Amrul Mushlihin 1102090113 PEMBIMBING : dr.. H. Nasrudin, A.M, Sp.OG dr.. Santriani Hadi
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada tahun 2002, WHO dan UNICEF telah menetapkan suatu strategi global tentang pemberian makanan pada bayi dan anak. Cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.
UNICEF tahun 2006 menyatakan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI di Indonesia baru 14%, itupun diberikan hanya sampai bayi berusia empat bulan. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa bayi dibawah umur 6 bulan : 32% ASI eksklusif, 18% ASI diberikan bersama susu lain, 9% air biasa, 2% cairan bukan susu atau jus, 30% bersama makanan padat/agak padat. Data pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa di kota Makassar jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 59,48%. Sedangkan pada tahun 2008 menunjukkan penurunan pemberian ASI eksklusif pada bayi menjadi hanya 21,64%. INDONESIA SULSEL 1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan? 1.3 TUJUAN PENELITIAN A. TUJUAN UMUM Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. B. TUJUAN KHUSUS Mengetahui jumlah bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Mengetahui jumlah bayi usia 6 bulan yang diberi ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Mengidentifikasi status gizi bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan tidak eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumapandang Baru Kota Makassar.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Sebagai sarana untuk menambah wawasan berpikir dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar dalam membuat penelitian. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat ASI eksklusif untuk kecukupan gizi bayi mereka. Bagi Masyarakat Sebagai bahan masukan untuk evaluasi program peningkatan pemberian ASI secara eksklusif untuk kecukupan gizi balita, dan agar Puskemas semakin mendukung program pemberian ASI eksklusif. Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya sebagai dokumen di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar. Bagi FK UMI BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia enam bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur, nasi tim dan sebagainya. Purwanti, H.S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. hal 3-4. KOMPOSISI ASI Zat Gizi Hari ke 3-5 Hari ke 8-11 Hari ke 15-18 Hari ke 26-29 Matur Prematur Matur Prematur Matur Prematur Matur Prematur Energi (kcal/dl) 48 58 59 71 62 71 62 70 Lemak (g/dl) 1.85 3.0 2.9 4.14 3.06 4.33 3.05 4.09 Protein (g/dl) 1.87 2.10 1.7 1.86 1.52 1.71 1.29 1.41 Laktosa (g/dl) 5.14 5.04 5.98 5.55 6.0 5.63 6.51 5.97 Suradi, R, Roesli, U. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2008. hal 3-18.
MANFAAT ASI ASI sebagai nutrisi ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Mencegah perdarahan pasca persalinan Mempercepat pengecilan kandungan Mengurangi anemia Dapat digunakan sebagai metode KB sementara Mengurangi resiko kanker indung dan kanker payudara Mudah pemberiannya Menghemat biaya Mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Mengurangi subsidi kesehatan Menghemat kualitas sumber daya manusia Roesli, U. Mengenal ASI Eksklusif. 2005, Jakarta: Trusbus Agriwidya hal 2-3
Bagi Negara Bagi Bayi Bagi Keluarga Bagi Ibu 2.2 Tinjauan tentang Status Gizi 2.3 KERANGKA TEORI STATUS GIZI FAKTOR LANGSUNG FAKTOR TIDAK LANGSUNG Konsumsi Pangan/ Asupan gizi Penyakit Infeksi Ketahanan Pangan Tingkat Rumah Tangga
Pola Pengasuhan Anak
Kesehatan Lingkungan dan Pelayanan Kesehatan
ASI Eksklusif
2.4 KERANGKA KONSEP ASI + Susu Formula ASI Eksklusif
Susu Formula MP-ASI Status Gizi bayi usia 6 bulan
Keterangan : : Variabel independen : Variabel dependen : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan antar variabel
2.5 DEFINISI OPERASIONAL ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan/minuman lain pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. A. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Kriteria Objektif Ya : Bila hanya ASI saja yang diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Tidak : Bila diberikan makanan atau minuman lain selain ASI sampai bayi berusia 6 bulan.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan yang diukur dengan menggunakan antropometri berdasarkan indeks BB/U dinilai pada baku WHO-NCHS menurut Kepmenkes RI No.1995/Menkes/SK/XII/2010. B. STATUS GIZI
Kriteria Objektif Gizi baik : -2 SD sampai 2 SD Gizi kurang : -3 SD sampai <-2 SD 2.6 HIPOTESIS PENELITIAN Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
metode penelitian analitik studi Cross Sectional Jenis dan Rancangan penelitian Tempat : Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Waktu : 26 September s/d 9 November 2012 Tempat dan Waktu Penelitian Semua bayi usia 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. POPULASI Semua bayi yang berusia 6 bulan yang datang ke posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. SAMPEL Accidental Sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. TEKNIK SAMPLING KRITERIA SELEKSI KRITERIA INKLUSI
Bayi usia 6 bulan yang berdomisili di Wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Bayi memperoleh ASI secara eksklusif Bersedia menjadi responden Memiliki catatan rekam medik yang lengkap KRITERIA EKSKLUSI Data yang tidak lengkap
Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan yang melakukan pemberian ASI, baik secara eksklusif maupun tidak di posyandu- posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. DATA PRIMER
Data yang dikumpulkan dari status rekam medis bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. DATA SEKUNDER METODE PENGUMPULAN DATA INSTRUMEN PENELITIAN Buku rujukan yang bersumber dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan WHO. Dacin KMS PENGOLAHAN DATA
Program SPSS 18 WHO Anthro 2005 ANALISIS DATA
Analisis univariat Analisis bivariat BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Jalan Ade Irma Nasution Blok C No.1 Kelurahan Rappojawa Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan luas wilayah kerja 4,76 km 2
LETAK GEOGRAFIS Tahun 2011 di Wilayah
kerja Puskesmas Jumpandang Baru adalah 6.338 KK KEADAAN PENDUDUK Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru sebagian besar adalah karyawan swasta (1160), buruh (970), PNS (849), lain-lain (258), dan selebihnya adalah pengangguran (1378) KEADAAN EKONOMI BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Ibu Menyusui Bayi Usia 6 Bulan Menurut Kelurahan Di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Kelurahan/Tempat Jumlah (n) Persen (%) Kalukuang Lakkang Lalatang Rappojawa Wala-walaya 10 6 7 17 16 17,8 10,7 12,5 30,3 28,6 Jumlah 56 100.0 Sumber : Data primer posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Distribusi Ibu Menyusui Bayi Usia 6 Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Laki-laki 28 50,0 Perempuan 28 50,0 Jumlah 56 100,0 Sumber : Data primer posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Distribusi Ibu Menyusui Bayi Usia 6 Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
ASI Frekuensi (n) Persentase (%) ASI Eksklusif 40 71,4 ASI Non Eksklusif 16 28,6 Jumlah 56 100,0 Sumber : Data primer posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Distribusi Ibu Menyusui Bayi Usia 6 Berdasarkan Status Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
Status Gizi Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 48 85,7 Kurang 8 14,3 Jumlah 56 100,0 Sumber : Data primer posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Distribusi Ibu Menyusui Bayi Usia 6 Berdasarkan Status Gizi Menurut Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
ASI Status Gizi Total Baik Kurang N % n % n % ASI Eksklusif 38 95 2 5 40 100,0 ASI Non Eksklusif 10 62,5 6 37,5 16 100,0 Jumlah 48 85,7 8 14,3 56 100,0 Sumber : Data primer posyandu-posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar p=0,002 Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar
PEMBAHASAN Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kelurahan Rappojawa merupakan kelurahan dengan distribusi bayi usia 6 bulan yang terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar dengan proporsi 30,3%. Bayi laki-laki dan bayi perempuan usia 6 bulan yang memperoleh ASI seimbang di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar lebih banyak yang memperoleh ASI eksklusif yaitu sebanyak 71,4%. KESIMPULAN Bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar lebih banyak yang memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 85,7%. Bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar yang memperoleh ASI eksklusif, sebanyak 95% bayi berstatus gizi baik dan 5% bayi berstatus gizi kurang. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak memperoleh ASI eksklusif sebanyak 62,5% bayi berstatus gizi baik dan 37,5% bayi berstatus gizi kurang. Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. SARAN 1. Bagi ibu yang memberikan ASI secara eksklusif untuk berkonsultasi bila ada masalah dalam pemberian ASI dan menghindari pemberian ASI non eksklusif. 2. Bagi tenaga kesehatan khususnya yang bergerak dalam kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan informasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan mempersiapkan mental dan ilmu bagi ibu hamil mengenai ASI dan menyusui. 3. Bagi instalasi terkait untuk menerapkan peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No.450/Menkes/SK/IV/2004, bahwa bayi harus diberi ASI saja hingga usia enam bulan, bukan empat bulan. 4. Bagi penelitian lebih lanjut untuk menspesifikan lebih lanjut hal-hal yang dapat mempengaruhi status gizi.