Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat
Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya
Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya masyarakat
pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan budaya baca serta penyediaan, bahan bacaan
yang berguna bagi aksarawan baru, maupun anggota masyarakat pada umumnya yang
membutuhkan untuk, memperluas pengetahuan dan keterampilan demi peningkatan wawasan
serta produktivitas masyarakat. TBM sebagai medium pengembangan budaya baca
merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku
keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra
serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat
sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur Pendidikan Formal dan
Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia.
Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal
disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, agama, adatistiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya.
Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9)
Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola
baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan
bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka
peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM

Menurut Sutarno NS (2006: 19)Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung
jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola
dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki
(sense of bel
onging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi).

Menurut Amrin (2011: 04)Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau
unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi
setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM
berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat
berbudaya baca.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah
lembaga atau unit layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok masyarakat di

suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari
dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat
terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh
informasi yang mereka perlukan.

2.2 Tujuan, manfaat, fungsi dan peran Taman Bacaan Masyarakat
Dalam pengelompokan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam
Perpustakaan Umum. Perpustakaan Umum menurut Reitz (2004) adalah A library
Or library system that provides unrestricted acces and services free of channge to all the
resident of given community, distric, or goegrapic region, supported wholly or in part by
publics fund.
Pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada
sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah
tertentu, yang didukung oleh sebahagian dari dana masyarakat (pajak).
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 1), tujuan
taman bacaan masyarakat adalah :
1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta
masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat
3. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam
4. pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara kembali.

Dari uraian diatas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang
sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga untuk tempat
mencari informasi.

Fungsi Taman Bacaan Masyarakat
Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi
pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari
informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan
dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 2), fungsi
taman bacaan masyarakat adalah :

1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang
kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai
dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam
studi kepustakaan.
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan
akademik Iainnya.
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya
rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh
pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat.

Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari
fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya
bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca,
perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi
tersebut , melakukan fungsi yang sama dengan TBM.
Manfaat Taman Bacaan
Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan masyarakat budaya
baca, TBM juga mempunyai manfaat sebagai medium pengembangan budaya baca
masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis,
beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh masyarakat itu sebdiri.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 1), manfaat
taman bacaan masyarakat adalah :
1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca.
2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.
3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik
5. Membantu pengembangan kecakapan membaca
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan
8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat taman bacaan masyarakat adalah
menumbuhkan minat baca dan kecintaan membaca untuk memperkaya pengalaman belajar
bagi warga dan menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain
memberikan kemudahan mendapatkan bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat, TBM juga
melakukan berbagai kegiatan untuk menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca.
Apabila melaksanakan fungsinya dengan baik.

Peran Taman Bacaan masyarakat
Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di
dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut
menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman
bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya
dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan
fungsinya. Agar dapat meningkatkan minat dan budayabaca, TBM memiliki peran sebagai
berikut :
Menurut Muhammad, Hamid (2010: 81), peran taman bacaan masyarakat adalah :
TBM berperan sebagai tempat informasi
Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat layanan
informasi yang dibtuhkan oleh masyarakat sekitar melalui media bacaan yang
tersedia. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media
seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya
yang dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM.
Dengan demikian di TBM perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan
informasi umum yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar TBM.
TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan pengetahuan
yaitu bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus,
ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan sebagainya. Selain itu TBM
juga harusnya memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis ( yang bersifat
aplikatif ), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak sekolah tetapi tidak
memiliki buku.
TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif
Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh
karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan
bacaan yang bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya.
TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral
TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi bahan
bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama,
sejarah, otobiografi tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang.
Berperan sebagai tempat berperan keterampilan

Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM perlu
menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik
pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya.
Menurut Sutarno NS (2006: 68) peranan yang dapat dijalankan taman bacaan
masyarakat antara lain : Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber
informasi, pedidikan,penelitian,ptreservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.
a. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkadang di dalam koleksi yang
dimiliki.
b. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan
komunikasi antarasesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan
masyarakat dengan masyarakat yang dilayani.
c. Dapat berperan sebagai lembaga untuk membangun minat bac, kegemaran
membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai
bahan bacaan yang sesuai dengan krimemanfaatkan, nginan dan kebutuhan
masyarakat.
d. Berperan aktif sebagai fasiliator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin
mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
e. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia.
f. Berperan sebagai lembagaz pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan
penunjang taman bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar mandiri (otodidak),
melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber
informasi dan ilmu pengetahuan.
g. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai
(user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.
h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan
baik semua karya manusia yang tidak ternilai harganya.
Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan masyarakat
merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan sebagai sarana untuk
membangun komunitas antara sesama pngguna taman baca masyarakat. Taman Bacaan
Masyarakat dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada
pengguna dan pembinaan serta menanamkan pentingnya taman bacaan masyarakat bagi
orang banyak.
2.3 Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
Dalam upaya meujudkan upaya masyarakat belajar harus diciptakan masyarakat
sedemilkian rupa yang memungkinkan pemelajar memiliki pengalaman baik melalui sumber

belajar yang dirancang maupun dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. TBM sejenis
dengan perpustakaan umum, namun sasarannya lebih untuk ke komunitas kelompok.
Kopetensi pengelola terdiri dari kemampuan dalam merencanakan program TBM,
mengorganisasikan sumber pengelola TBM. Kegiatan mengelola TBM merupakan
serangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola TBM. Maka, pengelola
TBM harus menyediakan koleksi, layanan, dan peraturan di TBM.
2.3.1 Koleksi Taman Bacaan Masyarakat
Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan
mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu
kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu
taman bacaan masyrakat perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai
visi, misi, perencanaan, starategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi bahan perpustakaan yang
baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca. Kekuatan koleksi pustaka
ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka
yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai pengunjung taman bacaan masyarakat dan
makin tinngi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi
(transfer of information) dan didini taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta
jembatan perantara anatar sumber informasi dengan masyarakat pemakai.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 04) J umlah
koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan
aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca masyarakat maka
diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30%
ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama,
politik, kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat).
Menurut Amrin (2011: 17) koleksi pada taman bacaan masyarakat harusnya
disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat, misalnya masyarakat yang ada di daerah
pertanian sawah, kebutuhan sarana bacaanya adalah berbeda dengan masyarakat yang ada di
daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan
masyarakat di pantai atau masyarakat yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan
kebutuhan sarana bacaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi taman bacaan masyarakat harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.Dengan demikian maka informasi ilmu
pengetahuan yang dibaca, digali, ditemukan di TBM dapat dikaji, diteliti, dikembangkan,
disalurkan, dan disebarluaskan secara terus-menerus tanpa ada habisnya.

2.3.2 Layanan Pada Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh taman
bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para
pemakainya.keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat penggunanya antara lain terlihat
dari berapa banyak oranf yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM
menydiakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 17) Layanan
TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah :
1. Suasana TBM
Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus
diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman jugs termasuk pengaturan
mobiler dan peralatan/perlengkapan Iainnya sehingga pengunjung merasa senang
berada di ruang TBM.
2. Tenaga Pelayanan
Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM
Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah,
sopan, teliti, tekun dan senang membaca
Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau
meminta pertolongan
Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhartikan.
3. Sistem Layanan TBM
TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/pengguna dapat
masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak,
atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan sarana/tempat
baca dengan bebas.

4. J enis kegiatan pelayanan
a. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku,
majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca.
b. Peraturan sirkulasi (peminjaman) yaitu peminjaman buku untuk dibawa ke
rumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh meminjam buku
hanyalah anggota yang telah terdaftar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan layanan TBM harus senyaman mungkin, dan
tenaga pelayanannya berpenampilan menyenangkan sehingga masyarakat pengguna TBM
tidak segan untuk bertanya atau meminta bantuan serta merasakan dekat dan diperhatikan.
2.3.3 Peraturan dan TataTertib TBM
Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata tertib
TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para pengguna
maupun pengelola TBM.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 18) peraturan
dan tata tertib TBM meliputi:
1. Keanggotaan
Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi
anggota TBM.
2. Hari dan jam buka TBM
Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja
anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBm dilakukan sore haribahkan
malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari nafkah.
Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada soreatau malam hari,
jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari.
3. Lama dan waktu peminjaman
Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu untuk
sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang ada di TBM.
4. J umlah pinjaman
Sebutkan bahan pustaka/bacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali
peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi
yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada umumnya
tidak dipinjamkan. J adi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan.
5. Sanksi pelanggaran
Sanksi pelanggaran juga disebutkan, misalnya skorsing tidak boleh pinjam buku
beberapa hari, denda uang, atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang
terpinjam hilang pleh pengguan. Sanksi diberikan bukan dengan tujuan menghukum,
tapimerupakan bagian dari proses pendidikan dan penegakan disiplin.


2.3.4 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat
Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara
yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan
dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat
dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat
dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai
untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat
mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum
melaksanakan tugasnya.
Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23)
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :
a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap
peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan
pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh
pemerintah.
b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan
yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen
untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya
warung kopi, wartel, counter HP, dll.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap
peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan
latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca
masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga
memberi kenyamanan pada pengguna TBM.
2.3.4 Tugas-tugas pengelola TBM
Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk
tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan minat
baca terhadap masyarakat.
Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) tugas-
tugas pengelola TBM adalah :

a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat
sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan
dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan
bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari
seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan
yang diperlukan.
c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk
meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.
d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan
bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga
pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan
bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis
kebutuhan masyarakat setempat.
e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai
malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat
kesibukan dapat dikunjungi malam hari.
f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pengelola TBM adalah
mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan
TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan
bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan
tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat.

2.4 Minat Baca
2.4.1 Pengertian Minat Baca
Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk
membentuk prilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menanbah informasi dan
memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan lagibahwa membaca
adalah sarana penting bagi setiap orang yag ingin maju. Karena dengan bacaan membuat
mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi (Lili Roesma, 1994).
Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang
menggejala pada prilaku sangat mempengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kejiwaan. Minat
mempunyai arti sikap jiwa seseorang termasuk tiga fungsi jiwanya yaitu kognitif
(pengenalan), emosi (perasaan), dan konasi (kemauan) yang tertuju pada sesuatu. Sedang
baca atau membaca mempunyai arti mengucapkan lafal bahasa tulisan kedalam bahasa lisan
menurut peraturan tertentu (Rachman, 1996)

Menurut Meckel ( 1983: 10) minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan
atasmauan-inisiatif pribadi seseorang tanpa pengaruh dari pihak lain atau luar. Senada dengan
hal tersebut, (Gage, Ed. 1983: 990) berpendapat bahwa kegiatan membaca yang dilakukan
seseorang sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian
tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar-mengajar di sekolah.
Perwujudan dalam minat baca yang dikemukan Meckel itu tidak dapat dilihat sebagai
prilaku yang berbeda, tetapi dilihat sebagai sesuatu yang mewujud pada prilaku yang sama,
yaitu yang mewujud pada kegiatan membaca.
Menurut Harris dan Liba(1960: 728-733) menyatakan bahwa minat dapat dilihat atau
dinilai dari :
a. Wujud pernyataan atau pengakuan seseorang terhadap objek-objek tertentu
b. Wujud prilaku seseorang dalam melakukan sesuatu (membaca)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah kegiatan membaca
yang dilakukan seseorang melalui serangkaian tindakan dan program untuk mewujudkan
kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pengajaran, dapat dilakukan lewat pemahaman minat baca yang disertai dengan upaya
peningkatan bahan bacaan.

2.4.2 Tujuan Dan Manfaat Membaca
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tujuan dan pemanfaatan membaca
maka harus diketahui terlebih dahulu defenisi dari tujuan dan manfaat. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005 : 710) disebutkan bahwa tujuan dan menfaat mengandung arti,
proses, cara, perbuatan, dampak
Dari pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan dan manfaat membaca adalah
suatu proses untuk menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi yang
dilakukan dengan cara membaca bahan bacaan tentang topik-topik menarik.

Menurut Heilman ( 1976: 316-322) mengemukakan bebrapa manfaat dan tujuan
membaca yaitu :
a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik
menarik
b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri
c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia
atau tempat yang dihuninya.
d. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahami orang-
orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.

e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-
orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah
percintaan orang-orang banyak.

Sedangkan menurut Lili Roesma,(1994 : 32) minat baca mempunyai tujuan sebagai
berikut :

a. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Mengembangkan masyarakat baca/reading society lewat layanan masyarakat
perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk
semua jenis bacaan pada lapisan masyrakat.

Menurut Gray & Roggers (1995) menyebutkan beberapa manfaat membaca adalah :
a. Meningkatkan pengembangan diri
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga
daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi
dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk
mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.
b. Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan pembendaharaan kata-
kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan
intelektual.

c. Memenuhi kepentingan hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktisyang berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka
akan diperoleh pengetahuan cara perawatan buku.
d. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang
Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca buku-buku
tentang internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih
mendalam.
e. Mengetahui hal-hal yang Aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang
terjadi dilingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa
bumi, banjir, kebakaran, dan peristiwa yang lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat membaca itu
pada dasarnya untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Dengan membaca dapat juga memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik.
Untuk memenuhi tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh itu, tentu saja memerlukan
sejumlah jenis corak atau ragam buku sehingga kebutuhan dan kenyataan individu setiap

orang dapat terpenuhi dan disalurkan secara tepat. Tujuan dan manfaat membaca itu tidak
dapat dilihat terpisah dari selera dan minat baca yang berbeda pada setiap individu seseorang

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Menurut Dawson dan Bamman (1960: 133-147) mengemukakan prinsip-prinsip yang
mempengaruhi minat baca sebagai berikut :
a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaan
topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan
kenyataan individunya. Berdasarkan prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap
oarang memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan
orang lainnya. Perbedan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap
individu sehigga setiap orang memilih buku atau bahan bacaan sesuai dengan
kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologi.
b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau
bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasarnya. Setiap seseorang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan
kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya.
Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing
individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi terhadap minat baca.
c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga
merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat
baca setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan
minat baca setiap individu ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status
sosial ekonomi kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing.
Dengan kata lain, perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor
sosiologis.
d. J umlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga (ayah,
ibu, dan saudara kandung) juga berfungsi sebagai salah satu pendorong pilihan
bahan bacaan dan minat setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan
bahwa minat baca setiap individu dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan
anggota keluarganya itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang
dimasukkan sebagai faktor sosiologis.
e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta
kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong
terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar
prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa faktor kurikuler sangat mendorong terhadap
timbulnya minat baca.
f. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan seseorang
membaca serta periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong
perkembangan dan peningkatan minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan
bahwa kegiatan pelaksanaan pengajaran membaca secara intensif dan ekstensif
merupakan kegiatan kurikuler yang sangat mendorong dalam pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan minat baca. Dengan kata lain, faktor kurikuler,
yang berwujud pelaksanaan program membaca secara teratur diperpustakaan
sekolah, baik dengan bimbingan guru maupun tanpa bimbingan guru, merupakan

faktor dominan yang mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan
minat baca seseorang.
g. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya
minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar
berupa tukar pengalaman, diskusi, dan sumbangan sara yang dilakukan individu
dalam ruang kelas atau diluar ruang kelas baik dengan pengarahan dan bimbingan
guru mupaun tanpa pengarahan dan bimbingan guru dapat mendorong pemilihan
bahan bacaan dan minat baca murid. Kegiatan belajar-mengajar yang memberikan
kesempatan murid untuk saling mempengaruhi dan sumbang saran dalam hal
pemilihan bahan-bahan bacaan merupakan salah satu bentuk kegiatan kurikuler
yang perlu dimanfaatkan unruk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan
minat baca murid.
h. Faktor guru berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-
mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, kejelian guru dalam
memperhatikan perbedaan selera dan minat baca seseorang sangat mendorong
pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca orang tersebut.
i. Faktor jenis kelamin juga berfunfsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan
buku bacaan dan minat baca murid. Prinsip itu menegaskan bahwa perbedaan
jenis kelamin secara psikologis dapat mendorong perwujudan selera dan minat
baca seseorang.

Menurut Rachman (1996 : 06) faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah:
a. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus
membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau
pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
b. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat
perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan
berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan
minat baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana visual yang dapat
disinosimkan dengan sumber informasi yang lebih abtudate, tetapi hal ini
disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang
tepat bagi konsumsi anak-anak.
c. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall,
supermarket dll.
d. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat
dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum
anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak
dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan.
e. Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu
mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat
minim.
f. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah
perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan
kadang-kadang letaknya jauh.
Sedangkan menurut Smith (1960: 159-196) prinsip-prinsip yang relevan dengan minat
baca adalah


a. Tidak pernah ada dua pembaca atau lebih yang memiliki minat baca yang sama
mutlak karena masing-masing memiliki kemampuan alami yang berbeda-beda,
baik Dawson dan Bamman yang menyatakan bahwa bahan bacaan dinyatakan
bermanfaat jika sesuai dengan kenyataan individunya. Oleh dawson dan Bamman
dijelaskan bahwa perbedaan dan kenyataan setiap individu itu disesbabkan oleh
intensitas faktor pendorong, baik secara eksternal maupun internal yang dimiliki
oleh masing-masing individu.
b. Keragaman dan corak pengalaman yang diperoleh sejak kecil merupakan faktor
pendorong yang dapat menyebabkan perbedaan pilihan bacaan dan minat baca
seseorang. Prinsip ini juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki kenyataan
minat baca masing-masing disebabkan oleh faktor internal ataupun eksternalnya.


Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip minat baca
memiliki kemampuan alami yang bermanfaat jika sesuai dengan kenyataan individu dan
corak pengalaman yang diperoleh dari sejak kecil merupakan pendorong perwujudan
pemilahan bahan bacaan.

2.4.4 Masalah Pokok Dalam Memahami Minat Baca
Menurut Henry (Gage, Ed., 1963: 992) bahwa pada dasarnya dalam memahami minat
baca ada beberapa masalah pokok yaitu :
a. Buku atau bacaan yang dibaca
b. Alasan yang mendorong seseorang memilih atau membaca buku atau bahan
bacaan tertentu

Sedangkan menurut Racman (1996: 10) ada beberapa masalah pokok dalam minat baca, yaitu
:
a. J umlah buku atau bahan bacaan yang telah dibaca seseorang.
b. Buku atau bahan bacaan yang disenangi seseorang.
c. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya jumlah buku bacaan yang
dibaca seseorang.
d. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya pilihan buku bacaan yang
disenangi seseorang.

Kemudian Rankin (1963: 993) menyatakan bahwa masalah pokok dalam minat baca
adalah adanya perubahan dan upaya pengadaan buku-buku bacaan baru oleh berbgai pihak,
ternyata berpengaruh terhadap pihak dan kesenangan membaca dikalangan masyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah pokok dalam minat baca adalah
bahan bacaan yang disenangi masyarakat. Bahan bacaan yang mendorong masyarakat untuk
menumbuhkan minat baca dalam diri seseorang tersebut.

2.4.5 Hal-hal yang Berperan Dalam Menumbuhkan Minat Baca
a. Orang Tua
Untuk mensiasati supaya masyarakat kita gemar membaca dan membaca
adalah suatu kebutuhan sehari-hari, maka tidak ada jalan lain peranan orang tua
sangat dibutuhkan dengan cara membiasakan anak-anak usia dini untuk mengenal apa
yang dinamakan buku dan membiasakan untuk membaca.dan bercerita terhadap buku
yang dibacanya. Hal ini harus dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus
dengan harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat dalam diri si anak sampai
dewasa, sehingga membaca adalah suatu kebutuhan bukan sekedar hobi melulu.
b. Pemerintah
Peranan pemerintah daerah dibantu oleh kalangan dunia pendidikan, media
masa, gerakan masyarakat cinta buku untuk bersama-sama merangkul pihak-pihak
swasta yang mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
mensponsori pendirian perpustakaan-perpustakaan kecil dilingkungan masyarakat
seperti desa/kampung dengan bantuan berupa sarana dan prasarana dan koleksi
perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada Ibu-Ibu PKK atau Karang
Taruna. Supaya gebyarnya lebih meluas perlu diadakan lomba yang bisa di ekspos
oleh media massa lokal maupun nasional dengan iming-iming berupa hadiah yang
menarik sebagaimana lomba green and clean di Surabaya, dan ini harus dilakukan
secara continue setiap tahunnya.
c. Lembaga Pendidikan
Peranan kepala sekolah sangat penting sebagai ujung tombak terhadap
pendirian perpustakan dan fungsi guru dan pustakawan sebagai pengembangan
perpustakaan harus selalu mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah daerah,
karena banyak sekolah dasar sampai menengah belum memiliki perpustakaan dan
kalaupun ada sifatnya stagnasi dan tidak berkembang karena kesulitan dana.
Pemerintah Daerah yang sebenarnya harus memfasilitasi perpustakaan sekolah
dengan cara menggandeng pihak-pihak swasta sebagai sponsor atau sebagai mitra.
Perpustakaan keliling yang sudah ada sekarang ini perlu ditingkatnya dan diperluas
jangkauannya dengan penambahan armada dan koleksi setiap tahunnya dan bukan

malah sebaliknya semakin tahun semakin menurun dan akhirnya tidak beroperasi
lagi dan ini harus mendapat perhatian serius dari kita semua kalau menginginkan
bangsa kita cerdas dan pandai sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
Kalau kita cermati secara seksama sebenarnya untuk menciptakan dan
mengembangkan minat baca masyarakat akan bisa terwujud kalau semua pihak dari
mulai pemerintah, kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, Orang tua,
pecinta buku maupun elemen masyarakat mau duduk bersama-sama satu meja dan
sama-sama berusaha untuk saling melengkapi dari apa yang kurang dan berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencerdaskan masyarakat
melalui pemasyarakatan perpustakaan. Kalau semua sekolah/perguruan tinggi
maupun dalam lingkungan kampung/desa tersedia perpustakaan maka tentu banyak
buku yang diperlukan untuk mengisi perpustakaan tersebut. Dengan demikian betapa
banyak penulis buku, penerbit, dan toko buku yang memproduksi dan mengedarkan
buku serta mengisi perpustakaan di seluruh negeri. Dengan demikian lapangan kerja
terbuka luas dan berpotensi besar dan inilah yang diharapkan oleh pengarang maupun
penerbit supaya dunia buku tidak lesu dan gulung tikar.

Anda mungkin juga menyukai