Disusun oleh : Kelompok tutorial 4 / III Fenty Rochayani 12/329288/KU/15048 Nahdia Retno Astrini 12//KU/15049 Nur Laila Apriliana 12//KU/15067 Dorothy Putri Anita 12//KU/15098
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 A. Pendahuluan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu yang mendasarkan kepada kesadaran atau perhatian bahwa hazard (bahaya) akan timbul pada berbagai titik atau tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat dilakukan untuk mengontrol bahaya-bahaya tersebut. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengandalkan kepada pengujian produk akhir. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste. Tujuh prinsip HACCP yaitu : 1. Analisa Bahaya (Hazard Analysis) 2. Identifikasi Titik Kendali Kritis (Critical Control Points/CCP) 3. Penentuan Batas Kritis (Critical Limits) 4. Prosedur Pemantauan (Monitoring Procedure) 5. Tindakan Koreksi (Corrective Action) 6. Prosedur Verifikasi (Verification Procedure) 7. Dokumentasi (Record Keeping)
B. Deskripsi Produk a. Nama masakan : Nasi goreng Ati Ampela b. Bahan : Nasi putih, topping (ati ampela), telu ayam, sayur sawi, bumbu halus (bawang putih, bawang merah), cabai halus, garam, merica, kecap, minyak goreng c. Konsumen : Umum (mahasiswa) d. Metode pengolahan : Penggorengan e. Metode penyajian : Menggunakan piring f. Cara penyimpanan : a. Bumbu halus disimpan dalam toples dan dimasukkan dalam kulkas b. Ati ampela setelah dimasak disimpan dalam baskom terbuka di suhu ruang c. Telur ayam disimpan dalam kardus di suhu ruang d. Nasi setelah matang dari magic com disimpan dalam wadah terbuka di suhu ruang e. Sayur disimpan dalam baskom setelah dicuci di suhu ruang f. Cabai halus di simpan dalam toples dan dimasukkan dalam kulkas g. Bumbu (garam, merica) disimpan dalam wadah terbuka di suhu ruang h. Kecap disimpan dalam botol terbuka dan disuhu ruang i. Minyak goreng disimpan dalam botol terbuka dan disuhu ruang g. Cara pengolahan : Bumbu halus dibuat dalam jumlah banyak untuk persediaan selama 2 minggu kemudian disimpan dalam refrigerator dan dikeluarkan saat akan digunakan. Lalu bumbu ditumis dalam minyak hingga tercium bau harum dan dimasukkan nasi, cabai halus, garam, merica, penyedap, dan kecap. Sebelum nasi akan diangkat dimasukkan sayur sawi. Lalu nasi siap dan ditambahkan topping ati ampela yang sebelumnya sudah direbus dan dipotong-dipotong Untuk telur dimasak ceplok. Telur diceplok dalam minyak hingga seluruh bagian matang. Biasanya penjual sudah menyiapkan telur ceplok sebelum warung buka h. Cara distribusi : Setelah nasi goreng matang. Nasi diangkat dalam satu wadah besar kemudian diporsikan dalam piring dan ditambahkan topping ati ampela. Setelah itu nasi goreng diantarkan langsung ke meja makan konsumen tanpa menggunakan nampan i. Cara mengonsumsi : Menggunakan sendok dan garpu stainless steel
C. Diagram Alir Proses Pengolahan Nama masakan : Nasi goreng Ati Ampela Bahan : Nasi putih, topping (ati ampela), telur ayam, sayur sawi, bumbu halus (bawang putih, bawang merah), cabai halus, garam, merica, kecap, minyak goreng Proses pengolahan :
D. Penilaian HACCP Ati ampela Beras Sayuran Direbus Dicuci Disimpan di wadah terbuka Dipotong Dicuci Direbus Dicuci Direbus Dipotong Masukkan bumbu halus, cabai halus, garam, merica, dan kecap Tambahkan kedalam wajan penggorengan Hidangkan bersama acar Aduk hingga rata Masukkan minyak goreng ke dalam wajan Goreng telur ayam hingga matang Prinsip 1. Identifikasi Kemungkinan Bahaya dan Resiko Bahaya Formulir 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya 1. Identifikasi bahaya pada bahan makanan No Bahan mentah/tambahan Bahaya Jenis bahaya Cara pencegahan 1. Nasi putih B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F: Debu, kotoran lalat,rambut,serangga K: Asap rokok B : memasak nasi sampai matang, menyimpan nasi dalam wadah tertutup dan dalam keadaan hangat F: menyimpan nasi dalam wadah tertutup K: melarang pekerja dan pelanggan untuk meroko, menyimpan nasi dalam wadah tertutup 2. Bumbu halus B, F,K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F:Debu, kotoran lalat, rambut, serangga K: Asap rokok B (M): memilih bahan makanan yang bersih, segar, tidak busuk, dicuci bersih dengan air mengalir, menyimpan bumbu yang sudah jadi dalam toples tertutup F: mencuci bawang sampai bersih dengan air mengalir , menyimpan bahan jadi dalam toples tertutup 3. Ati ampela B, F, K B: C.perfringens, E.Coli, dll F:debu, kotoran lalat, rambut B: memasak ati ampela dengan benar sampai suhu diatas 70 0 C, menyimpan ati K: asap rokok ampela yang sudah dimasak dalam wadah tertutup F: mencuci ati ampela sampai kotoran hilang, menyimpan dalam wadah tertutup dan di rak khusus bahan matang K: menyimpan ati ampela dalam wadah tertutup dan di taruh dalam rak khusus bahan matang, melarang pekerja dan konsumen untuk merokok di warung 4. Telur ayam B, F B: Salmonella, Campylobacter, C.perfringens F:kotoran ayam B: memilih telur yang bersih dan sesuai kriteria, menggoreng telur sampai matang sempurna F: mencuci telur sampai kotorannya hilang sebelum digunakan, menyimpan telur yang sudah digoreng dalam wadah tertutup dan dirak khusus 5. Cabai halus F F: debu, kotoran lalat, rambut B (M): menyimpan cabai yang sudah dihaluskan dalam wadah tertutup, menyimpan di tempat yang kering F: menyimpan cabai yang sudah dihaluskan dalam wadah tertutup K: menyimpan cabai dalam wadah tertutup 6. Bumbu bubuk F F: debu, kotoran lalat, rambut, serangga F: memastikan tempat menaruh bumbu selalu tertutup 7. Kecap F F: debu, serangga F: Selalu menutup botol kecap setelah digunakan 8. Minyak goreng F, K F: debu, kotoran lalat, serangga K: oksidasi minyak F: memastikan tutup minyak goreng selalu rapat dan tidak dibiarkan terbuka K: memastikan tutup
2. Identifikasi bahaya pada peralatan No Peralatan Bahaya Jenis bahaya Cara pencegahan 1. Talenan B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F: Debu, kotoran lalat,rambut,serangga K: Asap rokok Mencuci talenan sampai bersih menggunakan air mengalir, memisahkan talenan untuk bahan mentah dan bahan segar 2. Pisau B B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll Mencuci pisau sampai bersih menggunakan air mengalir setalah pemakaian 3. Wajan penggorengan F, K F: Debu, K: Asap rokok, oksidasi minyak Mencuci wajan sampai bersih menggunakan air mengalir 4. Sutil F, K F : Rambut, plastik K : Asap rokok Mencuci sutil sampai bersih menggunakan air mengalir 5. Sendok B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F: Debu, serangga K : Asap rokok Mencuci sendok sampai bersih, menyimpan sendok di rak khusus, mengelap sendok dengan kain bersih sebelum digunakan 6. Garpu B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F: Debu, , rambut, serangga K : Asap rokok Mencuci garpu sampai bersih, menyimpan garpu di rak khusus, mengelap garpu dengan kain bersih sebelum digunakan 7. Piring F, K F: Debu, serangga K: Asap rokok Mencuci piring sampai bersih, menyimpan piring di rak khusus, mengelap piring dengan kain bersih sebelum digunakan 8. Mangkuk bahan F F: Debu, serangga Mencuci mangkuk sebelum digunakan 9. Kompor B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F: Debu, kotoran lalat,rambut,serangga K: Asap rokok Membersihan kompor hingga bersih secara rutin setelah digunakan 10 Rak bahan F Debu Membersihkan rak secara berkala agar tidak banyak debu yang menempel pada makanan 11 Rice Cooker F Debu, Membersihkan magic com secara berkala
3. Identifikasi bahaya pada proses No Proses Bahaya Jenis bahaya Cara pencegahan 1. Penyimpanan B, F, K B (M): bakteri, kapang F: debu, kotoran lalat, serangga K: asap rokok B(M): Penyimpanan di tempat tertutup dan kering serta penyimpanan bahan makanan dibedakan antara bahan mentah dengan bahan yang sudah dimasak F: penyimpanan di tempat tertutup dan kering serta tidak didekat tumpukan barang-barang K: larangan merokok kepada pekerja dan konsumen, menyimpan di rak khusus 2. Pengolahan B, F, K B (M): bakteri (bakteri pada kulit manusia), kontaminasi silang (menggunakan pisau dan telenan yang sama untuk memotong sayur mentah dan ati ampela) F: kontaminan dari tenaga pengolah (rambut) B (M): pengolah memakai celemek, sarung tangan, dan penutup kepala; Pengolah mencuci tangan sebelum memasak; menggunakan pisau dan telenan yang berbeda untuk bahan mentah dan bahan matang F: pengolah memakai celemek, sarung tangan, dan penutup kepala serta selalu menjaga hygene sanitasi dalam bekerja 3. Penyajian B, F, K B (M): bakteri (Staphylococcus aureus) F: debu, kontaminan dari pengolah (rambut) B (M): menggunakan penjepit makanan untuk meletakkan toping atau memotong toping (telur dan ati ampela), pengolah mencuci tangan sebelum menyentuh bahan makanan F: pengolah memakai penutup kepala dan mengusahakan penyajian makanan di tempat tang tidak terbuka dan dekat dengan jalan raya
Prinsip 2. Menganalisis Resiko Bahaya Formulir 2. Analisis Resiko Bahaya No. Bahan/ masakan Kelompok Bahaya Kategori Resiko A B C D E F 1. Nasi putih
Resiko 4 2. Bumbu halus
Resiko 4 3. Ati ampela
Resiko 5 4. Telur ayam
Resiko 4 5. Cabai halus
Resiko 4 6. Bumbu bubuk
Resiko 4 7. Kecap
Resiko 3 8. Minyak goreng
Resiko 2 Keterangan : A = Produk nonsteril untuk konsumen beresiko tinggi B = Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis, kimia, fisik C = Tidak ada tahap untuk mencegah/ menghilangkan bahaya D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi, penjualan, dan konsumsi F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen Kategori resiko : Resiko 0 : Tidak mengandung bahaya A-F Resiko 1 : Mengandung satu bahaya B-F Resiko 2 : Mengandung dua bahaya B-F Resiko 3 : Mengandung tiga bahaya B-F Resiko 4 : Mengandung empat bahaya B-F Resiko 5 : Mengandung lima bahaya B-F Resiko 6 : Mengandung satu bahaya A, dengan atau tanpa bahaya B-F
Prinsip 3. Penetapan Titik Kendali Kritis (CCP) CCP Desicion Tree Bahan Mentah 1. Nasi Putih
YA TIDAK Bukan CCP
YA Bukan CCP (CP) TIDAK CCP 2. Bumbu halus
Apakah bahan mentah mungkin MENGANDUNG/SENSITIF bahan berbahaya Apakah PENANGANAN/PENGOLAHAN (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya
3. Ati ampela
YA TIDAK BUKAN CCP
YA BUKAN CCP TIDAK CCP
4. Telur ayam
5. Cabai halus
Apakah bahan mentah mungkin MENGANDUNG/SENSITIF bahan berbahaya Apakah PENANGANAN/PENGOLAHAN (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya
6. Bumbu bubuk
7. Kecap
8. Minyak goreng
CCP Desicion Tree Proses 1. Penyimpanan
TIDAK YA CCP
YA TIDAK BUKAN CCP
YA BUKAN CCP TIDAK CCP
2. Pengolahan
Apakah tahap ini KHUSUS ditujukan untuk menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman Apakah KONTAMINASI bahaya dapat terjadi/ meningkat sampai melebihi batas Apakah tahap PROSES SELANJUTNYA dapat menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman
3. Penyajian
Prinsip 4. Penetapan batas kritis pada setiap CCP Prinsip 5. Penetapan Tindakan Koreksi pada Setiap CCP Formulir 3. Dokumentasi Produk : Nasi goreng Ati Ampela CCP Bahaya Cara Pencegahan Parameter CCP Batas kritis Tindakan Koreksi Nilai target Bahan Mentah 1. Nasi putih B (Bacillus Cereus), F (debu, kotoran lalat, serangga, batu kerikil), K (asap rokok dan kendaraan) B : memasak nasi sampai matang, menyimpan nasi dalam wadah tertutup dan dalam keadaan hangat F: menyimpan nasi dalam wadah tertutup K: melarang pekerja dan pelanggan untuk merokok, menyimpan nasi dalam wadah Bersih dari cemaran mikrobiologis, fisik, dan kimia dan tampilan sifat organoleptik tidak berubah. Suhu maksimum 35- 45 0 C . Suhu minimum 10-20 0 C pH optimumnya 6-7 Menyimpan nasi pada suhu 60 0 C
tertutup 2. Bumbu halus B: Bacillus Cereus, E.Coli, dll F:Debu, kotoran lalat, rambut, serangga K: Asap rokok B (M): memilih bahan makanan yang bersih, segar, tidak busuk, dicuci bersih dengan air mengalir, menyimpan bumbu yang sudah jadi dalam toples tertutup F: mencuci bawang sampai bersih dengan air mengalir , menyimpan bahan jadi dalam toples tertutup Bersih dari cemaran mikrobiologis, fisik, dan kimia dan tampilan sifat organoleptik tidak berubah Suhu maksimum 35- 45 0 C . Suhu minimum 10-20 0 C pH optimumnya 6-7 Meniympan bumbu halus pada suhu <10 0 C (suhu refigerator) dan menyimpan diwadah tertutup.
3. Telur ayam B: Salmonella, Campylobacter, C.perfringens F:kotoran ayam B: memilih telur yang bersih dan sesuai kriteria, menggoreng Bersih dari cemaran biologi dan fisik. Salmonella: Negatif/ 25 g Campylobacter: Negatif/ 25 g Telur dicuci bersih sebelum dimasak dan masak hingga
telur sampai matang sempurna F: mencuci telur sampai kotorannya hilang sebelum digunakan, menyimpan telur yang sudah digoreng dalam wadah tertutup dan dirak khusus matang. 4. Cabai halus F: debu, pasir, kotoran lalat, rambut B (M): kapang, staphylococcus aureus K: asap (timbal) B (M): menyimpan cabai yang sudah dihaluskan dalam wadah tertutup, menyimpan di tempat yang kering F: menyimpan
1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembapan(RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kualitas dan kuantitas mikrobiologi staphylococcus aureus: 1 x 10 2 koloni/g kapang: 5 x 10 1
koloni/g timbal: maksimum 1,0 mg/kg
cabai yang sudah dihaluskan dalam wadah tertutup K: menyimpan cabai dalam wadah tertutup 7. Konsentrasi pengawet 8. Konsentrasi garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia Cemaran (jenis dan 5. Bumbu bubuk F F: memastikan tempat menaruh bumbu selalu tertutup
1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembapan(RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kualitas dan kuantitas mikrobiologi 7. Konsentrasi pengawet 8. Konsentrasi garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia Cemaran (jenis dan
6. Kecap F F: Selalu menutup botol kecap setelah digunakan
1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembapan(RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kualitas dan kuantitas mikrobiologi 7. Konsentrasi pengawet 8. Konsentrasi garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia Cemaran (jenis dan
7. Minyak goreng F, K F: memastikan tutup minyak goreng selalu rapat dan tidak dibiarkan terbuka K: memastikan tutup
1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembapan(RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kualitas dan
kuantitas mikrobiologi 7. Konsentrasi pengawet 8. Konsentrasi garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia Cemaran (jenis dan Proses 1. Pengolahan B(Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridium perfringens, Giardia lamblia, dan virus hepatitis A, F(rambut, kotoran) B (M): pengolah memakai celemek, sarung tangan, dan penutup kepala; Pengolah mencuci tangan sebelum memasak; menggunakan pisau dan telenan yang berbeda untuk bahan
mentah dan bahan matang F: pengolah memakai celemek, sarung tangan, dan penutup kepala serta selalu menjaga hygene sanitasi dalam bekerja 2. Penyajian B, F, K B (M): menggunakan penjepit makanan untuk meletakkan toping atau memotong toping (telur dan ati ampela), pengolah mencuci tangan sebelum menyentuh bahan
1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembapan(RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kualitas dan kuantitas mikrobiologi 7. Konsentrasi pengawet 8. Konsentrasi garam
makanan F: pengolah memakai penutup kepala dan mengusahakan penyajian makanan di tempat tang tidak terbuka dan dekat dengan jalan raya 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia Cemaran (jenis dan
HACCP adalah suatu sarana yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya, menduga perkiraan risiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian proses dari pada pengujian produk akhir.
Dokumen Serupa dengan Laporan Hygiene dan Sanitasi Makanan - HACCP.docx