Anda di halaman 1dari 31

REFRAT STASE ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN

Angka Kejadian Merokok Di RSUD Karanganyar


Pembimbing :
dr. Sutiyono Sp.OG(K)

Disusun Oleh :
Fitria Ratna Ayuningtyas J 500090026
Niswatus Saadah J 500090085

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN
KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
REFRAT STASE ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
Angka Kejadian Merokok Di RSUD Karanganyar

Disusun Oleh :
Fitria Ratna Ayuningtyas J 500090026
Niswatus Saadah J500090085

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Pembimbing :
dr. Sutiyono Sp.OG(K) (..........................................)

Dipresentasikan dihadapan :
dr. Sutiyono Sp.OG(K) (..........................................)


Disahkan Ka Program Profesi :
dr. Dona Dewi Nirlawati (.........................................)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO menyatakan bahwa 1,1 miliyar manusia didunia merupakan
seseorang yang berpredikat atau memiliki kebiasaan merokok. Dan sebesar 4 juta
jiwa mengalami kematian akibat merokok setiap tahunnya.Dan sebagian besar 70%
yakni berada pada negara berkembang seperti di Indonesia.Saat ini Indonesia
menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan
India. Data tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok saat ini sebesar 34,7%, dari
jumlah tersebut 76,6% merokok di dalam rumah bersama anggota keluarga yang
lain.
1

Menurut SKRT jumlah perokok aktif di Indonesia sebesar 75% dari jumlah
penduduk kita. Sekitar 44% merokok dilakukan oleh anak-anak remaja berusia 10-19
tahun dan sebesar 30-37% perokok tersebut berusia 20-29 tahun. Menurut data POM
sekitar 500 ribu orang di Indonesia terserang penyakit akibat rokok.Dari kasus
kematian yang ditemukan sebesar 17, 8 % terserang penyakit kanker paru. Dari
penelitian epidemiologi terbaru yang dilakukan oleh Jeffrey Brown, M.D yang
mengemukakan bahwa remaja yang merokok setiap hari sebanyak 2 batang 50 %
darinya akan menjadi pecandu rokok dan jika sudah menjadi pecandu rokok maka
20% akan menjadi pecandu narkoba. Proporsi penduduk dewasa yang merokok
sebesar 31,8 persen. Sementara itu, proporsi penduduk perokok yang mulai merokok
pada usia di bawah 20 tahun meningkat dari 60 persen (1995) menjadi 68 persen
(2001).
2

Rokok merupakan satu-satunya penyebab kematian utama yang bersifat
preventable. Tingkat prevalensi merokok di kalangan pelajar sekolah menengah atas
berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 23,9%
pelajar sekolah menengah atas di Amerika Serikat menggunakan produk-produk
tembakau, dimana 17,2% diantara siswa sekolah menengah atas tersebut merokok
jenis sigaret.
2

Program antirokok dan bebas tembakau berbasis sekolah di beberapa tempat
di Amerika menunjukkan efektifitasnya dalam menurunkan angka inisiasi
penggunaan tembakau, khususnya jika hal ini dikombinasikan dengan berbagai
program komunitas yang didalamnya melibatkan mass-media dalam kampanye
antirokok dan program bebas tembakau. Untuk wilayah regional Asia, beberapa
negara seperti Bangladesh, India, Myanmar, Thailand, merupakan contoh kasus
bagaimana program antirokok dan bebas tembakau.
Total penerimaan negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 triliun
sedangkan total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk tembakau adalah Rp 127,4
triliun. Biaya itu sudah termasuk biaya kesehatan, pengobatan dan kematian akibat
tembakau.
Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008). Insidensi perokok
pada perempuan, pada tahun 2007 perempuan perokok dewasa meningkat 4 kali lipat
dari 1,3% menjadi 5,2% selama kurun waktu 2001 2007. Bagi ibu hamil yang
menjadi perokok pasif, ia rentan untuk mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi
kurang gizi, pertumbuhan terganggu bayi dan bayi lahir premature.
2

Menurut Widyastuti Soerojo dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat di
Universitas Indonesia mengatakan bahwa Angka Kematian bayi di kota dengan ayah
merokok 6,3 persen, sedangkan pada ayah tak merokok 5,3 persen, sedangkan
kematian bayi di desa dengan ayah merokok 9,2 persen sedangkan pada ayah tak
merokok 6,4 persen. Sedangkan kematian balita di kota dengan ayah merokok 8,1
persen sedangkan pada ayah tidak merokok 6,6 persen, sedangkan kematian balita di
desa dengan ayah merokok 10,9 persen sedangkan pada ayah tak merokok 7,6
persen.
3

Dalam Al Quran disebutkan :

Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah. Karena sesungguhnya
Allah menyukai orang berbuat baik. (Q.S. Al Baqoroh: 195).
Dalam ayat ini menerangkan bahwa merokok sebagai salah satu hal yang buruk,
terutama bagi kesehatan, sehingga dianggap juga sebagai perbuatan yang menganiaya
diri sendiri dari kebinasaan.
Dari keterangan diatas kami sebagai dokter muda di RSUD Karanganyar,
sering mengamati bahwa kurangnya kesadaran penunggu dan pengunjung pasien di
RSUD Karanganyar mengenai bahaya rokok. Sering kami menemui dan melihat para
pengunjung dan penunggu pasien merokok di area rumah sakit. Kami mengambil
data dengan sampel yang kami ambil di sekitar ruang kenanga dan ruang dahlia
RSUD Karanganyar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dampak rokok terhadap ibu hamil, janin, dan anak
2. Untuk mengetahui angka kejadian merokok di RSUD Karang anyar
3. Untuk meningkatkan upaya larangan merokok khusunya di RSUD Karang
anyar



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan
atau tanpa bahan tambahan (PP no.19 2003). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan
berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam
kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung walaupun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi .
Menurut Sitepoe (2000), merokok adalah membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke,
sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap
rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke yang
mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Kesimpulan dari perilaku merokok
dengan merujuk pada definisi-definisi diatas adalah aktivitas membakar tembakau
dan menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau langsung
dari rokoknya (mainstream smoke), kemudian menghembuskan kembali asap tersebut
ke udara (sidestream smoke).

B. Kandungan Dalam Rokok
Bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang
lebih 4000 eleman-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO2. Selain itu, dalam sebatang
tembakau juga mengandung bahan-bahan kinia lain yang juga sangat beracun. Zat-zat
beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang
tembakau dapat mencapai 3 % - 6 %, dan gas ini dapat di hisap oleh siapa
saja.Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu
arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu
perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar.
2. Nikotin
Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif
sehingga perokok akan merasa kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi
dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah
sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah
ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 mL nya.
3. Tar
Adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/ batang. Tar
merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan
nafas dan paru-paru.
4. Kadmium, adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal
5. Amoniak
Merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen,
zat ini mempunyai bau yang sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang
terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran
darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.


6. HCN/ Asam Sianida
HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar,
dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran
pernafasan.
7. Nitrous Oxide
Nitros Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila
terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit. Nitrous
Oxide ini pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat melakukan
operasi oleh dokter.
8. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong
sebagai pengawet dan pembasmi hama. das ini juga sangat beracun terhadap
semua organism hidup.
9. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi
beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat
ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga
menghalangi aktivitas enzim.
10. Asetol, adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan
alkohol.
11. H2S (Asam Sulfida)
Asam sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar
dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim.
12. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini
dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh
hama.

13. Metil klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat zat bervalensi satu dengan
hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik yang beracun.
14. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan
kematian.
15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan
sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam
asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene, Dibeno (a,h) anthracene, dan
Benz (a) anthracene. Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung
membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyawa tersebut
merupakan penyebab tumor.
16. N- nitrosamine
N - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau
mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina
(VNA) dan Tobacco NNitrosamina. Hampir semua Volatile N- Nitrosamina
ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau. Jenis adap
tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.










C. Komposisi Asap Rokok
Asap rokok merupakan kompleks campuran beberapa ribu komponen kimia
beberapa dalam konsentrasi yang sedikit yang merupakan hasil dari pembakaran
dari bahan dari produk tembakau. Hasilnya termasuk getah tembakau (tar) dan gas-
gas lainnya. Hal yang paling penting adalah nikotin (zat adiktif). Campuran gas inilah
yang secara konstan bereaksi dengan gas di atmosfer dengan bantuan sinar ultraviolet.
Hal ini menyebabkan komposisi kimianya selalu berubah setiap saat.
Sampai sekarang ini, asap rokok diketahui mengandung lebih dari empat ribu
zat kimia. Namun, komposisi dan konsentrasi zat kimia tersebut dalam asap rokok
tergantung pada jenis tembakau, kertas ventilasi dan filter yang digunakan serta cara
menghisap rokok. Jumlah zat kimia dalam asap rokok sendiri bukan merupakan hal
yang paling penting karena yang menjadi masalah adalah toksisitas dan konsentrasi
dari zat kimia tersebut.
Asap rokok terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Asap mainstream
Asap ini dibentuk ketika perokok menginhalasi udara melalui rokok.
2. Asap Sidestream
Asap ini dibentuk ketika tembakau dalam keadaan terbakar namun asap tidak
diinhalasi oleh perokok. Zat toksin pada asap sidestream memiliki konsentrasi
yang lebih tinggi dibandingkan asap mainstream dan 85% dari asap rokok
merupakan hasil dari asap sidestream.
Adapun hasil uraian dari komposisi asap rokok baik jenis mainstream maupun
sidestream dalam Labstat International ULC Offerings (2008) yaitu nikotin, karbon
monoksida, hidrogen sianida, amonia, nitrogen, logam- logam, merkuri, serta
golongan-golongan kimia seperti karbonil, phenolics, benzo[a]pyrene, aromatik, gas
volatil dan gas semi-volatil. Pada jurnal tersebut, semua zat toksik dalam asap rokok
terdeteksi dalam jaringan dan urin, sedangkan beberapa lainnya terdeteksi dalam
plasma, serum ataupun saliva. Setiap zat yang diuraikan diatas telah diteliti dan
kebanyakan dari zat tersebut merupakan karsinogen.
D. Tipe Perokok
Menurut Dariyo (2003)
6
, tipe perokok ada dua jenis, yaitu
1. Perokok aktif (active smoker)
Perokok aktif adalah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok.
Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tak enak kalau
sehari tak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya.
Jumlah rokok yang dihisap perhari berkisar 1 sampai 40 batang
7
.
2. Perokok pasif
Perokok pasif adalah Individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun
terpaksa harus menghisap asap rokok yang diembuskan orang lain yang
kebetulan didekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berniat dan tidak
mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok, mereka tidak merasakan
apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya. Perokok pasif dianggap sebagai
korban dari perokok aktif.

E. Dampak Perilaku Merokok
Rokok mengandung zat berbahaya yang terdapat juga di NAPZA, yaitu Nikotin.
Nikotin memiliki efek candu yang sangat hebat. Nikotin yang dihisap melalui
merokok menyebar dengan begitu cepat. Dari paru-paru hingga mencapai otak hanya
memakan waktu tujuh detik lamanya. Sesampainya di otak nikotin akan merangsang
pelepasan dopamin, yakni zat dalam saraf yang berperan menghadirkan rasa bahagia.
Nikotin menstimulasi produksi dopamin secara berlebihan, membuat tubuh terasa
rileks. Bahayanya, ketika konsentrasi dopamin menurun, orang bisa merasa gelisah.
Akhirnya, konsumen mengkonsumsi rokok agar kembali santai. Lama-kelamaan
tubuh akan meminta asupan nikotin dengan kadar makin meningkat. Hal ini membuat
konsumen tidak punya pilihan bebas lagi dan akan menyebabkan kecanduan
Menurut WHO (2001), 80 % perokok di dunia ingin berhenti merokok, namun
hanya 2 % yang berhasil tanpa bantuan. Disebutkan juga bahwa 82 % perokok remaja
13-15 tahun yang ingin berhenti merokok, 92 % mencoba tapi gagal.
Fakta ilmiah membuktikan rokok menyebabkan kanker paru, risiko penyakit
kardiovaskular, aterosklerosis, penyakit jantung koroner. Transmisi unsur
karsinogenik dapat menyebabkan (1). Kelahiran prematur 2). Gangguan
perkembangan postnatal dan 3) fetal hypoxemia melalui reduksi darah dari plasenta.
Bahaya Yang di Timbulkan oleh Rokok
1. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini
karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap
rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal.
Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan
meninggal akibat kanker paru.
2. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi
menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi
karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.
3. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara.
Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun
dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker
payudara.
4. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok.Hal
ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus
menular seksual.


5. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus
sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker
esofagus telah dikaitkan dengan merokok.
6. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa asap yang
tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
7. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau
akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya
lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut
jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring
keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel
ginjal.Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.
8. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali
lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak
merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat
lebih besar.
9. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati
tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
10. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil
oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah
lebih banyak.Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi,
maka bisa menyebabkan serangan jantung.
11. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.
12. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa
disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya
jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.
13. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang
sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh
rokok.Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat
kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan
banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).
14. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan
risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak
pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran
darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi,
maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di
tubuh.
15. Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti tekanan
darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma dan radang
saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi makula (hilangnya
penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan,
menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan sariawan di usus serta
merusak penampilan.



F. Bahaya Rokok dan Asap Rokok pada Ibu Hamil
Merokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi ibu
hamil. Zat aditif merupakan zat berbahaya yang terkandung dalam rokok bisa
beresiko tinggi untuk kesehatan. Bagi anda yang merencanakan kehamilan,
sebaiknya jauhi rokok kurang lebih 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan.
Berikut merupakan 4 bahaya rokok bagi ibu hamil dan janin.
1. Keguguran
Bahaya rokok bagi ibu hamil bisa mengakibatkan keguguran. Akibatnya,
kehamilan yang sudah direncanakan bisa gagal karena asap rokok. Zat
yang terkandung dalam asap rokok bisa membahayakan janin dalam perut.
Perokok aktif maupun pasif sama bahayanya. Maka dari itu, jauhi rokok
jika anda ingin mempercepat kehamilan.
2. Berat bayi di bawah rata-rata atau rendah
Nikotin dan rokok yang masuk ke tubuh ibu hamil akan mempengaruhi
jumlah dan kualitas oksigen yang diterima bayi dalam kandungan. Nikotin
memiliki efek mempersempit pembuluh darah plasenta menyebabkan bayi
kekurangan oksigen untuk tumbuh dan membatasi jumlah nutrisi yang
dibutuhkan janin. Hal tersebut menyebabkan bayi terlahir sangat kurus,
hal tersebut merupakan bahaya rokok bagi ibu hamil.
3. Kurang konsentrasi
Bahaya rokok bagi ibu hamil berpengaruh pada bayi yang sudah
dilahirkan. Bayi akan lahir dengan perilaku hiperaktif, dan kurang
konsetrasi. Dan hal tersebut disebabkan oleh penyempitan pembuluh
plasenta.
4. Lahir prematur
Jika bayi tidak mengalami kematian saat masih dlam perut, maka bayi
tersebut akan mengalami kelahiran prematur akibat ibu yang merokok saat
hamil. Saat minggu pertama kehamilan, bayi umumnya tidak akan
berkembang secara normal akibat kurangnya oksigen dan nutrisi yang
masuk. Hal ini menyebabkan sistem dalam tubuh ibu hamil secara
otomatis melakukan penoakan terhadap kehamilan dan akibat yang sering
terjadi adalah keguguran. Hal tersebut merupakan bahaya rokok bagi ibu
hamil.
Banyak perempuan hamil yang tidak merokok tapi terkena dampaknya akibat
sering terpapar oleh asap rokok dari sekitarnya. Terdapat 10 bahaya yang terjadi jika
ibu hamil kena asap rokok, yaitu :
1. Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada bayi
yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir
2. Berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena
racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber
nutrisi bagi bayi
3. Asap rokok bisa meningkatkan risiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS
(Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan dengan bayi yang tidak
terpapar asap rokok
4. Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan
memperlambat pertumbuhan paru-paru
5. Asap rokok selama hamil bisa menyebabkan perubahan dalam struktur DNA
bayi yang nantinya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya
6. Mengganggu pertumbuhan otak janin selama di dalam kandungan, serta
berisiko mengalami keterbelakangan mental
7. Sering terpapar asap rokok bisa membuat bayi lahir prematur yang umumnya
memiliki perkembangan organ tubuh yang belum sempurna
8. Meningkatkan risiko bayi yang dikandung memiliki asma
9. Meningkatkan risiko bayi lahir cacat seperti bibir sumbing akibat adanya
kelainan pada sperma sang ayah yang perokok
10. Pengaruh asap rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung
bawaan hingga keguguran

G. Bahaya Rokok Bagi Anak
Saat ini, para pelajar sudah tidak lagi sungkan untuk memegang rokok, dan
kemudian menghisapnya secara bebas di lingkungan sekolah dan rumah mereka.
Sebagian besar dari mereka belum menyadari tentang bahaya merokok yang semakin
dekat dan kemudian menggerogoti kesehatan dan beragam hal lain. Terdapat 3
bahaya merokok bagi anak yang wajib untuk diwaspadai dan segera dicegah
1. Kesehatan
Dalam konteks ini, tentu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi bahaya merokok
bagi kesehatan. Yang kita ketahui adalah bahwa rokok mengandung zat
berbahaya yang sangat memburukkan kualitas kesehatan. Beragam zat
berbahaya tersebut adalah:
a. Nikotin yang merupakan zat candu
b. Tar yang menyebabkan kanker
c. Karbon monoksida, sebuah zat beracun
d. Amonia yang biasa digunakan pada pencuci lantai
e. Acetone, zat yang ada di dalam cat
f. Polonium-201, sebuah bahan radioaktif berbahaya
g. Arsenik, zat racun
2. Sosial
Anak atau pelajar yang merokok biasanya akan mendapatkan masalah sosial
serta kejiwaan. Dalam konteks sosial, pelajar yang merokok cenderung dijauhi
oleh teman-temannya karena kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Orang lain
juga akan memandang sinis perilaku tersebut dan membuat anak dikucilkan
dari lingkungan pergaulan. Pengucilan tersebut tentu saja bisa membuat mereka
mempunyai jiwa pemberontak, pemarah, dan sulit untuk bergaul ke banyak
orang.
3. Ekonomi
Dampak ekonomiyang dirasakan oleh anak bisa bertahap dari waktu ke waktu.
Mungkin ada awalnya ia hanya menginginkan satu batang rokok setiap hari,
namun porsinya tentu terus bertambah. Dari satu batang rokok bisa menjadi
satu bungkus rokok setiap hari apabila mereka telah merasa kecanduan dan
tidak bisa meninggalkan rokok tersebut. Mereka bisa mencuri uang untuk
membeli rokok. Banyak perokok yang menghabiskan biaya makan mereka jauh
lebih besar dibandingkan biaya membeli rokok itu sendiri.

H. Bahaya Rokok pada Janin
Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada bayi
dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka
kejadian untuk SGA (small for gestational age) adalah 7% dan 10%-15% adalah
janin dengan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat).
Pertumbuhan Janin Terhambat adalah janin yang memiliki berat kurang dari 90 %
dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada
umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (at
term, >37 minggu). Small for gestational age (SGA), di mana bayi mempunyai berat
badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal dan berada di bawah
presentil ke-7.
A. Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
b. Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7
2. Tidak adanya proses patologis.
Ada dua bentuk PJT yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress yang
lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih di bawah
gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress subakut.
Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir.
Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak
sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi
kelihatan kurus dan lebih panjang.
Salah satu faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan adalah
konsumsi rokok.Rokok mengandung unsur yang merugikan, diantaranya adalah
nikotin, dan adanya oksidan serta gas CO saat di gunakan, hal ini merupakan sebuah
pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin).Berbagai macam zat
yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat
menyebabkan IUGR
Hasil penelitian dari turki adalah berat lahir rendah dan tingkat kelahiran
prematur lebih tinggi padaibu perokok (masing-masing n = 15 [30,6%], dan n = 12
[24,5%],) dan kelompok ayah perokok (masing-masing n = 52 [22.4%] dan n = 54
[23,3%],). Dapat disimpulkan bahwa Ibu yang merokok merupakan faktor risiko
utama untuk melahirkan bayi prematur, berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin
terhambat, dan kematian intrauterine, tetapi ayah yang merokok juga membawa
risiko bagi janin. Selama kehamilan, kita harus memberitahu orang tua (ibu hamil dan
pasangannya) tentang efek samping, tidak hanya kepada ibu hamil , tetapi juga dari
ayah yang perokok.
Saat menghisap asap rokok, ribuan senyawa kimia akan masuk ke dalam paru-
paru kemudian menyeberang ke vaskularisasi sistemik. Senyawa tersebut lalu beredar
ke seluruh tubuh, termasuk ke dalam plasenta dan sirkulasi janin. Senyawa kimia
yang ada dalam asap rokok antara lain karbon monoksida, nikotin, timah, hidrogen
sianida. Hal ini menyebabkan stess oksidatif dan hipoksia jaringan yang dapat
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan janin intera uteri.
Dalam sebuah studi/penelitian didapatkan kesimpualan bahwa wanita hamil
yang merokok dapat mempengaruhi perkembangan prakelahiran, kelahiran dan
perkembangan pasca kelahiran secara negatif (Pringle dkk, 2005). Kelahiran sebelum
waktunya dan berat badan lahir rendah, kematian janin dan bayi yang baru lahir,
masalah pernapasan, dan sudden infant death syndrome (SIDS) semuanya lebih
umum dan sering terjadi pada keturunan yang ibunya merokok selama kehamilan
Dalam studi yang lain, kontak prakelahiran dengan perokok berat telah
dihubungkan dengan gejala menarik diri dari nikotin pada bayi yang baru lahir.
(Godding dkk, 2004). Studi lainnya menghubungkan kontak kontak perdebatan
dengan perokok dengan keterampilan bahasa dan kognitif yang buruk pada usia 4
tahun (Fried & Watkinson, 1990). Masih studi yang berhubungan, mengungkap
hubungan antara perilaku merokok pada ibu selama kehamilan dan angka ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang meningkat pada hampir 3000 anak
berusia 5 hingga 16 tahun.
Demikian hasil penelitian yang dapat mengganggu pertumbuhan janin intra
uteri, melahirkan bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian intrauterine
dan berefek pada perkembangan masa balita. Diantaranya mengalami keterampilan
bahasa dan kognitif yang buruk pada usia balita, berisiko mengalami ADHD pada
anak usia 5-16 tahun.

I. Undang-Undang yang Mengatur tentang Rokok
Pemerintah Indonesia telah menyusun beberapa peraturan terkait dengan upaya
pengendalian udara akibat asap rokok serta pengembangan Kawasan Tanpa Rokok
seperti UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang di dalamnya mengatur
Kawasan Tanpa Rokok. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok dan percepatan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok di daerah serta
PP Nomor 19 tahun 2003 yang menyatakan perlunya tercipta kawasan bebas rokok
pada tempat tempat yang menjadi akses umum dan berbagai peraturan lainnya.
Kawasan yang mencakup KTR diantaranya adalah area bermain anak, tempat umum,
sarana kesehatan, tempat kerja, tempat belajar mengajar, tempat ibadah dan
angkutan umum.
Dalam pengendalian konsumsi rokok, banyak daerah yang telah melakukan
inisiatif pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai salah satu upaya
efektif dalam pengendalian konsumsi rokok dan melindungi perokok pasif dari
bahaya asap rokok, seperti DKI Jakarta, Bali, Bandung, dan lainnya. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok telah banyak diupayakan oleh berbagai pihak baik
lembaga/instansi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Namun pada
kenyataannya upaya yang telah dilakukan tersebut jauh tertinggal dibandingkan
dengan penjualan, periklanan/promosi dan atau penggunaan rokok. Untuk itu
diupayakan berbagai upaya dan strategi baru yang lebih efektif dalam
penanggulangannya seperti peningkatan cukai rokok, pengaturan iklan, pengetatan
produksi dan distribusi rokok serta peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya
rokok bagi kesehatan.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif. Salah satu diantaranya adalah nikotin yang
terkandung dalam rokok. Produk yang mengandung Tembakau padat ataupun cair
adalah Zat Adiktif (pasal 113 ayat 2 UU Kesehatan RI No. 36/ 2009). Setiap orang
yang memproduksi atau memasukan rokok ke wilayah Indonesia wajib
mencantumkan peringatan kesehatan (pasal 114). Kemudian, pasal 199 disebutkan
bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak mencantumkan
peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana dimaksud dalam pasal 114
dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
Sedangkan hal yang menentang adanya perokok adalah Hak anak atas hidup,
tumbuh kembang, perlindungan dan Partisipasi secara wajar (Pasal 4 UU
Perlindungan Anak No.23/2007). UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002
disebutkan bahwa anak korban zat adiktif merupakan katagori anak yang
membutuhkan perlindungan khuus (Pasal 59). Negara Wajib melindungi anak dari zat
adiktif (pasal 59). Perlindungan anak dari zat adiktif dilakukan melalui upaya
pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi (Pasal 67)
4
. Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang, dan perlindungan dari
berbagai bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28 B ayat 2 UUD 1945)

J. Fatwa MUI tentang Rokok
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa kontroversial. Melalui
Ijtima` Ulama Komisi Fatwa MUI ke III, 24-25 Januari 2009, di Sumatera Barat,
ditetapkan bahwa merokok adalah haram bagi anak-anak, ibu hamil, dan dilakukan di
tempat-tempat umum. Sebagai bentuk keteladanan, diharamkan bagi pengurus MUI
untuk merokok dalam kondisi yang bagaimanapun. Alasan pengharaman ini karena
merokok termasuk perbuatan mencelakakan diri sendiri. Merokok lebih banyak
mudaratnya ketimbang manfaatnya (itsmuhu akbaru min naf`ihi).
Menimbang bahaya rokok lebih besar dari manfaatnya, maka rokok otomatis
haram mutlak. Premis ini dianalogikan pada ayat Al-Quran yang berbicara tentang
minuman keras (khamr). Diakui, minuman keras memiliki manfaat, tapi bahayanya
lebih besar (Al-Baqarah: 219). ''bahaya harus dibuang'' (al-dharar yuzal) dan kaidah
''mencegah bahaya harus didahulukan ketimbang mewujudkan maslahat'' (dar'ul
mafasid muqaddam 'ala jalbil mashalih). Sedangkan dalam statment lain adalah
makan dan minum bukan hanya sekedar halal namun juga tayib.

K. Fatwa PP Muhamadiyah tentang Rokok
Penetapan hukum haram pada aktifitas merokok yang ditetapkan oleh Majelis
Tarjih Muhammadiyah pada 8 Maret 2010. Pada prinsipnya dalam metode penetapan
hukum Islam ada kesepakatan bahwa hal yang membahayakan harus dihindari.
Dalam hal merokok, jika memang bahayanya pasti bagi seseorang maka haram
ditetapkan dalam kerangka melindungi diri dan menghindari bahaya.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengeluarkan
fatwa baru terhadap hukum merokok. Setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok
melalui Haloqoh Fiqih Pengendalian Tembakau di Gedung PD Muhammadiyah Kota
Yogyakarta, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berkesimpulan bahwa
merokok secara syariah Islam masuk dalam kategori haram. Kita sudah
mengeluarkan surat fatwa haram Nomor 6//SM/MTT/III/2010. Muhammadiyah
sudah mengharamkan rokok, (Sumber : Prof.Dr. Syamsul Anwar, Ketua Majelis
Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah).
Merokok hukumnya adalah haram karena:
1. merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khabi yang dilarang
dalam QS. 7: 157,
2. perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan
dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga oleh
karena itu bertentangan dengan larangan al-Quran dalam Q. 2: 195 dan 4: 29,
3. perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan
asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah
disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi dan oleh karena itu
merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam hadis Nabi saw bahwa
tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain,
4. rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang
membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu
kemudian sehingga oleh karena itu perbuatan merokok termasuk kategori
melakukan suatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan
hadis Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan
melemahkan.
5. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang
sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelajaan uang untuk rokok
berarti melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang dilarang dalam Q.
17: 26-27,
Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah yaitu (1)
perlindungan agama (2) perlindungan jiwa/raga, (3) perlindungan akal, (4)
perlindungan keluarga , dan (5) perlindungan harta.
Mereka yang belum atau tidak merokok wajib menghindarkan diri dan
keluarganya dari percobaan merokok sesuai dengan Q. 66: 6 yang menyatakan,
Wahai orang-orang beriman hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.
Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan upaya dan
berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhenti dari kebiasaan
merokok dengan mengingat Q. 29: 69, Dan orang-orang yang bersungguh-
sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik, dan Q. 2: 286, Allah tidak akan membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya; ia akan mendapat hasil apa yang ia
usahakan dan memikul akibat perbuatan yang dia lakukan; dan untuk itu
pusat-pusat kesehatan di lingkungan Muhammadiyah harus mengupayakan
adanya fasilitas untuk memberikan terapi guna membantu orang yang
berupaya berhenti merokok.

L. Hasil observasi di RSUD Karanganyar mengenai Rokok
Merokok di rumah sakit adalah perbuatan terlarang di rumah sakit manapun di
dunia ini. Meskipun sudah diberi tanda 'Dilarang Merokok' dan diberitahu, para
pengunjung dan penunggu pasien masih terus saja merokok dan seolah tidak peduli
sedang berada di tempat umum dan apabila diingatkan tidak boleh merokok biasanya
mereka akan segera mematikan dan membuang rokok tersebut tetapi tidak selang
berapa lama sudah didapatkan merokok lagi. Terkadang didapatkan dari mereka
apabila diingatkan akan membantah dengan alasan merokok untuk dirinya sendiri dan
tidak menggangu orang lain karena sedang stress supaya pikiran bisa lebih rileks.
Hasilnya banyak puntung dan abu rokok bertebaran di sekeliling rumah sakit.
Didapatkan banyak pengunjung yang merokok di RSUD Karanganyar adalah
disaat jam berkunjung antara pukul 17.00-19.00 dimana pengunjung sedang ramai-
ramainya. Dimana pada saat yang bersamaan didapatkan banyak wanita dan anak-
anak yang berada di kawasan tersebut sehinggga mereka secara tidak langsung
menghirup asap rokok.
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat, meskipun sudah diberi tanda
'Dilarang Merokok' dan diberitahu, para pengunjung dan penunggu pasien
masih terus saja merokok dan seolah tidak peduli sedang berada di rumah
sakit. Hasilnya banyak puntung dan abu rokok bertebaran di sekeliling
rumah sakit.
2. Didapatkan banyak pengunjung yang merokok di RSUD Karanganyar
adalah disaat jam berkunjung antara pukul 17.00-19.00.
3. Adanya ketidak pedulian petugas rumah sakit (satpam) terdadap perilaku
merokok di RS, belum ada petugas khusus yang mengingatkan tentang
dilarang merokok di RS.
4. Masih ada petugas kesehatan yang merokok di RS saat berdinas.
5. Belum adanya himbauan larangan merokok lewat media audio visual.
6. Belum adanya peraturan direktur tentang larangan merokok di RS.
7. Belum adanya sanksi yang tegas terhadap perokok di RS.
8. Adanya beberapa pasien dengan masih terpasang infus sambil merokok di
koridor RS.

M. Angka Kejadian Merokok di RSUD Karanganyar
Penelitan ini dilakukan di RSUD Karanganyar bertempat di depan, antara
bangsal Dahlia dan Kenanga pada tanggal 10-20 Maret 2014. Cara pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik observasional .
Sample merupakan pengunjung yang bertempat di depan, antara bangsal Dahlia
dan Kenanga yang diambil pada jam-jam tertentu (pukul 09.00, 16.00, 19.00, 21.00
WIB)
09.00 16.00 19.00 21.00
10-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 5 7 4
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 3 8 2
Wanita 4 7 9 1
Anak 1 4 6 1
11-03-2014 Laki-laki (merokok) - 6 5 3
Laki-Laki(tidak
merokok)
3 2 1 3
Wanita 6 6 9 5
Anak 2 3 4 2
12-03-2014 Laki-laki (merokok) 2 6 10 5
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 3 4 1
Wanita 1 5 8 4
Anak - 5 4 -
13-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 6 8 6
Laki-Laki(tidak
merokok)
4 3 9 4
Wanita 1 5 5 4
Anak 2 4 2 3
14-03-2014 Laki-laki (merokok) 4 2 7 5
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 4 6 4
Wanita 3 4 8 4
Anak - 2 5 2
15-03-2014 Laki-laki (merokok) 4 5 6 7
Laki-Laki(tidak
merokok)
1 6 4 12
Wanita 1 5 7 5
Anak 1 3 5 3
16-03-2014 Laki-laki (merokok) 2 4 8 8
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 4 6 7
Wanita 2 7 12 6
Anak - 2 5 2
17-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 4 11 9
Laki-Laki(tidak
merokok)
- 4 13 15
Wanita 3 5 9 7
Anak 1 3 8 4
18-03-2014 Laki-laki (merokok) - 6 9 6
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 3 9 9
Wanita 1 8 10 10
Anak 2 - 7 2
19-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 4 9 5
Laki-Laki(tidak
merokok)
2 3 15 5
Wanita - 6 13 6
Anak - 4 7 -
20-03-2014 Laki-laki (merokok) 1 5 10 6
Laki-Laki(tidak
merokok)
- 3 11 8
Wanita 4 6 11 4
Anak 1 3 7 -


Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan terdapat 17 sample yang
merokok pada pukul 09.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, terdapat 53
sample pada pukul 16.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, 90 sample
pada pukul 19.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014, dan 64 sample pada
pukul 21.00 dalam rentan waktu 10-20 Maret 2014.
Berdasarkan penelitian diatas disimpulkan apabila angka kejadian
merokok di RSUD Karanganyar meningkat seiring meningkatnya waktu yaitu
mulai pukul 09.00-19.00 dan menurun pada pukul 21.00. Jumlah terbanyak
terjadi pada pukul 19.00 yaitu jam-jam berkunjung (19.00-21.00) dan
berkurang pada jm 21.00 yaitu pada jam berkunjung selesai.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Angka kejadian merokok di RSUD Karanganyar masih banyak.
2. Masih sedikit rasa kepedulian yang timbul di dalam lingkungan RSUD untuk
menerapkan UU tentang larangan merokok di tempat umum khususnya di
lingkungan RS.
3. Resiko untuk terpapar asap rokok terhadap pasien, karyawan dan
pengunjung, maka pihak RS harus segera melakukan larangan yang konkrit.
B. Saran
1. Pimpinan rumah sakit perlu segera menyadari tentang bahaya rokok terhadap
pasien yang dirawat di RS, Karyawan dan lingkungan RS
2. Direktur rumah sakit harus tunduk terhadap UU kesehatan tentang larangan
merokok di RS dengan segera membuat peraturan direktur tentang larangan
merokok di RS
3. Melakukan sosialisasi UU kesehatan dan peraturan direktur kepada seluruh
karyawan RS dan pengunjung pasien serta pasien.
Sosialisasi bisa dilakukan dengan pesan-pesan audio tentang larangan
merokok di RS setiap 2 jam
4. Membentuk petugas khusus di RS untuk melakukan edukasi kepada para
karyawan, pengunjung atau pasien yang kedapatan merokok dengan cara
gerakan permenisasi RS (mengganti rokok dengan permen)
secara tekhnis rokok dikumpulkan di tempat petugas kemudian bisa
diambil saat pengunjung pulang.
5. Peraturan pasien
Pasien dan keluarga pasien dilarang membawa rokok di RS
Dalam lembar persetujuan mondok ada klausul bahwa keluarga pasien/
yang membesuk dilarang merokok atau membawa rokok di RS
Apa bila pengunjung / pembesuk / keluarga pasien / pasien kedapatan
membawa rokok atau merokok bersedia menyerahkan rokoknya kepada
petugas dan bisa diambil kembali setelah meninggalkan RS.


DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan. 2004. Fakta Tembakau Indonesia : Data Empiris
untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau.
2. Smoking and Womens Health : a Report of the Surgeon Geeral. Atlanta.
Office on Smoking and Health, 2001.
3. Widyastuti. Angka Kematian Bayi Meningkat Akibat Ayah Merokok.
http://berita-lampung.com diakses tanggal 9 mei 2012.
4. Richard DSemba, Leah M Kalm, Saskia de Pee, Michelle O Ricks, Mayang
sari and Martin W Bloem. Paternal Smoking is Families in Indonesia, Public
Health Nutrition, Januari 2007.
5. California Environment Protectin Agency. Proposed Identification of
Environmental Tobacco Smoke as a toxic Air Contaminant, SRP Approved
Version. Part B : Health Effect.
6. Lyon, internasional Agency for Research on cancer. Tobacco Smoke and
Involuntary Smoking : Summary data reported and Evaluation, 2004 IARC
Monograph. Vol. 831.

Anda mungkin juga menyukai