DUA KALI PADA MULTIPARA KEMOTERAPI ATAU HISTEREKTOMI Disusun Oleh : Fanny Indah Prammita Gianar S!"ma P!tra H#ndr$ Mand#%a N!r&ayani Si'"a Firmani%a (#%%ia Rahman
Pembimbing: dr) M)*!'!+, S-)OG ."/ KEPANITERAAN KLINIK 0AGIAN O0STETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNI(ERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKAN0ARU 1234 1 0A0 I PENDAHULUAN Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu hal ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat yang utama di Negara kita.Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin. 1, Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, in!eksi, toksemia gra"idarum. #alah satu penyebab perdarahan saat kehamilan adalah mola hidatidosa. $ola hidatidosa merupakan penyakit %anita pada masa reproduksi &usia 1'()' tahun* dan pada multipara. +adi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola hidatidosa dan lebih besar. Dan mola hidatidosa adalah salah satu penyakit tro!oblas yang jinak. ,,) $ola -idatidosa adalah salah satu penyakit tro!oblas gestasional &P./*, yang meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yakni mola hidatidosa parsial dan komplet, koriokarsinoma, mola in"asi"e dan pla0ental site trophoblasti0 tumors. Para ahli ginekologi dan onkologi sependapat untuk mempertimbangkan kondisi ini sebagai kemungkinan terjadinya keganasan, dengan mola hidatidosa berprognosis jinak, dan koriokarsinoma yang ganas, sedangkan mola hidatidosa in"asi! sebagai borderline keganasan. ',1 Insidensi mola hidatidosa dilaporkan $oore dkk pada bagian barat Amerika#erikat, terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1222(1'22 kehamilan. $ola hidatidosa ditemukan kurang lebih 1 dari 122 kasus abortus medisinalis. Di Asiainsidensi mola 1' kali lebih tinggi daripada di Amerika #erikat, dengan +epang yang melaporkan bah%a terjadi kejadian kehamilan mola dari 1222 kehamilan. Di negara(negara .imur +auh beberapa sumber memperkirakan insidensi mola lebih tinggi lagi yaitu 1:12 kehamilan. 2 Penanganan mola hidatidosa tidak terbatas pada e"akuasi kehamilan mola saja, tetapi juga membutuhkan penanganan lebih lanjut berupa monitoring untuk memastikan prognosis penyakit tersebut. 3
3 0A0 II PEN*AJIAN KASUS IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. 4+ Nama #uami : .n. + Umur : ,1 tahun Umur : )2 tahun Pendidikan : #$A Pendidikan : #$A Pekerjaan : I5. Pekerjaan : #%asta #uku : $inang #uku : $inang Agama : Islam Agama : Islam #tatus : $enikah Alamat : #ungai Apit 5$ : 3')32 Alamat : #ungai apit Di (K IGD RSUD AA .4 Jan!ari 1234, -!"!% 22)52 6I0/ ANAMNESIS K#%!han Utama 6eluar darah dari kemaluan sejak , jam #$5#. Ri7ayat P#nya"it S#"aran8 Pasien mengaku mengalami perdarahan sejak , jam #$5#, darah yang keluar banyak, bergumpal gumpal, dan be%arna kehitaman, nyeri perut &(*. , hari yang lalu pasien dikuret di 5#UD AA atas indikasi mola hidatidosa dengan usia kehamilan mola bulan, lalu pasien berobat ke 5#UD #iak karena perdarahan banyak pasien dilarikan ke 5#UD AA. #ebelumnya pasien pernah trans!use ) kantong darah dan sekarang terpasang tampon dari 5#UD #iak. Ri7ayat P#nya"it Dah!%! 5i%ayat D$ dan -ipertensi disangkal. 4 Ri7ayat Haid $enar0he usia 1, tahun, haid pasien teratur. -P-. : ' september 21,. Ri7ayat K#hami%an 9 P#r'a%inan 9 A:$rt!' ; ) 7 , 7 1 Anak 1: 1881, laki(laki, 122 gr,"a0um, dokter Anak : 221, perempuan, ,)22 gr, normal, 9idan Anak , : 22,, laki laki, ,122 gr, normal, bidan Anak ) : Abortus mola &usia kehamilan bulan* Ri7ayat P#ma"aian K$ntra'#-'i Pasien pernah memakai suntik 69 , bulan selama tahun. Ri7ayat O-#ra'i S#:#%!mnya .idak ada. PEMERIKSAAN FISIK 6eadaan Umum : #edang 6esadaran : 6omposmentis .D : 122712 mm-g -5 : :1 ;7menit . : ,1, 2 < 55 : 18 ;7menit 6epala : 6onjungti"a anemi =7= .horaks : +antung : D9N Paru : D9N Abdomen : #tatus ginekologis /enitalia : #tatus ginekologis >kstremitas : Akral hangat, <5. ? @ 5 Stat!' Gin#"$%$8i' $uka : 6loasma gra"idarum &(*. $ammae : .idak membesar, hiperpigmentasi areola &(*. Abdomen Inspeksi : Perut tampak datar, distensi &(*, s0ar &(*. Palpasi : #upel, nyeri tekan &(*,nyeri lepas &(*, .AU jari diba%ah pusat Perkusi : .impani. Auskultasi : 9U &=* normal. /enitalia Inspeksi : Bul"a dan uretra tenang, pendarahan akti! &(*. Inspekulo : terpasang kassa steril : lembar intra "aginal &sejak pukul .22* P#m#ri"'aan La:$rat$ri!m Darah rutin : -b : 1,8 grC -t : 2,8 "olC $<B : :3,1 Al $<- : 8, pg $<-< : ,,,, g7dl Deukosit : 1.22 7mm , .rombosit : 3:.2227 mm , 6imia Darah : /DU : :: mg7dl 9IDD : 2,21 mg7dl 9ID. : 2,,1 mg7dl U5> : 8 mg 7 dl <5> : 2,), mg7dl A#. : 1' IU7D AD. : ' U7D A69 : ,28 g7dl Indire0 9il: 2,,2 mg7dl 6 /lobulin : 1,) g7dl 9UN : ), mg7dl Urinalisis : %arna : kuning >ritrosit : 2(1 6ejernihan : jernih Deukosit : (, Protein : &(* #el epitel : ,() /lukosa : &(* 6ristal : 2 9ilirubin : &(* #ilinder : 2 Uronilinog : 2, 9akteri : &=* p- : 1,2 +amur : &(* 9j : 1.22 Darah : &(* 6eton : &(* Nitrit : &=* Imunoserologi : .O.AD .., : 1,13 mmol7l .O.AD ..) : 8),3 mmol7l .#- : 2,81 uul7ml A5>> .) : 1,,33 mmol7l <a 1' : ? ).22 u7ml -</ : 5eagent 6osong Dia8n$'i' K#ra ; P,A1-, post kuretase mola , hari yang lalu, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblas ganas. T#ra-i ; obser"asi 6U, .B, .anda tanda syok Obser"asi tanda perdarahan ulang IBAD 5D '22 00 per : jam .ampon terpasang sampai 1 jam &sampai dengan pukul 12.22* 5en0ana trans!use E9 <ek DPD ulang 5en0ana e"aluasi ulang di 0amar , 7 5en0ana U#/ 6on!irmasi <e!tria;on ; 1 gram IB 9olus FOLLO6 UP Hari9Tan8 8a% P#ra%anan P#nya"it K#t#ran8an ) +anuari 21) 2,.22 EI9 Pasien pindahan dari B6 I/D # : Demas &=*, perdarahan per"aginam &(* O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ..B : .D F 122712 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,3 < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &(*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &(* A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke ,, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas.
obser"asi 6U, .B, Perdarahan,.anda tanda syok IBAD 5D '22 00 per : jam .ampon terpasang sampai 1 jam &sampai dengan pukul 12.22* 5en0ana trans!use E9 <ek DPD ulang 5en0ana U#/ 6on!irmasi <e!tria;on ;1 gr IB bolus ) +anuari 21) 23.22 EI9 # : Demas &=*, perdarahan per"aginam &=* O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis obser"asi 6U, .B, Perdarahan,.anda tanda syok 8 ..B : .D F 122712 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,3 < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &(*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &(* A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke ,, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. IBAD 5D '22 00 per : jam .ampon terpasang sampai 1 jam &sampai dengan pukul 12.22* 5en0ana trans!use E9 <ek DPD ulang 5en0ana U#/ 6on!irmasi <e!tria;on ;1 gr IB bolus ) +anuari 21) 2.22 .ampon dibuka ) +anuari 21) 1.)2 # : perdarahan per"aginam &=*, nyeri abdomen &=* O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ..B : .D F 112712 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,3 < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Ad"i0e konsulen jaga : Inj. 6alne;71jam Inj. 6etorola0 1 amp7 : jam Pasang tampon jika perdrahan masi ada setelah pemberian kalne;. 9 Palpasi : #upel, Nyeri tekan &=*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &=* A : P,A1-, post kuretase a7I mola hari ke ,, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. ' +anuari 21) 23.22 EI9 # : perdarahan per"aginam &=* berupa !lek !lek, demam &=*, nyeri perut &=*, O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ..B : .D F 122712 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :2 ;7I . F ,3,1 < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &=*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &(* A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke ), anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. ( Obser"asi 6U, .B, Perdarahan ( <e!tria;on ; 1 gr ( 6etorola0 ; ,2 mg ( P0t , ; '22 mg 1 +anuari 21) 23.22 EI9 # : perdarahan per"aginam &=* sebanyak G 1 sendok makan, demam &(*, nyeri perut &=*, O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ( Obser"asi 6U, .B, Perdarahan ( <e!tria;on ; 1 gr ( 6etorola0 ; ,2 mg 10 ..B : .D F 122732 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,: < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &=*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &(* A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke ', anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. ( 5en0ana U#/ 1 +anuari 21) 12.22 U#/ &terlampir* tampak uterus membesar, terdapat jaringan di 0a"um uteri, diameter ),3 0m, kesan : molahidatidosa. 5en0ana kuret besok &3 januari 21)* <ek 9.<. .rans!usi 3 januari 21) # : perdarahan per"aginam &(* sebanyak G 1 sendok makan, demam &(*, nyeri perut &=*, O : ( Perbaiki 6U ( <e!tria;one71 jam ( .raansamin7 : 11 ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ..B : .D F 122732 mm-g 55 F 18 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,: < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &=*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra tenang, perdarahan akti! &(* A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke 1, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. jam ( .rans!use P5< ( <egah In!eksi ( <ek 9h0/ bila menetap dan naik kemoterapi : januari 21) # : perdarahan per"aginam &(*, demam &(*, nyeri perut &=*, O : ku : tampak sakit sedang 6es : 0omposmentis ..B : .D F 122732 mm-g 55 F 2 ;7I -5 F :1 ;7I . F ,1,: < #t.generalis : konjungti"a anemis &=7=* #t. gynekologis : Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi &(*, s0ar &(* Auskultasi : 9ising usus &=* normal Perkusi : .impani Palpasi : #upel, Nyeri tekan &=*,Nyeri lepas &(*,.AU jari diba%ah pusat /enitalia eksterna : inspeksi : "ul"a 7 uretra ( Perbaiki 6U ( .rans!usi P5< ( .unggu hasil 9 h0/ ( Nilai higth risk mola atau lo% risk mola ( #etuju kemoterapi 12 tenang, perdarahan akti! &(* pemeriksaan Hh</ terakhir tanggal : januari 21) adalah 1.'2, mlIU7ml A : P,A1-, post kuretase a7i mola hari ke 3, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. Di (K IGD RSUD AA .12 D#'#m:#r 1235/ -a'i#n r!!"an dari :idan d#n8an m$%a hidatid$'a ANAMNESIS K#%!han Utama 6eluar darah dari kemaluan sejak 3 hari #$5#. Ri7ayat P#nya"it S#"aran8 #ejak 3 hari #$5# pasien mengeluhkan keluar darah dari kemaluan, kepala pusing dan lemas, pandangan kabur tidak ada. Pasien pernah dikuret satu kali tanggal , Desember 21,, setelah dikuret perdarahan masih banyak. Pasien di trans!usi darah ' kantong pada tanggal ) desember 21,. 6uret dilakukan di 5#UD #iak. Ri7ayat P#nya"it Dah!%! 5i%ayat D$ dan -ipertensi disangkal. Ri7ayat Haid $enar0he usia 1, tahun, haid pasien teratur. 13 -P-. : ' september 211. Ri7ayat K#hami%an 9 P#r'a%inan 9 A:$rt!'; ) 7 1 7 , Anak pertama pasien lahir normal, ditolong dokter pada tahun 1888, berat badan lahir 322 gr. Anak kedua pasien lahir normal, ditolong bidan pada tahun 221, berat badan lahir ,122 gr. Anak ketiga pasien lahir normal, ditolong bidan pada tahun 22,, berat badan lahir ,222 gr. Anak keempat keguguran usia kehamilan dua bulan pada tahun 21, Ri7ayat P#ma"aian K$ntra'#-'i Pasien pernah memakai kontrasepsi suntik tiga bulan selama tahun. Ri7ayat O-#ra'i S#:#%!mnya .idak ada. PEMERIKSAAN FISIK 6eadaanUmum : tampak sakit #edang 6esadaran : 6ompos mentis .D : 112732 mm-g -5 : :2 ;7menit . : ,3,8 2 < 55 : 2 ;7menit 6epala : 6onjungti"a pu0at=7= .horaks : +antung : D9N Paru : D9N Abdomen : #tatus ginekologis /enitalia : #tatus ginekologis >kstremitas : Akral hangat, <5.? @ 14 Stat!' Gin#"$%$8i' $uka : 6loasma gra"idarum &(*. $ammae : .idak membesar, hiperpigmentasi areola &(*. Abdomen Inspeksi : Perut tampak datar, simetris, s0ar &(*. Palpasi : #upel, nyeri tekan &(*, !undus tidak teraba. Perkusi : .impani. Auskultasi : 9U &=* normal. /enitalia Inspekulo : keluar darah kehitaman dari OU>, berbau, porsio li0in. P#m#ri"'aan Pat$%$8i Anat$mi .anggal 1171721, 6linis : $ola hidatidosa 6esimpulan :gambaran histopatologi sesuai $ola hidatidosa Ha'i% USG di RSUD Sia" .3593191235/ Dia8n$'i' K#ra; /)P,A1-, post kuretase mola dan anemia e.0 perdarahan per"aginam. 15 T#ra-i ; perbaikan 6U : .rans!usi P5< Injeksi Asam .raneksamat '22 mg7 : jam Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan pe"aginam 5a%at<amar III <ek H-</ 5en0ana U#/ FOLLO6 UP Hari9Tan8 8a% P#ra%anan P#nya"it K#t#ran8an .anggal 2(1( 21, pukul 11.22 EI9 .elah diterima pasien dari "k igd dengan keluhan : # : lemas &=*, pusing&(*, terpasang !olley kateter O: 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : kompos mentis .D : 112732 mm-g 55 : 2 ;7mnt . : ,1,' 2< N : :2 ;7mnt #tatus generalis :6onjungti"a anemis =7= #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyeri lepas &(* Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal Inspekulo : keluar darah dari OU> %arna P: perbaiki 6U dengan tran!usi P5< Injeksi Asam .rane;amat '22 mg7: jam Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan 5en0ana U#/ <ek H-</ <ipro!lo;a0in '22 mg tablet 16 kehitaman, porsio li0in Pemeriksaan darah rutin : Deukosit : ).'227 ID -b : ,.g gr7dD -t : 11.' C PD. : 1'2.2227Il Pemeriksaan Plano .est : = A :/)P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* a7i mola hidatidosa = Anemia e.0 perdarahan per"aginam .anggal 171721, # : lemas &=*, perdarahan per"aginam &=* dan berbau O: 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : komposmentis .D: 112732 mm-g 55: 1: ;7mnt . : AA N ::2 ;7mnt Darah sudah masuk 1 kol! P5< #tatus generalis : 6onjungti"aanemis =7= #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyerilepas &(* Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal Inspekulo : keluar darah dari OU> %arna kehitaman, porsio li0in P : Injeksi Asam .rane;amat '22 mg7: jam Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan 5en0ana U#/ <ek H-</ 5en0ana.ran!usi , kol! P5< <e!ria;on ; 1 gr 17 Pemeriksaan Daboratorium : .otal ., : 2.3 nmol7D .otal .) : 8,.3 nmol7D .#- : 2.: uUi7mD Aree .) : 1).13 pmol7D -</ : 12.:2 mIu7mD A : P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* a7i mola hidatidosa = Anemia e.0 perdarahan per"aginam 717 21, # : lemas &=*, perdarahan per"aginam &=* O: 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : kompos mentis .D :12732 mm-g 55 : 1: ;7mnt . : AA N: :) ;7mnt #tatus generalis : 6onjungti"aanemis =7=. #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyerilepas &(*, .AU tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal Pemeriksaan darah rutin : Deukosit : 13.'227 ID -b : 3.8 gr7dD -t : ,.: C P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol 5en0ana U#/ <e!ota;im ; 1 gr 18 PD. : 13:.2227Il A : P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* a7i mola hidatidosa = Anemia e.0 perdarahan per"aginam ,71721, # : lemas &=* O: 6U: tampak sakit sedang 6esadaran: komposmentis .D : 1127:2 mm-g 55 : 1: ;7mnt . : ,8, 2 < N : :2 ;7mnt #tatus generalis :6onjungti"a anemis =7=. -b post .ran!usi ) labu P5< F 3,8 gr7dl #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyeri lepas &(*, .AU tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol , ; '22 mg 5en0ana U#/ <e!ria;on ; 1 gr 19 Bul"a, uretra tenang, perdarahan akti! &=*, stoll0ell &=* B. : tidak dilakukan A :P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* a7i molahidatidosa = Anemia e.0 perdarahan per"aginam Ha'i% USG .t#r%am-ir/; !t#r!' a8a" m#m:#'ar, <a&!m !t#ri hy-#r=hy-$ #<$i<) Tam-a" 8am:aran 'n$7 %i"# a--#r#an<#arin8an m$%a .>/ D?9 M$%a Hidatid$'a Th9 R#n<ana "!r#ta'# !%an8 20 )71721, # : lemas &=* perdarahan per"aginam &=* O : 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : komposmentis .D : 112712 mm-g 55 : 1: ;7mnt . : ,3, 2 < N : :2 ;7mnt #tatus generalis :6onjungti"a anemis =7=. #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyeri lepas &(*, .AU tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal B. : uterus sebesar telur bebek, porsio terbuka 1 0m arah anate!le;i konsistensi kenyal, tidak mobile, nyeri goyang &(* Adneksa kiri7kanan tidak teraba Parametrium kiri7kanan lemas A : P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* a7I molahidatidosa = Anemia P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol ,;'22 mg 5en0ana kuretase <e!ria;on ; 1 gr )71721, P!"!% 31)@@ A 35)32 7i: di%a"!"an "!r#ta'# $%#h dr M!hammad *!'!+ S-)OG .K/ La-$ranO-#ra'i ; - Da%am ti&a di%a"!"an "!r#ta'# - K#%!ar arin8an "i'ta :!%at dan 't$%%<#%% 'ama-ai :#r'ih 21 - Ut#r!' %#m:#", -#rdarahan B 522 << - Ga'tr!% r#<ta% 5 ta:%#t - K$m-r#'i !t#ri - IF(D R% ;D@ ; Na<% C 3;1;3 - C#+tria?$n 1?3 8r - M#tr$nidaD$% 1?1@2 m8 - M#tar8in > $"'it$'in dri- - C#"H: - A7a'i tanda &ita% .<%$'# $:'#r&a'i$n/ '71721, # : lemas &=* pusing &=* : 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : komposmentis .D : 1,2782 mm-g 55 : 2 ;7mnt . : AA N : : ;7mnt #tatus generalis : 6onjungti"a anemis =7=. -b : :,8 gr7dl. Deukosit 1',,227 Il #tatus ginekologis : Abdomen : Ins : datar, simetris, s0ar &(* Pal : supel, N. &(*, nyeri lepas &(*, .AU tidak teraba Per : timpani Aus : 9U &=* Normal A :P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* dan di 5#UD AA a7i mola hidatidosa = Anemia P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol ,;'22 mg <e!adro;il ; '22 mg $etronidaJole , ; '22 mg 17172, # : lemas &=* pusing &(* O: 6U: tampak sakit sedang 6esadaran : komposmentis P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol ,;'22 mg 22 .D : 12732 mm-g 55 : 2 ;7mnt . : AA N : :) ;7mnt #tatus generalis : 6onjungti"aanemis (7(. #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi: datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyeri lepas &(*, .AU tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal A :P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* dan di 5#UD AA a7i molahidatidosa <e!adro;il ; '22 mg $etronidaJole , ; '22 mg 371721, # : perdarahan per"aginam &=* O: 6U: 9aik 6esadaran : kompos mentis .D F 127:2 mm-g 55 F 2 ;7mnt . F AA N F :) ;7mnt #tatus generalis : 6onjungti"aanemis (7( #tatus ginekologis : Abdomen : Inspeksi: datar, simetris, s0ar &(* Palpasi : supel, N. &(*, nyeri lepas &(*, .AU tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : 9U &=* Normal P : Obser"asi 6U, ..B, Perdarahan Para0etamol ,;'22 mg <e!adro;il ;'22 mg $etronidaJole ,;'22 mg <ek H-</, Pertimbangan $.K-igh 5isk mola PASIEN PULANG 23 Bul"a, uretra tenang, darah &(* A :P,A1-, post kuretase &di 5#UD #iak* dan di 5#UD AA a7i molahidatidosa 0A0 III TINJAUAN PUSTAKA 5)3) D#+ini'i $ola hidatidosa merupakan bentuk jinak dari penyakit tro!oblas gestasional dan dapat mengalami trans!ormasi menjadi bentuk ganasnya yaitu koriokarsinoma. $ola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh "illi korialisnya mengalami perubahan hidro!ik. Pada mola hidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik. ) 24 5)1) Eti$%$8i Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, !aktor L !aktor yang dapat menyebabkan mola antara lain : 3,: 1. Aaktor o"um : o"um memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan. . Imunoselekti! dari tro!oblas. ,. 6eadaan sosioekonomi yang rendah. ). Paritas tinggi. '. 6ekurangan protein. 1. In!eksi "irus dan !aktor kromosom yang belum jelas. 3. Eanita dengan usia diba%ah 2 tahun atau diatas )2 tahun juga berada dalam risiko tinggi. $engkonsumsi makanan rendah protein, asam !olat, "itamin A dan karoten juga meningkatkan risiko terjadinya mola. 5)5) K%a'i+i"a'i 9erdasarkan gambaran histologi, mola hidatidosa dibagi atas mola komplit dan mola parsial. ),8 a/ M$%a Hidatid$'a K$m-%it ."%a'i"/ Bili korialis berubah menjadi kumpulan gelembung yang jernih. #truktur yang gambaran histologinya ditandai oleh : ) 1. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma "ilus. . .idak adanya pembuluh darah dalam "ili yang membengkak. ,. Proli!erasi epitel tro!oblas hingga men0apai derajat yang beragam. ). .idak ditemukannya janin dan amnion. 25 O"um dibuahi oleh sperma haploid yang kemudian mengadakan duplikasi kromosomnya sendiri setelah miosis. 6romosom o"um bisa tidak terlihat atau tampak tidak akti!. .etapi, semua mola hidatidosa komplit tidak begitu khas dan kadang( kadang pola kromosom pada mola komplit bisa )1,K4. ) :/ M$%a Hidatid$'a Par'ia% .in"$m-%it/ Perubahan mola hidatidosa bersi!at !okal serta belum begitu jauh dan masih terdapat janin atau sedikitnya kantong amnion, keadaan ini digolongkan sebagai mola hidatidosa parsial. Pada sebagian "ili yang biasanya a"askuler terjadi pembengkakan hidatidosa yang berjalan lambat sementara "ili lainnya yang "askuler dengan sirkulasi darah !etus yang masih ber!ungsi tidak mengalami perubahan. ) Ta:#% 5)3) P#r:#daan m$%a hidatid$'a "$m-%it dan -ar'ia% ),8 Gam:aran M$%a "$m-%it M$%a -ar'ia% 6oriotip )1,KK &)1,K4* .riploid &18,KK4* >dema "ilus #emua "ilus #ebagian "ilus Pro!ilerasi tro!oblas Di!us, sirkum!erensial AokalM sedikit Atipia #ering ditemukan .idak ada h</ serum $eningkat 6urang meningkat h</ di jaringan ==== = Perilaku C koriokarsinoma +arang koriokarsinoma +aringan embrio7janin .idak ada Ada Pembengkakan hidatidosa pada "ili Di!us Aokal Inklusi stroma Ada .idak ada Dekukan "ilosa .idak ada Ada Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit tro!oblas. ) 1. .eori missed abortion $udigah mati pada kehamilan ,(' minggu &missed abortion*. -al ini mengakibatkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan 0airan 26 dalam jaringan mesenkim dari "illi dan akhirnya terbentuklah gelembung( gelembung. $enurut 5eynolds, kematian mudigah itu disebabkan kekurangan giJi berupa asam !olat dan histidin. -al ini kemudian menyebabkan gangguan angiogenesis. . .eori neoplasma .eori yang disampaikan oleh Park ini mengatakan bah%a sel tro!oblas yang abnormal memiliki !ungsi yang abnormal pula, dimana terjadi resopsi 0airan yang berlebihan ke dalam "illi sehingga timbul gelembung. -al ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah. 5)4) Dia8n$'i' 6ita perlu se0epat mungkin membedakan apakah suatu kehamilan itu normal atau mola hidatidosa, bila diagnosis tidak tepat, ada kemungkinan kita mengeluarkan kehamilan yang baik atau sebaliknya mempertahankan kehamilan yang patologik. ),12 Diagnosis mola hidatidosa tidak sulit jika pasien telah mengeluarkan "esikel mola. .etapi U#/ tetap diperlukan untuk menyingkirkan adanya janin &pada mola parsial atau kehamilan kembar*, serta mendeteksi adanya dan besarnya kista lutein. ),12 5ingkasan gambaran diagnostik yang berhubungan dengan mola hidatidosa adalah sebagai berikut : ),12 1. Perdarahan Perdarahan merupakan gejala yang men0olok, mulai dari spotting sampai perdarahan yang banyak. Perdarahan dapat dimulai sesaat sebelum abortus atau timbul se0ara intermiten selama berminggu(minggu atau setiap bulan. Akibat dari perdarahan tersebut, mun0ul anemia. 6adang(kadang terdapat perdarahan tersembunyi yang 0ukup banyak di dalam uterus. 6adang terlihat anemia megaloblastik. -al ini mungkin diakibatkan karena asupan makanan yang jelek akibat nausea dan "omitus, ditambah lagi dengan meningkatnya kebutuhan !olat karena tro!oblas yang mengadakan proli!erasi 0epat. ),12 . Ukuran uterus Uterus tumbuh lebih besar dan 0epat dari laJimnya. 6adang o"arium yang sangat membesar karena adanya kista teka(lutein multipel sulit dibedakan dengan uterus 27 yang membesar. O"arium kemungkinan mempunyai konsistensi yang lebih lunak. ),12 ,. Akti"itas janin .idak ditemukan akti"itas jantung janin. 6adang(kadang terdapat plasenta kembar pada kehamilan mola komplit. ),12 ). >mbolisasi .ro!oblas dengan jumlah yang ber"ariasi dengan atau tanpa stroma "ilus dapat keluar dari dalam uterus dan masuk ke dalam aliran darah "ena. +umlah tersebut dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan gejala serta tanda emboli pulmoner akut bahkan kematian. ),12 '. -iperemesis gra"idarum -iperemesis gra"idarum didapatkan pada 1 7) %anita dengan kehamilan mola hidatidosa terutama pada mereka yang mempunyai ukuran uterus yang besar dan kadar -</ yang sangat tinggi. ),12 1. Dis!ungsi tiroid 6adar tiroksin plasma pada %anita dengan kehamilan mola biasanya mengalami kenaikan yang 0ukup tinggi, namun gambaran hipertiroidisme yang tampak se0ara klinik, tidak begitu sering dijumpai. ),12 3. >kspulsi spontan /elembung mola keluar spontan atau dikosongkan dari dalam uterus le%at tindakan. >kspulsi spontan paling besar kemungkinannya terjadi pada kehamilan sekitar 11 minggu dan jarang lebih lambat dari usia kehamilan : minggu. ),12 :. -ipertensi -al yang terutama penting adalah kaitan yang sering ditemukan antara preeklamsia dan kehamilan mola yang bertahan hingga kehamilan trimester kedua karena hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan kadang kala terlihat sebelum kehamilan ) minggu, preeklamsia yang terjadi sebelum saat ini sangat sugesti! ke arah mola hidatidosa atau perubahan mola yang luas. ),12 5)@) P#m#ri"'aan P#n!nan8 Pemeriksaan laboratorium diperlukan sebelum menge"akuasi mola, diantaranya H(h</, <9<, crossmatch, dan !aktor pembekuan. 6etepatan diagnostik yang terbesar diperoleh dari gambaran U#/ yang khas pada mola hidatidosa. <ara lainnya dengan amniogram, yaitu penggunaan bahan radioopak yang dimasukkan ke dalam uterus se0ara transabdominal akan memberikan gambaran radiogra!ik khas 28 pada kasus mola hidatidosa. 6a"um uteri ditembus dengan jarum untuk amniosintesis. 2 mD -ypaNue disuntikkan segera dan ' hingga 12 menit kemudian dibuat !oto anteroposterior. Pola sinar(; seperti sarang ta%on, khas ditimbulkan oleh bahan kontras yang mengelilingi gelembung(gelembung korion. #elanjutnya bisa juga dengan 0ara mengukur kadar korionik gonadotropin. Pengukuran kadar korionik gonadotropin se0ara seri dipakai dalam mendeteksi penyakit tro!oblasik kehamilan yang persisten setelah pengosongan mola. ) 5)E) Dia8n$'i' 0andin8 -ampir 2C mola hidatidosa komplit berlanjut menjadi koriokarsinoma, sedangkan mola hidatidosa parsial jarang. $ola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosis atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi. $ola hidatidosa dapat didiagnosis banding dengan koriokarsinoma, missed abortion, threatened abortion, hidramnion, dan gemeli. 11 5)F) P#nata%a"'anaan .ingkat kematian akibat mola pada saat ini telah berkurang mendekati nol dengan diagnosis yang tepat dan terapi yang tepat. Ada dua prinsip dasar yang penting dalam manajemen seluruh kehamilan dengan mola. 4ang pertama adalah menge"akuasi mola, dan yang kedua adalah tindak lanjut rutin untuk mendeteksi penyakit tro!oblas persisten. 6ebanyakan dokter melakukan rontgen thora; pre( operasi, tetapi %alaupun terdapat adanya bukti penyakit ekstrauterin, computed tomography &<.* atau magnetic resonance &$5* imaging untuk menge"aluasi hati atau otak tidak dilakukan se0ara rutin. Pemeriksaan laboratorium men0akup hemogram untuk menilai anemia, golongan darah dan uji antibodi, tingkat transaminase serum hati untuk menilai keterlibatan hati, dan kadar serum H(h</ &#oper, 221*. #eperti yang dikatakan, 6no%les dkk &223* menganalisis e!ekti"itas pengujian pre(e"akusi untuk kehamilan yang di0urigai dengan mola. $ereka menyimpulkan bah%a hemogram dan golongan darah dengan uji antibodi sendiri telah tepat untuk sebagian besar pasien tanpa tanda(tanda men0urigakan atau tanpa gejala. 1 29 6eadaan yang tidak biasa, bila kelahiran kembar dengan mola lengkap ditambah janin dan plasenta menjadi problematika, terutama jika tidak ada anomali janin ditemukan dengan sonogra!i atau penilaian kariotipe. 9aik risiko ibu maupun kemungkinan keturunan yang sehat telah ditetapkan jika kehamilan dilanjutkan &Bejersle", 1881*. 1 6emoterapi pro!ilaksis 1 Prognosis jangka panjang untuk %anita dengan mola hidatidosa tidak membaik dengan kemoterapi pro!ilaksis &/oldstein dan 9erko%itJ, 188'*. 6arena toksisitas termasuk angka kematian yang 0ukup signi!ikan, hal ini tidak dianjurkan se0ara rutin &Ameri0an <ollege o! Obstetri0ians dan /yne0ologists, 22)*. #u0tion kuret 1 >"akuasi molar dengan kuretase su0tion biasanya merupakan pengobatan pilihan terlepas dari ukuran rahim. Untuk mola yang besar, anestesi yang 0ukup, dan adanya dukungan bank darah menjadi keharusan. Dengan leher rahim tertutup, dilatasi pra operasi dengan dilator osmotik mungkin dapat membantu. Deher rahim tersebut kemudian melebar untuk memungkinkan penyisipan dari kuret hisap ukuran 12(1 mm. #etelah sebagian besar jaringan mola telah dikeluarkan, diberikan oksitosin. #etelah miometrium berkontraksi, kuretase menyeluruh tapi lembut dengan kuret tajam besar biasanya dilakukan. Disebutkan bah%a sonogra!i intraoperati! membantu untuk memastikan bah%a rongga rahim telah dikosongkan. $etode terminasi lain 1 Di Amerika #erikat, jarang dilakukan induksi atau histerotomi untuk e"akuasi mola. 6eduanya akan meningkatkan kehilangan darah dan dapat meningkatkan kejadian penyakit tro!oblas persisten &Ameri0an <ollege o! Obstetri0ians dan /yne0ologists, 22)*. -isterektomi 1 30 +ika tidak lagi diinginkan adanya kehamilan, histerektomi mungkin lebih disukai dibandingkan dengan kuretase. .indakan ini merupakan prosedur yang logis pada %anita berusia )2 tahun dan lebih tua, karena setidaknya sepertiga dari %anita( %anita ini terus berkembang menjadi neoplasia tro!oblas gestasional persisten. $eskipun histerektomi tidak menghilangkan kemungkinan ini, itu nyata mengurangi kemungkinannya &#oper, 221*. Akhirnya, histerektomi merupakan tambahan penting untuk pengobatan tumor 0hemoresistant &Doumplis dkk, 223M Durain dkk, 22:*. 5)G) P#n8amatan P$'t E&a"!a'i .indak lanjut yang konsisten sangat penting bagi %anita dengan kehamilan mola yang telah die"akuasi. .ujuan jangka panjang adalah untuk memastikan resolusi lengkap penyakit tro!oblas, dengan kemoterapi jika perlu. Dangkah(langkah berikut ini dianjurkan : ),1 1* $en0egah kehamilan selama minimal 1 bulan dengan menggunakan kontrasepsi hormonal. * #etelah kadar serum H(h</diperoleh dalam %aktu ): jam setelah e"akuasi, kadarnya masih dipantau setiap 1 sampai minggu jika masih tinggi. -al ini penting untuk mendeteksi penyakit tro!oblas persisten. 9ahkan sejumlah ke0il jaringan tro!oblas dapat dideteksi dengan tes ini. 6adarnya akan menurun menjadi tidak terdeteksi seperti yang ditunjukkan pada /ambar 1. ,* 6emoterapi tidak diindikasikan selama ini tingkat serum terus menurun. #ebuah kenaikan atau plateu terus(menerus menuntut e"aluasi untuk penyakit tro!oblas gestasional persisten dan biasanya memerlukan pengobatan. Peningkatan proli!erasi tro!oblas menandakan bah%a kemungkinan besar ganas ke0uali %anita tersebut hamil lagi. )* #etelah kadar H(h</ turun ke nilai normal, kadar serum H(h</ dinilai bulanan selama 1 bulan. +ika tidak terdeteksi, penga%asan dapat dihentikan dan kehamilan kembali diperbolehkan. 31 /ambar ,.1. #kema ilustrasi penurunan H(h</ serum pada kehamilan mola sebagian dan total post e"akuasi. Pemantauan intensi! ini memungkinkan tingkat ketidakpatuhan yang tinggi. Untungnya, pengamatan terbaru menunjukkan "eri!ikasi bah%a penilaian kadar H( h</ selama 1 bulan mungkin tidak perlu. #ejumlah peneliti telah melaporkan bah%a tidak ada %anita dengan mola parsial atau lengkap yang kadar serum H(h</ tidak terdeteksi kemudian berkembang menjadi penyakit persisten &<han, 221M Da"ie, 22'M Eol!berg, 22), 221, dan semua rekan(rekan mereka*. #eperti ditunjukkan dalam /ambar 1, %aktu median untuk hal ini adalah 3 dan 8 minggu, masing(masing. $eskipun bukan bagian rutin dari penga%asan, pemeriksaan sonogra!i rahim post( e"a0uation dapat mengungkapkan nodul miometrium atau hiper"askularisasi, yang 32 mungkin berhubungan dengan prediktor neoplasia tro!oblas gestasional berikutnya &/.N* &/ara"aglia dkk, 228*. 1 0A0 I( PEM0AHASAN Dari uraian kasus didapatkan permasalahan yakni sbb : 1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat O . Apakah pasien ini tergolong mola hidatidosa dengan risiko tinggi O ,. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah tepat O ). Apa tindak lanjut yang harus dilakukan pada pasien ini apabila pasien pulang O 3) A-a"ah dia8n$'i' -ada -a'i#n ini '!dah t#-atH Diagnosis masuk : Pasien masuk dari B6 I/D 5#UD AA dengan diagnosis P,A1-, post kuretase mola hidatidosa , hari yang lalu, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 suspek Penyakit tro!oblas ganas. Penulisan P,A1-, sudah tepat. Penulisan diagnosis ini sudah sesuai dengan kaidah penulisan diagnosis obstetri dan ginekologi. Pada diagnosis, tertulis pasien post kuretase mola hidatidosa , hari yang lalu. -al ini kurang tepat, karena pasien telah menjalani kuratase dua kali, seharusnya keteranagn kuratase ke( ditulis pada diagnosis. #elain itu penulisan mola hidatidosa pada diagnosis hendaknya ditulis lengkap sebagai mola hidatidosa partial komplit atau parsial. Pasien diduga menderita penyakit tro!oblas ganas, diagnosis ini sudah tepat jika merujuk pada pedoman penegakan diagnosis. 9erdasarkan literatur penanganan mola hidatidosa di 5#-# pada era 1832 dilakukan kuratase kali pada pasien mola hidatidosa dengan inter"al dua minggu. 1' #ehingga perlu dipikirkan ke0urigaan a%al terhadap penyakit tro!oblas ganas setelah mola hidatidosa pada pasien ini, karena pasien sudah dikuret sebanyak kali dan perdarahan dari kemaluan tetap berlangsung. +ika melihat laporan anamnesis, pemeriksaan !isik pada pasien, data yang menunjang mola hidatidosa adalah adanya ri%ayat keluar darah dari kemaluan 33 ber%arna merah ke0oklatan pas0a kuratase ke(. /ejala mual muntah tidak dituliskan pada anamnesis, seharusnya hal ini perlu ditanyakan untuk menunjang diagnosis lanjutan. 6ekurangan lainnya pada anamnesis adalah tidak men0antumkan ri%ayat operasi sebelumnya pada pasien yakni pasien telah dilakukan kuratase sebanyak kali pada dua tempat berbeda. -al ini sangat penting untuk diagnosis dan terapi pada pasien. #edangkan dari pemeriksaan !isik tidak ada yang menunjang diagnosis mola hidatidosa. #eharusnya pada pemeriksaaan ginekologis yaitu status abdomen perlu diidenti!ikasi tinggi !undus uteri, selain itu pada status genitalia yakni melalui pemeriksaan inspekulo, tampon yang terpasang pada pasien harusnya dilepaskan, kemudian diidenti!ikasi sumber perdarahan pada pasien ini, kemungkinan perdarahan terjadi akibat laserasi "agina atau porsio. #eharusnya pasien dilakukan pemeriksaan vaginal toucher untuk mengetahui apakah ada pembesaran uterus atau tidak, hal ini berguna untuk identi!ikasi mola hidatidosa pada pasien jika ditemukan pembesaran uterus. -asil U#/ sebelumnya menunjukkan mola hidatidosa adalah data yang penting dalam penegakan diagnosis pada pasien ini, karena ketepatan diagnostik yang terbesar diperoleh dari gambaran U#/. U#/ khas pada mola hidatidosa, yaitu adanya gambaran berupa badai salju &snow flake pattern* atau gambaran sarang lebah &honey comb*, yang menunjukkan bah%a pasien menderita mola hidatidosa komplit. Perlu dibedakan mola hidatidosa komplit atau mola hidatidosa parsial dalam menentukan prognosis. 1' 1) A-a"ah -a'i#n ini t#r8$%$n8 m$%a hidatid$'a d#n8an ri'i"$ tin88i H 9ila merujuk kriteria mola hidatidosa risiko tinggi di 5#-#, dimana kriterianya yaitu : 1' a. Ukuran uterus lebih P 2 minggu. b. Umur penderita P ,' .ahun 0. -asil PA &kuretase* menunjukan gambaran proli!erasi tro!oblast berlebihan d. Hh</ prae"akuasi P 122.222 mIU7 ml &5IA7I5$A* 34 $aka pasien ini tidak memenuhi kriteria risiko tinggi untuk poin a,0 dan d karena .AU jari diba%ah pusat, hasil PA terbaru tidak ada dan pemeriksaan Hh</ terakhir adalah 1.'2, mlIU7ml +ika merujuk sistem AI/O dengan data yang ada, maka skor untuk pasien ini adalah 1 yaitu risiko rendah. 11 Prognosis mola hidatidosa dapat ditentukan dari jenis mola hidatidosa. Pada pasien ini jenis mola hidatidosa komplit. -al ini sesuai dengan hasil U#/ yakni ditemukan gambaran badai salju. +enis mola hidatidosa komplit memiliki prognosis keganasan lebih besar dibandingkan mola hidatidosa parsial. 1' 5) A-a"ah tata%a"'ana -ada -a'i#n ini '!dah t#-at H .atalaksana kuretase pada pasien ini belum tepat. Ada dua prinsip dasar yang penting dalam manajemen kehamilan dengan mola hidatidosa. Pertama adalah menge"akuasi mola hidatidosa dan yang kedua adalah tindak lanjut rutin untuk mendeteksi penyakit tro!oblas persisten. .indakan e"akuasi mola hidatidosa dapat dilakukan dengan dua 0ara yaitu dengan "akum kuretase atau histerektomi. .indakan kuretase pada pasien ini kurang tepat. Bakum kuretase merupakan penatalaksanaan standar yang dilakukan pada mola hidatidosa. #edangkan metode medis yang memakai kemoterapi seharusnya tidak digunakan. Namun, bila pasien tidak mengharapkan keturunan lagi, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan histerektomi. #ebab histerektomi dapat mengurangi 35 angka kejadian malignansi ,('C, meskipun tetap harus di !ollo%(up ketat setelah dilakukan histerektomi. #yarat histerektomi pada pasien ini telah terpenuhi, yaitu usia P,' tahun, memiliki anak yang 0ukup, dan pasien tidak menginginkan keturunan lagi. 11 Pasien diren0anakan untuk dilakukan kemoterapi. Penatalaksanaan ini kurang tepat jika dilakukan. 6emoterapi pro!ilaksis yang dilakukan bersamaan dengan e"akuasi mola masih kon"ensional. Pada pasien mola komplit yang berisiko rendah, kemoterapi tidak mempengaruhi terjadinya mola persisten. 13 6emoterapi diberikan pada pasien mola hidatidosa dengan kadar H-</ P2.222 IU7D satu bulan setelah e"akuasi mola yang berisiko terjadinya per!orasi uterus. 1: Prinsip kedua dapat dinilai pada !ollo% up setelah pulang dari 5umah #akit dimana hal ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit tro!oblas persisten &pembahasan nomor )*. 4) A-a tinda" %an!t yan8 har!' di%a"!"an -ada -a'i#n ini '#t#%ah -!%an8 H .indak lanjut yang konsisten sangat penting bagi %anita dengan kehamilan mola hidatidosa yang telah die"akuasi. .ujuan jangka panjang adalah untuk memastikan resolusi lengkap penyakit tro!oblas melakukan pemeriksaan H(h</ berkala. Pemeriksaan H(h</ pada , bulan pertama dilakukan setiap dua minggu sekali, kemudian, , bulan kedua dilakukan setiap satu bulan sekali dan 1 bulan terakhir dilakukan setiap bulan sekali. #elain itu, dilakukan juga pemeriksaan !oto thoraks pada bulan ke(1 dan ke(1 setelah keluar dari pera%atan. Dua penelitian randomised controlled penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi menunjukkan tidak adanya peningkatan risiko P./. #ebuah penelitian se0ara case series di Amerika #erikat melaporkan 1,18 relative risk untuk meningkatkan P./. .idak ada bukti yang menunjukkan penggunaan terapi sulih hormone mempengaruhi prognosis dari P./. 0A0 ( SIMPULAN DAN SARAN 36 #impulan 1. Diagnosis pasien yang benar adalah kuretase ke dua atas indikasi mola hidatidosa hari ke III, anemia normositik normokrom e0 perdarahan uterus abnormal e0 susp. Penyakit tro!oblast ganas. . Pasien ini tergolong mola dengan risiko rendah ,. Peren0anaan untuk dilakukan kemoterapi pada pasien ini tidak tepat. #eharusnya dipertimbangkan pada pasien untuk dilakukan histerektomi. ). Aollo% up yang ketat perlu dilakukan bila pasien pulang dari rumas sakit. #aran 1. #eharusnya dokter mengetahui 0ara penulisan diagnosis sesuai dengan protap penegakan diagnosis bagian obstetri dan ginekologi 5#UD Ari!in A0hmad . Diperlukan pemahaman dalam menentukan risiko pada mola agar ter0apai penanganan yang optimal ,. Diperlukan edukasi tentang pentingnya kontrol ulang pada pasien untuk memastikan resolusi lengkap penyakit tro!oblast. DAFTAR PUSTAKA 37 1. Durain +5. /estasional trophoblasti0 disease: epidemiology, pathology, 0lini0al presentation and diagnosis o! gestasional trophoblasti0 disease, management o! hydatidi!orm mole. Ameri0ans +ournal Obstetri0s Q /yne0ology. 212. Rdiakses 13 Aebruari 21S http:77%%%.s0ribd.0om7do07 '332'8,7/estational( .rophoblasti0(Disease(>n!ermedad(.ro!oblasti0a(/esta0ional. . $edi0inenet. De!inition o! hydati!orm mole. 21. Rdiakses 13 Aebruari 21S http:77%%%.medterms.0om7s0ript7main7art.aspOarti0lekeyF,:). ,. Bos $D, Deunen $, Aontaine <, #utter PD. <asereport(su00ess!ul primary treatment o! a hydatidi!orm mole %ith methotre;ate and >$A. Department o! /yne0ology and On0ology, A0ademi0 -ospital, 9russels Aree Uni"ersity. 228. ). Pra%irohardjo #. Ilmu kebidanan. >disi ). +akarta: 9ina Pustaka #ar%ono Pra%irohardjoM 228. '. Eiknjosastro -, #ai!uddi A9, 5a0himhadhi .. Ilmu kandungan. >disi . +akarta: 9ina Pustaka #ar%ono Pra%irohardjoM 228. 1. 1. #ebire N+, #e0kl $+. <lini0al re"ie%(gestasional trophoblasti0 disease: 0urrent management o! hydatidi!orm mole. .rophoblasti0 Disease <entre, Department o! $edi0al On0ology, <haring <ross -ospital. 22:. 3. 9erek +#, Adashi >4, -illard PA. /estational trophoblasti0. .%el!th edition. U#A: No"akTs gyne0ology. 1881M 111(. :. #oeharyono, #anusi I, -akimi $. Aaktor(!aktor risiko penyakit tro!oblas. 9Iked. 1881M : 8. <unningham, /ant, De"o dkk. Obstetri Eiliams. >disi 1. +akarta: Penerbit 9uku 6edokteran >/<. 221M 8,)('. 12. 6umar B, 5amJi, <otran, #tanley, 5obbins. 9uku ajar patologi robbins. >disi 3. +akarta: >/<M 22). 11. A0hadiat <$. Prosedur tetap obstetri dan ginekologi. +akarta: Penerbit 9uku 6edokteran >/<M 22,. 81. 1. /estational .rophoblasti0 Disease. In : <unningham, et all. Williams Obstetrics Twenty-Third Edition. $0/ra%(-ill <ompanies. 212. 38 1,. 9ratakoesoema, Dinan #. Penyakit .ro!oblas /estasional. Dalam : AJiJ $A, Andrijono . Onkologi /inekolgi. +akarta : 4ayasan 9ina Pustaka #ar%ono Pra%iroharjo, 221. 1). 9enedet et all. #taging 0lassi!i0ations and 0lini0al pra0ti0e guidelines o! gynae0ologi0 0an0ers. >lse"ier. 222. 1'. Aarid $, Adri +ono, 9ari Abdul. 9uku a0uan nasional onkologi ginekologi. >disi 1. +akarta: 4ayasan bina pustaka sar%ono pra%irohardjo. 221. 11. #ebire N+, #e0kl $ +. /estational trophoblasti0 disease: 0urrent management o! hydatidi!orm mole. .ropholasti0 disease 0entre: Departement o! $edi0al On0ology, <haring <ross -ospital, Dondon. 22:. 13. 5oyal <ollege o! Obstetri0ians and /ynae0ologists. .he management o! gestational trophoblasti0 disease. 5<O/ /reen(top /uideline &,:*M 212. 3(11. 1:. 9erko%itJ 5#, /oldstein DP. Presentation and management o! molar pregnan0y. Obstet gyne0ol. 22: 39