2
P
1
P
2
2
n
1
= n
2
=
1,962x0,42x0,58 + 0,8420,62x0,38 +0,23x0,77
2
0,62 0,23
2
n
1
= n
2
= 24
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dibutuhkan 24 sampel untuk
kelompok kasus dan 24 sampel untuk kelompok kontrol, sehingga besar
sampel total adalah 48 subyek penelitian.
36
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Variabel Bebas
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Indeks Massa Tubuh
4) Riwayat keluarga
5) Riwayat fraktur
6) Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
7) Konsumsi alkohol
8) Kebiasaan merokok
9) Menopause dini
10) Diabetes melitus
11) Sirosis hepatis
12) Hipertiroid
13) Gagal ginjal kronik
4.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah osteoporosis dengan skala
nominal.
37
4.6 Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi operasional
No Variabel Unit Skala
1. Usia
Usia adalah usia kronologis
pasien yang diukur pada saat
dilakukan pemeriksaan DEXA,
dikategorikan dalam:
1) 51-65 tahun
2) 66 tahun
Cara pengukuran data didapatkan
melalui catatan medik pasien.
Tahun Nominal
2 Jenis Kelamin
Data jenis kelamin didapatkan
dari data identitas pasien pada
rekam medik, dikategorikan
dalam:
1) Pria
2) Wanita
- Nominal
3. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga adalah adanya
riwayat terjadinya osteoporosis
pada keluarga. Data diperoleh
melalui wawancara dan
dikategorikan dalam:
1) Ya
2) Tidak
- Nominal
4. Indeks massa tubuh
Indeks massa tubuh dihitung
berdasarkan rumus:
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m
2
)
Berat badan dan tinggi badan
yang digunakan adalah data saat
pasien tersebut datang pertama
kali, yaitu yang tercatat dalam
rekam medik. Indeks massa tubuh
dikategorikan dalam:
1) < 18 kg/m
2
2) 18 kg/m
2
kg/m
2
Nominal
38
Tabel 3. Definisi Operasional (lanjutan)
5. Riwayat Fraktur
Riwayat fraktur adalah adanya
riwayat terjadinya fraktur
sebelumnya. Data diperoleh
melalui wawancara dan
dikategorikan dalam:
1) Ya
2) Tidak
- Nominal
6. Penggunaan kortikosteroid jangka
panjang
Penggunaan kortikostreoid jangka
panjang adalah penggunaan
kortikosteroid lebih dari 3 bulan
dengan dosis lebih dari 7,5 mg
per hari.(27) Cara pengukuran
diperoleh melalui wawancara dan
dikategorikan dalam:
1) Ya
2) Tidak
- Nominal
7. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol adalah
penggunaan alkohol lebih dari
750 mL per minggu.(28, 29) Cara
pengukuran diperoleh melalui
wawancara dan dikategorikan
dalam:
1) Ya
2) Tidak
mL Nominal
8 Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok adalah
merokok secara aktif selama
minimal 1 tahun. Data diperoleh
melalui wawancara dan
dikategorikan dalam:
1) Ya
2) Tidak
- Nominal
39
Tabel 3. Definisi Operasional (lanjutan)
9. Menopause dini
Menopause dini adalah usia
menopause kurang dari normal,
yaitu kurang dari 45 tahun.(24)
Data diperoleh melalui
wawancara dan dikategorikan
dalam :
1) Ya
2) Tidak
Tahun Nominal
10. Penyakit sistemik
Penyakit sistemik adalah penyakit
yang dapat mempengaruhi semua
sistem organ tubuh.
Penyakit sistemik yang diteliti
adalah diabetes melitus, sirosis
hepatis, hipertiroid, dan gagal
ginjal kronik.
Data diperoleh melalui
wawancara dan dikategorikan
dalam :
1) Ada
2) Tidak
- Nominal
4.7 Cara Pengumpulan Data
4.7.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari catatan medik di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode
Januari 2008 - Desember 2011 dan data primer dari hasil wawancara.
4.7.2 Alat
Alat yang digunakan adalah alat tulis untuk mencatat data dan komputer
untuk mengolah dan memproses data.
40
4.7.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
didapatkan melalui hasil wawancara dan data sekunder yang didapatkan
dari catatan medik pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang.
4.7.4 Cara Kerja
Peneliti mengunjungi bagian rekam medik untuk mengumpulkan data
pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan melakukan
sampling untuk mendapatkan subyek penelitian sesuai jumlah sampel
minimal. Data yang bisa di dapatkan dari catatan medik yaitu usia, jenis
kelamin, indeks massa tubuh, sedangkan data lain yaitu riwayat keluarga,
riwayat fraktur, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, penggunaan
steroid jangka panjang, menopause dini, dan adanya penyakit diabetes
melitus, sirosis hepatis, hipertiroid, dan gagal ginjal kronik di dapatkan
melalui wawancara langsung kepada pasien setelah dilakukan informed
consent. Data yang didapat melalui wawancara dan catatan medik
kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan komputer untuk kemudian dilakukan analisis data.
41
4.8 Alur Penelitian
Gambar 3. Alur penelitian
Mengumpulkan data dari bagian
rekam medik RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Consecutive sampling
dengan memperhatikan
kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel
Data Rekam Medis Wawancara
Informed Consent
Analisis Data
Data riwayat
keluarga,
penggunaan
kortikosterod,
konsumsi alkohol,
kebiasaan merokok,
menopause dini,
riwayat fraktur,
diabetes melitus,
sirosis hepatis,
hipertiroid, gagal
ginjal kronik
Data usia,jenis
kelamin, indeks
massa tubuh
42
4.9 Analisis Data
1) Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. Coding, yaitu data diberi kode yang sesuai dengan kriteria masing-
masing variabel.
b. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam program komputer.
c. Editing atau koreksi, meliputi kelengkapan jawaban dan tulisan yang
jelas.
d. Cleaning.
2) Analisis data. Analisis univariat untuk mendeskripsikan data. Analisis
bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Apabila syarat-
syarat Chi-square tidak dipenuhi maka dilakukan uji alternatif yaitu
Fisher Exact Test. Jika hasil bivariat ada yang bernilai p< 0,25 akan
diteruskan dengan multivariat regresi logistik. Data kemudian di analisis
untuk mencari odd ratio dari masing-masing variabel.
3) Interpretasi, yaitu mengartikan hasil analisis yang diperoleh.
4.10 Etika Penelitian
Sebelum dilakukan pengumpulan data terhadap subyek penelitian,
peneliti mengajukan ethical clearance terlebih dahulu kepada Komisi Etik
Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran UNDIP dan RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
Sampel dan responden yang diwawancarai utnuk pengisian kuesioner
pada penelitian ini diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan
43
dan berhak untuk menolak menjadi responden. Sebelum melakukan wawancara,
sebelumnya responden diberi informed consent dan menandatanganinya untuk
legalitas persetujuan. Penelitian ini juga sebelumnya dilakukan ethical clearance
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengumpulan data terhadap subyek penelitian.
4.11 Jadwal Penelitian
Tabel 4. Jadwal penelitian
Feb Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
proposal
Ujian
proposal
Ethical
clearance
Sampling
Mengump
ulkan data
(primer
dan
sekunder)
Pengolaha
n data
Analisis
data
Menulis
laporan
Menulis
artikel
44
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Sampel
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai dengan
Juni 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder dari catatan medik RSUP
Dr. Kariadi Semarang dan data primer dengan melakukan wawancara secara
langsung kepada responden.
Menurut data pasien yang dilakukan pemeriksaan DEXA di laboratorium
Radiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode bulan Januari 2008
Desember 2011 didapatkan 82 pasien. Setelah dilakukan penelusuran dari 82
pasien tersebut, 19 pasien tidak ditemukan catatan medik, 8 pasien bertempat
tinggal di luar Semarang, 3 pasien menolak untuk menjadi responden, dan 2
pasien telah meninggal dunia. Total responden yang didapatkan sebagai subyek
penelitian adalah 50, yaitu 25 responden dengan osteoporosis sebagai kelompok
kasus dan 25 responden yang tidak mengalami osteoporosis sebagai kelompok
kontrol.
5.2 Analisis Deskriptif
Distribusi sampel menurut jenis kelamin pada penelitian ini didapatkan jenis
kelamin wanita berjumlah 37 responden dan pria sebanyak 13 responden. Untuk
distribusi usia didapatkan bahwa responden dengan usia lebih dari 65 tahun
45
adalah sebanyak 26 orang dan yang berusia 51-65 tahun sebanyak 24 orang.
Rerata usia responden adalah 65,28 tahun.
Gambar 4. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin
Gambar 5. Distribusi Sampel berdasarkan kategori usia
46
Menurut riwayat pendidikan, didapatkan sebaran yang hampir merata dari
responden, yaitu 12 orang dengan pendidikan Sekolah Dasar, 12 orang Sekolah
Menengah Pertama, 13 orang Sekolah Menengah Atas, 3 orang Diploma, dan 10
orang Sarjana. Ditinjau dari status bekerja atau tidak, 78% dari responden sudah
tidak bekerja dan 22 % masih aktif bekerja.
Gambar 6. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 7. Distribusi sampel berdasarkan status bekerja
47
5.3 Analisis Inferensisal
5.3.1 Analisis Bivariat
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang bermakna
terhadap terjadinya osteoporosis adalah jenis kelamin, usia, menopause dini dan
diabetes melitus. Variabel yang tidak bermakna terhadap terjadinya osteoporosis
adalah indeks massa tubuh, riwayat keluarga, riwayat fraktur, konsumsi steroid
jangka panjang, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, sirosis hepatis, hipertiroid,
dan gagal ginjal kronik.
Menurut hasil analisis statistik, jenis kelamin wanita berisiko menderita
osteoporosis 4,88 kali lebih besar daripada jenis kelamin pria. Usia 66 tahun
mempunyai risiko untuk terjadi osteoporosis 5,46 kali lebih besar daripada usia
51-65. Untuk variabel menopuse dini, responden yang mengalami menopause dini
memiliki risiko menderita osteoporosis 4,8 kali lebih besar daripada responden
yang tidak mengalami menopause dini. Untuk variabel diabetes melitus
didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus memiliki risiko mengalami osteoporosis 3,43 kali lebih besar daripada
yang tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus.
48
Tabel 5. Hasil analisis bivariat
Faktor Risiko
Hasil
Nilai p OR 95% CI
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Jenis Kelamin
Wanita 22 15
0,024 4,88 1,15-20,79
Pria 3 10
Usia
66 17 7
0,005 5,46 1,62-18,35
51-65 8 18
Indeks massa Tubuh
18 kg/m
2
15 8
0,047 3,18 0.99-10,17
>18 kg/m
2
10 17
Riwayat keluarga
Ada 5 2
0,41 2,87 0,5-16,47
Tidak 20 23
Riwayat Fraktur
Ada 6 3
0,46 2,31 0,5-10,54
Tidak 19 22
Konsumsi steroid
jangka panjang
Ada 5 4
1 1,31 0,3-5,59
Tidak 20 21
Konsumsi alkohol
Ada 0 0
- - -
Tidak 25 25
Kebiasaan Merokok
Ada 4 7
0,306 0,49 0,12-1,94
Tidak 21 18
Menopause dini
Ya 12 3
0,03 4,8 1,05-21,9
Tidak 10 12
Diabetes melitus
Ya 13 6
0,04 3,43 1,02-11,47
Tidak 12 19
Sirosis hepatis
Ya 0 1
1 2,04 1,53-2,71
Tidak 25 24
Hipertiroid
Ya 0 0
- - -
Tidak 25 25
Gagal ginjal kronik
Ya 0 0
- - -
Tidak 25 25
49
5.3.2 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan pada semua variabel yang memiliki p < 0,25
pada analisis bivariat, yaitu variabel jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh,
diabetes melitus. Varibel menopause dini tidak diikutsertakan, karena jika
diikutsertakan dalam analisis multivariat akan menyebabkan jumlah responden
pada semua variabel yang di analisis hanya yang berjenis kelamin wanita.
Setelah dilakukan analisis multivaritat, didapatkan hasil yang menunjukkan
bahwa variabel yang secara independen menjadi faktor risiko osteoporosis adalah
jenis kelamin dan usia (Tabel 6).
Tabel 6. Hasil analisis multivariat
Variabel Nilai p aOR 95% CI
Jenis kelamin 0,012 9,16 1,61 52,04
Usia 0,003 8,91 2,06 38,38
50
BAB VI
PEMBAHASAN
Angka kejadian osteoporosis yang tinggi menjadi salah satu masalah dalam
dunia kesehatan. Salah satu cara untuk mengurangi angka kejadian tersebut adalah
dengan menghindari hal-hal yang menjadi faktor risiko terjadinya osteoporosis.
3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko osteoporosis yang terjadi
di RSUP Dr. Kariadi Semarang, sehingga diharapkan menjadi landasan untuk
mengurangi angka kejadian osteoporosis.
Menurut hasil analisis dari penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan terjadinya osteoporosis dan bahwa jenis kelamin
wanita memiliki risiko untuk terjadinya osteoporosis 4,88 kali lebih besar
daripada jenis kelamin pria. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmah pada tahun
2008 dengan desain penelitian cross sectional juga memberikan hasil yang sama,
yaitu wanita memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk terjadi osteoporosis
dibandingkan pria.
9
Beberapa teori menyebutkan bahwa wanita berisiko lebih
besar daripada pria karena beberapa alasan, diantaranya adalah karena wanita
mengalami suatu periode menopause dimana fungsi ovarium menurun sehingga
produksi hormon estrogen dan progesteron menurun. Hormon estrogen diketahui
berperan dalam mempertahankan tingkat remodeling tulang yang normal. Selain
itu juga karena pria memiliki puncak massa tulang yang lebih besar dan
cenderung memiliki massa otot yang lebih besar dibandingkan wanita.
24, 34
51
Usia juga memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya
osteoporosis. Pernyataan ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fatmah yang menjelaskan bahwa semakin tinggi usia lansia, proporsi
osteoporosis juga semakin besar.
9
Secara teori juga disebutkan bahwa setelah
usia 30 tahun, massa tulang yang hilang akan lebih banyak daripada massa tulang
yang dibentuk, sehingga dengan meningkatnya usia, massa tulang akan semakin
berkurang.
24
Teori menyebutkan bahwa periode menopause berpengaruh terhadap massa
tulang karena adanya penurunan jumlah hormon estrogen dan progesteron.
Dengan adanya penurunan estrogen sebagai pelindung massa tulang, maka massa
tulang akan lebih cepat berkurang. Terjadinya menopause yang lebih awal akan
mengakibatkan penurunan massa tulang yang lebih awal pula.
24
Teori ini sesuai
dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara
menopause dini dengan terjadinya osteoporosis.
Diabetes melitus merupakan salah satu penyebab terjadinya osteoporosis
sekunder. Penelitian ini menunjukkan bahwa diabetes melitus sebagai salah satu
faktor risiko terjadinya osteoporosis. Hal tersebut sesuai dengan hasil analisis
bivariat yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki penyakit diabetes
melitus memiliki risiko terjadinya osteoporosis 3,43 kali lebih besar dibandingkan
dengan yang tidak memiliki penyakit diabetes melitus.
Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara
variabel indeks massa tubuh, riwayat keluarga, riwayat fraktur, konsumsi steroid
52
jangka panjang, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, sirosis hepatis, hipertiroid,
dan gagal ginjal kronik dengan terjadinya osteoporosis. Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa indeks massa tubuh memiliki nilai p dan confidence interval
(CI) yang mendekati nilai bermakna yaitu p=0,047 dan nilai CI sebesar 0,99-
10,17. Kemungkinan dengan penambahan sampel akan mendapatkan hasil yang
bermakna antara indeks massa tubuh dengan terjadinya osteoporosis. Menurut
teori dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fatmah, indeks massa tubuh
memiliki peranan dalam terjadinya osteoporosis. Estrogen sebagai pelindung
tulang yang dapat mempertahankan struktur remodeling tulang tidak hanya
diproduksi oleh ovarium tetapi juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan jaringan
lemak. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki, maka akan semakin banyak
hormon estrogen yang akan diproduksi dan adanya penumpukan jaringan lunak
dapat melindungi tubuh dari adanya trauma dan patah tulang.
9,24
Ketidaksesuaian antara hasil penelitian ini dan teori yang menyebutkan
bahwa riwayat keluarga berpengaruh terhadap osteoporosis mungkin disebabkan
karena mayoritas responden pada penelitian ini berusia tua dan tidak mengetahui
secara pasti apakah terdapat anggota keluarga yang mengalami osteoporosis
karena tidak pernah melakukan pemeriksaan klinis maupun radiologis. Pada
konsumsi steroid jangka panjang tidak didapatkan hubungan yang bermakna
dengan terjadinya osteoporosis, mungkin disebabkan karena tidak semua pasien
mengetahui secara pasti apakah telah mengonsumsi obat golongan steroid dan
meskipun telah mengonsumsi obat golongan steroid, obat tersebut hanya
dikonsumsi dalam jangka pendek. Secara teori disebutkan bahwa steroid dapat
53
mempengaruhi massa tulang karena dapat mengganggu absorbsi kalsium di usus
dan meningkatkan ekskresi kalsium di ginjal, steroid juga dapat menyebabkan
penekanan pada hormon gonadotropin sehingga mengurangi produksi estrogen
dan terjadinya peningkatan kerja osteoklas.
24
Pada penelitian ini riwayat fraktur tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan terjadinya osteoporosis mungkin disebabkan karena hanya sedikit
responden yang pernah mengalami patah tulang. Pada teori menyebutkan bahwa
orang yang memiliki riwayat fraktur cenderung mempunyai massa tulang yang
lebih rendah daripada orang yang tidak pernah mengalami fraktur, sehingga akan
lebih berisiko mengalami osteoporosis. Terjadinya fraktur itu sendiri tidak hanya
dipengaruhi oleh rendahnya massa tulang, tetapi juga dipengaruhi oleh penyebab
dari terjadinya fraktur.
30
Proporsi jumlah pria yang lebih banyak terdapat pada kelompok kontrol
mengakibatkan jumlah perokok juga lebih banyak terdapat pada kelompok
kontrol. Hal inilah yang mungkin menyebabkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara merokok dan osteoporosis. Menurut teori tembakau dapat
meracuni tulang secara langsung dan menurunkan kadar estrogen, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
24
Pada variabel sirosis hepatis hanya ditemukan 1 responden yang memiliki
riwayat penyakit tersebut, hal inilah yang menyebabkan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa sirosis hepatis memiliki hubungan yang tidak bermakna
terhadap terjadinya osteoporosis. Teori menyebutkan bahwa pada orang yang
54
mengalami sirosis hepatis, fungsi hepar akan mengalami penurunan sehingga
kemampuan metabolisme vitamin D akan mengalami gangguan. Hal ini akan
berpengaruh pada massa tulang karena vitamin D berguna dalam proses
mineralisasi tulang. Selain itu kekurangan vitamin D juga akan mengurangi
penyerapan kalsium di usus sehingga massa tulang juga akan berkurang.
24
Pada variabel konsumsi alkohol, hipertiroid, dan gagal ginjal kronik tidak
ditemukan adanya responden yang memiliki atau pernah mengalaminya, baik
pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol, sehingga tidak bisa dianalisis
apakah memiliki hubungan terhadap terjadinya osteoporosis.
Kelemahan dari penelitian ini adalah sulitnya mendapatkan informasi secara
akurat dari responden yang dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah
karena responden tidak bisa mengingat secara pasti (recall bias) dan karena
sulitnya menggali informasi dari riwayat penyakit sistemik yang dialami
responden. Recall bias dapat terjadi pada jawaban responden terutama pada
pertanyaan mengenai riwayat keluarga dan riwayat konsumsi steroid jangka
panjang. Kemungkinan recall bias yang besar pada penelitian ini juga
dikarenakan faktor usia responden yang mayoritas sudah berusia lanjut.
55
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang faktor - faktor risiko osteoporosis pada
pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis kelamin, usia, menopause dini, dan diabetes melitus merupakan faktor
risiko terjadinya osteoporosis pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Usia
menjadi faktor risiko tertinggi pada penelitian ini, yaitu usia lebih dari 65 tahun
memiliki risiko 5,46 kali lebih besar daripada usia 51-65 tahun.
2. Faktor risiko independen untuk terjadinya osteoporosis pada pasien di RSUP
Dr. Kariadi Semarang adalah jenis kelamin dan usia.
3. Pada penelitian ini indeks massa tubuh, riwayat keluarga, riwayat fraktur,
konsumsi steroid jangka panjang, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok,
sirosis hepatis, hipertiroid, dan gagal ginjal kronik tidak terbukti menjadi faktor
risiko ostoeporosis pada pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang.
7.2 Saran
1. Pencegahan terhadap penyakit osteoporosis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin mengingat usia merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya
osteoporosis.
56
2. Pada penelitian ini diabates melitus dan menopause dini merupakan faktor
risiko osteoporosis yang dapat dimodifikasi, sehingga pencegahan terhadap
penyakit diabetes melitus dan menopause dini juga sebaiknya dilakukan untuk
ikut mengurangi risiko terjadinya osteoporosis.
3. Walaupun pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara
indeks massa tubuh, riwayat keluarga, riwayat fraktur, konsumsi steroid jangka
panjang, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, sirosis hepatis, hipertiroid, dan
gagal ginjal kronik, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan sampel yang lebih banyak daripada penelitian ini.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Macdonald HM NS, Campbell MK, Reid DM. Influence of weight and
weight change on bone loss in perimenopausal and early postmenopausal
Scottish women. 2005:16371.
2. Haussler B GH, Gol D, Glaeske G, Pientka L, Felsenberg D. Epidemiology,
treatment and costs of osteoporosis in Germany-the BoneEVA Study.
2007:7784.
3. Macdonald HM NS, Golden MH, Campbell MK, Reid DM. Nutritional
associations with bone loss during the menopausal transition: evidence of a
beneficial effect of calcium, alcohol, and fruit and vegetable nutrients and of
a detrimental effect of fatty acids. 2004:15565.
4. The Jakarta Post. How to Avoid the brittle bone problem. 2003; Available
from: http://the jakartapost.com.
5. Ross PD. Osteoporosis frequency, consequences and risk factors: Arch.
Internal Med.; 1996; 156(13):1399-411
6. Johnell. Advances in osteoporosis: Better identification of risk factors can
reduce morbidity and mortality: J. Internal Med.; 1996. 239(4): 299304.
7. T.V. Nguyen DS, P.N. Sambrook and J.A. Eisman. Mortality after all major
types of osteoporotic fracture in men andwomen: An observational study.
1999:878-82.
8. Buttros Dde A N-NJ, Nahas EA, Cangussu LM, Barral AB, Kawakami MS.
Risk factors for osteoporosis in postmenopausal women from southeast
Brazilian. 2011. Juni; 33(6):295-302.
9. Fatmah. Osteoporosis dan Faktor Risikonya pada Lansia Etnis Jawa.
2008;43(2):57-67.
10. Teb C DRL, Casas L, Estrada MD, Kotzeva A, Di Gregorio S, Espallargues
M. Risk factors for fragility fractures in a cohort of Spanish women. 2011.
25(6):507-12
58
11. Lindsay R CFOIFA, Braunwald e, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,
Jameson JL. Osteoporosis. In: Fauci AS Be, Kasper DL, Hauser SL, Longo
DL, Jameson JL, et al., editor. Harrisons principle of internal medicine 17
ed: Mc Grow-Hill USA; 2008. p. 2397-408.
12. Cyrus Cooper SG, Robert Lindsay. Prevention and Treatment of
Osteoporosis: a Clinicians Guide. New York: Taylor and Francis; 2005.
13. Age Venture News Service. 2004; Available from: http://www.demko.com.
14. Journal CM. Prevalence rate of osteoporosis in the mid- aged and elderly in
selected parts of China. 2002; 115: 773-5.
15. H M. Osteoporosis pada usia lanjut tinjauan dari segi geriatri. Rachmatullah P
GM, Hirlan, Soemanto, Hadi S, Tobing ML, editor. Semarang (Indonesia):
Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2007. p. 126.
16. Juliet C. Disease of Skeleton: Osteoporosis. Oxford Text Book of Medicine;
2003. P. 36-41.
17. Setiyohadi B. Osteoporosis. In: Aru W. Sudoyo BS, Idrus Alwi, Marcellinus
Simadibrata, Siti Setiati, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2010. p. 2650-76.
18. American Association of Clinical Endocrinologist Medical Guidelines for
Clinical Practice for the Prevention and Treatment of Post Menopausal
Osteoporosis: 2001 Editio, with selected updates for 2003. Endocr Pract
.Nov-Des 2003;9(6):544-64
19. Kelman A. The management of secondary osteoporosis.2005; 19(6):1021-37
20. Ethel S. Clinicians Guide to Prevention and Treatment of Osteoporosis:
National Osteoporosis Foundation; 2008. P. 4-5
21. Larsen K, Melmed et al. Osteoporosis. William Textbook of Endocrinology.
10 ed: Elvieser Inc.; 2007.
22. Association AM. Pathophisiology of Osteoporosis. 2004 [cited 2004];
Available from:
http://www.stg.centrax.com/ama/osteo/part4/module03/pdf/osteo_mgmt_o3.p
df.
23. L S. Kontrol Endokrin terhadap pertumbuhan. In: BI S, editor. Fisiologi
manusia dari sel ke sistem. 2 ed. Jakarta: EGC; 2001. p. 632-88.
59
24. Lane NE. The Osteoporosis Book a Guide for Patients and Their Families.
New York: Oxford University Press; 1999. p. 19-32
25. Migliaccio S BM, Malavolta N. Management of glucocorticoids-induced
osteoporosis: role of teriparatide. 2009;5(2):305-10.
26. Foundation NO. Clinician's Guide to Prevention and Treatment of
Osteoporosis. [cited 2011 January 13]; Available from:
http://www.nof.org/professionals/clinical-guidelines.
27. Jehle PM. Steroid-induced osteoporosis; how can it be avoided? Oxford
Journals. 2003;18(5):681-4.
28. New SA B-SC, Grubb DA, Reid DM. Nutritional influences on bone mineral
density: a cross-sectional study in premenopausal women. American Journal
of Clinical Nutrition. 1997;65:1831-9.
29. Scane AC FR, Sutcliffe AM, Francis SJD, Rawlings DJ, Chapple CL. Case-
control study of the pathogenesis and sequelae of symptomatic vertebral
fractures in men. Osteoporosis International. 1999;9:91-7.
30. Cheung AM FD, Kapral M, Diaz N-Granados, Dodin S. Prevention of
Osteoporosis and Osteoporotic Fracturesin Postmenopausal Women. CMAJ.
2004;170(11):1665-7.
31. Kutikat A GR, Chakravarty K. Management of Osteoporosis. 2004;12:104-
18.
32. Seeman E PD, Delmas EPD. Bone Quality-The Material and Structural Basis
of Bone Strenght and Fragility. t=The New England Journal of Medicine.
2006:2250-61.
33. Hansen Lb VS. Prevention and Treatment of non-postmenopausal
Osteoporosis. 2004;61:2638-54
60
61
62
63
JUDULPENELITIAN : Faktor Faktor Risiko Osteoporosis pada Pasien
dengan Usia di Atas 50 Tahun
PENELITI : Wisnu Wardhana
Persetujuan Setelah Penjelasan
(I NFORMED CONSENT)
Berikut ini naskah yang akan dibacakan pada Responden Penelitian:
Yang terhormat Bapak / Ibu,
Saya, Wisnu Wardhana, mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran
Umum Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, akan melakukan penelitian
dengan judul Faktor Faktor Risiko Osteoporosis pada Pasien dengan Usia di
Atas 50 Tahun. Peneliti mengambil topik tersebut karena osteoporosis
merupakan penyakit yang angka kejadiannya tinggi dan menyebabkan
permasalahan dalam bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan faktor-faktor risiko terjadinya osteoporosis pada pasien di Rumah
Sakit Dr. Kariadi Semarang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
wawasan, baik dalam bidang pendidikan maupun kepada masyarakat, mengenai
faktor-faktor risiko terjadinya osteoporosis secara lebih jelas, serta dapat menjadi
petunjuk bagi penelitian selanjutnya.
Berdasarkan pemilihan acak pada pasien yang datang ke Rumah Sakit
Dr. Kariadi Semarang dan diperiksa menggunakan Dual Energy X-ray
Absorptimetry (DEXA), Bapak / Ibu saya pilih untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Oleh sebab itu, saya bermaksud memohon kerjasama Bapak / Ibu
untuk menjadi subjek penelitian dengan cara bersedia menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan oleh Peneliti dengan menggunakan metode
64
wawancara. Penelitian ini tidak akan membahayakan kesehatan Bapak / Ibu
sebagai responden.
Berikut ini prosedur perlakuan yang akan dilakukan oleh peneliti:
a. Peneliti melakukan penelitian setelah mendapatkan ethical
clearance dan ijin dari Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Kariadi
Semarang.
b. Peneliti melakukan sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.
c. Peneliti meminta informed consent dan melakukan wawancara
kepada responden apabila telah mendapat persetujan dari
responden.
d. Peneliti melakukan pengolahan data.
e. Analisis data
Dalam hal ini, peneliti menjamin dan akan menjaga kerahasiaan data
Bapak / Ibu.
Terima kasih atas kerjasama Bapak / Ibu.
Setelah mendengar dan memahami penjelasan Penelitian, dengan ini saya
menyatakan
SETUJU / TIDAK SETUJU
untuk ikut sebagai responden / sampel penelitian.
Semarang, 2012
Saksi :
Nama Terang : Nama Terang :
Alamat : Alamat :
65
a
66
67
68
69
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR RISIKO OSTEOPOROSIS PADA PASIEN
DENGAN USIA DI ATAS 50 TAHUN.
Tanggal diisi:
DATA IDENTITAS PASIEN
1. No. ID pasien :
2. Nama pasien :
3
Alamat pasien :
RT: RW:
Kec.: Kota:
4
Usia : .............................. tahun
1. 51-65 tahun
2. 66 tahun
5
Tinggi badan : Berat badan:
IMT =
6.
Apakah Anda masih aktif bekerja saat ini?
1. Ya, sebutkan .............. 2. tidak
DATA RIWAYAT KELUARGA
7.
Apakah terdapat riwayat osteoporosis dalam keluarga pasien?
1. Ya 2. Tidak
8.
Jika Ya, siapakah yang pernah menderita osteoporosis dalam keluarga?
......................................................................................
DATA RIWAYAT FRAKTUR
9.
Apakah pasien pernah mengalami fraktur atau patah tulang sebelumnya?
1. Ya 2. Tidak
10.
Jika Ya, saat usia berapa terjadi fraktur?
.........................................................
70
11.
Jika Ya, apakah penyebab terjadinya fraktur?
..........................................................
DATA KONSUMSI STEROID
12.
Apakah pasien sedang atau pernah mengonsumsi obat berjenis steroid?
1. Ya 2. Tidak
Jika ya, nama obatnya : ...............................
13.
Jika Ya, berapakah dosis yang diminum pasien per hari?
...................................................
14.
Jika Ya, berapa lama pasien mengonsumsi obat berjenis steroid tersebut?
............................................
1. < 3 bulan
2. 3 bulan
15.
Jika 3 bulan, apakah saat ini steroid tersebut masih dikonsumsi?
1. Masih dikonsumsi
2. Sudah tidak dikonsumsi
16.
Jika sudah tidak berlangsung, kapan dan berapa lama mengonsumsi
steroid tersebut?
..............................................
17.
Apakah saat ini pasien sedang atau pernah mengonsumsi obat-obatan
jangka panjang lainnya?
1. Ya 2. Tidak
Jika ya, sebutkan jenis dan lama konsumsinya:
.......................................................................
DATA KONSUMSI ALKOHOL
18.
Apakah pasien sedang atau pernah memiliki kebiasaan minum alkohol?
1. Ya 2. Tidak
19.
Jika Ya, jenis alkohol apa yang diminum pasien?
.................................................
71
20.
Jika Ya, berapa volume yang biasa pasien minum selama seminggu?
.................................................
1. < 750 mL
2. 750 mL
21.
Apakah kebiasaan minum alkohol tersebut masih ada sampai sekarang?
1. Ya
2. Tidak
22.
Jika kebiasaan minum alkohol masih ada sampai sekarang, sejak kapan
kebiasaan tersebut dimulai? .............................................
Usia sekarang : ................ tahun
23.
Jika sudah berhenti, sejak usia berapa memilki kebiasaan minum alkohol
dan usia kapan berhenti mengonsumsi?
Usia mulai : ................. tahun
Usia berhenti : ................. tahun
DATA KEBIASAAN MEROKOK
24.
Apakah pasien sedang atau pernah memiliki kebiasaan merokok?
1. Ya 2. Tidak
25.
Jika ya, berapa batang konsumsi rokok tiap harinya?
.................................
26.
Apakah kebiasaan merokok tersebut masih ada sampai sekarang?
1. Ya
2. Tidak
27.
Jika kebiasaan merokok masih ada sampai sekarang, sejak kapan
kebiasaan tersebut dimulai? .............................................
Usia sekarang : ................ tahun
28.
Jika sudah berhenti, sejak usia berapa memilki kebiasaan merokok dan
usia kapan berhenti merokok?
Usia mulai : ................. tahun
Usia berhenti : ................. tahun
29.
Apakah ada orang disekitar pasien yang menjadi perokok aktif?
1. Ya, sebutkan ............... 2. Tidak
72
DATA MENOPAUSE
30.
Apakah siklus menstruasi pasien masih terjadi?
1. Ya 2. Tidak
31.
Jika tidak, usia berapa menstruasi terakhir?
....................................
DATA PENYAKIT SISTEMIK
32.
Apakah pasien pernah menderita penyakit dibawah ini:
1. Diabetes melitus
2. Sirosis hepatis
3. Hipertiroid
4. Gagal ginjal kronik
73
CROSSTABS
/TABLES=Jenis_kelamin Kategori_usia Kategori_IMT Riwayat_keluarga Riwayat_fraktur Konsumsi_steroid K
onsumsi_alkohol Kebiasaan_mero kok Menopause_dini Diabetes_melitus Sirosis_hepatis Hipertiroid Gagal_
ginjal_kronik BY Osteoporosis
Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\Testing\Documents\KTI wisnu.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis_kelamin * Osteoporosis 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Kategori_usia * Osteoporosis 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Kategori_IMT * Osteoporosis 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Riwayat_keluarga *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Riwayat_fraktur *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Konsumsi_steroid *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Konsumsi_alkohol *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Kebiasaan_merokok *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Menopause_dini *
Osteoporosis
37 74.0% 13 26.0% 50 100.0%
Diabetes_melitus *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Sirosis_hepatis *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Hipertiroid * Osteoporosis 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Gagal_ginjal_kronik *
Osteoporosis
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
74
Jenis_kelamin * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total Osteoporosis Tidak Osteoporosis
Jenis_kelamin wanita Count 22 15 37
Expected Count 18.5 18.5 37.0
% within Osteoporosis 88.0% 60.0% 74.0%
% of Total 44.0% 30.0% 74.0%
pria Count 3 10 13
Expected Count 6.5 6.5 13.0
% within Osteoporosis 12.0% 40.0% 26.0%
% of Total 6.0% 20.0% 26.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.094
a
1 .024
Continuity Correction
b
3.742 1 .053
Likelihood Ratio 5.309 1 .021
Fisher's Exact Test .051 .025
Linear-by-Linear Association 4.992 1 .025
N of Valid Cases
b
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,50.
b. Computed only for a 2x2 table
75
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis_kelamin
(wanita / pria)
4.889 1.150 20.790
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
2.577 .922 7.199
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.527 .323 .861
N of Valid Cases
50
Kategori_usia * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Kategori_usia >=66 Count 17 7 24
Expected Count 12.0 12.0 24.0
% within Osteoporosis 68.0% 28.0% 48.0%
% of Total 34.0% 14.0% 48.0%
50-65 Count 8 18 26
Expected Count 13.0 13.0 26.0
% within Osteoporosis 32.0% 72.0% 52.0%
% of Total 16.0% 36.0% 52.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
76
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
8.013
a
1 .005
Continuity Correction
b
6.490 1 .011
Likelihood Ratio
8.244 1 .004
Fisher's Exact Test
.010 .005
Linear-by-Linear Association
7.853 1 .005
N of Valid Cases
b
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori_usia
(>=66 / 50-65)
5.464 1.627 18.357
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
2.302 1.225 4.327
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.421 .215 .827
N of Valid Cases
50
77
Kategori_IMT * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total Osteoporosis Tidak Osteoporosis
Kategori_IMT <=18 Count 15 8 23
Expected Count 11.5 11.5 23.0
% within Osteoporosis 60.0% 32.0% 46.0%
% of Total 30.0% 16.0% 46.0%
>18 Count 10 17 27
Expected Count 13.5 13.5 27.0
% within Osteoporosis 40.0% 68.0% 54.0%
% of Total 20.0% 34.0% 54.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.945
a
1 .047
Continuity Correction
b
2.899 1 .089
Likelihood Ratio 4.000 1 .045
Fisher's Exact Test .088 .044
Linear-by-Linear Association 3.866 1 .049
N of Valid Cases
b
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,50.
b. Computed only for a 2x2 table
78
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori_IMT
(<=18 / >18)
3.188 .999 10.171
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.761 .991 3.130
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.552 .294 1.037
N of Valid Cases
50
Riwayat_keluarga * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Riwayat_kelu
arga
Ada riwayat osteoporosis
dalam keluarga
Count
5 2 7
Expected Count 3.5 3.5 7.0
% within Osteoporosis 20.0% 8.0% 14.0%
% of Total 10.0% 4.0% 14.0%
Tidak ada riwayat
osteoporosis dalam keluarga
Count 20 23 43
Expected Count 21.5 21.5 43.0
% within Osteoporosis 80.0% 92.0% 86.0%
% of Total 40.0% 46.0% 86.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
79
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
1.495
a
1 .221
Continuity Correction
b
.664 1 .415
Likelihood Ratio
1.538 1 .215
Fisher's Exact Test
.417 .209
Linear-by-Linear Association
1.465 1 .226
N of Valid Cases
b
50
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Riwayat_keluarga (Ada
riwayat osteoporosis dalam
keluarga / Tidak ada riwayat
osteoporosis dalam keluarga)
2.875 .502 16.477
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.536 .871 2.709
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.534 .160 1.781
N of Valid Cases
50
80
Riwayat_fraktur * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporos
is
Riwayat_fraktur Ada riwayat fraktur Count 6 3 9
Expected Count 4.5 4.5 9.0
% within Osteoporosis 24.0% 12.0% 18.0%
% of Total 12.0% 6.0% 18.0%
Tidak ada riwayat fraktur Count 19 22 41
Expected Count 20.5 20.5 41.0
% within Osteoporosis 76.0% 88.0% 82.0%
% of Total 38.0% 44.0% 82.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.220
a
1 .269
Continuity Correction
b
.542 1 .462
Likelihood Ratio 1.239 1 .266
Fisher's Exact Test .463 .232
Linear-by-Linear Association 1.195 1 .274
N of Valid Cases
b
50
81
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Riwayat_fraktur (Ada riwayat
fraktur / Tidak ada riwayat
fraktur)
2.316 .509 10.543
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.439 .816 2.537
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.621 .236 1.633
N of Valid Cases
50
82
83
Konsumsi_steroid * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Konsumsi_steroid ada konsumsi
steroid
Count 5 4 9
Expected
Count
4.5 4.5 9.0
% within
Osteoporosis
20.0% 16.0% 18.0%
% of Total 10.0% 8.0% 18.0%
tidak ada
konsumsi steroid
Count 20 21 41
Expected
Count
20.5 20.5 41.0
% within
Osteoporosis
80.0% 84.0% 82.0%
% of Total 40.0% 42.0% 82.0%
Total Count 25 25 50
Expected
Count
25.0 25.0 50.0
% within
Osteoporosis
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
84
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
.136
a
1 .713
Continuity Correction
b
.000 1 1.000
Likelihood Ratio
.136 1 .713
Fisher's Exact Test
1.000 .500
Linear-by-Linear Association
.133 1 .716
N of Valid Cases
b
50
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Konsumsi_steroid (ada
konsumsi steroid / tidak ada
konsumsi steroid)
1.312 .308 5.598
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.139 .587 2.211
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.868 .394 1.910
N of Valid Cases
50
85
Konsumsi_alkohol * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Konsumsi_alkohol Tidak ada
kebiasaan konsumsi
alkohol
Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .
a
N of Valid Cases 50
a. No statistics are computed because
Konsumsi_alkohol is a constant.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Konsumsi_alkohol (Tidak ada
kebiasaan konsumsi alkohol /
.)
.
a
a. No statistics are computed because
Konsumsi_alkohol is a constant.
86
Kebiasaan_merokok * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Kebiasaan_meroko
k
Ada kebiasaan
merokok
Count 4 7 11
Expected Count 5.5 5.5 11.0
% within Osteoporosis 16.0% 28.0% 22.0%
% of Total 8.0% 14.0% 22.0%
Tidak ada kebiasaan
merokok
Count 21 18 39
Expected Count 19.5 19.5 39.0
% within Osteoporosis 84.0% 72.0% 78.0%
% of Total 42.0% 36.0% 78.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
87
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
1.049
a
1 .306
Continuity Correction
b
.466 1 .495
Likelihood Ratio
1.060 1 .303
Fisher's Exact Test
.496 .248
Linear-by-Linear Association
1.028 1 .311
N of Valid Cases
b
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Kebiasaan_merokok (Ada
kebiasaan merokok / Tidak
ada kebiasaan merokok)
.490 .123 1.948
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
.675 .293 1.555
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
1.379 .787 2.416
N of Valid Cases
50
88
Menopause_dini * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Menopause_dini Terjadi
menopause
dini
Count 12 3 15
Expected Count 8.9 6.1 15.0
% within Osteoporosis 54.5% 20.0% 40.5%
% of Total 32.4% 8.1% 40.5%
Tidak terjadi
menopause
dini
Count 10 12 22
Expected Count 13.1 8.9 22.0
% within Osteoporosis 45.5% 80.0% 59.5%
% of Total 27.0% 32.4% 59.5%
Total Count 22 15 37
Expected Count 22.0 15.0 37.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 59.5% 40.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.416
a
1 .036
Continuity Correction
b
3.099 1 .078
Likelihood Ratio 4.632 1 .031
Fisher's Exact Test .047 .038
Linear-by-Linear Association 4.296 1 .038
N of Valid Cases
b
37
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,08.
b. Computed only for a 2x2 table
89
Diabetes_melitus * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Diabetes_melitus Terdapat
penyakit
diabetes
melitus
Count 13 6 19
Expected Count 9.5 9.5 19.0
% within Osteoporosis 52.0% 24.0% 38.0%
% of Total 26.0% 12.0% 38.0%
tidak terdapat
penyakit
diabetes
melitus
Count 12 19 31
Expected Count 15.5 15.5 31.0
% within Osteoporosis 48.0% 76.0% 62.0%
% of Total 24.0% 38.0% 62.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Menopause_dini
(Terjadi menopause dini / Tidak
terjadi menopause dini)
4.800 1.052 21.907
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.760 1.043 2.969
For cohort Osteoporosis = Tidak
Osteoporosis
.367 .124 1.081
N of Valid Cases 37
90
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square
4.160
a
1 .041
Continuity Correction
b
3.056 1 .080
Likelihood Ratio
4.235 1 .040
Fisher's Exact Test
.079 .040
Linear-by-Linear Association
4.076 1 .043
N of Valid Cases
b
50
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Diabetes_melitus (Terdapat
penyakit diabetes melitus /
tidak terdapat penyakit
diabetes melitus)
3.431 1.026 11.476
For cohort Osteoporosis =
Osteoporosis
1.768 1.032 3.027
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
.515 .251 1.057
N of Valid Cases
50
91
Sirosis_hepatis * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Sirosis_hepatis terdapat penyakit
sirosis hepatis
Count 0 1 1
Expected Count .5 .5 1.0
% within Osteoporosis .0% 4.0% 2.0%
% of Total .0% 2.0% 2.0%
Tidak terdapat
penyakit sirosis
hepatis
Count 25 24 49
Expected Count 24.5 24.5 49.0
% within Osteoporosis 100.0% 96.0% 98.0%
% of Total 50.0% 48.0% 98.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.020
a
1 .312
Continuity Correction
b
.000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.407 1 .236
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association 1.000 1 .317
N of Valid Cases
b
50
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.
b. Computed only for a 2x2 table
92
Hipertiroid * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Hipertiroid Tidak terdapat
penyakit hipertiroid
Count 25 25 50
Expected
Count
25.0 25.0 50.0
% within
Osteoporosis
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 25 25 50
Expected
Count
25.0 25.0 50.0
% within
Osteoporosis
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Osteoporosis =
Tidak Osteoporosis
2.042 1.534 2.717
N of Valid Cases
50
93
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .
a
N of Valid Cases 50
a. No statistics are computed because
Hipertiroid is a constant.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Hipertiroid
(Tidak terdapat penyakit
hipertiroid / .)
.
a
a. No statistics are computed because
Hipertiroid is a constant.
Gagal_ginjal_kronik * Osteoporosis
Crosstab
Osteoporosis
Total
Osteoporosis
Tidak
Osteoporosis
Gagal_ginjal_kronik Tidak terdapat
penyakit gagal
ginjak kronik
Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 25 25 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within Osteoporosis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
94
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .
a
N of Valid Cases 50
a. No statistics are computed because
Gagal_ginjal_kronik is a constant.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Gagal_ginjal_kronik (Tidak
terdapat penyakit gagal ginjak
kronik / .)
.
a
a. No statistics are computed because
Gagal_ginjal_kronik is a constant.
LOGISTIC REGRESSION VARIABLES Osteoporosis_reg
/METHOD=BSTEP(LR) Jenis_kelamin Kategori_usia Kategori_IMT Diabetes_mel
itus
/CONTRAST (Kategori_IMT)=Indicator
/CONTRAST (Diabetes_melitus)=Indicator
/CONTRAST (Jenis_kelamin)=Indicator
/CONTRAST (Kategori_usia)=Indicator
/SAVE=PRED
/PRINT=GOODFIT CI(95)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Logistic Regression
[DataSet1] C:\Users\Testing\Documents\KTI wisnu\KTI wisnu.sav
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 50 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 50 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 50 100.0
95
Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis 50 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 50 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 50 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
tidak osteoporosis 0
Osteoporosis 1
Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1)
Diabetes_melitus Terdapat penyakit diabetes
melitus
19 1.000
tidak terdapat penyakit
diabetes melitus
31 .000
Kategori_usia >=66 24 1.000
51-65 26 .000
Kategori_IMT <=18 23 1.000
>18 27 .000
Jenis_kelamin wanita 37 1.000
pria 13 .000
96
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Osteoporosis_reg
Percentage
Correct
tidak
osteoporosis Osteoporosis
Step 0 Osteoporosis_reg tidak osteoporosis 0 25 .0
Osteoporosis 0 25 100.0
Overall Percentage
50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 17.990 4 .001
Block 17.990 4 .001
Model 17.990 4 .001
Step 2
a
Step -.115 1 .734
Block 17.875 3 .000
Model 17.875 3 .000
Step 3
a
Step -1.844 1 .174
Block 16.031 2 .000
Model 16.031 2 .000
a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares
value has decreased from the previous step.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .000 .283 .000 1 1.000 1.000
97
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 51.325
a
.302 .403
2 51.440
a
.301 .401
3 53.284
a
.274 .366
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.812 7 .199
2 7.219 5 .205
3 .585 2 .746
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Osteoporosis_reg = tidak
osteoporosis Osteoporosis_reg = Osteoporosis
Total
Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 5 4.790 0 .210 5
2 1 2.437 2 .563 3
3 7 7.129 3 2.871 10
4 6 4.241 1 2.759 7
5 3 1.988 1 2.012 4
6 1 1.988 4 3.012 5
7 1 1.307 5 4.693 6
8 0 .623 5 4.377 5
9 1 .495 4 4.505 5
Step 2 1 5 4.799 0 .201 5
2 1 2.429 2 .571 3
3 10 9.030 3 3.970 13
4 4 2.772 1 2.228 5
5 2 3.269 5 3.731 7
98
6 2 1.644 5 5.356 7
7 1 1.057 9 8.943 10
Step 3 1 6 5.622 0 .378 6
2 4 4.378 3 2.622 7
3 12 12.378 8 7.622 20
4 3 2.622 14 14.378 17
Classification Table
a
Observed
Predicted
Osteoporosis_reg
Percentage
Correct
tidak
osteoporosis Osteoporosis
Step 1 Osteoporosis_reg tidak osteoporosis 20 5 80.0
Osteoporosis 6 19 76.0
Overall Percentage
78.0
Step 2 Osteoporosis_reg tidak osteoporosis 20 5 80.0
Osteoporosis 6 19 76.0
Overall Percentage
78.0
Step 3 Osteoporosis_reg tidak osteoporosis 22 3 88.0
Osteoporosis 11 14 56.0
Overall Percentage
72.0
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1
a
Jenis_kelamin(1) 2.220 1.003 4.899 1 .027 9.204 1.289 65.706
Kategori_usia(1) 1.929 .792 5.929 1 .015 6.884 1.457 32.529
Kategori_IMT(1) .929 .714 1.693 1 .193 2.532 .625 10.264
Diabetes_melitus(1) .259 .760 .116 1 .733 1.295 .292 5.742
99
Constant -3.129 1.070 8.557 1 .003 .044
Step 2
a
Jenis_kelamin(1) 2.353 .934 6.348 1 .012 10.518 1.686 65.597
Kategori_usia(1) 2.003 .766 6.832 1 .009 7.409 1.650 33.264
Kategori_IMT(1) .954 .710 1.805 1 .179 2.596 .645 10.439
Constant -3.175 1.071 8.784 1 .003 .042
Step 3
a
Jenis_kelamin(1) 2.214 .887 6.239 1 .012 9.157 1.611 52.047
Kategori_usia(1) 2.187 .745 8.606 1 .003 8.906 2.066 38.385
Constant -2.699 .937 8.306 1 .004 .067
a. Variable(s) entered on step 1: Jenis_kelamin, Kategori_usia, Kategori_IMT,
Diabetes_melitus.
Model if Term Removed
Variable
Model Log
Likelihood
Change in -2 Log
Likelihood df
Sig. of the
Change
Step 1 Jenis_kelamin -28.657 5.989 1 .014
Kategori_usia -29.069 6.813 1 .009
Kategori_IMT -26.523 1.722 1 .189
Diabetes_melitus -25.720 .115 1 .734
Step 2 Jenis_kelamin -29.772 8.103 1 .004
Kategori_usia -29.744 8.048 1 .005
Kategori_IMT -26.642 1.844 1 .174
Step 3 Jenis_kelamin -30.536 7.787 1 .005
Kategori_usia -32.003 10.722 1 .001
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 2
a
Variables Diabetes_melitus(1) .116 1 .733
Overall Statistics .116 1 .733
Step 3
b
Variables Kategori_IMT(1) 1.863 1 .172
Diabetes_melitus(1) .240 1 .624
Overall Statistics 1.970 2 .373
a. Variable(s) removed on step 2: Diabetes_melitus.
b. Variable(s) removed on step 3: Kategori_IMT.
100
Block 0: Beginning Block
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Jenis_kelamin(1) 5.094 1 .024
Kategori_usia(1) 8.013 1 .005
Kategori_IMT(1) 3.945 1 .047
Diabetes_melitus(1) 4.160 1 .041
Overall Statistics 15.447 4 .004
101
DOKUMENTASI PENELITIAN
102
DOKUMENTASI PENELITIAN
103
BIODATA PENELITI
Identitas
Nama : Wisnu Wardhana
NIM : G2A008196
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 18 September 1990
Jenis kelamin :Pria
Alamat : Jalan Taman Pekunden Timur No. 20 Semarang
Nomor telpon : -
Nomor HP : 08567666766
e-mail :wsn90@hotmail.com
Riwayat Pendidikan Formal
1. SD : SD Yos Sudarso Lulus tahun : 2002
2. SMP :SMP Pangudi Luhur Jakarta Lulus tahun : 2005
3. SMA :SMA Negeri 6 Jakarta Lulus tahun : 2008
4. FK UNDIP : Masuk tahun: 2008
Keanggotaan Organisasi : -
Pengalaman Penelitian : -
Pengalaman publikasi tulisan ilmiah : -
Pengalam presentasi karya ilmiah : -
Pengalaman mengikuti lomba karya ilmiah : -