Anda di halaman 1dari 7

diah lestari harahap

Selasa, 19 Februari 2013


Percobaan Korosi Pada Logam ( Paku )
A. Judul : Percobaan Korosi Pada Logam ( Paku )
Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
korosi dan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempercepat korosi
Landasan Teori:
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena
elektrokimia dan hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu
logam. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan
lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan.
.Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat
dengan rumus Fe
2
O
3
xH
2
O. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di
mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang
terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe
2+
+ 2 e

Katode : O
2
+ 2H
2
O 4e

+ 4 OH

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian


tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V
atau
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi
membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, Fe
2
O
3
. xH
2
O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen
dan air.
a. Kerugian
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada
kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai
pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan
kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak,
alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini
dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar
teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah
kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi).
Contohnya: logam perak, emas, platina, timah, dan nikel.
2) Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode,
bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain
yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta
(logam dengan potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam
tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A1
2
O
3
/ZnO)
bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di
dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi.
Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan
bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik
adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan
akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak
mengalami korosi.
. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar
elektron. Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan
larut.
Reaksinya : Fe 2 Fe
2+
+ 4e
-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe
++
akan melarut dan elektron-elektron e
-
tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan logam
dimana elektron-elektron 4e
-
yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam)
dan bereaksi dengan O
2
dan H
2
O.
O
2
+ H
2
O + 4e
- >
4 OH
-
Ion-ion 4 OH
-
di anode bergabung dengan ion 2 Fe
2+
dan membentuk 2
Fe(OH)
2
. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe
2
O
3
.
Reaksi perkaratan besi
a.
Anoda: Fe(s) Fe
2+
+ 2e
Katoda: 2 H
+
+ 2 e
-
H2
2 H
2
O + O
2
+ 4e
-
4OH
-
b.
2H
+
+ 2H
2
O + O
2
+ 3Fe 3Fe
2+
+ 4OH
-
+ H
2
Fe(OH)
2
oleh O
2
di udara dioksidasi menjadi Fe
2
O
3
. nH
2
O
Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari
bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur
kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan
korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Faktor yang mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa
faktor, antara lain:
1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian
proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) konsentrasi TDS
sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar
arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik
diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS
naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH
dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi
asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H
+
(aq)
+ 2e
-
H
2
4. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan
naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa logam yang
mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah
terkorosi.
6. Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan
isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda,
sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat
melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar
dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde,
hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO
2
) dan hidrogen sulfida (H
2
S),
selama masa putaran hidupnya. CO
2
akan menurunkan pH secara berarti
sehingga menaikkan kecepatan korosi. H
2
S dan besi sulfida, Fe
2
S
2
, hasil
reduksi sulfat (SO
4
2
) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob,
dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat
mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka
senang dengan air yang mengandung besi.
B. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Kelas XII IPA U2, pada tanggal 14 November
2012
Alat dan Bahan Praktikum
1) Percobaan korosi paku
a. Alat
5 buah gelas plastik
Plastik 3 biji
Paku ukuran besar yang masih mengkilap.
Karet
b. Bahan
Air suling
Larutan NaCl ( air garam)
Minyak Goreng
Air panas
Prosedur Kerja
1) Menyelidiki Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
Siapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Alat : 5 buah gelas plastik, kapas, paku ukuran besar yang masih mengkilap.
Bahan : Air suling, larutan NaCl, air panas
Beri label setiap gelas dengan tulisan :
Gelas 1 (udara kosong)
Gelas 2 (air garam)
Gelas 3 (air suling)
Gelas 4 ( air panas)
Gelas 5 (minyak goring)
Menuangkan semua larutan ke dalam gelas dengan tinggi kira-kira 3 cm.
Gelas I : memasukan paku ke dalam gelas yang kosong dan ditutup oleh Plastik
Nama
Gelas
Perubahan pada gelas
Ket.
Sebelum Setelah 7 hari
1
Paku masih
mengkilat dan air
masih jernih
Tidak ada karat Udara kosong
( tertutup)
2
Paku menghitam dan
ada serbuk kuning yang
melekat di paku.
Air tidak berubah warna
tetapi menjadi agak
keruh
Paku dalam air garam
(NaCl)
( tertutup)
3
Paku menghitam dan
ada serbuk kuning yang
melekat di paku.
Air menjadi berwarna
kuning
Paku dalam aqua (
bening)
( terbuka)
4
Sedikit serbuk kuning Paku dalam air panas
( tertutup)
5
Paku masih
mengkilat
Tidak ada karat
Paku dalam minyak
goring ( terbuka)
Gelas II : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi larutan NaCl dan ditutup
oleh plastik , dengan posisi semua terkena larutan
Gelas III : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H
2
O ( air suling ) , dengan
posisi semua bagian terkena air dengan keadaan terbuka.
Gelas IV : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi H
2
O( air) mendidih dengan
posisi semua bagian terkena air dan ditutup oleh plastik
Gelas V : memasukan paku ke dalam gelas yang berisi minyak goreng , dengan
posisi semua bagian terkena air dalam keadaan terbuka
Simpan tabung ( gelas aqua) tersebut selama 7 hari
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut
6. Buat Kesimpulan dari percobaan.
Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan :
1. Paku yang dimasukan ke dalam wadah kosong tertutup mengalami korosi
sedikit karena adanya suhu.
2. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air garan yang
tertutup mengalami korosi karena larutan air garam terdapat O
2
dan H
2
O
3. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air bening yang
terbuka mengalami korosi karena adanya O
2
dan H
2
O

4. Paku yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas dalam
keadaan tertutup mengalami korosi karena terdapat H
2
O
5. yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak dalam keadaan
terbuka tidak mengalami korosi karena tidak ada O
2.

Korosi yang terjadi pada Paku
Pembahasan
Paku yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada gelas( III ) yang berisi
air dan paku serta wadah yang terbuka
Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( II ) yang berisi air
garam dan paku serta wadah yang tertutup tetapi korosi pada gelas II lebih
banyak.
Selanjutnya paku yang mengalami korosi terdapat pada gelas ( IV ) yang berisi air
panas dan paku dengan wadah yang tertutup
Paku yang mengalami sedikit korosi terdapat pada wadah kosong karena
pengaruh suhu
Paku dalam wadah minyak tidak mengalami korosi karena tidak ada air dan
oksigen.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan jika
KOROSI terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu benda,
dan adanya beberapa factor yang menyebabkan korosi terjadi , adapun factor itu
adalah :
Udara O
2
: Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara
disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan
mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
Air H
2
O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H
2
O) , sehingga jika
lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O
2
)
Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya
HCl, dan larutan lainya dari asam halida.
Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk
bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah
Ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda

Beranda
Lihat versi web
Diah Lestari Harahap di 19.02
potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bilamasih bersih
dari oksida.I .
Berbagi
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Diah Lestari Harahap
saya senang browsing, internetan dengarin music
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai