0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan alternatif penyebab Tetanus Neonatorum berdasarkan diagram Fishbone. Faktor-faktor penyebabnya meliputi manusia (pendidikan dan ekonomi rendah), lingkungan (pemukiman padat dan lembab), sarana (tempat dan alat persalinan yang tidak steril), dan metode (kurangnya pelatihan dukun dan vaksinasi). Upaya penanggulangannya meliputi penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi sarana pers
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan alternatif penyebab Tetanus Neonatorum berdasarkan diagram Fishbone. Faktor-faktor penyebabnya meliputi manusia (pendidikan dan ekonomi rendah), lingkungan (pemukiman padat dan lembab), sarana (tempat dan alat persalinan yang tidak steril), dan metode (kurangnya pelatihan dukun dan vaksinasi). Upaya penanggulangannya meliputi penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi sarana pers
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan alternatif penyebab Tetanus Neonatorum berdasarkan diagram Fishbone. Faktor-faktor penyebabnya meliputi manusia (pendidikan dan ekonomi rendah), lingkungan (pemukiman padat dan lembab), sarana (tempat dan alat persalinan yang tidak steril), dan metode (kurangnya pelatihan dukun dan vaksinasi). Upaya penanggulangannya meliputi penyuluhan, pelatihan, dan evaluasi sarana pers
Kausa dan Alternatif Kausa Berdasarkan Diagram Fish Bone.
MANUSIA (SDM) Ekono mi yang rendah Pendidika n yang rendah Kepercay aan, Tradisi & budaya setempat MATERIA L Tempat persalinan yang tidak memadai Alat yang tidak steril ENVIROVM ENT Ruangan yang terlalu lembab Pemukiman yang padat dan kumuh METHODA Kurangnya Pelatihan dukun beranak
Perawata n tali pusat yang tidak benar Tidak mendapatkan Vaksinasi TT dan DPT PEMERINTAH Kurangnya aliran dana asalah !irokrasi TETANU S NEONA TORUM MANAJEME N Penyuluh an&melak ukan "aksinasi Pelatihan thdp tenaga kesehatan& dukun beranak E"aluasi alat &pengadaan alat persalianan Kurangnya in#ormasi dan pengetahua 2.2.1 Faktor Manusia Faktor penyebab berupa manusia yang dimaksud terdiri dari tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ekonomi. Tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan mengakibatkan masyarakat menjadi kurang perduli dengan kebersihan dan kesehatan. Selain itu, masyarakat tidak sadar akan akibat yang ditimbulkan seperti terkena penyakit Tetanus Neonatorum. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan masyarakat diilayah kerja puskesmas ! yang kurang memperhatikan kesehatan.Tingkat ekonomi dan sumber daya manusia yang rendah mengakibatkan masyarakat kurang memahami pentingnya kesehatan. 2.2.1 Faktor Lingkungan (Environment) Faktor penyebab berupa lingkungan bisa didapat dari daerah ilayah kerja puskesmas ! yang merupakan pemukiman padat dan kumuh serta udara di sekitar "enderung lembab sehingga rentan terinfeksi kuman clostridium tetani. 2.2.2 Faktor Sarana (Material) #eningkatan kasus Tetanus $eonatorum di ilayah kerja puskesmas ! mungkin disebabkan karena kurangnya promosi kesehatan ibu hamil, sehingga "alon ibu tidak mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat kehamilan, proses persalinan dan pas"a persalinan, serta pentingnya imunisasi TT. #enggunaan alat yang tidak steril juga menyebabkan meningkatnya angka kejadian Tetanus Neonatorum. %leh sebab itu, penyuluhan kepada para tenaga penolong persalinan sangat dibutuhkan agar lebih memperhatikan masalah kesterilan alat & alat yang dibutuhkan pada saat proses persalinan. 'enurut WHO 2013 pengaturan kekurangan sumber daya manusia, sehingga manfaat sepenuhya dari (aksinasi tetanus dapat diperoleh ibu hamil seutuhnya yaitu dengan menerima beberapa dosis (aksin ,dan juga peraatan kebidanan yang menjamin persalinan yang bersih. %leh karena itu pemberian Dosis (aksin antitetanus harus diberikan kepada perempuan dalam usia subur dianggap penting sebagai "ara pemberantasan tetanus neonatal di negara berkembang. 2.2.3 Faktor Pemerinta (Metoda) #emerintah berperan se"ara tidak langsung dalam terjadinya KLB Tetanus Neonatorum. Dalam implementasinya aliran dana yang kurang dalam upaya pembangunan sarana kesehatan di ilayah kerja puskesmas ! turut menghambat kemajuan promosi kesehatan se"ara terstruktur dan "epat. #emerintah setempat juga kurang memfokuskan diri dalam men"iptakan akses yang mudah bagi masyarakat dalam pengadaan sarana kesehatan. Prioritas Pen!elesaian Masala menurut ( Subur Prayitno 1971 ) sistem scoring "o. MASALA# EFEK$%&%$AS EF%S%E"S% (') #AS%L M % & P ( M ) % ) & * ' 11Kerentanan i+u amil terada, tetanus karena tidak ,erna menda,atkan vaksin $$ - 3 3 2 P ( - ) 3 ) 3 * 2 P ( 1. 2. Kurangn!a ,engetauan dukun untuk ,emotongan tali ,usat. 3 3 3 3 P ( 3 ) 3 ) 3 * 2 P ( / 3. 0endan!a ,engetauan mas!arakat 1 3 1 1 P ( 1 ) 3 ) 1 * 1 P ( 11 Scor 1-5 Prioritas penyelesaian masalah terbesar pada puskesmas X adalah Kerentanan ibu hamil terhadap tetanus karena tidak pernah mendapatkan vaksin TT 2A2 %%% A. Program ,enanganan KL2 Suatu proses manajemen yang bertujuan agar K)B tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diantaranya* +. kajian epidemiologi an"aman K)B ,ntuk mengetahui adanya an"aman K)B, maka dilakukan kajian se"ra terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi K)B dengan menggunakan bahan kajian * a- Data sur(eilans epidemiologi penyakit berpotensi K)B b- kerentanan masyarakat, antara lain status gi.i dan imunisasi "- kerentanan lingkungan d- kerentanan pelayanan kesehatan e- an"aman penyebaran penyakit berpotensi K)B dari daerah atau negara lain f- sumber data lain dalam jejaring sur(eilans epidemiologi. Sumber data sur(eilans epidemiologi penyakit berpotensi K)B adalah * a- )aporan K)B/abah dan hasil penyelidikan K)B b- Data epidemiologi K)B dan upaya penanggulangannya "- Sur(eilans terpadu penyakit berbasis K)B d- Sistem peringatan dini0K)B di rumah sakit . Sumber data lain dalam jejaring sur(eilans epidemiologi adalah * a- Data sur(eilans terpadu penyakit b- Data sur(eilans khusus penyakit berpotensi K)B "- Data "akupan program d- Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi geofisika e- 1nformasi masyarakat sebagai laporan keaspadaan K)B Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan keaspadaan dini K)B pada daerah dan periode aktu tertentu. 2. #eringatan Keaspadaan Dini K)B #eringatan keaspadaan dini K)B dan atau terjadinya peningkatan K)B pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek 3periode 405 bulan yang akan datang- dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan #ropinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorong peningkatan keaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap K)B di ,nit #elayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan keaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok. #eringatan keaspadaan dini K)B dapat juga dilakukan terhadap penyakit berpotensi K)B dalam jangka panjang 3periode 6 tahun yang akan datang-, agar terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik serta dapat menjadi a"uan perumusan peren"anaan strategis program penanggulangan K)B. 4. #eningkatan Keaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap K)B Keaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap K)B meliputi peningkatan kegiatan sur(eilans untuk deteksi dini kondisi rentan K)B7 peningkatan kegiatan sur(eilans untuk deteksi dini K)B. penyelidikan epidemiologi adanya dugaan K)B7 kesiapsiagaan menghadapi K)B dan mendorong segera dilaksanakan tindakan penanggulangan K)B. a. Deteksi Dini Kondisi 8entan K)B Deteksi dini kondisi rentan K)B merupakan keaspadaan terhadap timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan lingkungan0perilaku, dan kerentanan pelayanan kesehatan terhadap K)B dengan menerapkan "ara0"ara sur(eilans epidemiologi atau #emantauan 9ilayah Setempat 3#9S- kondisi rentan K)B. 1dentifikasi timbulnya kondisi rentan K)B dapat mendorong upayaupaya pen"egahan terjadinya K)B dan meningkatkan keaspadaan berbagai pihak terhadap K)B. +-. 1dentifikasi Kondisi 8entan K)B 'engidentifikasi se"ara terus menerus perubahan kondisi lingkungan, kualitas dan kantitas pelayanan kesehatan,kondisi status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan K)B di daerah. 2-. #emantauan 9ilayah Setempat Kondisi 8entan K)B Setiap Sarana #elayanan Kesehatan merekam data perubahan kondisi rentan K)B menurut desa atau kelurahan atau lokasi tertentu lainnya, menyusun tabel dan grafik pemantauan ilayah setempat kondisi rentan K)B.Setiap kondisi rentan K)B dianalisis terus menerus dan sistematis untuk mengetahui se"ara dini adanya an"aman K)B. 4-. #enyelidikan Dugaan Kondisi 8entan K)B #enyelidikan dugaan kondisi rentan K)B dilakukan dengan "ara * 3a- Sarana #elayanan Kesehatan se"ara aktif mengumpulkan informasi kondisi rentan K)B dari berbagai sumber termasuk laporan perubahan kondisi rentan oleh masyarakat perorangan atau kelompok. 3b- Di Sarana #elayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti serta mengkaji data kondisi rentan K)B, data kondisi kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat, status kesehatan masyarakat, status pelayanan kesehatan. 3"- #etugas kesehatan meaan"arai pihak0pihak terkait yang patut diduga mengetahui adanya perubahan kondisi rentan K)B. 3d- 'engunjungi daerah yang di"urigai terdapat perubahan kondisi rentan K)B. b. Deteksi Dini K)B Deteksi dini K)B merupakan keaspadaan terhadap timbulnya K)B dengan mengidentifikasi kasus berpotensi K)B, pemantauan ilayah setempat terhadap penyakit0penyakit berpotensi K)B dan penyelidikan dugaan K)B. 3+-. 1dentifikasi Kasus Berpotensi K)B Setiap kasus berpotensi K)B yang datang ke ,nit #elayanan Kesehatan, diaan"arai kemungkinan adanya penderita lain di sekitar tempat tingggal, lingkungan sekolah, lingkungan perusahaan atau asrama yang kemudian dapat disimpulkan dugaan adanya K)B. Adanya dugaan K)B pada suatu lokasi tertentu diikuti dengan penyelidikan. 32-. #emantauan 9ilayah Setempat #enyakit Berpotensi K)B Setiap ,nit #elayanan Kesehatan merekam data epidemiologi penderita penyakit berpotensi K)B menurut desa atau kelurahan. Setiap ,nit #elayanan Kesehatan menyusun tabel dan grafik pemantauan ilayah setempat K)B sebagaimana lampiran 4 grafik #9S0K)B. Setiap ,nit #elayanan Kesehatan melakukan analisis terus menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakit yang berpotensi K)B di daerahnya untuk mengetahui se"ara dini adanya K)B. Adanya dugaan peningkatan penyakit dan faktor resiko yang berpotensi K)B diikuti dengan penyelidikan. 34-. #enyelidikan Dugaan K)B #enyelidikan dugaan K)B dilakukan dengan "ara * 3a- Di ,nit #elayanan Kesehatan,petugas kesehatan menanyakan setiap pengunjung ,nit #elayanan Kesehatan tentang kemungkinan adanya peningkatan sejumlah penderita penyakit yang diduga K)B pada lokasi tertentu. 3b- Di ,nit #elayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti register raat inap dan raat jalan terhadap kemungkinan adanya peningkatan kasus yang di"urigai pada lokasi tertentu berdasarkan alamat penderita, umur dan jenis kelamin atau karakteristik lain. 3"- #etugas kesehatan meaan"arai kepala desa, kepala asrama dan setiap orang yang mengetahui keadaan masyarakat tentang adanya peningkatan penderita penyakit yang diduga K)B. 3d- 'embuka pos pelayanan di lokasi yang diduga terjadi K)B dan menganalisis data penderita berobat untuk mengetahui kemungkinan adanya peningkatan penyakit yang di"urigai. 3e- 'engunjungi rumah0rumah penderita yang di"urigai atau kunjungan dari rumah ke rumah terhadap semua penduduk tergantung pilihan tim penyelidikan. ". Deteksi Dini K)B melalui #elaporan Keaspadaan K)B oleh 'asyarakat. )aporan keaspadaan K)B merupakan laporan adanya seorang atau sekelompok penderita atau tersangka penderita penyakit berpotensi K)B pada suatu daerah atau lokasi tertentu. 1si laporan keaspadaan terdiri dari jenis penyakit7 gejala0gejala penyakit7 desa/lurah, ke"amatan dan kabupaten/kota tempat kejadian7 aktu kejadian7 jumlah penderita dan jumlah meninggal.#erorangan dan organisasi yang ajib membuat )aporan Keaspadaan K)B antara lain * 3+- %rang yang mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita penyakit berpotensi K)B, yaitu orang tua penderita atau tersangka penderita, orang deasa yang tinggal serumah dengan penderita atau tersangka penderita, Ketua 8ukun Tetangga, Ketua 8ukun 9arga, Ketua 8ukun Kampung atau Kepala Dukuh yang mengetahui adanya penderita atau tersangka penderita tersebut. 32- #etugas kesehatan yang memeriksa penderita, atau memeriksa bahan0bahan pemeriksaan penderita penyakit berpotensi K)B, yaitu dokter atau petugas kesehatan, dokter hean yang memeriksa hean sumber penyakit menular berpotensi K)B dan petugas laboratorium yang memeriksa spesimen penderita atau tersangka penderita penyakit berpotensi K)B. 34- Kepala stasiun kereta api, kepala pelabuhan laut, kepala bandar udara, kepala terminal kendaraan bermotor, kepala asrama, kepala sekolah, pimpinan perusahaan, kepala kantor pemerintah dan sasta, kepala ,nit #elayanan Kesehatan. 3:- $akhoda kapal, pilot pesaat terbang, dan pengemudi angkutan darat. d. Kesiapsiagaan 'enghadapi K)B Kesiapsiagaan menghadapi K)B dilakukan terhadap sumber daya manusia, sistem konsultasi dan referensi, sarana penunjang, laboratorium dan anggaran biaya, strategi dan tim penanggulangan K)B serta jejaring kerja tim penanggulangan K)B Kabupaten/Kota, #ropinsi dan #usat. 3+- Kesiapsiagaan Sumber Daya 'anusia. Tenaga yang harus disiapkan adalah tenaga dokter, peraat, sur(eilans epidemiologi, sanitarian dan entomologi serta tenaga lain sesuai dengan kebutuhan. Tenaga ini harus menguasai pedoman penyelidikan dan penanggulangan K)B yang diprioritaskan di daerahnya. #ada daerah yang sering terjadi K)B harus memperkuat sumber daya manusia sampai di #uskesmas, 8umah Sakit dan bahkan di masyarakat, tetapi pada K)B yang jarang terjadi memerlukan peningkatan sumber daya manusia di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan #ropinsi dan atau di Departemen Kesehatan saja. 32- Kesiapsiagaan Sistem Konsultasi dan 8eferensi Setiap K)B mempunyai "ara0"ara penyelidikan dan penanggulangan yang berbeda0beda, bahkan setiap daerah memiliki pola K)B yang berbeda0beda juga. %leh karena itu, setiap daerah harus mengidentifikasi dan bekerjasama dengan para ahli, baik para ahli setempat, Kabupaten/Kota atau #ropinsi lain, nasional dan internasional, termasuk rujukan laboratorium. Kesiapsiagaan juga dilakukan dengan melengkapi kepustakaan dengan referensi berbagai jenis penyakit berpotensi K)B. 34- Kesiapsiagaan Sarana #enunjang dan Anggaran Biaya Sarana penunjang penting yang harus dimiliki adalah peralatan komunikasi, transportasi, obat0obatan, laboratorium, bahan dan peralatan lainnya, termasuk pengadaan anggaran dalam jumlah yang memadai apabila terjadi suatu K)B. 3:- Kesiapsiagaan Strategi dan Tim #enanggulangan K)B Setiap daerah menyiapkan pedoman penyelidikanpenanggulangan K)B dan membentuk tim penyelidikanpenanggulangan K)B yang melibatkan lintas program dan ,nit,nit #elayanan Kesehatan. 36- Kesiapsiagaan Kerjasama #enanggulangan K)B Kabupaten/Kota,#ropinsi dan #usat. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan #ropinsi dan Departemen Kesehatan melalui Ditjen ##';#) serta unit terkait membangun jejaring kerjasama penanggulangan K)B. e. Tindakan #enanggulangan K)B <ang =epat Dan Tepat. Setiap daerah menetapkan mekanisme agar setiap kejadian K)B dapat terdeteksi dini dan dilakukan tindakan penanggulangan dengan "epat dan tepat. f. Ad(okasi dan Asistensi #enyelenggaraan SKD0K)B #enyelenggaraan SKD0K)B dilaksanakan terus menerus se"ara sistematis di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan di masyarakat yang membutuhkan dukungan politik dan anggaran yang memadai di berbagai tingkatan tersebut untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan dengan kinerja yang tinggi. g. #engembangan SKD0K)B darurat Apabila diperlukan untuk menghadapi an"aman terjadinya K)B penyakit tertentu yang sangat serius dapat dikembangkan dan atau ditingkatkan SKD0K)B penyakit tertentu dan dalam periode aktu terbatas dan ilayah terbatas 2. Penanganan tetanus neonatorum +. 'engatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang. Dengan suntikan dia.epam dengan dosis 2,6 mg 1> perlahan selama 204menit, kemudian diberikan dosis rumatan ?0+@ mg/kg BB/hari. 2. 'enjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas dan pakaian bayi dikendorkan/dibuka. #emasangan spatel lidah atau sendok yang dibungkus kain ke dalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit dan untuk men"egah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan. 4. 'en"ari tempat masuknya spora tetanus, umumnya di tali pusat atau telinga. :. 'engobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum 3ATS- dan antibiotik. ATS +@.@@@ ,/hari, diberikan selama 2 hari berturut0turut dengan 1'. #erinfus diberikan 2@.@@@ , sekaligus. Ampisilin +@@ mg/kg BB/hari dibagi dalam : dosis 1> selama +@ hari. 6. #eraatan yang adekuat, kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan "airan dan elektrolit. Berikan "airan intra(ena dengan larutan glukosa 6A dan $a"l fisiologis 3:*+- selama :?0B2 jam selanjutnya 1>FD hanya untuk memasukkan obat. Cika pasien telah diraat lebih dari 2: jam atau pasien sering kejang atau apnea, diberikan larutan glukosa +@A dan natrium bikarbonat +.6A dalam perbandingan :*+ 3jika fasilitas ada lebih baik periksa analisa gas darah terlebih dahulu-. Bila setelah B2 jam bayi belum mungkin diberi minum peroral/sonde, mellui infus diberikan tambahan protein dan kalium. 5. Bayi ditempatkan di kamar/ruangan yang tenang dengan sedikit sinar, mengingat bayi sangat peka terhadap suara atau "ahaya yang dapat merangsang kejang. B. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan AS1 sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok 3kalau bayi tidak menyusu-. ?. #eraatan tali pusat dengan teknik aseptik dan anti septik. Tali pusat dibersihkan/dikompres dengan alkohol B@A atau betadin +@A. D. 8ujuk ke rumah sakit. '. 3,a!a ,en4egaan $etanus "eonatorum Tetanus $eonatorum dapat di"egah dengan "ara * +. #emberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil.pada aalnya sasaran program pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) diberikan kepada ibu hamil untuk men"egah insiden penyakit tetanus neonatorum. 'enurut rekomendasi world health orani!ation (WHO) , pemberian imunisasi TT sebanyak 6 dosis dengan inter(al minimal antara satu dosis ke dosis berikutnya sperti yang telah ditentukan , akan memberikan perlindungan seumur hidup. Saat ini imunisasi Ttdiberikan kepada murid SD kelas >1, anita "alon pengantin muda dan ibu hamil. 2. 'elakukan upaya promosi peraatan tali pusat dengan "ara yang steril. 4. #eningkatan pelayanan antenatal dan pertolongan persalianan tiga bersih yaitu bersih diri, bersih tempat dan bersih alat. 0en4ana ,rogram ker5a Berikut ini rencana "roram #an disusun dalam u"a#a menanulai dan menurunkan anka mortalitas tetanus neonatorum di "uskesma $ % "o Program Sasaran $arget 6aktu +. #enyuluhan mengenai "ara pen"egahan tetanus neonatorum 'asyarakat terutama pada anita usia subur dan ibu hamil #enurunan angka kejadian tindakan aseptik saat persalinan dan post partum 3 meliputi peraatan tali pusat - + bulan sekali 2. #elatihan terhadap dukun beranak Dukun beranak #enurunan angka mortalitas tetanus neonatorum. #elayanan dan tindakan persalinan sesuai standart kesehatan oleh dukun beranak 4 bulan sekali 4. 'elakukan (aksinasi TT 9anita pra nikah dan ibu hamil yg belum melakukan (aksinasi TT #eningkatan ketahanan host terhadap agent penyebab tetanus neonatorum #emberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dimaksudkan agar bayi yang dilahirkan sudah mempunyai kekebalan terhadap toksin tetanus yang didapat se"ara pasif seaktu masih berada dalam kandungan. 4 bulan sekali :. E(aluasi dan pengadaan sarana dan prasarana sterilisasi alat Fasilitas kesehatan terutama rumah bersalin 'enurunkan resiko terjadinya tetanus neonatorum akibat sarana dan prasarana yang tidak steril E(aluasi alat 5 bulan sekali. #engadaan alat kesehatan terutama alat ,ntuk memenuhi kebutuhan alat0alat kesehatan terutama peralatan persalinan persalinan + tahun sekali