Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1

Ferry Sutimarjaya
Erwin Chairil Anwar
Hermi Ardani
Leo Aditya Mahardhika
Yogi Indra Prayoga
Hamzah Sitanggang
Syarifuddin
Kainur Hamzah
Septiyati Ganjarsari
Lokasi STA 9+750 STA 12+000 dan STA 13+100 STA 17+200
Nilai Kontrak Rp. 1.022.998.753.214,90
Nomor Kontrak KU.08/PJHC/228
Tanggal Kontrak 8 November 2011
Nomor SPMK KU.08.09/PJBHC/69
Tanggal SPMK 7 Desember 2012
Pemilik Proyek Direktorat Jenderal Bina Marga
Kontrak Unit price
Sumber Dana Rupiah murni dan loan China (sharing: 18,18 & 81,82%)
Waktu Pelaksanaan 720 hari kalender
Masa Pemeliharaan 365 hari kalender
Tanggal Akhir Kontrak 26 Nopember 2014
Uang Muka 10% (maksimum)
Cara Pembayaran Monthly certificate
No. Plan Explanation
1. Length of Main Road 60,3 Km
2. Interchange 6 Locations
3. Junction 1 Location
4. Barrier Gate 1 Location
5. Toll Gate 8 Locations
6. Speed Plan 80 Km / Hour (Main Road)
7. Bandwidth 3,60 m
8. Outside Road Width 3,0 m
9. Inside Road Width 1,5 m
10. Median Width 0,8 m 2,5 m
11. Pavement Traffic Row Rigid Pavement
12. Pavement Road Flexible Pavement
No. Structure Plan Number of
Location
Number of
Road Row
Width Plan
(meter)
Length Plan
(meter)
Structure
1. Main Bridge Structure 12 2 x 3 row 15.8x2 = 31.60 3127.00 Bridge
2. Interchange Structure 6 2 x 1 row 9.0x2 = 18.00 510.00 Overpass
3. Local Road Overpass Structure 10 2 row 9.00 1013.00 Overpass
4. Local Road Underpass Structure 8
7
2 row
1 row
9.20
5.00
256.00
224.00
Underpass
Underpass
5. Crossing Drainage 25
34
2 4
211.20
1625.00
1870.00
Box Culvert
RCP
JEMBATAN SUKASIRNARASA
Panjang Bentang: 25x40x25 (90 m)
PCI Girder
Pondasi Spun Pile D500
Pilar Tertinggi 12 m
JEMBATAN CIHERANG
Panjang Bentang: 40x40x40 (120 m)
PCI Girder
Pondasi Bore Pile 1200
Pilar Tertinggi 25 m

JEMBATAN CISARONGGE
Panjang Bentang: 8x40 (320 m)
PCI Girder
Pondasi Spun Pile D600
Pilar Tertinggi 35 m
Sukasirnarasa Bridge
STA. 13+600
Maksud
mengkaji metode pelaksanaan pembangunan Jembatan Sukasirnarasa
yang berada di lokasi STA. 13+600 pada pekerjaan Jalan Tol Cisumdawu
Seksi II tahap I

Tujuan
mengetahui kesesuaian metode pelaksanaan pembangunan jembatan
Sukasirnarasa terhadap spesifikasi NSPK yang berlaku, baik yang dikeluarkan
oleh Ditjen Bina Marga maupun yang dikeluarkan oleh BPJT

Batasan Masalah
proses erection pada pembangunan Jembatan Sukasirnarasa
Bentang jembatan : 90 M (25 x 40 x 25)
Lebar lantai kendaraan : 2 x 17,05 m
Mutu beton : K-600
Pilar tertinggi : 12 m

Bangunan Atas
Plat Lantai
Gelagar Induk
Gelagar Sekunder/Bracing
Perletakan
Sambungan Siar Muai
Bangunan Bawah
Abutmen
Pilar
Pedestals
Backwall
Wingwall
Piles
Pekerjaan bangunan atas dilaksanakan dengan menggunakan
metode Service Crane (kapasitas 150 T & 180 T).
Terdiri dari 3 bentang (25x40x25) dengan panjang total 90 m.
Pelaksanaan erection girder dimulai pada bentang 25 m bagian
kiri, kemudian 25 m bagian kanan, dan bentang 40 m di bagian
tengah.
Salah satu Bagian metoda konstruksi
terpenting dalam konstruksi jembatan adalah
proses erection girder (karena adanya
berbagai kemungkinan metode).

Pertimbangan dalam pemilihan metode:
Kondisi medan
Tipe alat yang telah dimiliki
Kondisi akses menuju ke lokasi proyek
Pertimbangan lalu lintas lama
Tipe material dan struktur jembatan yang
digunakan, apakah baja atau beton
Pertimbangan waktu dan biaya
pelaksanaan
Sistem Perancah
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Minimnya alat angkat berat (service crane atau gantry)
yang diperlukan, mengingat pengecoran yang
dilakukan adalah ditempat.
Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor
ditempat menuntut waktu yang lebih lama untuk proses
persiapan (formwork dan peracah) dan proses setting
beton.
Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya
alat angkat berat, khususnya bila tipe ini telah dimiliki
(heavy duty shoring).
Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah
yang ada untuk dudukan perancah kurang baik maka
akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus
(luasan telapak yang lebar atau penggunaan pondasi
dalam).
Sistem Service Crane
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Produktivitas erection yang tinggi. Umumnya penggunaan alat berat seperti ini
menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa
crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah
relative mahal.
Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang
ada dibawah lantai jembatan (sebatas
mampu dilewati untuk manuver alat berat).
Perlunya access road yang memadai untuk
memobilisasi service crane.
Sistem Launching Truss
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Tidak terpengaruh kepada kondisi
dibawah lantai jembatan (katakanlah
sepenuhnya sungai).
Umumnya penggunaan alat berat
seperti ini juga menuntut biaya tinggi.
Diperlukan system booking alat yang
memadai mengingat tipe ini belum
dimiliki banyak oleh sub kontraktor
erection.
Produktivitas relatif lebih rendah
dibandingkan sistem service crane,
dimana perlu waktu extra untuk erection
truss dan sistem angkat dan
menempatkan girder.
Sistem Penggunaan Counter Weight &
Link Set

Sistem counter weight akan
diperlukan yang biasanya diambil
dari konstruksi rangka baja yang
belum dipasang ditambah dengan
extra beban, agar erection dengan
sistem cantilever dapat dilakukan.

Penggunaan link set juga dapat
dilakukan untuk menghubungkan
satu span rangka yang sudah jadi
sebagai konstruksi counter weight
bagi konstruksi rangka di span
selanjutnya.
Sistem Launching Gantry
Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa
struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat
launching gantry umumnya dapat digunakan
Sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung
sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (misalnya tidak dari
bawah karena pertimbangan lalu lintas).


Sistem Traveller (Heavy Gantry)
Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box
cantilever, khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila
pada jembatan tipe ini menggunakan beton precast box segmental, maka
sistem alat angkat gantry harus digunakan.

Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan
kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga
memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum nantinya
sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry (bila
beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.

Metode servis crane yang dipilih oleh Penyedia Jasa (Shanghai
Group Construction) sudah tepat, mengingat keuntungan yang
didapat lebih besar dibandingkan metode erection girder lainnya.
Begitu pula terhadap kerugian yang didapat merupakan yang
terendah dibandingkan metode lainnya.

Saran-saran yang kami ajukan terhadap pelaksanaan pekerjaan
erection girder dengan metode service crane, yaitu :
Pemilihan alat crane harus sesuai dengan kapasitas angkat
terkait berat balok girder.
Penempatan balok girder dalam segmental harus sesuai pada
tiap bentangnya.
Kapasitas alat dongkrak harus sesuai dengan kemampuan untuk
mengangkat balok girder.

Anda mungkin juga menyukai