100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan16 halaman
Laporan praktikum tata laksana diet pasien hepatitis akut dd DHF menyajikan kasus seorang wanita berusia 21 tahun dengan diagnosis hepatitis akut dd DHF. Pasien mengalami berbagai gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan kelemahan. Evaluasi nutrisi menunjukkan asupan zat gizi pasien defisit. Diagnosis nutrisi meliputi asupan makanan yang tidak memadai dan peningkatan kebutuhan gizi akibat infeksi. Rencana
Laporan praktikum tata laksana diet pasien hepatitis akut dd DHF menyajikan kasus seorang wanita berusia 21 tahun dengan diagnosis hepatitis akut dd DHF. Pasien mengalami berbagai gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan kelemahan. Evaluasi nutrisi menunjukkan asupan zat gizi pasien defisit. Diagnosis nutrisi meliputi asupan makanan yang tidak memadai dan peningkatan kebutuhan gizi akibat infeksi. Rencana
Laporan praktikum tata laksana diet pasien hepatitis akut dd DHF menyajikan kasus seorang wanita berusia 21 tahun dengan diagnosis hepatitis akut dd DHF. Pasien mengalami berbagai gejala seperti nyeri ulu hati, mual, dan kelemahan. Evaluasi nutrisi menunjukkan asupan zat gizi pasien defisit. Diagnosis nutrisi meliputi asupan makanan yang tidak memadai dan peningkatan kebutuhan gizi akibat infeksi. Rencana
HEPATITIS AKUT DD DHF Disusun Oleh: Kelompok x Nama (NIM) Nama (NIM) PROGRAM STUDI S-1 GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013 BAGIAN 1. ASSESMEN A. ANAMNESIS 1. Identitas Pasien Nama : Ny. RN No RM : 254925 Umur : 21 th Ruang : Dahlia Sex : Perempuan Tgl Masuk : 13 Februari 2010 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tgl Kasus : 17 Februari 2010 Pendidikan : SMA Alamat : Cilacap Selatan Agama : Islam Diagnosis medis : Hepatitis akut dd DHF 2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit Keluhan Utama Nyeri ulu hati +, mual +, lemas +, nyeri perut +, dada panas +, pusing +, batuk +, pilek + Riwayat Penyakit Sekarang 2 HSMRS pasien mengeluh panas, nyeri perut +, muntah +, batuk +, pilek + HMRS pasien mengeluh pusing +, nyeri dada +, nyeri ulu hati +, panas + Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat Penyakit Keluarga - 3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi Data Sosio ekonomi Penghasilan suami : menengah ke bawah (Rp + 1.000.000,00) Jumlah anggota keluarga : 3 orang Suku : Jawa Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : 8-10 jam Jumlah jam tidur sehari : + 8 jam Jenis olahraga : - Frekuensi : - Alergi makanan Makanan : - Penyebab : - Jenis diet khusus : - Alasan : - Yang Menganjurkan : - Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (ya/tidak ), Mual (ya/tidak ), Muntah (ya/tidak), Diare (ya/tidak), Konstipasi (ya/tidak ), Anoreksia (ya/tidak ) Perubahan pengecapan/penciuman (ya/tidak ) Penyakit kronik Jenis penyakit : - Modifikasi diet : - Jenis dan lama pengobatan : - Kesehatan mulut Sulit menelan (ya/tidak), Stomatitis (ya/tidak), Gigi lengkap (ya/ tidak) Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : - Frekuensi dan jumlah : - Perubahan berat badan Bertambah/berkurang : tidak diketahui lamanya : - disengaja /tidak Mempersiapkan makanan Fasilitas memasak : mempersiapkan sendiri. Memasak dengan kompor Fasilitas menyimpan makanan: almari Riwayat / pola makan Riwayat makan utama 2-3 kali sehari. Namun, lebih sering 3 x sehari. Selingan jarang Nasi : 3 kali sehari @ 2 centong (200-300 g) LH : ayam jarang, ikan jarang, telur 1 minggu 4 kali. Lebih sering digoreng LN : tahu, tempe setiap hari. Setiap kali makan 1 potong. Lebih sering digoreng Sayur : setiap hari. Lebih senang dengan sayur tumis. Sayur kesukaan adalah tumis kangkung Buah : setiap hari 1-2 buah. Buah yang tidak disukai adalah pepaya dan pisang Minuman : air putih + 8 gelas sehari. Tidak suka teh dan kopi. Kesimpulan: Pasien berusia 21 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosis medis hepatitis akut dd DHF. Adapun keluhan utama pasien adalah nyeri ulu hati, mual, lemas, nyeri perut, dada panas, pusing, batuk, dan pilek. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga. Pasien memiliki masalah gastrointestinal yaitu nyeri ulu hati, mual, konstipasi, dan anoreksia. Adanya nyeri ulu hati, mual, anoreksia, lemas, nyeri perut, dada panas, pusing merupakan gejala klinis dari hepatitis akut. Menurut Almatsier (2006), Sanityoso (2006), Suandi (1999), hepatitis akut sering menimbulkan keluhan anoreksia, demam, mual, muntah, perubahan penghidu dan rasa kecap. Menurut Sanityoso (2006), diare atau konstipasi juga dapat terjadi pada kondisi hepatitis akut. Menurut Hasse dan Matarese (2000) dan Rolfes, dkk. (2008), hepatitis akut juga menyebabkan terjadinya demam, pusing, nyeri kepala, dan kelemahan otot (lemas). Adanya demam, pusing, dan nyeri kepala dimungkinkan pula karena DHF yang dialami pasien. Menurut Sutaryo dan Laksono (2007), DHF adalah penyakit demam akut yang berlangsung 2-7 hari disertai dengan nyeri kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri otot atau nyeri sendi. B. ANTROPOMETRI TB : 154 cm BB : 54 kg LLA : 25 cm Kesimpulan: IMT = BB / (TB) 2 = 54 / (1,54) 2 = 22,77 Menurut WHO (2006), pasien dengan IMT 22,77 memiliki status gizi normal karena IMT pasien berada pada rentang 18,5 - < 23. C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA Pemeriksaan Nilai Normal Awal Masuk RS (13/02/10) Awal Kasus (16/02/10) WBC 4,8-10,8 2,79 (rendah) 1,92 (rendah) RBC 4,7-6,1 4,84 (normal) 4,7 (normal) HGB 14-18 13,1 (rendah) 12,6 (rendah) HCT 42-52 38,6 (rendah) 37,9 (rendah) MCV 79-99 79,8 (normal) 80,6 (normal) MCH 27-31 27,1 (normal) 26,8 (rendah) MCHC 33-37 33,9 (normal) 33,2 (normal) PLT 150-450 159 (normal) 52 (rendah) SGOT 17-59 U/L 155 (tinggi) 147 (tinggi) SGPT 21-72 U/L 125 (tinggi) 89 (tinggi) Cholesterol 0 - 200 mg/dL 127 (normal) - Glukosa 74-106 mg/dL 103 (normal) - Creatinin 0,6-1,3 mg/dL 0,7 (normal) - Kesimpulan: Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kadar WBC, HGB, dan HCT rendah; kadar SGOT dan SGPT tinggi; kadar MCH dan PLT mengalami penurunan pada awal kasus. Adanya penurunan kadar WBC, HGB, dan HCT dimungkinkan karena rendahnya kadar protein dalam tubuh. Menurut Rolfes, dkk. (2008), adanya stress (termasuk infeksi), akan meningkatkan kadar hormon kortisol. Hormon kortisol akan meningkatkan degradasi protein tubuh. Selain itu, kortisol juga berfungsi untuk menghambat sintesis protein tubuh dan menyebabkan deplesi protein otot, tulang, dan kulit. Rendahnya protein tubuh akan berpengaruh terhadap pembentukkan WBC, HGB, dan HCT karena salah satu senyawa pembentuk WBC, HGB, dan HCT adalah protein. Adanya peningkatan kadar SGOT dan SGPT disebabkan karena adanya kerusakan pada sel hati (Hasse dan Matarese, 2000). Adanya penurunan kadar PLT dikarenakan adanya infeksi virus akibat DHF (Sutaryo dan Laksono, 2007). D. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK 1. Kesan Umum : kompos mentis, lemah, pusing, dada sakit, sesak, mual 2. Vital Sign : Nilai Normal 14/02/ 10 15/02/ 10 16/02/ 10 17/02/ 10 Tekanan darah 120/80 mmHg 120/70 120/80 120/80 120/70 Respirasi 20-24x/menit - - - - Nadi 80-100x/menit 84 88 88 96 Suhu 36,5 0 -37 0 C 38,7 37,5 38,4 36,5 3. Kepala/ abdomen/extremitas dll : - Kesimpulan : Dilihat dari kesan umum, pasien compos mentis, namun masih lemah. Selain itu, pasien juga mengalami pusing, sesak, dan mual. Adanya sesak akan membatasi asupan makan pasien. Untuk mengatasi terjadinya sesak, bentuk makanan akan dibuat menjadi lunak sehingga tubuh tidak perlu bekerja terlalu berat untuk mencerna makanan. Dilihat dari tanda-tanda vital, pada awal masuk RS, suhu tubuh pasien masih tinggi. Namun, pada awal kasus, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh pasien normal. E. ASUPAN ZAT GIZI Hasil Recall 24 jam diet : Rumah sakit Tanggal : 16 Februari 2010 Diet RS : Makanan Lunak Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Asupan oral 454,5 15,9 11,8 71,9 Parenteral (aminofusin 5%) 500 mL* 100 25 - - Standar RS 1993 81 55,36 292,69 % Asupan / standar 27,82 50,49 21,32 24,26 * untuk hari selanjutnya, pasien sudah tidak mendapatkan infus aminofusin. Kesimpulan: Berdasarkan hasil recall, diketahui bahwa asupan makan pasien masih defisit, karena < 60% (Roedjito, 1989), yaitu energi 27,82%; protein 50,49%; lemak 21,32%; dan karbohidrat 24,26%. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG Imunoserologi DHF IgG : positif IgM : negatif Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan imunoserologi, pasien positif DHF. G. TERAPI MEDIS Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi Solusi Cefotaxime Antibiotik, anti bakteri Diare, mual, muntah, chelat terhadap vitamin Diberikan sebelum atau sesudah makan (tidak dan mineral, seperti Ca, Fe, Zn bersamaan dengan makanan, khususnya susu) Ranitidin Menghambat sekresi asam lambung, mempercepat penyembuhan tukak - Diberikan selama dan di antara waktu makan atau sebelum dan sesudah makan tidak menjadi masalah Sanmol Penurun panas - (Retnowati, 2009) BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI 1. Asupan makan inadekuat (NI-2.1) berkaitan dengan gangguan gastrointestinal (nyeri ulu hati, mual, dan anoreksia) pada kondisi hepatitis akut dd DHF ditandai oleh hasil recall energi 554,5 kcal (27,82%), protein 40,9 g (50,49%), lemak 11,8 g (21,32%), dan karbohidrat 71,9 g (24,26%). 2. Peningkatan kebutuhan energi dan protein (NI-5.1) berkaitan dengan peningkatan pemenuhan zat gizi pada penyakit infeksi ditandai oleh hasil pemeriksaan imunoserologi yang menandakan adanya DHF. BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI
PLANNING 1. Tujuan Diet : a. Memberi makanan sesuai daya terima b. Memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat akibat infeksi 2. Syarat / prinsip Diet : a. Energi tinggi dikoreksi dengan adanya faktor stress akibat infeksi b. Protein tinggi yaitu, 1,25 gram/kgBB/hari c. Lemak cukup, yaitu 25% dari total energi d. Karbohidrat cukup e. Bentuk makanan lunak f. Makanan tidak merangsang saluran cerna dan mudah dicerna 3. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi : a. Kebutuhan Energi BEE = 655,1 + 9,56 (BB) + 1,85 (TB) 4,68 (U) = 655,1 + 9,56 (54) + 1,85 (154) 4,68 (21) = 1357,96 kcal TEE = BEE x Faktor Stress x Faktor Aktivitas = 1357,96 kcal x 1,2 x 1,2 = 1955,46 kcal b. Kebutuhan Protein Kebutuhan protein = 1,25 g / kg BB = 1,25 g x 54 = 67,5 g = 270 kcal c. Kebutuhan Lemak Kebutuhan lemak = 25% total energi = 25% x 1955,46 kcal = 488,87 kcal = 54,32 g d. Kebutuhan Karbohidrat Kebutuhan karbohidrat = kebutuhan total energi protein energi lemak = 1955,46 kcal 270 kcal 488,87 kcal = 1196,59 kcal = 299,15 g 4. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian Terapi Diet : TETP Bentuk makanan : Lunak Cara pemberian : Oral Pembahasan Preskripsi Diet : Menurut Almatsier (2006), kebutuhan energi pada saat sakit akan mengalami perubahan. Menurut Suandi (1999), kebutuhan energi pada saat sakit mengalami peningkatan dikoreksi dengan adanya faktor stress. Faktor stress tergantung berat ringannya penyakit. Faktor stress yang digunakan adalah 1,2 karena adanya hepatitis akut dan DHF tergolong infeksi sedang. Sementara menurut Lee dan Nieman (1996), untuk faktor aktivitas dipilih 1,2 karena pasien masih istirahat di tempat tidur. Menurut Almatsier (2006), kebutuhan protein meningkat sebesar 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Kebutuhan lemak dapat diberikan 20 30% dari total kebutuhan. 5. Rekomendasi Diet Rekomendasi Diet Bahan Makanan Jumlah Makan Pagi Bubur nasi Pho Young Hai Semur tempe Ca labu siam Bubur Nasi Tahu Telur puyuh Tempe kedelai murni Minyak kelapa Kecap Labu siam mentah Minyak kelapa 250 g 30 g 20g 50 g 3 g 5 g 50 g 2 g Selingan pagi Biskuit Sirup Biskuit 1 gelas 30 g 25 g Makan siang Bubur nasi Ayam ungkep Tahu bb kecap Soto Pisang ambon Bubur nasi Ayam Tahu Minyak kelapa Kecap Taoge kacang hijau Kool putih Mie soun Kerupuk aci Minyak kelapa Pisang ambon 250 g 50 g 50 g 2 g 5 g 10 g 10 g 10 g 10 g 2 g 80 g Selingan siang Biskuit Biskuit 30 g Sirup 1 gelas 25 g Makan malam Bubur nasi Daging bb lapis Semur tempe Sup kentang dan soun Semangka Bubur nasi Daging sapi Minyak kelapa Tempe kedelai murni Minyak kelapa Kecap Kentang Wortel Mie soun Minyak kelapa Semangka 250 g 50 g 3 g 25 g 3 g 10 g 20 g 20 g 20 g 2 g 80 g Sirup 1 gelas 25 g Persentase Pemenuhan Energi 1992,4 kcal Protein 69,1 g Lemak 57,5 g Karbohidrat 299,62 g 101,89% 102,37% 105,85 % 100,16% Kajian Rekomendasi Diet Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g) Rekomendasi Diet 1992,4 69,1 57,5 299,62 Kebutuhan (planning) 1955,46 67,5 54,32 299,15 % rekomendasi/kebutuhan 101,89 102,37 105,85 100,16 6. Rencana monitoring dan evaluasi Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target Antropometri Berat badan Akhir kasus Tetap Biokimia Darah rutin dan SGOT, SGPT Menyesuaikan Normal Fisik Klinis -Vital sign (TD, nadi, suhu, respirasi) - Keluhan Menyesuaikan - Normal - Berkurang Asupan zat gizi - Energi, protein, lemak, karbohidrat - Daya terima Setiap hari - Minimal 80% kebutuhan terpenuhi - Baik 7. Rencana Konsultasi Gizi Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keteranga n Asupan makan inadekuat - Memberi pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai bentuk makanan yang sesuai dengan daya terima pasien - Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya - Macam bentuk makanan sesuai daya terima pasien - Contoh pengaturan makan sesuai daya terima pasien Di bangsal Penin gkatan kebutuhan energi dan protein Memberikan edukasi dan pemahaman kepada pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya pemenuhan gizi (khususnya energi dan protein) yang meningkat selama sakit (hepatitis dan DHF). - Bahan makanan sumber energi dan protein - Pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi yang meningkat selama sakit (hepatitis dan DHF) - Pentingnya protein untuk proses penyembuhan dan pengganti jaringan yang rusak Di bangsal BAGIAN 4. TINJAUAN PUSTAKA A. Hepatitis Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sementara hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan (Sanityoso, 2006). Tujuan terapi diet pada hepatitis akut adalah untuk mengistirahatkan dan memperbaiki fungsi hati hingga normal. Pada kondisi hepatitis akut, pasien diharapkan melakukan istirahat total (tirah baring). Dibutuhkan diet tinggi kalori dan tinggi protein terkait infeksi yang terjadi. Pada kondisi kuning, perlu diperhatikan total asupan lemak yang akan diberikan. Lemak dapat diberikan rendah hingga sedang, berkisar 20% hingga 25% (Rolfes, dkk., 2008). Sementara tujuan untuk terapi hepatitis kronis adalah untuk mencegah komplikasi ke arah pengkerutan hati dan kanker hati. Dibutuhkan peningkatan kebutuhan energi dan protein terkait infeksi yang terjadi. B. Dengue Haemorhagic Fever (DHF) Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue (Saroso, 2007). Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian (Depkes RI, 1992). Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama (Mansjoer, 1999). Seperti terapi diet penyakit infeksi lainnya, terapi diet pada DHF adalah tinggi energi dan tinggi protein. Tujuan diet ini adalah memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, mempertahankan berat badan atau menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006). Zat gizi lain yang harus diperhatikan tekait DHF adalah pengaturan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Cairan sebanyak 2 hingga 2,5 l/hari. Bila muntah- muntah dan asupan cairan peroral kurang, maka pasien dapat berikan infuse (Depkes RI). BAGIAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan indeks IMT, status gizi pasien termasuk status gizi normal. 2. Hasil laboratorium terakhir pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan kadar WBC, HGB, HCT, MCH, dan PLT. Selain itu, pasien mengalami peningkatan kadar SGOT dan SGPT. 3. Hasil fisik klinis pasien menunjukkan tanda vital pasien normal. B. SARAN 1. Untuk Pasien Sebaiknya pasien mempertahankan asupan makan yang sudah baik dan memperbaiki asupan makan yang masih cukup. 2. Untuk Keluarga Pasien Sebaiknya pihak keluarga senantiasa memotivasi pasien untuk melakukan diet yang benar selama menjalani rawat jalan untuk mempercepat proses penyembuhan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Hasse, Jeanette M. dan Laura E. Matarese. 2000. Medical Nutrition Therapy for Liver, Biliary System, and Exocrine Pancreas Disorders in Food, Nutrition, and Diet Therapy. Philadelphia : The Curtis Center PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Retnowati, Agnes. 2009. Skripsi. Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2008. Surakarta : Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Rolfes, Sharon R., Kathryn Pinna, Ellie Whitney. 2008. Understanding Normal and Clinical Nutrition. Canada : Wadsworth Cengange Learning Samkoni, dkk. 2003. Dietetik 12. Bandung : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Bandung Sanityoso, Andri. 2006. Hepatitis Virus Akut dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Editor : Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, dan Siti Setiati. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Suandi, I.K.G. 1999. Seri Gizi Klinik Diit Pada Anak Sakit. Jakarta : EGC Sutaryo dan Ida Safitri Laksono. 2007. Demam Berdarah Dengue : Diagnosis dan Pengelolaan dalam 2007 Clinical Updates Ilmu Kedokteran Klinis Terbaru dalam Praktek Umum. Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada LAMPIRAN a. Nutrisurvey Hasil Rekomendasi Diet Foto Kegiatan