Sebelum lebih jauh dalam pengenalan sablon,anda harus mengetahui
beberapa jenis cairan bahan kimia yang paling sering di gunakan untuk dalam proses sablon.tiap cairan/obat pencampur memiliki fungsi masing-masing.
1. M3/M3 Super cairan pencampur ini digunanya untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan and warna yang diinginkan. biasanya digunakan pada tinta berbasis minyak seperti pvc(cat untuk plastik) diantaranya: Cairan M3( sifatnya keras dan baunya menyengat, cepat melarutkan lemak seperti plastik, karet dan kulit) M3 Super( lebih keras dari m3 biasa) Saran( sebaiknya ketika aka menyablon gunakan sarung tangan, agar kulit tidak rusak, dan gunakan masker agar pernafasan tidak terganggu ketika menggunakan cat/ campuran seperti m3. karena dapat menyebabkan kerusakan fungsi pernafasan)
2. Binder ini digunakan untuk mengencerkan Tinta berbahan dasar air (Water Base),sangat di butuhkan mengencerkan Tinta karet/Rubber,Dengan binder kita bisa mengatur kekentalan dari Tinta karet agar lebih mudah digunakan saat proses penyablonan,binder juga berfungsi sebagai penguat cetakan agar tidak mudah luntur.
3. Biang warna adalah pigment colour untuk Tinta basis air(Water Base) dapat digunakan Untuk Tinta Extender,Rubber Trasnparant(C/M/Y/K),Rubber netral dan jenis-jenis Rubber standar lain nya.
4.Obat Afdruk digunakan untuk melapisi kain screen dan menghasilkan efek stencil ( lubang bergambar ) melalui sebuah proses photokimia. Obat Afdruk biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu cairan kental yang sering disebut sebagai emulsion dan cairan warna orange yang sering disebut kalium /sensitizer (SR). Emulsion adalah cairan kental yang berfungsi untuk menutupi lubang / pori-pori dari kain screen dan bersifat permeable ( dapat menahan cairan).
5. Cairan/bubuk Penghapus Afdrrukan Jenis cairan atau obat penhapus afdrukan banyak sekali. dari sekian jenis itu dikatagorikan dalam 2 jenis yaitu
A. Jenis keras B. Jenis yang tidak keras Jenis keras Maksudnya adalah cairan ini bila terkena kulit akan menyebabkan rasa yang panas, gatal dan sebagainya, untuk penggunaan jenis cairan ini harus menggunakan sarung tangan karet atau pakai kuas dan harus hati-hati. cairan ini biasanya dijual ditoko obat batik. kelebihan dari cairan ini harganya yang lebih murah tapi proses penghapusannya lebih cepat yang termasuk dalam golongan ini adalah : Kaporit, kustik dll. Penggunaan larutan ini adalah dengan mencapurkan larutan dan air panas secukupnya. Jenis Tidak keras Jenis cairan penghapus ini boleh dikatakan ramah lingkungan, sebab sudah melalui proses yang lebih baik, dikulitpun tidak berbahaya jika terkena. contoh produk penghapus seperti ini Ulana5, Ulano4. Bau dari penghapus inipun tidak seperti pada jenis yang keras, namun utuk masalah harga relatif lebih mahal. larutan ini bisa dicampur air atau bisa juga tidak bila ingin mendapatkan reaksi penhapusan yang lebih cepat.
Cairan-Cairan Pengencer/Pencampur yang di atas adalah jenis2 cairan yang paling umum di gunakan dalam dunia sablon. JENIS JENIS TINTA SABLON
Tinta sablon tersedia dalam berbagai macam jenis. Masing-masing memiliki karakteristik dan aplikasi penggunaan yang khusus. Masing-masing tinta sablon dibuat untuk dapat disablonkan ke satu atau beberapa jenis bahan tertentu, seperti misalnya; tinta plastik tentunya khusus digunakan untuk menyablon diatas bahan-bahan plastik. Berikut ini adalah beberapa jenis tinta yang dapat kita temui di pasaran dan aplikasi penggunaannya : Tinta waterbase / Basis Air Tinta Rubber / karet / GL : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik seperti karet yang dapat melar bila ditarik. Tinta rubber banyak sekali tersedia dalam berbagai macam kualitas. Tinta rubber yang bagus dapat kita kenali dari daya tutupnya, hasil sablonannya apakah lembut atau kasar, dan juga tingkat elastisitasnya ( apakah bila ditarik dia akan melar dan tidak retak ). Rubber Transparant : merupakan tinta rubber yang memiliki karakteristik transparansi, sehingga dapat digunakan dalam proses sablon separasi ( tumpuk 4 warna ) karena sifatnya yang transparan, sehingga lapisan warna atas dapat depengaruhi oleh lapisan warna yang ada dibawahnya. Tinta Extender / Medium : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik transparansi / bening, sehingga tidak dapat digunakan pada bahan kain yang berwarna gelap. Jenis tinta ini memiliki permukaan yang halus bila kita sentuh, karena dia dapat menyerap ke pori pori kain dengan baik. Tinta extender dapat juga digunakan untuk menyablon dengan teknik separasi ( tumpuk 4 warna ). Tinta Soft White : digunakan untuk sablon diatas bahan textile, terutama di bahan kaos. Pada awalnya tinta jenis ini digunakan untuk menghasilkan efek vintage atau grunge yang samar samar, karena karakteristiknya yang halus namun dapat disablonkan ke bahan berwarna gelap. Namun akhir-akhir ini softwhite juga banyak digunakan untuk sablon kaos yang menggunakan teknik raster ( gambar gradasi ), yang biasanya cukup sulit untuk diperoleh saat menggunakan tinta jenis rubber. Tinta softwhite, memiliki karakteristik warna putih yang soft sesuai dengan namanya, jadi jangan berharap untuk mendapatkan warna putih tebal bila hendak menggunakan tinta jenis ini. Tinta Foaming : sering juga disebut dengan tinta timbul / busa, karena karakteristik tinta ini yang dapat mengembang bila terkena press panas. Digunakan untuk menghasilkan efek timbul / foaming pada sablonan diatas bahan textile / kaos. Tinta Metalic : umtuk menghasilkan warna emas atau silver, maka diperlukan tinta jenis metalic. Tinta metalic terdiri dari 2 komponen, yaitu : binder metalic dan serbuk metalic. Sebaiknya keduanya dicampur pada saat hendak menyablon ( dadakan ) untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih cemerlang, karena tinta jenis ini bisa mengalami proses oksidasi, yaitu proses perubahan warna kearah yang lebih gelap.
Tinta Special Effect untuk textile / kain Tinta Discharge ( cabut warna ) : tinta jenis ini memiliki efek khusus yang dapat mencabut/ menghilangkan warna pada kain katun. Sebagaimana yang kita ketahui, kain katun yang berwarna-warni sebenarnya telah melewati proses pencelupan warna. Tinta discharge dapat digunakan untuk menghilangkan kembali pewarna yang sudah menempel di benang kain, sehingga mengembalikan warna benang kain itu ke warna asalnya ( bila warna benang putih maka hasil cabut warna akan terlihat putih kembali ). Dengan teknik sablon, maka tinta discharge bisa menghasilkan sebuah efek yang menawan, karena hanya bidang yang disablon saja yang akan menghasilkan efek pencabutan warna, sehingga tekstur dan warna yang dihasilkan seperti menyatu dengan bahan kain ( karena memang demikian ). Tinta Glitters : sebenarnya tidak tepat bila disebut tinta karena merupakan campuran dari lem glitters dan serbuk glitters itu sendiri. Tinta glitters menghasilkan efek gemerlap sesuai dengan jenis glitters yang digunakan. Beberapa jenis efek glitters yang dapat anda temui di pasaran, diantaranya adalah ; glitters metalic, glitters rainbow, glitters hologram, glitters hexagon, dsb. Ada dua cara untuk menyablon dengan tinta glitters. Pertama, disablon dengan dicampurkan bersama lemnya ( menggunakan kain screen yang sangat kasar : T-12 SL ). Kedua, dengan menyablonkan terlebih dahulu lem glitters, kemudian glitters tersebut ditaburkan ke atas sablonan lem yang masih basah ( bisa menggunakan kain screen dengan ukuran standart untuk menyablonkan lemnya, mis : T-48 / T- 54 ). Elastic Binder : merupakan tinta / binder yang berkarakteristik sangat lentur. Dapat digunakan untuk menyablon diatas kain yang berpori pori kasar atau lentur, seperti ; kain sweater, kain spandex, kain rajut, dsb. Tinta Plastisol : tinta plastisol sebenarnya tidak dapat digolongkan dalam kategori tinta waterbase karena merupakan tinta berbasis minyak / oilbase. Tinta jenis ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan tinta jenis waterbase untuk textile lainnya, diantaranya ; tidak mudah kering di screen, daya tutup yang sangat baik, bisa dibuat tebal sekali sehingga menghasilkan efek timbul yang sangat kentara, dsb. Sayangnya, tinta plastisol ini memerlukan peralatan yang cukup mahal untuk proses pengeringannya, seperti ; mesin conveyor curing dan flash curing yang berharga jutaan hingga puluhan juta untuk memilikinya. Tinta plastisol sendiri juga bisa dibagi menjadi beberapa jenis, seperti ; all purpose Ink, High Opacity, High Density Plastisol, Cork Base, Natural Suade, dsb. Salah satu kelemahan dari tinta plastisol ini adalah hasil sablonannya tidak bisa di setrika atau di dry clean karena bisa membuatnya rusak / meleleh. Foil Transfer : sama seperti glitters, foil transfer bukanlah tinta sablon, karena terdiri dari lem foil dan kertas foil sebagai penghasil efeknya. Teknik sablonnya sederhana, anda hanya perlu menyablonkan lem foil sesuai gambar yang ingin ada beri efek foil, lalu tempelkan potongan kertas foil ke atas lem yang sudah mengering dan lakukan heat press atau cold press untuk transfer efeknya. Flocking : merupakan sebuah efek beludru yang dapat kita dapatkan dengan cara transfer atau dengan meniupkan serbuk beludru keatas lem flocking yang sudah mengering ( dengan bantuan mesin magnetik blower ). Sebagai pemula, bila anda ingin mencoba efek ini, maka lebih baik dengan menggunakan teknik transfer, yaitu dengan membeli flocking paper siap pakai, karena mesin magnetik blower berharga cukup mahal, sehingga investasi yang perlu anda keluarkan cukup besar. Tinta Glow in the Dark : tinta ini punya efek bercahaya saat di tempat gelap. Sebenarnya tinta ini merupakan campuran antara serbuk fosfor yang mampu menyerap cahaya dan memendarkannya kembali saatgelap ( efeknya dalam waktu terbatas ) dengan tinta yang berkarakteristik transparant, seperti misalnya : rubber transparant atau tinta extender. Tinta jenis ini hanya dapat menghasilkan efek yang baik diatas warna terang, sehingga bila hendak disablonkan di atas kain berwarna gelap, maka perlu dilakukan underbase ( dasaran ) berwarna terang terlebih dulu. Crack Binder : tinta jenis ini dapat menghasilkan efek retakan yang natural, sangat menawan bila anda hendak menyablon dengan tema vintage atau grunge. Tinta Basis Minyak / Solvent Base Tinta PVC : untuk menyablon diatas bahan/media ; kertas, mika, PVC, acrilyc, kulit sintetis, kayu, dll. Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta PVC mudah untuk digunakan karena tidak mudah kering di screen. Tinta Polymate : untuk menyablon diatas bahan/media ; plastik PP, PE, atau HDPE ( Kresek ). Menggunakan minyak pencampur M 4 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta polymate perlu diproses terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyablon, karena tinta yang baru dibeli biasanya sangat cepat mengering di atas screen. Sebelum digunakan, tinta polymate dicampur dengan M 4 secukupnya dan dibiarkan dalam keadaan tutup kaleng terbuka untuk beberapa lama ( kurang lebih 20 24 jam ), bila sempat sesekali aduk kembali dan tambahkan M 4. Setelah tinta agak mengental, maka dapat segera digunakan dengan nyaman untuk menyablon ( tidak cepat kering ). Tinta Polytuff : mirip dengan tinta polymate, namun dengan minyak pencampur therfin sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Biasanya digunakan untuk menyablon karung plastik. Tinta Nylon : untuk menyablon diatas bahan/ media nylon atau kain polyester ( bahan tas ). Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer ( solvent ) dan pembersihnya. Tinta nylon mudah untuk digunakan, dan terkadang memerlukan campuran catalyst ( penguat ) untuk bahan nylon tertentu. Tinta Heavy Duty / Industrial : ada banyak jenis tinta dalam kategori ini yang disesuaikan dengan kebutuhan dan media yang akan di sablon seperti misalnya ; tinta untuk metal, kaca/ gelas, keramik, hard plastik, coated metal, PS, ABS, dsb. Tinta-tinta sablon yang disebutkan diatas sebenarnya hanya mewakili beberapa saja dari jenis-jenis tinta sablon yang ada di pasaran dan yang sering digunakan. Sebagai pemula, adalah lebih baik untuk anda tidak memusingkan mengenai banyaknya kategori tinta yang ada, karena seiring waktu dan banyaknya projek sablon yang anda kerjakan akan membantu meningkatkan pengetahuan anda akan jenis tinta yang cocok untuk digunakan pada projek yang akan anda kerjakan nantinya. Cara Menentukan Waktu Penyinaran Afdruk By tokodani March 23, 2009 Teknik sablon 136 Comments Pada tulisan yang lalu mengenai Cara Afdruk, saya berjanji untuk membahas cara penentuan waktu penyinaran. Rupanya, masalah penentuan waktu ini menjadi misteri bagi beberapa orang yang mencoba untuk menangani pengafdrukan sendiri. Banyak merk obat afdruk yang beredar di pasaran, dan pada umumnya masing-masing produk sudah merekomendasikan ukuran waktu penyinaran. Tetapi informasi produk tersebut tidak menjelaskan lebih rinci bahwa waktu penyinaran itu dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Perlu kita ketahui bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi waktu penyinaran itu antara lain: 1. Besaran Watt lampu yang digunakan. 2. Jumlah lampu yang digunakan. 3. Jarak antara Bidang yang akan diafdruk dengan Lampu. 4. Ukuran Mesh ( halus kasarnya) bahan kain screen. 5. Faktor X dari Arus Listrik. Disini saya akan membahas cara menentukan waktu penyinaran afdruk dengan melakukan eksperimen. Saya berasumsi bahwa ke lima faktor di atas pada ruang afdruk anda berbeda dengan ruang afdruk saya. Seperti yang mungkin anda telah ketahui, eksperimen tidak menjamin kesuksesan pada percobaan yang pertama ataupun yang ke dua. Harapan saya, bila eksperimen anda tidak berhasil pada percobaan yang pertama, ke dua, ataupun yang ke tiga, eksperimen berikutnya akan membuahkan hasil sukses. Kunci sukses: Jangan cepat putus asa atau frustrasi. Belajarlah dari tiap kegagalan tersebut agar kita tidak mengulanginya di masa mendatang. OK, untuk menghemat waktu mari kita mulai belajar dari kegagalan ini! Nah apapun obat afdruk yang anda pakai, pasti anda tetap akan berhasil melakukan pengafdrukan ini. ILUSTRASI Untuk eksperimen ini, siapkan secarik kertas dan pulpen. 1. Beri titik disebelah kira dan beri tanda angka 0 2. Kemudian tarik garis lurus secara horizontal kearah kanan 3. Beri titik disebelah kanan dan beri tanda angka 20 4. Selanjutnya beri titik tepat digaris tengahnya dan beri tanda 10
Garis waktu pertama Eksperimen Pertama Beri waktu penyinaran pada screen yang hendak diafdruk selama 10 menit. Setelah 10 menit, lakukan tahap-tahap berikut ini: Tahap I. Sebelum melakukan pengembangan dengan menyiram air pada screen, lihat dahulu apakah terlihat perbedaan bayangan yang terjiplak pada bahan screen tersebut? Ada 2 kemungkinan yang terjadi disini: 1. Bayangan gambar pada bahan kain screen tidak terlihat/timbul. 2. Bayangan gambar pada bahan kain screen tersebut tampak dengan jelas. Tahap II. Selanjutnya kita lakukan penyiraman dengan air dan mengembangkan gambar dengan cara menyemprotnya secara halus. Ada 2 kemungkinan yang terjadi disini: 1. Obat afdruk yang merekat pada bahan kain screen langsung larut bersama air saat kita siram. 2. Bayangan gambar mulai terlihat lebih jelas lagi. Jika pada tahap I dan tahap II, anda mendapatkan kemungkinan yg ke dua (bayangan gambar tampak jelas sebelum penyiraman DAN bayangan gambar terlihat lebih jelas lagi SESUDAH penyiraman dan penyemprotan), maka eksperimen pertama ini sudah sukses bagi anda. Akan tetapi bila pada tahap I dan tahap II, anda mendapat kemungkinan yg pertama (bayangan gambar pada screen tidak jelas dan/atau obat adruk pada screen larut), maka eksperimen ini gagal. Anda sudah memiliki pengalaman dan kegagalan satu kali. Itu bagus untuk Anda! Mengapa? Karena Pengalaman dan Kegagalan adalah kunci Keberhasilan Anda Selanjutnya mari kita lakukan eksperimen yang ke dua. Ambil CATATAN Anda yang tadi, beri tanda pada angka 10 tadi dengan (-) yang artinya kurang waktu. Sekarang beri tanda titik tepat ditengah garis antara angka 10 dan 20 dan beri angka 15
Garis Waktu Ke dua Eksperimen Ke dua Mari kita lakukan pengafdrukan kembali dengan waktu penyinaran selama 15 menit. Lakukan pengamatan seperti saat eksperimen pertama. Jika ternyata setelah dilakukan penyiraman hasil yang didapat adalah sbb: 1. Ada bayangan terlihat pada bahan screen 2. Saat pengembangan dengan menyiram air, bayangan terlihat lebih jelas. 3. Saat pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan spray gun / semprotan ternyata gambar yang sudah timbul menjadi rontok atau hancur gambarnya. Dari kegagalan ke 2 ini, kita dapat menyimpulkan bahwa waktu penyinaran masih belum sempurna dan masih belum cukup waktu penyinarannya. Tidak apa-apa, jangan pantang menyerah karena anda sudah lebih berpengalaman. Ambil kembali CATATAN kertas tadi dan beri tanda pada angka 15 dan beri tanda (-/+) yang artinya waktu penyinaran hampir mencukupi. Eksperimen Ke tiga Lakukan kembali pengafdrukan seperti di atas dan beri waktu penyinaran selama 20 menit. Lakukan pengamatan seperti saat eksperimen sebelumnya. Apabila ternyata setelah dilakukan penyiraman hasil yang didapat adalah sbb: 1. Ada bayangan terlihat pada bahan screen 2. Saat pengembangan dengan menyiram air, bayangan terlihat lebih jelas. 3. Saat pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan spray gun / semprotanternyata gambar yang sudah timbul tidak mudah tembus atau susah dibuka. Dari hasil di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu penyinaran yang diberikan ternyata terlalu lama, sehingga gambar yang ingin dibuka susah untuk ditembus dengan spray gun. Wah capai juga yah jika gagal terus? Sabar boss, ingat kegagalan adalah kunci sukses untuk mencapai keberhasilan. Ambil kembali CATATAN yang tadi dan beri tanda pada angka 20 dengan tanda (+) yang berarti waktu penyinaran kelebihan/ terlalu lama. Nah kini beri tanda titik lagi tepat ditengah antara angka 15 dan 20. Beri angka 17,5.
Garis Waktu Ke tiga Keberhasilan. Mungkin anda berpikir, Wah gagal lagi gak neh??? Tenang yang ini pasti berhasil boss. Kenapa bisa saya yakin kalau ini berhasil? Karena dari pengalaman saat melakukan penyinaran 15 menit gambar sudah mulai terbuka namun akhirnya gambar yang timbul akhirnya rontok karena penyemprotan dengan menggunakan spray gun. Sedangkan, saat waktu penyinaran yang 20 menit ternyata gagal karena gambar tidak bisa dibuka. Kesimpulannya, anda harus menyesuaikan waktu penyinaran di antara 15 dan 20 menit. Catatan: Ini adalah ilustrasi dimana penempatan waktu bisa anda atur sendiri antara satuan menit atau puluhan menit, karena setiap penyinaran yang tepat itu tergantung dari beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya, seperti yang saya jelaskan pada paragraf di awal artikel ini. Mengenai penjelasan lebih rinci dan rekomendasi tentang ke lima faktor tersebut di atas, kami akan bahas di tulisan mendatang. Jadi jangan lupa untuk sering- sering mengunjungi blog kami.