PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTUR PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
[REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 1 Judul Buku : Pengantar Ilmu Anthropologi Penulis : Prof. Dr. Koentjaraningrat Penerbit : Rineka Cipta, 2009 Tebal : 338 halaman ; 23,5 cm ISBN : 978 979 518 966 4
BAB I : Asas asas dan Ruang Lingkup Ilmu Anthropologi A. Fase fase Perkembangan Ilmu Antropologi 1. Fase Pertama (Sebelum 1800) Diawali dengan kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad yang membawa pengaruh sehingga muncul berbagai tulisan mengenai adat istiadat, susunan masyarakat, dan ciri ciri fisik dari bergama suku yang dibuat oleh para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani, penerjemah Kitab Injil, dan pegawai pemerintah jajahan. Bahan deskripsi itu disebut etnografi dari kata ethos = bangsa. Beberapa pandangan orang Eropa Barat mengenai pribumi, yaitu (Koentjaraningrat, 2009:hal 1) : a. Ada yang berpendapat bahwa bangsa bangsa itu bukan manusia, melainkan manusia liar, keturunan iblis, dan sebagainya sehingga timbul sebutan savages, primitive, b. Ada yang berpandangan bahwa masyarakat tersebut masih murni, belum mengenal kejahatan, dan keburukan, c. Ada yang tertarik dengan adat istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda benda yang berasal dari daerah masyarakat pribumi yang kemudian dikumpulkan dan dipamerkan ke museum.
[REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 2
2. Fase Kedua (Pertengahan Abad 19) Integrasi yang sesungguhnya muncul di pertengahan abad ke 19 yang menghasilkan susunan rumusan karangan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Masyarakat Eropa Berpikir bahwa masyarakat dan kebudayaan berevolusi sangat lambat hingga beribu tahun lamanya, dan menganggap masyarakat Eropa Barat berada di tingkat tertinggi, dan masyarakat di luar Eropa berada di tingkat rendah (primitif). Dengan adanya beberapa karangan yang mengklasifikasikan tentang beragam kebudayaan di seluruh dunia ke dalam tingkat tingkat evolusi tertentu, maka muncullah ilmu antropologi yang kemudian disusul karangan karangan yang berisi tentang penyebaran kebudayaan bangsa di seluruh muka bumi. Dalam karangan itu masih menyebutkan bahwa kebudayaan di luar Eropa Barat adalah hal sia sia dan kuno sehingga untuk mempelajarinya dapat menambah pengetahuan mengenai penyebaran kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu antropologi memiliki tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat satu pengertian tentang tingkat tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia. (Koentjaraningrat, 2009:hal 3) 3. Fase Ketiga (Permulaan Abad 20) Pada masa itu negara negara penjajah negara Eropa mulai menguasai daerah jajahan di luar Eropa. Ilmu Antropologi menjadi penting dalam mempelajari bangsa bangsa lain di luar Eropa karena bangsa bangsa itu belum kompleks (tidak mempunyai tujuan langsung, bersifat praktis, dan hanya dilakukan oleh kalangan akademi). Dalam fase ini ilmu antropologi menjadi ilmu praktis yang bertujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat satu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks. (Koentjaraningrat, 2009:hal 4)
[REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 3
4. Fase Keempat (Sesudah 1930) Dalam fase ini ilmu antropologi berkembang sangat luas dibarengi dengan 2 perubahan di dunia : a. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme pasca Perang Dunia II. b. Hilangnya bangsa bangsa primitif dari pengaruh Eropa Amerika yang dimulai dari tahun 1930, dan benar benar menghilang pasca Perang Dunia II. Peristiwa itu mengakibatkan ilmu antropologi kehilangan lapangan penelitian sehingga terdorong untuk mencari lapangan dan tujuan yang baru. Fase pertama, kedua, dan ketiga dijadikan bahan etnografi dan metode ilmiah, yang kemudian dijadikan landasan. 60 orang tokoh ahli antropologi dari berbagai negara di Amerika Serikat dan Eropa mengadakan simposium internasional untuk merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup baru ilmu antropologi, yang menghasilkan sasaran kepada suku suku bangsa pedesaan Eropa dan penduduk di kota kota kecil Amerika Serikat. Tujuan baru ilmu antropologi fase ini dibagi dua, yaitu tujuan akademisi yang bertujuan mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Sedangkan tujuan praktisnya mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu. (Koentjaraningrat, 2009:hal 5) B. Antropologi Masa Kini 1. Perbedaan perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah Uraian mengenai 4 fase bertujuan untuk menentukan tujuan dan ruang lingkupnya. Ilmu antropologi masih tergolong muda yang masih sering terjadi perbedaan paham antar kalangannya sendiri. Di Amerika Serikat, ilmu antropologi memakai 4 fase ditambah dengan berbagai spesialisasi yang dikembangkan khusus untuk mencapai pemahaman tentang dasar dasar dari keragaman bentuk masyarakat dan [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 4 kebudayaan manusia masa kini. Fase keempat di Amerika Serikat telah berkembang dengan seluas luasnya. Di Inggris dam negara negara di bawah pengaruhnya seperti Australia, fase ketiga ilmu antropologi masih dikembangkan dan mempelajari suku suku bangsa asli Papua Nugini dan Kepulauan Melanesia untuk keperluan pemerintah pemerintah jajahannya, yang mengakibatkan daerah jajahan menjadi merdeka. Setelah itu Inggris memperluas penelitiannya dan metode antropologinya mulai dipengaruhi oleh Amerika Serikat. Eropa Tengah seperti Jerman, Austria dan Swiss hingga kira- kira awal tahun 1970an ilmu antropologinya masih pada fase kedua, yang mempelajari bangsa bangsa di luar Eropa dan sejarah sebaran kebudayaan umat manusia di muka bumi. Eropa Utara dan negara negara Skandinavia, ilmu antropologi bersifat akademikal seperti Jerman dan Austria. Mereka mempelajari benua di luar Eropa terutama suku bangsa Eskimo, dan menggunakan banyak metode antropologi yang dikembangkan Amerika Serikat. Perkembangan ilmu antropologi di Uni Soviet tidak banyak di kenal karena sekitar tahun 1960 seolah mengisolasi diri dari dunia lainnya. Namun ilmu antropologi di Uni Soviet menunjukkan bidang praktis yaitu mengumpulkan bahan tentang keragaman bentuk masyarakat dan kebudayaan bangsa- bangsa yang merupakan penduduk wilayah Uni Soviet yang luas dan mengembangkan saling pengertian antara suku bangsa. Selain itu para sarjana Uni Soviet menyusun buku ikhtisar tentang kebudayaan suku bangsa di benua- benua lainnya di muka bumi dengan judul Narody Mira (bangsa- bangsa di dunia) dan juga buku buku mengenai suku bangsa lain dalam bahasa Rusia. Negara bekas jajahan Inggris, terutama India, metode antropologi mendapat pengaruh besar dari Inggris yang menjadikan ilmu tersebut berfungsi secara praktis mengenai keragaman kehidupan masyarakat India dari golongan golongan penduduk sehingga sosiologi dan antropologi [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 5 menjadi ilmu sosial yang baru karena negara seperti India masalah nasional dan masalah kota erat kaitannya dengan masalah pedesaan. Di Indonesia baru dikembangkan ilmu antropologi sehingga masih belum terikat tradisi untuk memilih aliran antropologi yang paling cocok untuk diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan Indonesia. Ilmu antropologi dan metodenya masih banyak mencontoh negara negara lain seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, dan India. 2. Perbedaan perbedaan Istilah Istilah istilah lazim dalam ilmu antropologi yang dipakai di berbagai negara (Koentjaraningrat, 2009:hal 9) : a. Ethnography, yang berarti pelukisan tentang bangsa bangsa. Dipakai di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan serta metodenya yang bersifat deskriptif. b. Etnologi, yang berarti ilmu bangsa bangsa. Hanya Amerika dan Inggris yang masih menggunakan istilah ini yang mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan manusia. c. Volkerkunde adalah ilmu bangsa-bangsa. Digunakan di Eropa Tengah sampai sekarang. d. Kulturkunde, adalah ilmu kebudayaan. e. Anthropologi, adalah ilmu tentang manusia mempelajari ras manusia dan ciri fisiknya. f. Cultural anthropology, ilmu antropologi yang tidak mempelajari manusia dari fisik, sekarang lebih dikenal dengan ilmu kebudayaan. g. Social anthropology, merupakan sebutan fase ketiga dari antropologi, yang berkebalikan dengan ethnology. C. Ilmu ilmu Bagian dari Antropologi 1. Lima Ilmu Bagian dari Antropologi Universitas universitas Amerika Serikat meneliti lima masalah penelitian khusus dalam bidang antropologi (Koentjaraningrat, 2009:hal 10) : a. Evolusi manusia secara biologi; [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 6 b. Sejarah terjadinya beragam manusia dari ciri ciri tubuh; c. Masalah asal, perkembangan, penyebaran bahasa manusia di dunia; d. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya budaya manusia di dunia; e. Mengenai asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku di dunia. Berkaitan dengan kelima masalah tersebut, maka ilmu antropologi mengenal ilmu ilmu bagian, yaitu (Koentjaraningrat, 2009:hal 11) : 1. Paleo antropologi, meneliti asal usul dan evolusi manusia 2. Antropologi fisik, mempelajari beragam manusia dari ciri ciri tubuh 3. Etnolinguistik, mempelajari perkembangan bahasa 4. Prehistori, mempelajari sejarah manusia mengenal huruf 5. Etnologi, mempelajari kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari berbagai suku di seluruh dunia. Etnologi memiliki dua aliran : a. Descriptive integration, untuk penelitian diakronis; b. Generalizing approach, untuk penelitian sinkronis. 2. Spesialisasi Antropologi (Koentjaraningrat, 2009; hlm.17) a. Antropologi ekonomi b. Antropologi pembangunan c. Antropologi pendidikan d. Antropologi kesehatan e. Antropologi penduduk f. Antropologi politik g. Antropologi psikiatri D. Hubungan antara Antropologi Sosial dan Sosiologi 1. Persamaan dan Perbedaan Kedua Ilmu Persamaan antara antropologi sosial dan sosiologi terdapat pada tujuan yang sama yaitu mencari unsur unsur keberagaman masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan untuk perbedaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.20) : a. Mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda; [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 7 b. Asal mula sejarah yang berbeda mengakibatkan pokok dan bahan penelitian yang berbeda; c. Asal mula sejarah yang berbeda mengakibatkan perbedaan beberapa metode dan masalah. 2. Sejarah Perkembangan Sosiologi Pada mulanya ilmu sosiologi merupakan bagi dari ilmu filsafat yaitu filsafat sosial, kemudian menjadi ilmu khusus, karena bangsa Eropa memerlukan ilmu yang lebih mendalam mengenai asas masyarakat dan kebudayaannya. 3. Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi Pada awalnya ilmu antropologi sosial hanya meneliti masyarakat di luar Eropa, sedangkan ilmu sosiologi memiliki sasaran pada masyarakat pribumi Eropa. Namun pada fase keempat ilmu antropologi mulai tertuju ke pribumi. 4. Metode Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi Antropologi meneliti kebudayaan suku bangsa pribumi di Amerika, Asia, Afrika, dan Oseania yang biasanya hidup dalam masyarakat pedesaan yang kecil, yang dapat diteliti keseluruhan sebagai kebulatan. Sebaliknya, ilmu sosiologi lebih memusatkan perhatian pada gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisis kelompok sosial khusus, hubungan antar kelompok / individu, atau proses kehidupan masyarakat. Dengan hal ini para ahli antropologi mengembangkan metode penelitian bersifat intensif misal dengan wawancara. Sedangkan ahli sosiologi meneliti secara kompleks, misal dengan angket. E. Hubungan antara Antropologi dan Ilmu ilmu Lain Ilmu antropologi memiliki hubungan timbal balik dengan ilmu lain kecuali sosiologi dan psikologi, di antaranya adalah (Koentjaraningrat, 2009; hlm.26) : 1. Ilmu geologi 2. Ilmu paleontologi 3. Ilmu anatomi 4. Ilmu kesehatan masyarakat 5. Ilmu psikiatri 6. Ilmu linguistik 7. Ilmu arkeologi 8. Ilmu sejarah [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 8 9. Ilmu geografi 10. Ilmu ekonomi 11. Ilmu hukum adat
12. Ilmu administrasi 13. Ilmu politik
F. Metode Ilmiah dari Antropologi 1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta Untuk metode ilmiah dari antropologi budaya adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Cara pengumpulan data terdiri dari observasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta fakta yang terjadi di masyarakat. 2. Penentuan Ciri ciri Umum dan Sistem Yaitu dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan menentukan ciri ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam penelitian. 3. Verifikasi Menguji rumusan kaidah kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai.
BAB II : MAKHLUK MANUSIA A. Makhluk Manusia di antara Makhluk makhluk Lain Dilihat dari sudut biologi, manusia hanya merupakan salah satu jenis makhluk hidup di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain yang bertahan hingga saat ini. Untuk mengetahui ragam jenis makhluk hidup, para ahli biologi telah membuat sistem klasifikasi semua makhluk berdasarkan berdasarkan morfologi dan organismenya. B. Evolusi Ciri ciri Biologis 1. Sumber Ciri ciri Organisme Fisik Dalam proses evolusi, bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses percabangan dari bentuk makhluk makhluk yang lebih tua. Menurut para ahli, ciri- ciri biologi itu termaktub di dalam gen. Ciri- ciri lahir [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 9 (fenotipe) yang terlihat dari luar bisa tidak sama dengan susunan ciri-ciri pada gen- gennya (genotipe). 2. Perubahan dalam Proses Keturunan Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisme . Suatu gen yang telah lama diturunkan dari generasi ke generasi beribu ribu tahun lamanya, saat terbentuk adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya. C. Evolusi Primata dan Manusia Manusia merupakan salah satu jenis makhluk primata yang telah melalui proses evolusi. Ilmu yang mempelajari adalah paleo antropologi. Makhluk pertama dari suku primata muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia (binatang menyusui) sekitar 70 juta tahun yang lalu (Kala Paleosen tua). Kemudian bercabang lebih lanjut paling sedikit lima proses percabangan, yang tertua pada Kala Eosen Akhir (30 juta tahun yang lalu) yang mengevolusikan kera Gibbon (hylobatidae). Cabang yang timbul kemudian, pada Kala Miosen (20 juta tahun yang lalu) adalah kera pongopygmeus atau orang utan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.57). Cabang ketiga adalah jenis makhluk yang menurut para ahli adalah nenek moyang manusia (10 juta tahun yang lalu). Cabang keempat adalah kera pongid, yaitu semacam simpanse dan gorilla (12 juta tahun yang lalu) di akhir Kala Miosen. Percabangan berikutnya terjadi di Afrika timur dari evolusi giganthropus. Cabang inilah menurut para ahli yang akan berevolusi Menurunkan cabang manusia (Koentjaraningrat,2009; hlm.59). Seabad yang lalu para ahli mencari makhluk penghubung yang hilang (missing link) dari kera ke manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu paleoantropologi dan geologi, konsep tersebut berubah yaitu para ahli menganggap makhluk tersebut sebagai pendahuluan (precussor) yang mendahului baik kera besar (pongid) maupun manusia.
[REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 10 D. Aneka Ragam Manusia Dalam sejarah bangsa-bangsa, terdapat banyak kesalahpahaman konsepsi mengenai keragaman ciri fisik manusia yang tampak nyata seperti warna kulit, rambut dan bentuk wajah sehingga menyebabkan timbulnya pengertian ras. Ciri- ciri lahir morfologi tubuh individu (Koentjaraningrat, 2009; hlm.75) : 1. Ciri ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut, dan sebagainya) 2. Ciri ciri kuantitatif (berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebagainya) Berdasar klasifikasi A.L Kroeber, garis- garis besar penggolongan ras terpenting di dunia, adalah sebagai berikut (Kroeber, 1948; hlm.140): 1. Australoid 2. Mongoloid 3. Caucasoid 4. Negroid 5. Ras- ras khusus E. Organ Manusia Manusia adalah makhluk hidup yang berkelompok dan mempunyai organ yang secara biologis kalah kemampuan fisiknya dari binatang berkelompok lain. Akan tetapi otak manusia telah berkembang dengan adanya bahasa sehingga kemampuan akal manusia semakin tajam. Dengan adanya akal manusia menciptakan kebudayaan yang membantu kehidupannya, yaitu: a) sistem perlambangan vokal dan bahasa; b) sistem pengetahuan; c) organisasi sosial; d) sistem peralatan hidup dan teknologi; e) sistem mata pencarian hidup; f) sistem religi; dan g) kesenian (Koentjaraningrat, 2009; hlm.81).
BAB III : KESENIAN A. Definisi Kepribadian Ciri atau watak dari seseorang yang menunjukkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 11 individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu lainnya (Koentjaraningrat, 2009; hlm.83). B. Unsur unsur Kepribadian Pembentuk kepribadian terdiri dari (Koentjaraningrat, 2009; hlm.82-83) : 1. Pengetahuan : persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi 2. Perasaan : satu keadaan dalam kesadaran manusia karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif 3. Dorongan naluri : dorongan mempertahankan hidup, dorongan seks, dorongan mencari makan, dorongan untuk bergaul, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan untuk berbakti, dorongan akan keindahan. C. Materi dari Unsur unsur Kepribadian Seorang ahli etnopsikologi bernama A.F.C. Wallace membuat kerangka mengenai unsur unsur kepribadian manusia secara sistematis (Koentjaraningrat, 2009; hlm.90) : 1. Beragam kebutuhan individu a. Kebutuhan biologis b. Kebutuhan psikologis 2. Beragam hal dalam lingkungan individu a. Identitas aku yang bersifat fisik b. Identitas aku yang bersifat psikologis c. Kesadaran individu mengenai lingkungan sekitarnya d. Kesadaran individu mengenai alam fauna dan flora e. Kesadaran individu mengenai berbagai macam benda serta gejala alam di sekitarnya 3. Beragam cara memperlakukan hal dalam lingkungan diri sendiri guna memenuhi kebutuhan diri a. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memenuhi kebutuhan biologis maupun psikologis b. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk menghindari, menolak atau meniadakan kebutuhan biologis maupun psikologis [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 12 c. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk memperkuat identitas Aku. d. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk berinteraksi dengan manusia dalam lingkungan e. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mempergunakan binatang dan tumbuhan untuk keperluan individu f. Berbagai cara, teknik, dan metode untuk mendapatkan, dan menggunakan berbagai macam benda serta gejala alam di sekitarnya. D. Macam macam Kepribadian 1. Kepribadian Individu Setiap unsur kepribadian menyebabkan satu tingkah laku yang berpola, yaitu kebiasaan (habit) dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian (personality) , serta segala macam tingkah laku berpola dari individu bersangkutan. 2. Kepribadian Umum Dalam proyek bersama antara Linton dan Kardiner, menimbulkan konsep kepribadian dasar (basic personality) yaitu kepribadian yang dimiliki bersama oleh satu bagian besar dari warga masyarakat itu. 3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur Adanya kontradiksi antara kepribadian Barat dan Timur dilihat dari kolektivisme - individualisme yang menghasilkan kesimpulan relatif.
BAB IV : MASYARAKAT A. Kehidupan Berkelompok dan Definisi Masyarakat 1. Kehidupan Berkelompok dalam Alam Binatang Ciri khas dari kehidupan berkelompok : 1) pembagian kerja yang tetap; 2) ketergantungan antar individu; 3) kerja sama antar individu; 4) komunikasi antar individu; dan 5) diskriminasi antara individu- individu warga dan individu- individu dari luarnya (Koentjaraningrat, 2009; hlm.109). 2. Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia Sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, dan berkomunikasi dalam kehidupan berkelompok binatang bersifat naluri, sedangkan pada [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 13 kelompok manusia tidak. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal. Perilaku manusia prosesnya tidak terencana dalam gennya, tetapi merupakan hasil dari belajar, yang disebut dengan tindakan (qction). (Koentjaraningrat, 2009; hlm.111). B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia Ragam tingkah laku manusia tidak disebabkan oleh beragam ciri ras, melainkan karena kelompok kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi (Koentjaraningrat, 2009; hlm.113). C. Unsur unsur Masyarakat 1. Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sedang komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat dan yang terikat oleh rasa identitas bahwa mereka memang merupakan kesatuan khusus (Koentjaraningrat, 2009; hlm.118). 2. Kategori Sosial Kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Penilaian secara objektif ini berasal dari pihak luar . Maka dari itu berarti kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang dikenakan manusia. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.120). 3. Golongan Sosial Perbedaan antara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori. 4. Kelompok dan Perkumpulan [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 14 Kelompok (Group) merupakan satu masyarakat karena memiliki adat dan sistem norma yang mengatur interaksi itu. Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaf. Tabel perbedaan antara kelompok dengan perkumpulan: Kelompok Perkumpulan Primary Group Association Gemeinschaft Gesellschaft Solidarite mechanique Solidariteorganique Hubungan Familistic Hubungan contractual Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum Hubungan berazas perorangan Hubungan anonim & per azas guna
5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluan atau fungsinya. Dapat juga berfungsi untuk keperluan mencari nafkah. 6. Ikhtisar mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia Tiga wujud kesatuan manusia (kerumunan, kategori sosial, golongan sosial) tidak dapat disebut masyarakat karena tidak memenuhi konsep dari masyarakat. D. Pranata Sosial Pranata adalah sistem norma khusus mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Macam macam pranata (Koentjaraningrat, 2009; hlm.135) : [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 15 1. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan; 2. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan mata pencarian hidup; 3. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan pendidikan; 4. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia; 5. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan menghayati keindahan dan untuk rekreasi; 6. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan berbakti kepada Tuhan; 7. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan mengelola kekuasaan dalam masyarakat; 8. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup. E. Integrasi Masyarakat Struktur sosial dalam hal menganalisa masyarakat, seorang peneliti memerinci kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial. Fungsi dari struktur sosial adalah sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam bermasyarakat.
BAB V : KEBUDAYAAN A. Definisi menurut Ilmu Antropologi Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya kehidupan manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan dapat diartikan sebagai hal hal yang bersangkutan dengan akal. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.144-145) B. Tiga Wujud Kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.150) 1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya; 2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat; 3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 16
C. Adat Istiadat Berdasarkan perbandingan secara cross cultural dalam 32 kbudayaan lain dan berbagai daerah di dunia menghasilkan teori tentang batas antara adat dan hukum adat (Koentjaraningrat, 2009; hlm.163) : 1. Hukum adalah satu aktivitas di dalam rangka kebudayaan yang berfungsi pengawasan sosial; 2. Attribute of Authority 3. Attribute of Intention of Universal Application; 4. Attribute of Obligation; 5. Attribute of Sanction. D. Unsur unsur Kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009; hlm.165) 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian 6. Sistem religi 7. Kesenian E. Integrasi Kebudayaan Beberapa konsep untuk menganalisis masalah integrasi kebudayaan yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur kebudayaan, fokus kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian umum
BAB VI : DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN A. Konsepsi Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan Semua konsep yang diperlukan apabila ingin menganalisis proses proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian ilmu antropologi dan sosiologi disebut dinamika sosial (social dynamics) (Koentjaraningrat, 2009; hlm.184). [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 17
B. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri Belajar kebudayaan sendiri melalui berbagai proses seperti (Koentjaraningrat, 2009; hlm.185 191): 1. Internalisasi, proses sejak individu dilahirkan sampai meninggal; 2. Sosialisasi, proses belajar kebudayaan dalam hubungan sosial; 3. Enkulturasi, proses mempelajari alam pikiran serta sikap dengan adat, sistem norma dan peraturan hidup dalam kebudayaan. C. Proses Evolusi Sosial Proses Evolusi budaya melalui : 1. Difusi : Penyebaran budaya 2. Akulturasi : Pencampuran budaya 3. Asimilasi : Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur kebudayaan campuran. 4. Inovasi dan Evolusi : Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber- sumber alam , energi, teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan. 5. Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
BAB VII : ANEKA RAGAM KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT A. Konsep Suku Bangsa Konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.215) [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 18 Kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia berdasarkan kriteria mata pencarian dan sistem ekonomi, ada enam macam yaitu :
1. Masyarakat pemburu dan peramu 2. Masyarakat peternak 3. Masyarakat peladang 4. Masyarakat nelayan 5. Masyarakat petani pedesaan 6. Masyarakat perkotaan kompleks B. Konsep Daerah Kebudayaan Suatu daerah kebudayaan merupakan suatu penggolongan atau penggabungan yang dilakukan oleh ahli- ahli antropologi dari suku bangsa yang beragam kebudayaannya, namun mempunyai beberapa unsur dan ciri mencolok yang serupa. (Koentjaraningrat, 2009; hlm.221) C. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Amerika Utara Daerah kebudayaan di Amerika Utara menurut Clark Wissler adalah: 1. Daerah kebudayaan Eskimo 2. Daerah kebudayaan Yukon Mackenzie 3. Daerah kebudayaan Pantai barat laut 4. Daerah kebudayaan Dataran tinggi 5. Daerah kebudayaan Plains 6. Daerah kebudayaan Hutan timur 7. Daerah kebudayaan California 8. Daerah kebudayaan Barat daya 9. Daerah kebudayaan Tenggara 10. Daerah kebudayaan Meksiko D. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Amerika Latin 1. Daerah kebudayaan Cacique 2. Daerah kebudayaan Andes 3. Daerah kebudayaan Andes selatan 4. Daerah kebudayaan Rimba Tropik 5. Daerah kebudayaan Berburu dan meramu E. Sub- Sub Kawasan Geografi Di Oseania [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 19 Empat sub kawasan geografi di dunia yaitu: kebudayaan kebudayaan penduduk asli Australia, kebudayaan kebudayaan penduduk Irian dan Melanesia, dan kebudayaan- kebudayaan penduduk Polinesia (Koentjaraningrat, 2009; hlm.230). F. Daerah- Daerah Kebudayaan Di Afrika 1. Daerah kebudayaan Afrika Utara 2. Daerah kebudayaan Hilir Nil 3. Daerah kebudayaan Sahara 4. Daerah kebudayaan Sudan Barat 5. Daerah kebudayaan Sudan timur 6. Daerah kebudayaan Hulu tengah Nil 7. Daerah kebudayaan Afrika tengah 8. Daerah kebudayaan Hulu selatan Nil 9. Daerah kebudayaan Tanduk Afrika 10. Daerah kebudayaan Pantai Guinea 11. Daerah kebudayaan Bantu Khatulistiwa 12. Daerah kebudayaan Bantu Danau-danau 13. Daerah kebudayaan Bantu timur 14. Daerah kebudayaan Bantu Tengah 15. Daerah kebudayaan Bantu barat daya 16. Daerah kebudayaan Bantu tenggara 17. Daerah kebudayaan Choisan 18. Daerah kebudayaan Madagaskar
G. Daerah- Daerah Kebudayaan di Asia 1. Daerah kebudayaan Asia tenggara 2. Daerah kebudayaan Asia selatan 3. Daerah kebudayaan Asia barat daya 4. Daerah kebudayaan Cina 5. Daerah kebudayaan Steppa Asia tengah 6. Daerah kebudayaan Siberia 7. Daerah kebudayaan Asia Timur laut H. Suku- Suku Bangsa Di Indonesia [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 20 Klasifikasi dari beragam suku bangsa di wilayah Indonesia biasanya masih berdasarkan sistem lingkaran- lingkaran hukum adat yang di susun oleh Van Vollenhoven, yaitu: 1. Aceh 13. Toraja 2. Gayo alas dan batak 14. Sulawesi Selatan 3. Nias batu 15. Ternate 4. Minangkabau 16. Ambon Maluku 5. Mentawai 17. Kepulauan barat daya 6. Sumatera selatan 18. Irian 7. Enggano 19. Timor 8. Melayu 20. Bali dan Lombok 9. Bangka Belitung 21. Jawa tengah dan Timur 10. Kalimantan 22. Surakarta dan Yogyakarta 11. Sangir talaud 23. Jawa Barat. 12. Gorontalo
BAB VIII : ETNOGRAFI A. Kesatuan Sosial Dalam Etnografi Ahli antropologi Amerika, R. Narrol menyusun prinsip prinsip batas batas dari masyarakat, bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari deskripsi etnografi yang kemudian di modifikasi oleh J.A Clifton dalam buku Introduction to Cultural Anthropology (Koentjaraningrat, 2009; hlm.253) : 1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih; 2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa; 3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis administratif; 4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri; 5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah fisik; [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 21 6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi; 7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama; 8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan lain tingginya sama; 9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam. B. Kerangka Etnografi Sub subbab mengenai karangan kebudayaan yang disusun menurut kerangka etnografi : 1. Lokasi, lingkungan alam, dan demografi 2. Asal mula dan sejarah suku bangsa 3. Bahasa 4. Sistem teknologi 5. Sistem mata pencarian 6. Organisasi sosial 7. Sistem pengetahuan 8. Kesenian 9. Sistem religi C. Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi Dalam menguraikan lokasi dan tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa, ilmu etnografi perlu diberi penjelasan ciri ciri geografi (iklim), sifat daerah (pegunungan, dataran tinggi/rendah, kepulauan, dll), suhu, curah hujan, ciri ciri geologi, geomorfologi, ciri flora dan fauna di daerah tersebut. Etnografi juga harus dilengkapi oleh data demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk yang diperinci dalam jumlah wanita dan pria, umur dengan interval lima tahun, laju kelahiran, laju kematian, dan data orang yang keluar masuk desa. D. Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa Etnografi juga sebaiknya dilengkapi dengan keterangan tentang asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok deskripsinya dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori atau arkeolog yang pernah [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 22 melakukan penggalian dan analisis benda benda kebudayaan yang ditemukan di daerah sekitar lokasi penelitian ahli arkeolog.
E. Bahasa Dalam karangan etnografi, bahasa adalah deskripsi tentang ciri ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan serta variasi dari bahasa itu. Perlu juga dilengkapi bab mengenai bahasa berupa lampiran yang berisi daftar kata kata dasar dari bahasa suku bangsanya. F. Sistem Teknologi Tentang teknologi, etnografi cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan Eropa atau kebudayaan Barat. Teknologi tradisional mengenal paling sedikit delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai manusia nomaden tua masyarakat pedesaan yang hidup bertani (Koentjaraningrat, 2009; hlm.264 275) : 1. Alat alat produksi Berupa teknik pemukulan (percussion flaking), teknik penekanan (pressure flaking), teknik pemecahan (chipping), teknik penggilingan (grindding) (Oakley, 1950). 2. Alat membuat api 3. Senjata Menurut fungsinya berupa senjata potong, senjata tusuk, senjata lempar, senjata penolak. Sedangkan menurut lapangan pemakaiannya, ada senjata untuk berburu, menangkap ikan, untuk berkelahi, dan berperang 4. Wadah Berdasarkan bahan mentahnya, yaitu kayu, bambu, kulit kayu, tempurung, serat sersan, tanah liat. 5. Makanan [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 23 Dipandang dari tujuan konsumsinya, yaitu makanan dalam arti khusus (food), minuman (beverages), bumbu bumbuan (spices), dan bahan yang dipakai untuk kenikmatan saja seperti tembakau, madat (stimulans).
6. Pakaian 7. Tempat berlindung dan perumahan 8. Alat alat transportasi G. Sistem Mata Pencarian 1. Sistem Mata Pencarian Tradisional Terdiri dari : (a) berburu dan meramu; (b) beternak; (c) bercocok tanam di ladang; (d) menangkap ikan; (e) bercocok tanam menetap dengan irigasi. 2. Berburu dan Meramu 3. Beternak 4. Bercocok Tanam di Ladang 5. Menangkap Ikan 6. Bercocok Tanam Menetap dengan Irigasi H. Organisasi Sosial Kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum kerabat lain. I. Sistem Pengetahuan Dalam etnologi, pengetahuan meliputi pengetahuan teknologi, sering kali duga ada keterangan mengenai pengetahuan yang mencolok dan dianggap aneh oleh pengarangnya. Dalam bab pengetahuan perlu juga dibicarakan mengenai tulisan, karena huruf mengabstraksikan dan mencakup satu konsep, satu suara, atau satu kompleks suara suara. J. Sistem Religi Dalam pokok antropologi tentang religi, dibagi menjadi dua pokok khusus, yaitu sistem religi, dan sistem ilmu gaib. K. Kesenian Dalam etnologi memiliki pedoman kerangka baku mengenai lapangan khusus mengenai kesenian, yaitu (Koentjaraningrat, 2009; hlm.298 299) : [REVIEW BUKU PENGANTAR ILMU ANTHROPOLOGI Prof. Dr. Koentjaraningrat]
TRI HESTI MILANINGRUM 14/372838/PTK/9890 24 1. Seni Rupa : Seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar, seni rias 2. Seni Suara : Seni vokal, seni instrumental, seni sastra.
TANGGAPAN MENGENAI BUKU PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI 1. Prof. Koenjaraningrat mendeskripsikan secara detail dan sistematis sehingga pembaca dapat mengikuti alur bacaan dengan mudah 2. Penyampaian deskripsi kurang to the point, tidak langsung mengarah ke pokok pembahasan 3. Kata kata yang digunakan kurang efisien sehingga terkesan berbelit belit dan hiperbola 4. Untuk saya yang sebelumnya menjadi mahasiswa desain, merasa kurang total dalam pendeskripsian karena terlalu banyak tulisan, perlu diseimbangkan dengan gambar, grafik, atau skema pendukung yang lebih banyak. 5. Pemberian contoh penelitian dan teori teori lain membuat isi buku semakin menarik