KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 REFRAT STASE ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN Angka Kejadian Merokok Di RSUD Karanganyar
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pembimbing : dr. Sutiyono Sp.OG(K) (..........................................)
Dipresentasikan dihadapan : dr. Sutiyono Sp.OG(K) (..........................................)
Disahkan Ka Program Profesi : dr. Dona Dewi Nirlawati (.........................................) BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa 1,1 miliyar manusia didunia merupakan seseorang yang berpredikat atau memiliki kebiasaan merokok. Dan sebesar 4 juta jiwa mengalami kematian akibat merokok setiap tahunnya.Dan sebagian besar 70% yakni berada pada negara berkembang seperti di Indonesia.Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Data tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok saat ini sebesar 34,7%, dari jumlah tersebut 76,6% merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga yang lain. 1
Menurut SKRT jumlah perokok aktif di Indonesia sebesar 75% dari jumlah penduduk kita. Sekitar 44% merokok dilakukan oleh anak-anak remaja berusia 10-19 tahun dan sebesar 30-37% perokok tersebut berusia 20-29 tahun. Menurut data POM sekitar 500 ribu orang di Indonesia terserang penyakit akibat rokok.Dari kasus kematian yang ditemukan sebesar 17, 8 % terserang penyakit kanker paru. Dari penelitian epidemiologi terbaru yang dilakukan oleh Jeffrey Brown, M.D yang mengemukakan bahwa remaja yang merokok setiap hari sebanyak 2 batang 50 % darinya akan menjadi pecandu rokok dan jika sudah menjadi pecandu rokok maka 20% akan menjadi pecandu narkoba. Proporsi penduduk dewasa yang merokok sebesar 31,8 persen. Sementara itu, proporsi penduduk perokok yang mulai merokok pada usia di bawah 20 tahun meningkat dari 60 persen (1995) menjadi 68 persen (2001). 2
Rokok merupakan satu-satunya penyebab kematian utama yang bersifat preventable. Tingkat prevalensi merokok di kalangan pelajar sekolah menengah atas berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 23,9% pelajar sekolah menengah atas di Amerika Serikat menggunakan produk-produk tembakau, dimana 17,2% diantara siswa sekolah menengah atas tersebut merokok jenis sigaret. 2
Program antirokok dan bebas tembakau berbasis sekolah di beberapa tempat di Amerika menunjukkan efektifitasnya dalam menurunkan angka inisiasi penggunaan tembakau, khususnya jika hal ini dikombinasikan dengan berbagai program komunitas yang didalamnya melibatkan mass-media dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau. Untuk wilayah regional Asia, beberapa negara seperti Bangladesh, India, Myanmar, Thailand, merupakan contoh kasus bagaimana program antirokok dan bebas tembakau. Total penerimaan negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 triliun sedangkan total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk tembakau adalah Rp 127,4 triliun. Biaya itu sudah termasuk biaya kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008). Insidensi perokok pada perempuan, pada tahun 2007 perempuan perokok dewasa meningkat 4 kali lipat dari 1,3% menjadi 5,2% selama kurun waktu 2001 2007. Bagi ibu hamil yang menjadi perokok pasif, ia rentan untuk mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi kurang gizi, pertumbuhan terganggu bayi dan bayi lahir premature. 2
Menurut Widyastuti Soerojo dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia mengatakan bahwa Angka Kematian bayi di kota dengan ayah merokok 6,3 persen, sedangkan pada ayah tak merokok 5,3 persen, sedangkan kematian bayi di desa dengan ayah merokok 9,2 persen sedangkan pada ayah tak merokok 6,4 persen. Sedangkan kematian balita di kota dengan ayah merokok 8,1 persen sedangkan pada ayah tidak merokok 6,6 persen, sedangkan kematian balita di desa dengan ayah merokok 10,9 persen sedangkan pada ayah tak merokok 7,6 persen. 3
Dalam Al Quran disebutkan :
Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang berbuat baik. (Q.S. Al Baqoroh: 195). Dalam ayat ini menerangkan bahwa merokok sebagai salah satu hal yang buruk, terutama bagi kesehatan, sehingga dianggap juga sebagai perbuatan yang menganiaya diri sendiri dari kebinasaan. Dari keterangan diatas kami sebagai dokter muda di RSUD Karanganyar, sering mengamati bahwa kurangnya kesadaran penunggu dan pengunjung pasien di RSUD Karanganyar mengenai bahaya rokok. Sering kami menemui dan melihat para pengunjung dan penunggu pasien merokok di area rumah sakit. Kami mengambil data dengan sampel yang kami ambil di sekitar ruang kenanga dan ruang dahlia RSUD Karanganyar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui dampak rokok terhadap ibu hamil, janin, dan anak 2. Untuk mengetahui angka kejadian merokok di RSUD Karang anyar 3. Untuk meningkatkan upaya larangan merokok khusunya di RSUD Karang anyar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no.19 2003). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi . Menurut Sitepoe (2000), merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Kesimpulan dari perilaku merokok dengan merujuk pada definisi-definisi diatas adalah aktivitas membakar tembakau dan menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau langsung dari rokoknya (mainstream smoke), kemudian menghembuskan kembali asap tersebut ke udara (sidestream smoke).
B. Kandungan Dalam Rokok Bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000 eleman-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO2. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan-bahan kinia lain yang juga sangat beracun. Zat-zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain: 1. Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3 % - 6 %, dan gas ini dapat di hisap oleh siapa saja.Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar. 2. Nikotin Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasa kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 mL nya. 3. Tar Adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. 4. Kadmium, adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal 5. Amoniak Merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen, zat ini mempunyai bau yang sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
6. HCN/ Asam Sianida HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan. 7. Nitrous Oxide Nitros Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat melakukan operasi oleh dokter. 8. Formaldehid Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. das ini juga sangat beracun terhadap semua organism hidup. 9. Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim. 10. Asetol, adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11. H2S (Asam Sulfida) Asam sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim. 12. Piridin Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
13. Metil klorida Metil klorida adalah campuran dari zat zat bervalensi satu dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik yang beracun. 14. Metanol Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian. 15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene, Dibeno (a,h) anthracene, dan Benz (a) anthracene. Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor. 16. N- nitrosamine N - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina (VNA) dan Tobacco NNitrosamina. Hampir semua Volatile N- Nitrosamina ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau. Jenis adap tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.
C. Komposisi Asap Rokok Asap rokok merupakan kompleks campuran beberapa ribu komponen kimia beberapa dalam konsentrasi yang sedikit yang merupakan hasil dari pembakaran dari bahan dari produk tembakau. Hasilnya termasuk getah tembakau (tar) dan gas- gas lainnya. Hal yang paling penting adalah nikotin (zat adiktif). Campuran gas inilah yang secara konstan bereaksi dengan gas di atmosfer dengan bantuan sinar ultraviolet. Hal ini menyebabkan komposisi kimianya selalu berubah setiap saat. Sampai sekarang ini, asap rokok diketahui mengandung lebih dari empat ribu zat kimia. Namun, komposisi dan konsentrasi zat kimia tersebut dalam asap rokok tergantung pada jenis tembakau, kertas ventilasi dan filter yang digunakan serta cara menghisap rokok. Jumlah zat kimia dalam asap rokok sendiri bukan merupakan hal yang paling penting karena yang menjadi masalah adalah toksisitas dan konsentrasi dari zat kimia tersebut. Asap rokok terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Asap mainstream Asap ini dibentuk ketika perokok menginhalasi udara melalui rokok. 2. Asap Sidestream Asap ini dibentuk ketika tembakau dalam keadaan terbakar namun asap tidak diinhalasi oleh perokok. Zat toksin pada asap sidestream memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan asap mainstream dan 85% dari asap rokok merupakan hasil dari asap sidestream. Adapun hasil uraian dari komposisi asap rokok baik jenis mainstream maupun sidestream dalam Labstat International ULC Offerings (2008) yaitu nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida, amonia, nitrogen, logam- logam, merkuri, serta golongan-golongan kimia seperti karbonil, phenolics, benzo[a]pyrene, aromatik, gas volatil dan gas semi-volatil. Pada jurnal tersebut, semua zat toksik dalam asap rokok terdeteksi dalam jaringan dan urin, sedangkan beberapa lainnya terdeteksi dalam plasma, serum ataupun saliva. Setiap zat yang diuraikan diatas telah diteliti dan kebanyakan dari zat tersebut merupakan karsinogen. D. Tipe Perokok Menurut Dariyo (2003) 6 , tipe perokok ada dua jenis, yaitu 1. Perokok aktif (active smoker) Perokok aktif adalah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tak enak kalau sehari tak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya. Jumlah rokok yang dihisap perhari berkisar 1 sampai 40 batang 7 . 2. Perokok pasif Perokok pasif adalah Individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang diembuskan orang lain yang kebetulan didekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berniat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok, mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya. Perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif.
E. Dampak Perilaku Merokok Rokok mengandung zat berbahaya yang terdapat juga di NAPZA, yaitu Nikotin. Nikotin memiliki efek candu yang sangat hebat. Nikotin yang dihisap melalui merokok menyebar dengan begitu cepat. Dari paru-paru hingga mencapai otak hanya memakan waktu tujuh detik lamanya. Sesampainya di otak nikotin akan merangsang pelepasan dopamin, yakni zat dalam saraf yang berperan menghadirkan rasa bahagia. Nikotin menstimulasi produksi dopamin secara berlebihan, membuat tubuh terasa rileks. Bahayanya, ketika konsentrasi dopamin menurun, orang bisa merasa gelisah. Akhirnya, konsumen mengkonsumsi rokok agar kembali santai. Lama-kelamaan tubuh akan meminta asupan nikotin dengan kadar makin meningkat. Hal ini membuat konsumen tidak punya pilihan bebas lagi dan akan menyebabkan kecanduan Menurut WHO (2001), 80 % perokok di dunia ingin berhenti merokok, namun hanya 2 % yang berhasil tanpa bantuan. Disebutkan juga bahwa 82 % perokok remaja 13-15 tahun yang ingin berhenti merokok, 92 % mencoba tapi gagal. Fakta ilmiah membuktikan rokok menyebabkan kanker paru, risiko penyakit kardiovaskular, aterosklerosis, penyakit jantung koroner. Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan (1). Kelahiran prematur 2). Gangguan perkembangan postnatal dan 3) fetal hypoxemia melalui reduksi darah dari plasenta. Bahaya Yang di Timbulkan oleh Rokok 1. Kanker Paru Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru. 2. Kanker Kandung Kemih Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih. 3. Kanker Payudara Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara. 4. Kanker Serviks Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok.Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual.
5. Kanker Kerongkongan Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok. 6. Kanker Pencernaan Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan). 7. Kanker Ginjal Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal.Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker. 8. Kanker Mulut Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar. 9. Kanker Tenggorokan Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok. 10. Serangan Jantung Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak.Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung. 11. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus. 12. Aterosklerosis Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis. 13. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok.Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan). 14. Impotensi Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh. 15. Gangguan medis lainnya Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta merusak penampilan.
F. Bahaya Rokok dan Asap Rokok pada Ibu Hamil Merokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi ibu hamil. Zat aditif merupakan zat berbahaya yang terkandung dalam rokok bisa beresiko tinggi untuk kesehatan. Bagi anda yang merencanakan kehamilan, sebaiknya jauhi rokok kurang lebih 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan. Berikut merupakan 4 bahaya rokok bagi ibu hamil dan janin. 1. Keguguran Bahaya rokok bagi ibu hamil bisa mengakibatkan keguguran. Akibatnya, kehamilan yang sudah direncanakan bisa gagal karena asap rokok. Zat yang terkandung dalam asap rokok bisa membahayakan janin dalam perut. Perokok aktif maupun pasif sama bahayanya. Maka dari itu, jauhi rokok jika anda ingin mempercepat kehamilan. 2. Berat bayi di bawah rata-rata atau rendah Nikotin dan rokok yang masuk ke tubuh ibu hamil akan mempengaruhi jumlah dan kualitas oksigen yang diterima bayi dalam kandungan. Nikotin memiliki efek mempersempit pembuluh darah plasenta menyebabkan bayi kekurangan oksigen untuk tumbuh dan membatasi jumlah nutrisi yang dibutuhkan janin. Hal tersebut menyebabkan bayi terlahir sangat kurus, hal tersebut merupakan bahaya rokok bagi ibu hamil. 3. Kurang konsentrasi Bahaya rokok bagi ibu hamil berpengaruh pada bayi yang sudah dilahirkan. Bayi akan lahir dengan perilaku hiperaktif, dan kurang konsetrasi. Dan hal tersebut disebabkan oleh penyempitan pembuluh plasenta. 4. Lahir prematur Jika bayi tidak mengalami kematian saat masih dlam perut, maka bayi tersebut akan mengalami kelahiran prematur akibat ibu yang merokok saat hamil. Saat minggu pertama kehamilan, bayi umumnya tidak akan berkembang secara normal akibat kurangnya oksigen dan nutrisi yang masuk. Hal ini menyebabkan sistem dalam tubuh ibu hamil secara otomatis melakukan penoakan terhadap kehamilan dan akibat yang sering terjadi adalah keguguran. Hal tersebut merupakan bahaya rokok bagi ibu hamil. Banyak perempuan hamil yang tidak merokok tapi terkena dampaknya akibat sering terpapar oleh asap rokok dari sekitarnya. Terdapat 10 bahaya yang terjadi jika ibu hamil kena asap rokok, yaitu : 1. Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir 2. Berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi 3. Asap rokok bisa meningkatkan risiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok 4. Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperlambat pertumbuhan paru-paru 5. Asap rokok selama hamil bisa menyebabkan perubahan dalam struktur DNA bayi yang nantinya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya 6. Mengganggu pertumbuhan otak janin selama di dalam kandungan, serta berisiko mengalami keterbelakangan mental 7. Sering terpapar asap rokok bisa membuat bayi lahir prematur yang umumnya memiliki perkembangan organ tubuh yang belum sempurna 8. Meningkatkan risiko bayi yang dikandung memiliki asma 9. Meningkatkan risiko bayi lahir cacat seperti bibir sumbing akibat adanya kelainan pada sperma sang ayah yang perokok 10. Pengaruh asap rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung bawaan hingga keguguran
G. Bahaya Rokok Bagi Anak Saat ini, para pelajar sudah tidak lagi sungkan untuk memegang rokok, dan kemudian menghisapnya secara bebas di lingkungan sekolah dan rumah mereka. Sebagian besar dari mereka belum menyadari tentang bahaya merokok yang semakin dekat dan kemudian menggerogoti kesehatan dan beragam hal lain. Terdapat 3 bahaya merokok bagi anak yang wajib untuk diwaspadai dan segera dicegah 1. Kesehatan Dalam konteks ini, tentu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi bahaya merokok bagi kesehatan. Yang kita ketahui adalah bahwa rokok mengandung zat berbahaya yang sangat memburukkan kualitas kesehatan. Beragam zat berbahaya tersebut adalah: a. Nikotin yang merupakan zat candu b. Tar yang menyebabkan kanker c. Karbon monoksida, sebuah zat beracun d. Amonia yang biasa digunakan pada pencuci lantai e. Acetone, zat yang ada di dalam cat f. Polonium-201, sebuah bahan radioaktif berbahaya g. Arsenik, zat racun 2. Sosial Anak atau pelajar yang merokok biasanya akan mendapatkan masalah sosial serta kejiwaan. Dalam konteks sosial, pelajar yang merokok cenderung dijauhi oleh teman-temannya karena kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Orang lain juga akan memandang sinis perilaku tersebut dan membuat anak dikucilkan dari lingkungan pergaulan. Pengucilan tersebut tentu saja bisa membuat mereka mempunyai jiwa pemberontak, pemarah, dan sulit untuk bergaul ke banyak orang. 3. Ekonomi Dampak ekonomiyang dirasakan oleh anak bisa bertahap dari waktu ke waktu. Mungkin ada awalnya ia hanya menginginkan satu batang rokok setiap hari, namun porsinya tentu terus bertambah. Dari satu batang rokok bisa menjadi satu bungkus rokok setiap hari apabila mereka telah merasa kecanduan dan tidak bisa meninggalkan rokok tersebut. Mereka bisa mencuri uang untuk membeli rokok. Banyak perokok yang menghabiskan biaya makan mereka jauh lebih besar dibandingkan biaya membeli rokok itu sendiri.
H. Bahaya Rokok pada Janin Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka kejadian untuk SGA (small for gestational age) adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Pertumbuhan Janin Terhambat adalah janin yang memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (at term, >37 minggu). Small for gestational age (SGA), di mana bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal dan berada di bawah presentil ke-7. A. Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu: 1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10 2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan. b. Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu: 1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7 2. Tidak adanya proses patologis. Ada dua bentuk PJT yaitu: 1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya. 2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang. Salah satu faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan adalah konsumsi rokok.Rokok mengandung unsur yang merugikan, diantaranya adalah nikotin, dan adanya oksidan serta gas CO saat di gunakan, hal ini merupakan sebuah pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin).Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan IUGR Hasil penelitian dari turki adalah berat lahir rendah dan tingkat kelahiran prematur lebih tinggi padaibu perokok (masing-masing n = 15 [30,6%], dan n = 12 [24,5%],) dan kelompok ayah perokok (masing-masing n = 52 [22.4%] dan n = 54 [23,3%],). Dapat disimpulkan bahwa Ibu yang merokok merupakan faktor risiko utama untuk melahirkan bayi prematur, berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian intrauterine, tetapi ayah yang merokok juga membawa risiko bagi janin. Selama kehamilan, kita harus memberitahu orang tua (ibu hamil dan pasangannya) tentang efek samping, tidak hanya kepada ibu hamil , tetapi juga dari ayah yang perokok. Saat menghisap asap rokok, ribuan senyawa kimia akan masuk ke dalam paru- paru kemudian menyeberang ke vaskularisasi sistemik. Senyawa tersebut lalu beredar ke seluruh tubuh, termasuk ke dalam plasenta dan sirkulasi janin. Senyawa kimia yang ada dalam asap rokok antara lain karbon monoksida, nikotin, timah, hidrogen sianida. Hal ini menyebabkan stess oksidatif dan hipoksia jaringan yang dapat menyebabkan abnormalitas pertumbuhan janin intera uteri. Dalam sebuah studi/penelitian didapatkan kesimpualan bahwa wanita hamil yang merokok dapat mempengaruhi perkembangan prakelahiran, kelahiran dan perkembangan pasca kelahiran secara negatif (Pringle dkk, 2005). Kelahiran sebelum waktunya dan berat badan lahir rendah, kematian janin dan bayi yang baru lahir, masalah pernapasan, dan sudden infant death syndrome (SIDS) semuanya lebih umum dan sering terjadi pada keturunan yang ibunya merokok selama kehamilan Dalam studi yang lain, kontak prakelahiran dengan perokok berat telah dihubungkan dengan gejala menarik diri dari nikotin pada bayi yang baru lahir. (Godding dkk, 2004). Studi lainnya menghubungkan kontak kontak perdebatan dengan perokok dengan keterampilan bahasa dan kognitif yang buruk pada usia 4 tahun (Fried & Watkinson, 1990). Masih studi yang berhubungan, mengungkap hubungan antara perilaku merokok pada ibu selama kehamilan dan angka ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang meningkat pada hampir 3000 anak berusia 5 hingga 16 tahun. Demikian hasil penelitian yang dapat mengganggu pertumbuhan janin intra uteri, melahirkan bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian intrauterine dan berefek pada perkembangan masa balita. Diantaranya mengalami keterampilan bahasa dan kognitif yang buruk pada usia balita, berisiko mengalami ADHD pada anak usia 5-16 tahun.
I. Undang-Undang yang Mengatur tentang Rokok Pemerintah Indonesia telah menyusun beberapa peraturan terkait dengan upaya pengendalian udara akibat asap rokok serta pengembangan Kawasan Tanpa Rokok seperti UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang di dalamnya mengatur Kawasan Tanpa Rokok. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dan percepatan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di daerah serta PP Nomor 19 tahun 2003 yang menyatakan perlunya tercipta kawasan bebas rokok pada tempat tempat yang menjadi akses umum dan berbagai peraturan lainnya. Kawasan yang mencakup KTR diantaranya adalah area bermain anak, tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat belajar mengajar, tempat ibadah dan angkutan umum. Dalam pengendalian konsumsi rokok, banyak daerah yang telah melakukan inisiatif pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai salah satu upaya efektif dalam pengendalian konsumsi rokok dan melindungi perokok pasif dari bahaya asap rokok, seperti DKI Jakarta, Bali, Bandung, dan lainnya. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok telah banyak diupayakan oleh berbagai pihak baik lembaga/instansi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Namun pada kenyataannya upaya yang telah dilakukan tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengan penjualan, periklanan/promosi dan atau penggunaan rokok. Untuk itu diupayakan berbagai upaya dan strategi baru yang lebih efektif dalam penanggulangannya seperti peningkatan cukai rokok, pengaturan iklan, pengetatan produksi dan distribusi rokok serta peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan. Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif. Salah satu diantaranya adalah nikotin yang terkandung dalam rokok. Produk yang mengandung Tembakau padat ataupun cair adalah Zat Adiktif (pasal 113 ayat 2 UU Kesehatan RI No. 36/ 2009). Setiap orang yang memproduksi atau memasukan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan (pasal 114). Kemudian, pasal 199 disebutkan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana dimaksud dalam pasal 114 dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Sedangkan hal yang menentang adanya perokok adalah Hak anak atas hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan Partisipasi secara wajar (Pasal 4 UU Perlindungan Anak No.23/2007). UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002 disebutkan bahwa anak korban zat adiktif merupakan katagori anak yang membutuhkan perlindungan khuus (Pasal 59). Negara Wajib melindungi anak dari zat adiktif (pasal 59). Perlindungan anak dari zat adiktif dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi (Pasal 67) 4 . Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang, dan perlindungan dari berbagai bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2 UUD 1945)
J. Fatwa MUI tentang Rokok Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa kontroversial. Melalui Ijtima` Ulama Komisi Fatwa MUI ke III, 24-25 Januari 2009, di Sumatera Barat, ditetapkan bahwa merokok adalah haram bagi anak-anak, ibu hamil, dan dilakukan di tempat-tempat umum. Sebagai bentuk keteladanan, diharamkan bagi pengurus MUI untuk merokok dalam kondisi yang bagaimanapun. Alasan pengharaman ini karena merokok termasuk perbuatan mencelakakan diri sendiri. Merokok lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya (itsmuhu akbaru min naf`ihi). Menimbang bahaya rokok lebih besar dari manfaatnya, maka rokok otomatis haram mutlak. Premis ini dianalogikan pada ayat Al-Quran yang berbicara tentang minuman keras (khamr). Diakui, minuman keras memiliki manfaat, tapi bahayanya lebih besar (Al-Baqarah: 219). ''bahaya harus dibuang'' (al-dharar yuzal) dan kaidah ''mencegah bahaya harus didahulukan ketimbang mewujudkan maslahat'' (dar'ul mafasid muqaddam 'ala jalbil mashalih). Sedangkan dalam statment lain adalah makan dan minum bukan hanya sekedar halal namun juga tayib.
K. Fatwa PP Muhamadiyah tentang Rokok Penetapan hukum haram pada aktifitas merokok yang ditetapkan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah pada 8 Maret 2010. Pada prinsipnya dalam metode penetapan hukum Islam ada kesepakatan bahwa hal yang membahayakan harus dihindari. Dalam hal merokok, jika memang bahayanya pasti bagi seseorang maka haram ditetapkan dalam kerangka melindungi diri dan menghindari bahaya. Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengeluarkan fatwa baru terhadap hukum merokok. Setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok melalui Haloqoh Fiqih Pengendalian Tembakau di Gedung PD Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berkesimpulan bahwa merokok secara syariah Islam masuk dalam kategori haram. Kita sudah mengeluarkan surat fatwa haram Nomor 6//SM/MTT/III/2010. Muhammadiyah sudah mengharamkan rokok, (Sumber : Prof.Dr. Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah). Merokok hukumnya adalah haram karena: 1. merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khabi yang dilarang dalam QS. 7: 157, 2. perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga oleh karena itu bertentangan dengan larangan al-Quran dalam Q. 2: 195 dan 4: 29, 3. perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi dan oleh karena itu merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam hadis Nabi saw bahwa tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain, 4. rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu kemudian sehingga oleh karena itu perbuatan merokok termasuk kategori melakukan suatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan hadis Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan melemahkan. 5. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelajaan uang untuk rokok berarti melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang dilarang dalam Q. 17: 26-27, Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah yaitu (1) perlindungan agama (2) perlindungan jiwa/raga, (3) perlindungan akal, (4) perlindungan keluarga , dan (5) perlindungan harta. Mereka yang belum atau tidak merokok wajib menghindarkan diri dan keluarganya dari percobaan merokok sesuai dengan Q. 66: 6 yang menyatakan, Wahai orang-orang beriman hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan upaya dan berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhenti dari kebiasaan merokok dengan mengingat Q. 29: 69, Dan orang-orang yang bersungguh- sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik, dan Q. 2: 286, Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya; ia akan mendapat hasil apa yang ia usahakan dan memikul akibat perbuatan yang dia lakukan; dan untuk itu pusat-pusat kesehatan di lingkungan Muhammadiyah harus mengupayakan adanya fasilitas untuk memberikan terapi guna membantu orang yang berupaya berhenti merokok.
L. Hasil observasi di RSUD Karanganyar mengenai Rokok Merokok di rumah sakit adalah perbuatan terlarang di rumah sakit manapun di dunia ini. Meskipun sudah diberi tanda 'Dilarang Merokok' dan diberitahu, para pengunjung dan penunggu pasien masih terus saja merokok dan seolah tidak peduli sedang berada di tempat umum dan apabila diingatkan tidak boleh merokok biasanya mereka akan segera mematikan dan membuang rokok tersebut tetapi tidak selang berapa lama sudah didapatkan merokok lagi. Terkadang didapatkan dari mereka apabila diingatkan akan membantah dengan alasan merokok untuk dirinya sendiri dan tidak menggangu orang lain karena sedang stress supaya pikiran bisa lebih rileks. Hasilnya banyak puntung dan abu rokok bertebaran di sekeliling rumah sakit. Didapatkan banyak pengunjung yang merokok di RSUD Karanganyar adalah disaat jam berkunjung antara pukul 17.00-19.00 dimana pengunjung sedang ramai- ramainya. Dimana pada saat yang bersamaan didapatkan banyak wanita dan anak- anak yang berada di kawasan tersebut sehinggga mereka secara tidak langsung menghirup asap rokok. 1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat, meskipun sudah diberi tanda 'Dilarang Merokok' dan diberitahu, para pengunjung dan penunggu pasien masih terus saja merokok dan seolah tidak peduli sedang berada di rumah sakit. Hasilnya banyak puntung dan abu rokok bertebaran di sekeliling rumah sakit. 2. Didapatkan banyak pengunjung yang merokok di RSUD Karanganyar adalah disaat jam berkunjung antara pukul 17.00-19.00. 3. Adanya ketidak pedulian petugas rumah sakit (satpam) terdadap perilaku merokok di RS, belum ada petugas khusus yang mengingatkan tentang dilarang merokok di RS. 4. Masih ada petugas kesehatan yang merokok di RS saat berdinas. 5. Belum adanya himbauan larangan merokok lewat media audio visual. 6. Belum adanya peraturan direktur tentang larangan merokok di RS. 7. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap perokok di RS. 8. Adanya beberapa pasien dengan masih terpasang infus sambil merokok di koridor RS.
M. Angka Kejadian Merokok di RSUD Karanganyar Penelitan ini dilakukan di RSUD Karanganyar bertempat di depan, antara bangsal Dahlia dan Kenanga pada tanggal 10-20 Maret 2014. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik observasional . Sample merupakan pengunjung yang bertempat di depan, antara bangsal Dahlia dan Kenanga yang diambil pada jam-jam tertentu (pukul 09.00, 16.00, 19.00, 21.00 WIB) 09.00 16.00 19.00 21.00 10-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 5 7 4 Laki-Laki(tidak merokok) 2 3 8 2 Wanita 4 7 9 1 Anak 1 4 6 1 11-03-2014 Laki-laki (merokok) - 6 5 3 Laki-Laki(tidak merokok) 3 2 1 3 Wanita 6 6 9 5 Anak 2 3 4 2 12-03-2014 Laki-laki (merokok) 2 6 10 5 Laki-Laki(tidak merokok) 2 3 4 1 Wanita 1 5 8 4 Anak - 5 4 - 13-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 6 8 6 Laki-Laki(tidak merokok) 4 3 9 4 Wanita 1 5 5 4 Anak 2 4 2 3 14-03-2014 Laki-laki (merokok) 4 2 7 5 Laki-Laki(tidak merokok) 2 4 6 4 Wanita 3 4 8 4 Anak - 2 5 2 15-03-2014 Laki-laki (merokok) 4 5 6 7 Laki-Laki(tidak merokok) 1 6 4 12 Wanita 1 5 7 5 Anak 1 3 5 3 16-03-2014 Laki-laki (merokok) 2 4 8 8 Laki-Laki(tidak merokok) 2 4 6 7 Wanita 2 7 12 6 Anak - 2 5 2 17-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 4 11 9 Laki-Laki(tidak merokok) - 4 13 15 Wanita 3 5 9 7 Anak 1 3 8 4 18-03-2014 Laki-laki (merokok) - 6 9 6 Laki-Laki(tidak merokok) 2 3 9 9 Wanita 1 8 10 10 Anak 2 - 7 2 19-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 4 9 5 Laki-Laki(tidak merokok) 2 3 15 5 Wanita - 6 13 6 Anak - 4 7 - 20-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 5 10 6 Laki-Laki(tidak merokok) - 3 11 8 Wanita 4 6 11 4 Anak 1 3 7 -
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan terdapat 17 sample yang merokok pada pukul 09.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, terdapat 53 sample pada pukul 16.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, 90 sample pada pukul 19.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, dan 64 sample pada pukul 21.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014. Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan apabila angka kejadian merokok di RSUD Karanganyar meningkat seiring meningkatnya waktu yaitu mulai pukul 09.00-19.00 dan menurun pada pukul 21.00. Jumlah terbanyak terjadi pada pukul 19.00 yaitu jam-jam berkunjung (19.00-21.00) dan berkurang pada jm 21.00 yaitu pada jam berkunjung selesai.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 1. Angka kejadian merokok di RSUD Karanganyar masih banyak. 2. Masih sedikit rasa kepedulian yang timbul di dalam lingkungan RSUD untuk menerapkan UU tentang larangan merokok di tempat umum khususnya di lingkungan RS. 3. Resiko untuk terpapar asap rokok terhadap pasien, karyawan dan pengunjung, maka pihak RS harus segera melakukan larangan yang konkrit. B. Saran 1. Pimpinan rumah sakit perlu segera menyadari tentang bahaya rokok terhadap pasien yang dirawat di RS, Karyawan dan lingkungan RS 2. Direktur rumah sakit harus tunduk terhadap UU kesehatan tentang larangan merokok di RS dengan segera membuat peraturan direktur tentang larangan merokok di RS 3. Melakukan sosialisasi UU kesehatan dan peraturan direktur kepada seluruh karyawan RS dan pengunjung pasien serta pasien. Sosialisasi bisa dilakukan dengan pesan-pesan audio tentang larangan merokok di RS setiap 2 jam 4. Membentuk petugas khusus di RS untuk melakukan edukasi kepada para karyawan, pengunjung atau pasien yang kedapatan merokok dengan cara gerakan permenisasi RS (mengganti rokok dengan permen) secara tekhnis rokok dikumpulkan di tempat petugas kemudian bisa diambil saat pengunjung pulang. 5. Peraturan pasien Pasien dan keluarga pasien dilarang membawa rokok di RS Dalam lembar persetujuan mondok ada klausul bahwa keluarga pasien/ yang membesuk dilarang merokok atau membawa rokok di RS Apa bila pengunjung / pembesuk / keluarga pasien / pasien kedapatan membawa rokok atau merokok bersedia menyerahkan rokoknya kepada petugas dan bisa diambil kembali setelah meninggalkan RS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen kesehatan. 2004. Fakta Tembakau Indonesia : Data Empiris untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau. 2. Smoking and Womens Health : a Report of the Surgeon Geeral. Atlanta. Office on Smoking and Health, 2001. 3. Widyastuti. Angka Kematian Bayi Meningkat Akibat Ayah Merokok. http://berita-lampung.com diakses tanggal 9 mei 2012. 4. Richard DSemba, Leah M Kalm, Saskia de Pee, Michelle O Ricks, Mayang sari and Martin W Bloem. Paternal Smoking is Families in Indonesia, Public Health Nutrition, Januari 2007. 5. California Environment Protectin Agency. Proposed Identification of Environmental Tobacco Smoke as a toxic Air Contaminant, SRP Approved Version. Part B : Health Effect. 6. Lyon, internasional Agency for Research on cancer. Tobacco Smoke and Involuntary Smoking : Summary data reported and Evaluation, 2004 IARC Monograph. Vol. 831.