2. Tatalaksana Pasca Anestesi 3. Analgetica Non Opioid 4. Risiko Anestesi By: Dian Riani 2009730132 Pembimbing: Dr. Yuda Refreshing 1. Anestesi Pada Pembedahan Rawat Jalan Pasien dapat memilih hari dan jam sesuai, terutama u/ anak dan manula Tidak menunggu ruangan kosong RS Insiden infeksi Keuntungan Seleksi pasien pasien fit (ASA-1/ASA-2) usia >6 bulan - <70 th. pasien gemuk/penyakit tidak terkendali(paru & jantung) dianjurkan bedah minor <60m: cabut gigi, biopsi/ekstirpasi tumor superficial, dilatasi-kuretase, histeroskopi, eksisi kista bartolin, herniotomi, sirkumsisi, vasektomi, ekstraksi katarak, miringotomi, adenoidektomi, bronkoskopi, dll. macam-macam tindakan Bedah puasa dan 3 jam sebelum anestesi masih di perkenankan minum cairan bening spt teh/ jus buah encer mengendarai mobil sendiri dalam 24-48 jam umum lebih di sukai persiapan pasien Premedikasi biasanya tidak di perlukan kalaupun perlu hanya di berikan: analgetika golongan AINS, (ketorolac 10-30 mg) obat anti mual muntah (simetidin 300 mg P.O. 1 hari jelang Op / IV beberapa jam sebelum induksi, metoklopramid 10 mg, ondancetron 4 mg IV jelang induksi) opioid kerja singkat (fentanil 1-2 ug/kg jelang induksi anestesi) induksi dan rumatan anestesi induksi propofol 2-2,5 mg/KgBB i.v >>> tiopental 3-7 mg/kgBB i.v minimalisir nyeri lidokain 10-20 mg i.v. pada bayi anak induksi halotan/ sevofluran rumatan inhalasi halotan, enfluran, isofluran, desfluran / sevofluran rumatan i.V propofol 4-12 mg/kgBB/jam + opioid fentanil 1 ug/kg Tatalaksana jalan napas LM lebih sering di gunakan pasang tidak memerlukan pelumpuh otot asalkan puasa cukup. jika di perlukan pelumpuh otot di gunakan gol. nondepol short act (mivakurium / rokurium). pada penggunaan pelumpuh otot usahakan tidak penawar neostigmin nyeri otot Nyeri pasca Op. Pada anest. umum kombinasikan dg anestetik kerja panjang (bupivakain), menggunakan opioid kuat (fentanil, sufentanil) dan pasca op analgetic kuat non opioid (ketorolac) Mual muntah pasca Op. Disamping pemberian anti emetik droperidol, metoklopramid, ondansetron dan granisetron, penggunaan propofol, opioid kuat short act, disusul analgetic AINS rutin dilakukan. Pulih anestesi 2. Tatalaksana Pasca Anestesi RR / PACU monitoring : tensimeter oxymeter pulse EKG Peralatan CPR dan obat-obatannya
Hipotensi akibat venous return e.c perdarahan, cairan inadequat, hilang air k rongga k 3, keluaran air kemih belum diganti, Kontraksi miokard kurang kuat / tahanan perifer . O2 100% dan infus kristaloid RL/ Asering 300-500 ml
Disaritmia e.c hipokalemi, asidosis-alkalosis, hipoksia, hiperkapnia, sakit jantung
Gelisah e.c hipoksia, asidosis, hipotensi, kesakitan, ES obat, VU penuh. singkirkan penyebab tsb. penenang midazolam 0,05-0,1mg/kgBB Nyeri Berat, sedang, dan ringan. pada anastesi regional dewasa + morfin 0,05-0,10mg masukan anestesi lokal di subaknoid / morfin 2-5 mg ke ruang epidural bebas nyeri 10-16 jam. nyeri sedang/ringan analgetik AINS ketorolac 10-30mg iv/im petidin/fentnil jarang digunakan u/ intradural/epidural efek pendek 3-6jam. ES gatal di wajah n manula depresi napas stelah 10-24 jam naloxon nyeri berat UPPA gol. opioid bolus , titrasi perinfus 1. Anestesi Pada Pembedahan Rawat Jalan Pasien dapat memilih hari dan jam sesuai, terutama u/ anak dan manula Tidak menunggu ruangan kosong RS Insiden infeksi Keuntungan Seleksi pasien pasien fit (ASA-1/ASA-2) usia >6 bulan - <70 th. pasien gemuk/penyakit tidak terkendali(paru & jantung) dianjurkan