 1 4
3 Expanding Scope
80 240 40 120 60 180
62

4 Feasibility
11 22 12 24 6 12
5 Policy
20 20 20 20 20 20
Jumlah 440 244 256


2.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan
kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu.
Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap
masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang
disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram Ishikawa. Dengan
memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia),
money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan
sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan
tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan
sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
63

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi
penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan
menggunakan diagram fishbone:
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar 49% kurang dari target yaitu 70
%.

2.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG PALING DOMINAN

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan. Dari dua
prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal
dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar
penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut,
dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling
dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian
besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah
yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program
yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah
kerja Puskesmas Kelapa Gading:

2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram
Tulang Ikan) pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 49 % Kurang Dari
Target Yaitu 70 %.

a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:
1. Man
Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata dari pemerintah pusat.
2. Money
Keterlambatan dana dari pemerintah.
64

3. Material
Keterlambatan distribusi obat dari pemerintah.
4. Method
Kurangnya petugas kesehatan di puskesmas

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:
1. Planning
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan.
2. Organizing
Kurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan.
3. Actuating
Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru.
4. Controlling
Kurangnya kontrol untuk evaluasi pelatihan secara berkelanjutan.

c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
Environment
Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .
Dari 9 akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang
paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang
cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah
1. Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru
2. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas.
3. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .









65









BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka
ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah
dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan
memberikan skoring 1-3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi
kelompok.
Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil
yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif
masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing-masing
alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.
Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan
dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit diselesaikan.
2. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan
dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
66

3. Murah biayanya.
Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya
dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.

4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan
cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam
penyelesaiannya.

BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap
penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil
keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan.
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang
dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1. Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 49% Kurang dari Target 70 %

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah Angka penemuan kasus baru
(CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar
49% kurang dari target > 70 %, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan
kegiatan sebagai berikut:



Tabel 4.1
67

Rencana Pemecahan Masalah pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari 2014
No Keputusan Rencana Kegiatan Target
Volume
Kegiatan
Biaya
1. Menganjurkan
kepada puskesmas
untuk
meningkatkan
intensitas dan
kualitas
penyuluhan yang
diberikan oleh
petugas kesehatan.

Mengadakan
pertemuan antar
petugas kesehatan
untuk membahas
rencana penyuluhan
yang dilakukan secara
berkala.
Terdapat jadwal
kegiatan
penyuluhan
berkala
1x/6 bulan

@Rp.250.000,-
Rp.500.000,-/
tahun
Membuat media
berupa pamflet atau
poster mengenai TB
paru
Terdapat
pamflet dan
poster yang
komunikatif
1x/6 bulan @Rp. 300.000,-
Rp. 600.000,-
/tahun
Bekerjasama dengan
tokoh masyarakat,
LSM, ketua RT
maupun RW untuk
terselenggaranya
kegiatan Puskesmas







Terjalinnya
kerjasama yang
baik

1x/ 6
bulan
@Rp.500.000,-
Rp.1.000.000,-/
tahun
No Keputusan Rencana Kegiatan Target
Volume
Kegiatan
Biaya
68

2 Meningkatkan
sosialisasi program
TB paru pada
petugas kesehatan.
Mengajukan proposal
kepada kepala
Puskesmas untuk
melakukan pelatihan
pada petugas
kesehatan tentang
program TB Paru.

Petugas
kesehatan
mengikuti
pelatihan
program TB
Paru berkala.
1x/ 6
bulan
@Rp. 300.000,-
Rp.600.000,-
/tahun
Melakukan pertemuan
antar petugas
kesehatan dengan
mengundang petugas
kesehatan lain yang
lebih berpengalaman.

Petugas
kesehatan
mendapat
masukan yang
baik
1x/ tahun @Rp.600.000,-

3. Menganjurkan
kepada puskesmas
untuk menambah
jumlah petugas
kesehatan dan
kader di
Puskesmas.
Mengajukan proposal
kepada pemerintah
daerah setempat
mengenai penambahan
jumlah petugas
kesehatan di
Puskesmas






Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
Rp.300.000,-
/tahun



69

No Keputusan Rencana Kegiatan Target
Volume
Kegiatan
Biaya
Mengajukan proposal
kepada kepala
Puskesmas mengenai
penambahan jumlah
tenaga kerja tidak
tetap (honorer) di
Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
Rp.300.000,-
/tahun

Mengajukan
permohonan
pembentukan kader
TB Paru ke kepala
Puskesmas.

Pengajuan
Permohonan
Pembentukan
kader TB Paru
diterima oleh
kepala
Puskesmas

1x/tahun


@Rp.300.000,-
Rp.300.000,-
/tahun
Total biaya Rp. 4.200.000,-/tahun
Tabel 4.2
Rencana Pemecahan Masalah pada Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah
Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014

No Keputusan Rencana
Kegiatan
Target Volume
Kegiatan
Biaya
1 Memberikan
penyuluhan kepada
masyarakat tentang
ISPA terutama
dampak yang dapat
ditimbulkannya.
Membuat media
berupa pamflet
atau poster
mengenai ISPA

Terdapat
pamflet dan
poster yang
komunikatif
1x/6 bulan @Rp. 300.000,-
Rp.600.000,-/tahun
Mengadakan
pertemuan antar
Terdapat
jadwal
1x/6 bulan

@Rp.250.000,-
Rp.500.000,-/
70

petugas
kesehatan untuk
membahas
rencana
penyuluhan yang
dilakukan secara
berkala










kegiatan
penyuluhan
berkala
tahun

No Keputusan Rencana
Kegiatan
Target Volume
Kegiatan
Biaya
Melakukan
pertemuan
dengan petugas
kesehatan yang
berhubungan
langsung dengan
pasien agar
mereka
memberikan
informasi yang
lengkap
mengenai
Pasien
mendapat
penjelasan
yang optimal
mengenai
penyakitnya
1x/6 bulan @Rp.500.000,-
Rp.1.000.000,-
/tahun
71

penyakitnya.

2. Mengusulkan
kepada Dinas
Kesehatan untuk
mengadakan
program khusus
untuk menurunkan
angka kesakitan
ISPA

Mengajukan
proposal kepada
Dinas Kesehatan
setempat
mengenai usulan
peningkatan
pengadaan
masker sebagai
alat pencegahan
penularan ISPA
Jumlah masker
di Puskesmas
mencukupi
untuk
diberikan
kepada semua
penderita ISPA
yang datang.
1x/3 bulan

@Rp.200.000,-
Rp.800.000,-/
tahun









No Keputusan Rencana
Kegiatan
Target Volume
Kegiatan
Biaya
3. Memberikan
pelatihan khusus
kepada petugas
kesehatan tentang
seriusnya masalah
ISPA dan tentang
cara pencegahan
penularannya.
Mengajukan
proposal kepada
pemerintah
daerah setempat
mengenai
penambahan
jumlah pelatihan
petugas kesehatan
di Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
Rp.300.000,-
/tahun
Mengajukan
proposal kepada
kepala Puskesmas
Jumlah tenaga
kesehatan
bertambah
1x/tahun @Rp.300.000,-
Rp.300.000,-
/tahun
72

mengenai
penambahan
jumlah tenaga
kerja tidak tetap
(honorer) di
Puskesmas.

Total Rp.3.500.000,-



4.2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana
pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan.
Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gantt chart
berikut ini:















73





BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Ada satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang
dievaluasi, yaitu: P2ML (Pemberantasan Penyakit Menular Langsung). Dan didapatkan 5
masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode
Januari 2014, antara lain :
1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari 2014 sebesar 27.27% kurang dari target 70%.
2. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari
2014 sebesar 10.08% tidak sesuai dengan target yaitu kurang dari 10%.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti
yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap
program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara pemecahan
masalah, yaitu:

5.1.1 Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 27.27% Kurang dari Target 70%

Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :
4. Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru
5. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas.
6. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .

74

5.1.2 Angka Kesakitan (IR) ISPA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Puskesmas
Kelurahan Kenari periode Januari 2014 sebesar 10.08% tidak sesuai dengan target
yaitu kurang dari 10%.

Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :
1. Tidak ada program khusus untuk penurunan angka kesakitan ISPA.
2. Kurangnya kepedulian petugas kesehatan dalam usaha penurunan kejadian ISPA.
3. Pandangan masyarakat yang meremehkan ISPA.

5.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir sebagai berikut:

5.2.1 Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 27.27% Kurang dari Target 70%

1. Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.
2. Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
3. Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas
kesehatan dan kader.






5.2.2 Angka Kesakitan (IR) ISPA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari
Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014 sebesar 10.08% tidak sesuai
dengan target yaitu kurang dari 10%.

1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA terutama dampak yang
dapat ditimbulkannya.
75

2. Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan program khusus untuk
menurunkan angka kesakitan ISPA.
3. Memberikan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan tentang seriusnya masalah
ISPA dan tentang cara pencegahan penularannya.



DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, 2014. Laporan kegiatan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung tahun 2014. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, 2014. Rekapitulasi Laporan Bulanan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung tahun 2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading.
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. 2013. Profil Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
tahun 2013. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung
Seto.










76

Case Notification Rate =CNR

No

Puskesmas

Jumlah Penduduk
Jumlah
BTA(+)

CNR

1. Kec. Kelapa Gading 87705 56 63,85
2
Kel. Kelapa Gading
Barat 1
24222
9 37,16
3
Kel. Kelapa Gading
Barat 2
8189
15 183,17
4 Kel. Rawasari 26647 19 71,30
Jumlah 87705 99 112,88 %

Anda mungkin juga menyukai