Anda di halaman 1dari 15

2.

2 Kausa dan Alternatif Kausa


Kausa dan Alternatif Kausa Berdasarkan Diagram Fish Bone.

MANUSIA
(SDM)
Ekono
mi
yang
rendah
Pendidika
n yang
rendah
Kepercay
aan,
Tradisi &
budaya
setempat
MATERIA
L
Tempat
persalinan
yang tidak
memadai
Alat
yang
tidak
steril
ENVIROVM
ENT
Ruangan
yang terlalu
lembab
Pemukiman
yang padat dan
kumuh
METHODA
Kurangnya
Pelatihan
dukun
beranak

Perawata
n tali
pusat
yang
tidak
benar
Tidak
mendapatkan
Vaksinasi TT dan
DPT
PEMERINTAH
Kurangnya
aliran dana
asalah
!irokrasi
TETANU
S
NEONA
TORUM
MANAJEME
N
Penyuluh
an&melak
ukan
"aksinasi
Pelatihan
thdp tenaga
kesehatan&
dukun
beranak
E"aluasi alat
&pengadaan
alat
persalianan
Kurangnya
in#ormasi
dan
pengetahua
2.2.1 Faktor Manusia
Faktor penyebab berupa manusia yang dimaksud terdiri dari tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan ekonomi. Tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan
mengakibatkan masyarakat menjadi kurang perduli dengan kebersihan dan kesehatan. Selain
itu, masyarakat tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan seperti terkena penyakit Tetanus
Neonatorum. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat diilayah kerja puskesmas !
yang kurang memperhatikan kesehatan.Tingkat ekonomi dan sumber daya manusia yang
rendah mengakibatkan masyarakat kurang memahami pentingnya kesehatan.
2.2.1 Faktor Lingkungan (Environment)
Faktor penyebab berupa lingkungan bisa didapat dari daerah ilayah kerja
puskesmas ! yang merupakan pemukiman padat dan kumuh serta udara di sekitar "enderung
lembab sehingga rentan terinfeksi kuman clostridium tetani.
2.2.2 Faktor Sarana (Material)
#eningkatan kasus Tetanus $eonatorum di ilayah kerja puskesmas ! mungkin
disebabkan karena kurangnya promosi kesehatan ibu hamil, sehingga "alon ibu tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat kehamilan, proses persalinan dan pas"a
persalinan, serta pentingnya imunisasi TT. #enggunaan alat yang tidak steril juga
menyebabkan meningkatnya angka kejadian Tetanus Neonatorum. %leh sebab itu,
penyuluhan kepada para tenaga penolong persalinan sangat dibutuhkan agar lebih
memperhatikan masalah kesterilan alat & alat yang dibutuhkan pada saat proses persalinan.
'enurut WHO 2013 pengaturan kekurangan sumber daya manusia, sehingga manfaat
sepenuhya dari (aksinasi tetanus dapat diperoleh ibu hamil seutuhnya yaitu dengan
menerima beberapa dosis (aksin ,dan juga peraatan kebidanan yang menjamin persalinan
yang bersih. %leh karena itu pemberian Dosis (aksin antitetanus harus diberikan kepada
perempuan dalam usia subur dianggap penting sebagai "ara pemberantasan tetanus neonatal
di negara berkembang.
2.2.3 Faktor Pemerinta (Metoda)
#emerintah berperan se"ara tidak langsung dalam terjadinya KLB Tetanus
Neonatorum. Dalam implementasinya aliran dana yang kurang dalam upaya pembangunan
sarana kesehatan di ilayah kerja puskesmas ! turut menghambat kemajuan promosi
kesehatan se"ara terstruktur dan "epat. #emerintah setempat juga kurang memfokuskan diri
dalam men"iptakan akses yang mudah bagi masyarakat dalam pengadaan sarana kesehatan.
Prioritas Pen!elesaian Masala menurut ( Subur Prayitno 1971 ) sistem scoring
"o.
MASALA#
EFEK$%&%$AS EF%S%E"S%
(')
#AS%L
M % & P ( M ) % ) & * '
11Kerentanan i+u amil
terada, tetanus karena
tidak ,erna menda,atkan
vaksin $$
- 3 3 2 P ( - ) 3 ) 3 * 2
P ( 1.
2. Kurangn!a ,engetauan
dukun untuk ,emotongan
tali ,usat.
3 3 3 3 P ( 3 ) 3 ) 3 * 2
P ( /
3. 0endan!a ,engetauan
mas!arakat
1 3 1 1 P ( 1 ) 3 ) 1 * 1
P ( 11
Scor 1-5
Prioritas penyelesaian masalah terbesar pada puskesmas X adalah Kerentanan ibu hamil
terhadap tetanus karena tidak pernah mendapatkan vaksin TT
2A2 %%%
A. Program ,enanganan KL2
Suatu proses manajemen yang bertujuan agar K)B tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Diantaranya*
+. kajian epidemiologi an"aman K)B
,ntuk mengetahui adanya an"aman K)B, maka dilakukan kajian se"ra
terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi K)B
dengan menggunakan bahan kajian *
a- Data sur(eilans epidemiologi penyakit berpotensi K)B
b- kerentanan masyarakat, antara lain status gi.i dan imunisasi
"- kerentanan lingkungan
d- kerentanan pelayanan kesehatan
e- an"aman penyebaran penyakit berpotensi K)B dari daerah atau negara
lain
f- sumber data lain dalam jejaring sur(eilans epidemiologi.
Sumber data sur(eilans epidemiologi penyakit berpotensi K)B adalah *
a- )aporan K)B/abah dan hasil penyelidikan K)B
b- Data epidemiologi K)B dan upaya penanggulangannya
"- Sur(eilans terpadu penyakit berbasis K)B
d- Sistem peringatan dini0K)B di rumah sakit .
Sumber data lain dalam jejaring sur(eilans epidemiologi adalah *
a- Data sur(eilans terpadu penyakit
b- Data sur(eilans khusus penyakit berpotensi K)B
"- Data "akupan program
d- Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi
geofisika
e- 1nformasi masyarakat sebagai laporan keaspadaan K)B
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan
keaspadaan dini K)B pada daerah dan periode aktu tertentu.
2. #eringatan Keaspadaan Dini K)B
#eringatan keaspadaan dini K)B dan atau terjadinya peningkatan
K)B pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek 3periode 405 bulan
yang akan datang- dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan #ropinsi, Departemen
Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorong
peningkatan keaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap K)B di ,nit
#elayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan keaspadaan
masyarakat perorangan dan kelompok.
#eringatan keaspadaan dini K)B dapat juga dilakukan terhadap
penyakit berpotensi K)B dalam jangka panjang 3periode 6 tahun yang
akan datang-, agar terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik serta dapat
menjadi a"uan perumusan peren"anaan strategis program penanggulangan
K)B.
4. #eningkatan Keaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap K)B
Keaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap K)B meliputi peningkatan
kegiatan sur(eilans untuk deteksi dini kondisi rentan K)B7 peningkatan
kegiatan sur(eilans untuk deteksi dini K)B. penyelidikan epidemiologi
adanya dugaan K)B7 kesiapsiagaan menghadapi K)B dan mendorong
segera dilaksanakan tindakan penanggulangan K)B.
a. Deteksi Dini Kondisi 8entan K)B
Deteksi dini kondisi rentan K)B merupakan keaspadaan terhadap
timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan lingkungan0perilaku,
dan kerentanan pelayanan kesehatan terhadap K)B dengan
menerapkan "ara0"ara sur(eilans epidemiologi atau #emantauan
9ilayah Setempat 3#9S- kondisi rentan K)B.
1dentifikasi timbulnya kondisi rentan K)B dapat mendorong
upayaupaya pen"egahan terjadinya K)B dan meningkatkan
keaspadaan berbagai pihak terhadap K)B.
+-. 1dentifikasi Kondisi 8entan K)B
'engidentifikasi se"ara terus menerus perubahan kondisi
lingkungan, kualitas dan kantitas pelayanan kesehatan,kondisi
status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan K)B
di daerah.
2-. #emantauan 9ilayah Setempat Kondisi 8entan K)B
Setiap Sarana #elayanan Kesehatan merekam data perubahan
kondisi rentan K)B menurut desa atau kelurahan atau lokasi
tertentu lainnya, menyusun tabel dan grafik pemantauan ilayah
setempat kondisi rentan K)B.Setiap kondisi rentan K)B dianalisis
terus menerus dan sistematis untuk mengetahui se"ara dini adanya
an"aman K)B.
4-. #enyelidikan Dugaan Kondisi 8entan K)B
#enyelidikan dugaan kondisi rentan K)B dilakukan dengan "ara *
3a- Sarana #elayanan Kesehatan se"ara aktif mengumpulkan
informasi kondisi rentan K)B dari berbagai sumber termasuk
laporan perubahan kondisi rentan oleh masyarakat perorangan
atau kelompok.
3b- Di Sarana #elayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti
serta mengkaji data kondisi rentan K)B, data kondisi kesehatan
lingkungan dan perilaku masyarakat, status kesehatan
masyarakat, status pelayanan kesehatan.
3"- #etugas kesehatan meaan"arai pihak0pihak terkait yang
patut diduga mengetahui adanya perubahan kondisi rentan
K)B.
3d- 'engunjungi daerah yang di"urigai terdapat perubahan kondisi
rentan K)B.
b. Deteksi Dini K)B
Deteksi dini K)B merupakan keaspadaan terhadap timbulnya
K)B dengan mengidentifikasi kasus berpotensi K)B, pemantauan
ilayah setempat terhadap penyakit0penyakit berpotensi K)B dan
penyelidikan dugaan K)B.
3+-. 1dentifikasi Kasus Berpotensi K)B
Setiap kasus berpotensi K)B yang datang ke ,nit #elayanan
Kesehatan, diaan"arai kemungkinan adanya penderita lain
di sekitar tempat tingggal, lingkungan sekolah, lingkungan
perusahaan atau asrama yang kemudian dapat disimpulkan
dugaan adanya K)B. Adanya dugaan K)B pada suatu lokasi
tertentu diikuti dengan penyelidikan.
32-. #emantauan 9ilayah Setempat #enyakit Berpotensi K)B
Setiap ,nit #elayanan Kesehatan merekam data epidemiologi
penderita penyakit berpotensi K)B menurut desa atau
kelurahan. Setiap ,nit #elayanan Kesehatan menyusun tabel
dan grafik pemantauan ilayah setempat K)B sebagaimana
lampiran 4 grafik #9S0K)B.
Setiap ,nit #elayanan Kesehatan melakukan analisis terus
menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakit yang
berpotensi K)B di daerahnya untuk mengetahui se"ara dini
adanya K)B.
Adanya dugaan peningkatan penyakit dan faktor resiko yang
berpotensi K)B diikuti dengan penyelidikan.
34-. #enyelidikan Dugaan K)B
#enyelidikan dugaan K)B dilakukan dengan "ara *
3a- Di ,nit #elayanan Kesehatan,petugas kesehatan
menanyakan setiap pengunjung ,nit #elayanan Kesehatan
tentang kemungkinan adanya peningkatan sejumlah
penderita penyakit yang diduga K)B pada lokasi tertentu.
3b- Di ,nit #elayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti
register raat inap dan raat jalan terhadap kemungkinan
adanya peningkatan kasus yang di"urigai pada lokasi
tertentu berdasarkan alamat penderita, umur dan jenis
kelamin atau karakteristik lain.
3"- #etugas kesehatan meaan"arai kepala desa, kepala
asrama dan setiap orang yang mengetahui keadaan
masyarakat tentang adanya peningkatan penderita
penyakit yang diduga K)B.
3d- 'embuka pos pelayanan di lokasi yang diduga terjadi
K)B dan menganalisis data penderita berobat untuk
mengetahui kemungkinan adanya peningkatan penyakit
yang di"urigai.
3e- 'engunjungi rumah0rumah penderita yang di"urigai atau
kunjungan dari rumah ke rumah terhadap semua
penduduk tergantung pilihan tim penyelidikan.
". Deteksi Dini K)B melalui #elaporan Keaspadaan K)B oleh
'asyarakat.
)aporan keaspadaan K)B merupakan laporan adanya seorang
atau sekelompok penderita atau tersangka penderita penyakit
berpotensi K)B pada suatu daerah atau lokasi tertentu. 1si laporan
keaspadaan terdiri dari jenis penyakit7 gejala0gejala penyakit7
desa/lurah, ke"amatan dan kabupaten/kota tempat kejadian7 aktu
kejadian7 jumlah penderita dan jumlah meninggal.#erorangan dan
organisasi yang ajib membuat )aporan Keaspadaan K)B
antara lain *
3+- %rang yang mengetahui adanya penderita atau tersangka
penderita penyakit berpotensi K)B, yaitu orang tua
penderita atau tersangka penderita, orang deasa yang
tinggal serumah dengan penderita atau tersangka penderita,
Ketua 8ukun Tetangga, Ketua 8ukun 9arga, Ketua 8ukun
Kampung atau Kepala Dukuh yang mengetahui adanya
penderita atau tersangka penderita tersebut.
32- #etugas kesehatan yang memeriksa penderita, atau
memeriksa bahan0bahan pemeriksaan penderita penyakit
berpotensi K)B, yaitu dokter atau petugas kesehatan,
dokter hean yang memeriksa hean sumber penyakit
menular berpotensi K)B dan petugas laboratorium yang
memeriksa spesimen penderita atau tersangka penderita
penyakit berpotensi K)B.
34- Kepala stasiun kereta api, kepala pelabuhan laut, kepala
bandar udara, kepala terminal kendaraan bermotor, kepala
asrama, kepala sekolah, pimpinan perusahaan, kepala
kantor pemerintah dan sasta, kepala ,nit #elayanan
Kesehatan.
3:- $akhoda kapal, pilot pesaat terbang, dan pengemudi
angkutan darat.
d. Kesiapsiagaan 'enghadapi K)B
Kesiapsiagaan menghadapi K)B dilakukan terhadap sumber daya
manusia, sistem konsultasi dan referensi, sarana penunjang,
laboratorium dan anggaran biaya, strategi dan tim penanggulangan
K)B serta jejaring kerja tim penanggulangan K)B
Kabupaten/Kota, #ropinsi dan #usat.
3+- Kesiapsiagaan Sumber Daya 'anusia.
Tenaga yang harus disiapkan adalah tenaga dokter, peraat,
sur(eilans epidemiologi, sanitarian dan entomologi serta
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan. Tenaga ini harus
menguasai pedoman penyelidikan dan penanggulangan
K)B yang diprioritaskan di daerahnya.
#ada daerah yang sering terjadi K)B harus memperkuat
sumber daya manusia sampai di #uskesmas, 8umah Sakit
dan bahkan di masyarakat, tetapi pada K)B yang jarang
terjadi memerlukan peningkatan sumber daya manusia di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
#ropinsi dan atau di Departemen Kesehatan saja.
32- Kesiapsiagaan Sistem Konsultasi dan 8eferensi
Setiap K)B mempunyai "ara0"ara penyelidikan dan
penanggulangan yang berbeda0beda, bahkan setiap daerah
memiliki pola K)B yang berbeda0beda juga. %leh karena
itu, setiap daerah harus mengidentifikasi dan bekerjasama
dengan para ahli, baik para ahli setempat, Kabupaten/Kota
atau #ropinsi lain, nasional dan internasional, termasuk
rujukan laboratorium. Kesiapsiagaan juga dilakukan dengan
melengkapi kepustakaan dengan referensi berbagai jenis
penyakit berpotensi K)B.
34- Kesiapsiagaan Sarana #enunjang dan Anggaran Biaya
Sarana penunjang penting yang harus dimiliki adalah
peralatan komunikasi, transportasi, obat0obatan,
laboratorium, bahan dan peralatan lainnya, termasuk
pengadaan anggaran dalam jumlah yang memadai apabila
terjadi suatu K)B.
3:- Kesiapsiagaan Strategi dan Tim #enanggulangan K)B
Setiap daerah menyiapkan pedoman
penyelidikanpenanggulangan K)B dan membentuk tim
penyelidikanpenanggulangan K)B yang melibatkan lintas
program dan ,nit,nit #elayanan Kesehatan.
36- Kesiapsiagaan Kerjasama #enanggulangan K)B
Kabupaten/Kota,#ropinsi dan #usat. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan #ropinsi dan Departemen
Kesehatan melalui Ditjen ##';#) serta unit terkait
membangun jejaring kerjasama penanggulangan K)B.
e. Tindakan #enanggulangan K)B <ang =epat Dan Tepat.
Setiap daerah menetapkan mekanisme agar setiap kejadian K)B
dapat terdeteksi dini dan dilakukan tindakan penanggulangan
dengan "epat dan tepat.
f. Ad(okasi dan Asistensi #enyelenggaraan SKD0K)B
#enyelenggaraan SKD0K)B dilaksanakan terus menerus se"ara
sistematis di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan di
masyarakat yang membutuhkan dukungan politik dan anggaran
yang memadai di berbagai tingkatan tersebut untuk menjaga
kesinambungan penyelenggaraan dengan kinerja yang tinggi.
g. #engembangan SKD0K)B darurat
Apabila diperlukan untuk menghadapi an"aman terjadinya K)B
penyakit tertentu yang sangat serius dapat dikembangkan dan atau
ditingkatkan SKD0K)B penyakit tertentu dan dalam periode aktu
terbatas dan ilayah terbatas
2. Penanganan tetanus neonatorum
+. 'engatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang. Dengan suntikan
dia.epam dengan dosis 2,6 mg 1> perlahan selama 204menit, kemudian
diberikan dosis rumatan ?0+@ mg/kg BB/hari.
2. 'enjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas dan pakaian
bayi dikendorkan/dibuka. #emasangan spatel lidah atau sendok yang
dibungkus kain ke dalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit dan untuk
men"egah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan.
4. 'en"ari tempat masuknya spora tetanus, umumnya di tali pusat atau telinga.
:. 'engobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum 3ATS- dan antibiotik.
ATS +@.@@@ ,/hari, diberikan selama 2 hari berturut0turut dengan 1'.
#erinfus diberikan 2@.@@@ , sekaligus. Ampisilin +@@ mg/kg BB/hari dibagi
dalam : dosis 1> selama +@ hari.
6. #eraatan yang adekuat, kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan "airan
dan elektrolit. Berikan "airan intra(ena dengan larutan glukosa 6A dan $a"l
fisiologis 3:*+- selama :?0B2 jam selanjutnya 1>FD hanya untuk memasukkan
obat. Cika pasien telah diraat lebih dari 2: jam atau pasien sering kejang atau
apnea, diberikan larutan glukosa +@A dan natrium bikarbonat +.6A dalam
perbandingan :*+ 3jika fasilitas ada lebih baik periksa analisa gas darah
terlebih dahulu-. Bila setelah B2 jam bayi belum mungkin diberi minum
peroral/sonde, mellui infus diberikan tambahan protein dan kalium.
5. Bayi ditempatkan di kamar/ruangan yang tenang dengan sedikit sinar,
mengingat bayi sangat peka terhadap suara atau "ahaya yang dapat
merangsang kejang.
B. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan AS1 sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok 3kalau bayi tidak menyusu-.
?. #eraatan tali pusat dengan teknik aseptik dan anti septik. Tali pusat
dibersihkan/dikompres dengan alkohol B@A atau betadin +@A.
D. 8ujuk ke rumah sakit.
'. 3,a!a ,en4egaan $etanus "eonatorum
Tetanus $eonatorum dapat di"egah dengan "ara *
+. #emberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil.pada aalnya
sasaran program pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) diberikan kepada
ibu hamil untuk men"egah insiden penyakit tetanus neonatorum. 'enurut
rekomendasi world health orani!ation (WHO) , pemberian imunisasi TT
sebanyak 6 dosis dengan inter(al minimal antara satu dosis ke dosis berikutnya
sperti yang telah ditentukan , akan memberikan perlindungan seumur hidup.
Saat ini imunisasi Ttdiberikan kepada murid SD kelas >1, anita "alon
pengantin muda dan ibu hamil.
2. 'elakukan upaya promosi peraatan tali pusat dengan "ara yang steril.
4. #eningkatan pelayanan antenatal dan pertolongan persalianan tiga bersih yaitu
bersih diri, bersih tempat dan bersih alat.
0en4ana ,rogram ker5a
Berikut ini rencana "roram #an disusun dalam u"a#a menanulai dan
menurunkan anka mortalitas tetanus neonatorum di "uskesma $ %
"o Program Sasaran $arget 6aktu
+. #enyuluhan
mengenai "ara
pen"egahan tetanus
neonatorum
'asyarakat
terutama pada
anita usia subur
dan ibu hamil
#enurunan angka kejadian
tindakan aseptik saat
persalinan dan post
partum 3 meliputi
peraatan tali pusat -
+ bulan sekali
2. #elatihan terhadap
dukun beranak
Dukun beranak #enurunan angka
mortalitas tetanus
neonatorum.
#elayanan dan tindakan
persalinan sesuai
standart kesehatan oleh
dukun beranak
4 bulan sekali
4. 'elakukan (aksinasi
TT
9anita pra nikah
dan ibu hamil yg
belum melakukan
(aksinasi TT
#eningkatan ketahanan
host terhadap agent
penyebab tetanus
neonatorum
#emberian imunisasi
tetanus toksoid pada ibu
hamil dimaksudkan
agar bayi yang
dilahirkan sudah
mempunyai kekebalan
terhadap toksin tetanus
yang didapat se"ara
pasif seaktu masih
berada dalam
kandungan.
4 bulan sekali
:. E(aluasi dan
pengadaan sarana
dan prasarana
sterilisasi alat
Fasilitas kesehatan
terutama rumah
bersalin
'enurunkan resiko
terjadinya tetanus
neonatorum akibat
sarana dan prasarana
yang tidak steril
E(aluasi alat 5
bulan sekali.
#engadaan alat
kesehatan
terutama alat
,ntuk memenuhi
kebutuhan alat0alat
kesehatan terutama
peralatan persalinan
persalinan +
tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai