Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN



2.1 FREQUENCY REUSE
Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana
frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya.
Terbatasnya spektrum frekuensi yang dapat digunakan pada sistem komunikasi bergerak
menyebabkan penggunaan spektrum frekuensi tersebut harus seefisien mungkin. Jarak antara
2 sel yang menggunakan frekuensi yang sama ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
akan mengakibatkan interferensi.

Latar belakang penerapan frequency reuse ini adalah karena adanya keterbatasan resource
frekuensi yang dapat digunakan, sedangkan kebutuhan akan ketersedian coverage area yang
lebih luas terus meningkat. Maka agar coverage area baru dapat diwujudkan, dibuatlah sel-sel
baru dengan menggunakan frekuensi yang sudah pernah digunakan sebelumnya oleh sel lain.
Gambar di bawah ini menunjukan pemetaan geographis penggunaan freukensi pada beberapa
sel, dimana digunakan mekanisme frequency reuse.


Gambar 2.1
pemetaan geographis penggunaan freukensi
pada beberapa sel dengan menggunakan
mekanisme frequency reuse

Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse. walaupun ada ratusan kanal yang
tersedia, bila setiap frekuensi hanya digunakan oleh satu sel, maka total kapasitas sistem
akan sama dengan total jumlah kanal. Dalam penggunaan kembali kanal frekuensi
diusahakan agar daya pemancar masing masing BS tidak terlalu besar, hal ini untuk
menghindari adanya interferensi akibat pemakaian kanal yang sama Interferensi Co-
Channel).

Gambar 2.2
Frekuensi Reuse


Jarak minumum frekuensi reuse yang diperbolehkan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
jumlah sel yang melakukan frekuensi reuse, bentuk geografis suatu wilayah, tinggi antena,
dan besarnya daya pemancar pada masing masing base station.

Gambar 2.3
Jarak bebas interferensi frekuensi reuse

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel
hexsagonal, yaitu :

Rumus mencari jarak minimum frekuensi reuse

dimana :

D = Jarak minimum sel yang menggunakan kanal frekuensi yang sama.
R = Radius sel, dihitung dari pusat sel ke titik terjauh dalam sel.
K = Banyaknya sel per kelompok / pola sel / pola frequency reuse.
Pola frequency reuse pada sistem selular diperlihatkan gambar. Pengaturan pola tersebut
harus sebaik mungkin, hal ini untuk menghindari interferensi akibat adanya penggunaan
kanal yang berdekatan (Interferensi Adjacent Channel) dan interferensi co-channel.

Gambar 2.4
frekuensi reuse dengan K = 7

Besaran D/K disebut sebagai faktor reduksi kanal dengan frekuensi yang sama. Besaran
tersebut menentukan kualitas transmisi dalam perencanaan sistem selular agar tidak terjadi
interferensi co-channel. Dari persamaan juga terlihat bahwa, jika jarak D semakin besar,
maka jumlah kelompok sel akan bertambah, sehingga interferensi co-channel akan berkurang,
dengan catatan daya pemancar pada BS tidak terlalu besar. Tetapi untuk pita frekuensi yang
sama, jumlah kanal/sel akan berkurang yang berarti kapasitas trafik per sel akan lebih kecil.

2.2 HANDOFF
Handoff adalah proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada MS yang sedang
digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan.
Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah call koneksi yang
bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah
status dedicated node (persiapan handoff) dan alat untuk menswitch komunikasi yang sedang
berlangsung dari suatu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang
lain.Keputusan untuk sebuah handoff dibuat oleh BSC, yaitu dengan mengevaluasi secara
permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS. Pengukuran rata-rata oleh BSC
dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (treshold); jika Px melebihi nilai treshold maka
dimulai proses handoff dengan mencari sebuah sel target yang cocok.
Handoff terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan
dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS
maupun BTS. Konsekuensinya handoff ditujukan ke sel dengan sinyal lebih besar. Selain itu,
handoff dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel,
dialihkan ke neighbouring cell dengan beban traffic yang lebih kecil.

2.2.1 Tipe-Tipe Handoff
Handoff dibagi menjadi dua kategori hard-handoff dan soft-handoff. Kedua tipe ini
ditandai dengan "break before make" dan "make before break". Dalam hard-handoffs, sumber
di awal diputuskan sebelum sumber baru digunakan, sedangkan soft handoffs, baik sumber
daya yang ada dan baru digunakan selama proses handoff. Perancangan skema handoff yang
buruk menghasilkan lalu lintas sinyal yang padat dan, dengan demikian, penurunan terjadi
dalam kualitas layanan (QoS).

2.2.1.1 Hard-Handoff
Hard-handoff dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu: intracell dan intercell
handoff.

Gambar 2.5
Hard Handoff antara MS dengan BS
Sebuah hard-handoff pada dasarnya adalah sebuah koneksi "break before make". Dalam
pengontrolan MSC, handoff terjadi dengan memutuskan koneksi dengan BS 1 kemudian
membuat koneksi kembali pada BS 2. Dalam hard-handoff, link ke BS utama dihentikan
sebelum atau saat pengguna akan dipindahkan ke sel baru BS; MS tidak terhubung lebih dari
satu BS pada waktu tertentu. Hard-handoff terutama digunakan dalam FDMA (frequency
division multiple access) dan TDMA (time division multiple access), di mana rentang
frekuensi yang berbeda digunakan dalam saluran yang berdekatan untuk meminimalkan
gangguan saluran.

2.2.1.2 Soft-Handoff
Soft-handoff menggunakan sistem "make before call". Artinya, MS bergantung pada
panggilan dan bergerak dari satu BS ke BS yang lain, tetapi MS mulai berkomunikasi dengan
BS baru sebelum mengakhiri komunikasi dengan BS lama.
Soft-handoff hanya dapat digunakan antara BS pada frekuensi yang sama. Teknik ini
meningkatkan penerimaan seperti MS yang bergerak di antara sel-sel (pada batas sel). Selama
soft-handoff MS sebenarnya berkomunikasi dengan lebih dari satu BS pada satu waktu,
sehingga ketika saatnya untuk bergerak dari daya BS yang lemah ke yang kuat, MS sudah
terhubung dengan yang lebih kuat. Selama soft-handoff, MS menerima independent closed
loop power control dari dua BS dan melakukan logika untuk menentukan.















Gambar 2.6
Make-before-break pada Soft-Handoff
2.3 INTERFERENSI
Interferensi pada sistem seluler adalah gangguan pada komunikasi yang disebabkan
oleh ikut diterimanya sinyal frekuensi lain yang tidak dikehendaki.

2.3.1 Jenis Interferensi
Jenis interferensi yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Interferensi co-chanel
2. Interferensi kanal bersebelahan

2.3.1.1 Interferensi co-chanel

Interferensi ini adalah konsekuensi dari metoda pengulangan frekuensi atau frequency
rause.



Gambar 2.7
Interferensi co-chanel

2.3.1.2 Interferensi kanal bersebelahan

Interferensi kanal bersebelahan terjadi karena ketidaksempurnaan filter. Interferensi
ini terjadi akibat dua buah sel yang bersebelahan menggunakan dua spektrum frekuensi yang
berdekatan.

2.3.1.3 Interferensi Intermodulasi

Interferensi intermodulasi terjadi karena proses yang tidak linier. Intermodulasi akan
menghasilkan signal output yang frekuensinya adalah kelipatan bulat dari frekuensi sinyal-
sinyal inputnya. Frekuensi-frekuensi sinyal output ini bila berada pada passband filter kanal-
kanal radio bergerak akan menjadi sinyal interferensi pada kanal-kanal tersebut.




Gambar 2.8
Interferensi Intermodulasi


2.3.1.4 Interferensi Near-End dan Far-End

Interferensi Near-End dan Far-End adalah sinyal yang diterima oleh MS yang lebih
dekat dengan BS lebih kuat dibandingkan sinyal yang diterima MS yang letaknya lebih jauh
dari BS. Sinyal yang lebih kuat itu akan menutup sinyal yang lebih lemah.


Gambar 2.9
Interferensi Near-End dan Far-End


2.3.2 Penyebab Interferensi Pada Sistem Seluler

Penyebab interferensi pada sistem seluler adalah :
1. MS lain dalam satu sel
2. Panggilan dalam proses dari sel sebelah
3. BS lain pada frekuensi yang sama
4. Peralatan lain dengan frekuensi sama

2.3.3 Cara Mengatasi Interferensi Pada Sistem Seluler

Cara mengatasi interferensi pada sistem seluler adalah
1. Memperbesar D
2. Perencanaan sistem antenna berarah (sektorisasi)
3. Menurunkan tinggi antenna BS
4. Mempertajam respons frekuensi filter
5. Memisahkan kanal-kanal bertetangga pada sel-sel yang berjauhan
6. Pemisahan kanal dengan menggunakan power control

2.4 POWER CONTROL
Power Control untuk Mengurangi Interferensi Dalam radio selular praktis dan sistem
komunikasi pribadi daya tingkat ditularkan oleh setiap unit pelanggan berada di bawah
kendali konstan oleh melayani BTS. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
mentransmisikan mobile daya terkecil yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas
link yang baik pada kanal reverse. Power control tidak hanya membantu memperpanjang
masa pakai baterai untuk unit pelanggan, tetapi juga secara dramatis mengurangi kanal
reverse S / I dalam sistem. Seperti ditunjukkan dalam Bab 8 dan 10, power control sangat
penting untuk muncul CDMA spread sistem spektrum yang memungkinkan setiap
pengguna di setiap sel untuk berbagi radio yang sama channel.

Anda mungkin juga menyukai