Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

PENGAMBILAN SPESIMEN

NAMA : ASRY DWI MUQNI


NIM : K211 08 102
KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : YUDISTIRA

TGL. PRAKTIKUM : 5 DESEMBER 2009

LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Darah berasal dari kata "haima", yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi
mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang
dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi
(Anonim, 2008).
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah adalah
cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler, dan vena membawa zat
makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh. Cairan ini mengandung plasma, cairan
kuning pucat yang mengandung elemen-elemen yang secara mikroskopik terlihat:
eritrosit, atau korpuskel darah merah; leukosit, atau korpuskel darah putih, dan
trombosit. Disebut juga haema (TA), hema, dan sangunis (TA alternative). Darah
arteri merupakan darah yang mengandung oksigen, ditemukan dalam vena
pulmonalis, ruang kiri jantung, dan arteri sistemik, darah ini berwarna merah
terang. Sedangkan darah vena adalah darah yang mengalami deoksigenasi,
ditemukan dalam vena sistemik, ruang kanan jantung, dan arteri pulmonalis, darah
ini berwarna merah gelap (Anonim, 2008).
Ilmu pengambilan darah disebut phlebotomy (sebenarnya lebih luas daripada
sekedar pengambilan sampel darah atau pengambilan darah di PMI, ini
sederhananya saja). Ada perangkat persyaratan dan pelatihan standar untuk
menjalankan tugas sebagai phlebotomist (Ardyanto, 2008).
Pengambilan spesiemen darah merupakan salah satu pengambilan sampel
yang digunakan dalam penilaian status gizi secara biokoimia, untuk mengetahui
kadar kolesterol, asam urat, glukosa, dll. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan
ini.
I.2 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah pengambilan spesimen dengan metode tusukan
vena, dimana jarum diarahkan 300 pada pembuluh vena fossa cubiti (bagian
pangkal siku), dengan menggunakan jarum spoit steril 3-5 ml.

I.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengatahui cara pengambilan
spesimen (flebotomi) dengan metode tusukan vena (veni puncture).

I.4 Manfaat Percobaan


Dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui bagaimana cara
pengambilan spesimen darah melalui vena (veni puncture).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Darah berasal dari kata "haima", yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi
mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang
dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi
(Anonim, 2008).
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan
45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu
sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter
(Anonim, 2008).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah (Anonim, 2008).
Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia (Anonim, 2008):
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
Sekarang ini,banyak penyakit yang timbul dan merajalela dalam kehidupan
masyarakat. Akan tetapi penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang
paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang timbul sering
diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit
infeksi, dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam
menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi
penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen (Anonim,
2009).
Yang harus diperhatikan dalam pengolahan spesimen adalah cara
pengambilan/penyimpanan/pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman
cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen
tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium (Anonim, 2009).
Macam- macam spesimen yang biasa diperiksa adalah urin, feses, sputum dan
wound drainage. Pemeriksaan spesimen biasanya dilakukan minimal satu kali
pada tiap klien rawat. Tujuan pemeriksaan specimen adalah untuk menetapkan
diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap terapi yang telah dijalani
(Pambudi, 2007).
Unsur-unsur penting dalam pengambilan sampel yaitu (Sujudi, 2002):
1. Alat dan Bahan
 Spuit/disposible syringe
 Blood lancet
 Karet pengikat lengan/torniquet
 Kapas
 Alkohol 70%
2. Wadah Spesimen 
 Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca, atau
tetap di dalam spuit.
 Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.
 Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.
3. Bahan Anti Koagulan 
 Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA) dapat digunakan dalam
bentuk padat dengan perbandingan 1 : 1.
 Heparin dapat digunakan dalam bentuk cair atau padat.
4. Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen 
 Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai untuk
screning test).
 Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila mengambil
darah dalam jumlah agak banyak, misalnya: 1 s/d 10 ml.
Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah
setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah sel darah merah, sel darah putih,
dan keping darah. Plasma terdiri dari air 90% dan 10% berupa elektrolit, gas
terlarut, berbagai produk sisa metabolisme dan zat-zat gizi misalnya gula, asam
amino, lemak, kolesterol, dan vitamin. Protein dalam darah misalnya albumin,
immunoglobin, serta komponen jenjang koagulasi dan komplemen ikut menyusun
plasma (Corwin, 2000).
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning
kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin,
warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan
ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini
dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh
tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan
dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon
dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan
dikeluarkan di paru-paru (Anonim, 2009).
Sel darah putih (Leukosit), bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat
eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang
dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya
dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000 (Anonim, 2009).
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut
yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah (Anonim, 2009).
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan
penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau
ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia (Anonim, 2009).
Pemeriksaan khusus menentukan kuantitas berbagai unsur darah dan susmsum
tulang. Tujuan ini dapat tercapai dengan melakukan pemeriksaan darah dalam
volume tertentu. Untuk mendapatkan hasil yang paling tepat, sebaiknya sampel
darah diambil melalui pungsi vena. Meskipun demikian, spesiemen darah kapiler
dapat juga diperoleh dengan menusuk tepian bebas cuping telinga dan ujung jari
bagian palmar (Price dan Wilson, 2006).
Untuk menganalisis darah total, komponen sel darah (terutama terdiri dari
eritrosit) harus dilisis demikian sehingga kandungannya bercampur merata dengan
cairan darah. Sel dapat dilisis dengan sonikator atau contoh dibekukan dalam
jangka waktu tertentu lalu disonikasi. Plasma berbeda dengan serum; serum
adalah plasma yang fibrinogennya telah dihilangkan dengan proses penjendalan,
sedangkan plasma diperoleh dengan menambahkan suatu pencegah penjedalan ke
dalam darah. Bila darah tidak diberi antikoagulasi terjadilah penjendalan dan bila
contoh seperti dipusingkan, maka beningnya adalah serum (Munson, 1991).
Bila plasma atau serum akan dianalisis, keduanya perlu segera dipisahkan dari
eritrosit. Untuk mendapat serum, darah harus dibiarkan menjendal selama kurang
lebih 20 menit pada suhu kamar atau bisa dimasukkan di alat sentrifius, diputar
selama 5 – 10 menit pada kecepatan 3500 rpm (Munson, 1991).
Prosedur Pengambilan Darah Vena
Berikut ini adalah prosedur pengambilan darah vena (Purwanto, 2009) :
1 Tentukan terlebih dahulu vena yang akan kita tusuk
2 Bersihkan tempat vena yang akan diambil dengan menggunakan kapas yang
beralkohol 70 %
3 Pasang torniquit pada lengan bagian atas untuk memperjelas posisi vena
4 Dengan menggunakan spuit pada posisi 45 derajat tusukkan ujung jarum
sampai darah masuk kedalam spuit dan tarik bagian spuit sampai volume
darah yang dikehendaki
5 Cabut ujung jarum tersebut kemudian darah yang ada dalam spuit masukkan
kedalam botol penampung
6 Pada ujung jarum spuit tersebut tempelkan kapas yang beralkohol pada lengan
sampai darah tidak keluar lagi
7 Masukkan darah kedalam botol yang sudah ada zat antikoagulan
Prosedur Pengambilan Darah Kapiler
Berikut ini adalah prosedur pengambilan darah kapiler (Purwanto, 2009) :
1. Tentukan terlebih dahulu jari tangan yang akan ditusuk
2. Bersihkan ujung jari tangan yang akan ditusuk dengan mengunakan kapas
yang beralkohol 70 %
3. Pegang ujung jari yang akan ditusuk kuat-kuat, kemudian tusuklah dengan
lanset sedalam 3 mm
4. Cabut lanset tersebut, darah yang keluar pertama kali dibuang kemudian darah
yang keluar berikutnya langsung digunakan untuk bahan pemeriksaan
5. Pada ujung jari yang ditusuk tempelkan kapas yang beralkohol sampai darah
tidak keluar lagi
Golongan darah merupakan suatu alotipe (atau fenotipe) eritrosit
didefinisikan sebagai satu atau beberapa structural antigenic selular yang
dikelompokkan di bawah kontrol gen-gen alelik. Determinan antigenic eritrositik
secara teratur mendorong alotipik (Anonim, 2008).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spoit 3-5 ml,
torniqued/pengikat karet lengan, tabung sentrifuge, sentrifuge dan rak tabung.

III.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alkohol 70%
dan kapas.

III.3 Prosedur Kerja


III.3.1 Pengambilan Darah Vena (vena puncture)
Prosedur kerja pada percobaan ini, adalah;
1. Disiapkan lat-alat yang dibutuhkan
2. Dipasang torniqued (ikatan karet pembendung) pada bagian atas dan
mintalah pada orang yang diambil darahnya untuk mengepal dan
membuka tangannya beberapa kali agar jelas kelihatan urat vena.
3. Ditegakkan kulit dibagian lengan dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak bergerak pada saat tusukan.
4. Dibersihkan bagian yang akan diambil darah dengan alkohol 70 %.
5. Ditusuk bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Ditarik penghisap spoit
perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat (4 ml).
6. Dilepaskan karet bendungan.
7. Ditaruh kapas diatas jarum dan dicabut spoit.
8. Dibuka jarum spoit dan dialirkan perlahan-lahan dalam tabung
sentrifuge secukupnya ± 3 ml untuk dipisahkan serumnya, didiamkan
5-10 menit sebelum disentrifuge.
III.3.2 Mendapatkan Serum
Prosedur kerja pada percobaan ini, adalah;
1. Darah yang sudah diendapkan, disentrifuge dengan kecepatan 1500-
3000 rpm selama 5-10 menit.
2. Dipipet bagian yang atas (serum) dengan hati-hati, dihindari terjadi
hemolisis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Setelah dilakukan prosedur kerja di atas, diperoleh hasil sebagai berikut;

Serum

Endapan sel darah


merah
Pengambilan Darah Vena Mendapatkan Serum

IV.2 Pembahasan
Darah berasal dari kata "haima", yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh, ia berfungsi
mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang
dibutuhkan sel-sel, dan menjadi benteng pertahanan terhadap virus dan infeksi.
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. Darah berperan sebagai medium pertukaran antar sel yang
terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar, serta memiliki sifat protektif terhadap
organisme dan khususnya terhadap darah sendiri.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah)
dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu
sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah
manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Dalam pemeriksaan biokimia yang merupakan metode penilaian status gizi
yang pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada
berbagai jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Dalam percobaan ini darah diperoleh dari salah satu praktikan yaitu Lukman
Nur Hakim. Pada saat pengambilan darah, yang menjadi flebotomis adalah
seorang tenaga kesehatan dari suatu institusi kesehatan. Proses pengambilan darah
dilakukan berdasarkan ketentuan misalnya untuk orang dewasa biasanya dipakai
salah satu vena dengan menggunakan alat-alat yang steril dan menggunakan alat
baru. Darah yang telah diperoleh kemudian dimasukkan dalam tabung
reaksi/tabung sentrifius. Dan alat-alat yang telah digunakan dibuang, karena
pemakaian alat suntik hanya digunakan satu kali saja.
Setelah itu, darah yang diperoleh disentrifius dengan kecepatan 300 rpm
selama 5 menit untuk mendapatkan serumnya. Tapi setelah 5 menit, ternyata
serum belum didapatkan, karena masih bergabung dengan plasma darah. Sehingga
ditambah waktu 5 menit kedua. Serum yang dimaksud adalah serum yang tidak
memiliki fibrinogen. Sedangkan jika memiliki fibrinogen dinamakan plasma
darah. Serum yang diperoleh dari proses sentrifuge berwarna bening agak
kekuning-kuningan. Serum inilah yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan
selanjutnya seperti pemeriksaan kolesterol, albumin, AST, ALT, glukosa, protein
total, dan pemeriksaan asam urat.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa spesimen darah vena yang diambil merupakan spesimen darah pria.
Dimana specimen yang telah diambil tersebut dipakai untuk percobaan pemisahan
serum dengan sel darah merah melalui proses sentrifuge.

V.2 Saran
1. Laboratorium hendaknya melengkapi sarana dan prasarana untuk kebutuhan
praktikum karena ketidaklengkapan sarana dan prasarana dalam laboratorium
akan menghambat berlangsungnya kegiatan praktikum sehingga praktikum
tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
2. Asisten senantiasa mendampingi, mengawasi dan mengontrol proses
praktikum, untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan selama
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Cara Pengambilan, Penyimpanan dan Pengiriman Specimen.


http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2009 pukul
20.30 wita.
Cowin, E.J., 2000. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Munson, James. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Airlangga University
Press: Surabaya.
Pambudi, Made S. 2007. Penatalaksanaan Spesimen. http://unsoed.ac.id
/cmsfak/UserFiles/File/PSKp/linklokal/Penatalaksanaan%20Spesimen.doc.
Diakses pada tanggal 8 Desember 2009.

Price, Sylvia.,Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


proses Penyakit. Jilid I. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sujudi, Achmad. 2002. Standar Pemeriksaan Pada Spesimen Biomarker
Manusia.
http://125.160.76.194/bidang/nakes/weblama/Documents/Perturan/Cetak
%20Buku/Kepmenkes/KMK%20Spesimen%20Biomarker 1406 2002.do.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2009 pukul 20.50 wita.

Anda mungkin juga menyukai