Anda di halaman 1dari 5

ESTERIFIKASI

Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut
esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R
dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi
berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan
suatu alkohol melalui reaksi esterifikasi.. Ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang
mengandung gugus -CO
2
R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Esterifikasi
berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel.Laju esterifikasi suatu asam
karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan asam
karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju
pembentukan ester.
Urutan bertambahnya kereaktivan alkohol terhadap esterifikasi :
ROH
tersier
, ROH
sekunder
, ROH
primer
, dan CH
3
OH.



Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik
dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan
peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk
reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1 > alkohol 2 > alkohol 3.
Contoh Reaksi Esterifikasi
Contoh reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam asetat dan etanol membentuk etil
asetat. Reaksinya adalah:


Mekanisme Reaksi Esterifikasi
Seperti banyak reaksi aldehida dan keton, esterifikasi asam karboksilat berlangsung
melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol
nukleofilik menyerang karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang
dimaksud. Inilah mekanisme reaksi esterifikasi:


Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan C-O
asam karboksilat dan bukan -OH dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.

Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester,
kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk mencapainya adalah
menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik lain yaitu
membuang salah satu produk dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara
azeotropik).

Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju pembentukan ester akan
menurun. Rendemen esternya pun berkurang. Alasannya ialah karena esterifikasi itu
merupakan suatu reaksi yang bersifat dapat balik dan spesies yang kurang (pereaksi) akan
lebih disukai. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka lebih baik digunakan
jalur sintesis lain, seperti reaksi antara alkohol dengan suatu anhidrida asam atau klorida
asam yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan dapat bereaksi secara tak dapat balik.

Ester fenil umumnya tidak dibuat dengan secara langsung dari fenol dan asam karboksilat
karena kesetimbangan cenderung bergeser ke sisi pereaksi daripada produk. Ester fenil dapat
diperoleh dengan menggunakan derivat asam yang lebih reaktif.

TRANSESTERIFIKASI







Transesterifikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada senyawa
ester dengan alkohol. Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap
konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol,
dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik yang
menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling umum digunakan,
karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis).
Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam
lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME).
Transesterifikasi merupakan suatu reaksi organik dimana suatu senyawa ester diubah menjadi
senyawa ester lain melalui pertukaran gugus alkohol dari ester dengan gugus alkil dari
senyawa alkohol lain. Dalam reaksi transesterifikasi, senyawa ester direaksikan dengan suatu
alkohol sehingga reaksi transesterifikasi juga disebut reaksi alkoholisis.
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan, oleh karena itu adanya katalis
dapat mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan dari reaksi. Sedangkan untuk
memperoleh kelimpahan yang besar dari senyawa ester produk, salah satu pereaksi yang
digunakan harus dalam jumlah berlebih. Katalis yang biasa digunakan dapat berupa asam
kuat ataupun basa kuat. Persamaan umum reaksi transesterifikasi : RCOOR' + R''OH ===>
RCOOR''+R'OH
Jika suatu molekul memiliki gugus alkohol dan sekaligus gugus ester di dalam strukturnya,
maka dapat terjadi reaksi transesterifikasi intramolekul yang membentuk senyawa lakton
sederhana atau ester siklik (Fessenden 1994: 281). Dalam suasana basa reaksi
transesterifikasi berlangsung lebih cepat dibandingkan dalam suasana asam, karena reaksi
berlangsung satu arah (irreversible) terhadap pembentukan alkil ester. Hal ini disebabkan
senyawa basa juga berperan sebagai pereaksi, yaitu dalam pembentukan ion alkoksida.
Reaksi transesterifikasi yang terjadi dengan katalis asam akan memberikan kelimpahan alkil
ester yang tinggi, tetapi reaksi berlangsung lambat. Hal ini dikarenakan dalam suasana asam,
reaksi transesterifikasi berlangsung secara bolak-balik (reverrsible). Pada dasarnya reaksi
memerlukan temperatur sekitar 100oC dan lebih dari 3 jam agar reaksi berlangsung
sempurna.
Mekanisme reaksi transesterifikasi menggunakan katalis asam dapat terbagi menjadi lima
tahap. Tahap pertama, oksigen karbonil diprotonasi oleh H+ dari katalis asam sehingga
menambah muatan positif pada oksigen karbonil. Hal ini membuat karbon karbonil lebih
elektrofilik dan aktif untuk bereaksi dengan alkohol ROH yang merupakan nukleofil lemah.
Pada tahap kedua, alkohol menyerang atom karbonil yang lebih elektrofilik tersebut dengan
menggunakan elektron bebasnya. Pada tahap ketiga, proton ditansfer dari bagian alkohol
ROH ke gugus RO sehingga menjadi gugus pergi yang baik yaitu molekul alkohol lain
ROH. Molekul ROH tersebut dilepaskan pada tahap keempat. Terakhir pada tahap kelima
terjadi deprotonasi sehingga ikatan karbonil terbentuk kembali dan terbentuklah produk
ester dimana gugus R diganti dengan R. Reaksi transesterifikasi dengan katalis asam
merupakan reaksi kesetimbangan, oleh karena itu untuk meningkatkan jumlah produk harus
digunakan jumlah reaktan yang berlebih. Transesterifikasi minyak adalah reaksi antara
minyak (trigliserida) dengan suatu alkohol dengan bantuan katalis menghasilkan suatu ester
minyak atau turunan esternya. Pada transesterifikasi minyak, terjadi reaksi antara trigliserida
dengan suatu alkohol menggunakan katalis asam kuat atau basa kuat, menghasilkan
campuran alkil ester asam lemak dan gliserol
Secara stoikiometri, berdasarkan reaksi transesterifikasi diatas, reaksi 1 mol trigliserida
membutuhkan 3 mol alkohol. Penggunaan jumlah alkohol yang berlebih dapat meningkatkan
perolehan alkil ester, dan beberapa aspek lain termasuk tipe katalis (basa atau asam),
perbandingan molar antara minyak dan alkohol, suhu, kemurnian pereaksi (terutama
kandungan air) dan kandungan asam lemak bebas yang ada berpengaruh terhadap proses
reaksi transesterifikasi.



NAMA :DIZIKRI
NIM :1207121243
KELAS :B

Anda mungkin juga menyukai