Anda di halaman 1dari 37

Gangguan Mood

Yoseph A. N.
13.144
Definisi
Definisi Mood
Mood adalah kondisi perasaan (emosi) yang terus
ada pada manusia sepanjang hidupnya
Mood merupakan perpanjangan emosi yang dapat
berlangsung dalam jangka waktu tertentu (beberapa
jam, hari, bahkan bulan)
Emosi:
Senang
Sedih
Kesal

Definisi Gangguan Mood
Merupakan sindrom, yang terdiri atas sekelompok
tanda dan gejala yang bertahan selama berminggu-
minggu hingga berbulan-bulan, yang menunjukkan
penyimpangan fungsi habitual seseorang serta
kecenderungan untuk kambuh, sering dalam bentuk
periodik atau siklik
Klasifikasi
Manic dan Depresi
Manic
Muncul tiba-tiba
Elevasi/ekspansi mood yang tiba-tiba, kegembiraan,
euphoria, atau optimisme yang tidak biasa
Self-esteem meningkat
Self-confidence ekstreem hingga delusi total
Depresi
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Mudah lelah dan turunnya aktivitas
Klasifikasi
Menurut DSM-IV, kondisi gangguan mood dibedakan
satu sama lain berdasarkan:
a. Ada atau tidaknya mania (bipolar atau unipolar)
b. Beratnya penyakit (mayor atau minor)
c. Peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai
penyebab gangguan (primer atau sekunder)

Klasifikasi
I. Gangguan mood mayor
Depresi mayor dan/atau tanda-tanda dan gejala-gejala
manik
Gangguan Bipolar I (manik-depresi)
Mania pada masa lalu atau saat ini (dengan atau tanpa
adanya depresi atau riwayat depresi), kadang depresi
mayor muncul
Gangguan Bipolar II
Hipomania dan depresi mayor harus ada saat ini atau
pernah ada
Gangguan Depresi Mayor
Depresi berat saja
Klasifikasi
II. Gangguan mood spesifik lainnya
Depresi minor dan/atau gejala-gejala dan tanda-tanda manik
Gangguan distimik
Depresi saja
Gangguan siklotimik
Gejala depresi dan hipomanik saat ini atau baru saja berlalu
(secara terus menerus selama 2 tahun)
III. Gangguan mood akibat kondisi medis umum dan
gangguan mood yang diinduksi zat:
Bisa depresi, manik, atau campuran; ini merupakan
gangguan mood sekunder
IV. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi
Depresi yang disebabkan oleh adanya stressor


Gangguan
Mood
Gangguan
Depresi
Major
Depressive
Disorder
Dysthymic
Disorder
Gangguan
Bipolar
Bipolar I Bipolar II
Cyclothymic
Disorder
Major Depressive Disorder (Depresi)
Kondisi emosi sedih dan hilang kemampuan
menikmati aktivitas
Minimal terjadi 4 gejala berikut:
Banyak tidur (>10jam) atau kurang tidur (sulit tidur, sering
terbangun)
Kaku motorik
Nafsu makan & BB turun atau sebaliknya
Tampak lemas, letih, lesu
Merasa diri tidak berharga
Sulit berpikir dan konsentrasi
Muncul pikiran tentang kematian dan bunuh diri

Dysthymic Disorder
Merupakan depresi kronis, >2tahun
Minimal terjadi 2 dari gejala berikut:
Hilang nafsu makan atau sebaliknya
Tidur banyak/sedikit
Merasa diri tidak berharga
Sulit konsentrasi
Merasa hilang harapan
Gejala yang terjadi lebih ringan dari MDD, namun
waktunya lebih lama
Bipolar I
Episode tunggal manik atau episode campuran
tunggal, terjadi selama hidup pasien
Kemungkinan berulang yang tinggi
50% individu dengan Bipolar I mengalami >4
episode
Bipolar II
Minimal terdapat 1 episode MDD dan 1 episode
hipomania
Dapat muncul langsung atau kelanjutan dari Bipolar I
Cyclothymic Bipolar
Gangguan siklotimik ini berasal dari kata Yunani
kyklos lingkaran dan thymos spirit
Gejala depresi dan manik berulang secara
bergantian
Bersifat kronik
Umumnya disebut sebagai moody
Epidemiologi
Epidemiologi
Depresi
Segala usia
Wanita > Pria, karena fluktuasi hormon
Masyarakat miskin 3 kali lebih berisiko
Kemunculan pertama 18 29 tahun
Bipolar
Awal usia 20
Pria = Wanita
Episode, Wanita = Pria
Etiologi
Etiologi
Teori biologi, menjanjikan namun belum terbukti, fokus
pada abnormalitas norepinefrin (NE) dan serotonin (5-
HT)
Hipotesis katekolamin
depresi disebabkan oleh rendahnya kadar NE otak
mania disebabkan oleh peningkatan NE
Meski demikian, pada beberapa pasien kadar MHPG
urine (metabolit utama NE) rendah
Hipotesis indolamin, rendahnya serotonin otak
menyebabkan depreso dan peningkatan serotonin dapat
menyebabkan mania, tetapi juga terdapat pengecualian
Hipotesis permisif, penurunan NE menimbulkan depresi
dan peningkatan NE menyebabkan mania, hanya apabila
kadar serotonin rendah
Faktor Risiko
Faktor Risiko
Faktor
Biologis
Faktor
Psikologis
Faktor Sosial-
Kultural
Faktor Biologis
Pengaruh Keluarga dan Genetik
Anggota keluarga dengan gangguan, anak kembar
Sistem Neurotransmitter
Norepinefrin dan serotonin
Ritme Tidur dan Sirkadian
Awal fase REM yang jauh lebih cepat
Aktivitas Gelombang Otak
Aktivitas anterior dekstra tidak sama dengan sinistra

Faktor Psikologis
Stressful Life
Berbagai aspek kehidupan: pekerjaan, lovelife, keluarga,
lingkungan pergaulan, dll
Teori Humanistic
Tidak dapat mengisi hidup dengan makna, dunia terlihat
menjemukan
Learned Helplessness
Ketidakberdayaan diri menghadapi kontrol atas stress
(dalam kenyataan maupun tidak)
Negative Cognitive Styles
Kesalahan berpikir yang secara negatif difokuskan pada
tiga hal, yaitu dirinya sendiri, dunia terdekatnya, dan
masa depannya, pasien memandang sisi terburuk dari
segala hal
Faktor Sosial-Kultural
Hubungan Perkawinan
Umur dan status perkawinan
Perbedaan Gender
Persepsi tertentu masyarakat pada kaum pria dan wanita
Dukungan Sosial
Keluarga, pertemanan, dan kelompok sosial lain

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Depresi
Rawat pasien yang:
Mengalami ketidakmampuan akibat depresi ini
Lingkungan rumah pasien yang dekstruktif atau dukungan
lingkungan yang terbatas
Berisiko bunuh diri
Mempunyai penyakit medik terkait
Semua pasien depresi harus mendapatkan
psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan
terapi fisik
Kebutuhan terapi bergantung pada diagnosis, berat
penyakit, umur pasien, respons terhadap terapi
sebelumnya
Penatalaksanaan Depresi
Terapi Psikologik & Fisik
Psikoterapi suportif
Identifikasi faktor pencetus dan bantu pasien untuk
mengoreksi
Terapi kognitif-perilaku
Mengenal dan menghilangkan pikiran dan harapan
negatif, terapi ini mencegah kekambuhan
Deprivasi tidur parsial
Bangun tengah malam dan terjaga sampai malam
berikutnya, mekanisme biologis belum diketahui dengan
baik
Olahraga
Penatalaksanaan Depresi
Terapi Medik
Jika keadaan pasien tidak membaik, dibutuhkan
antidepresan (SSRI, MAOI, TCA)
Waspada efek samping antidepresan dapat
mencetuskan episode manik pada beberapa pasien
bipolar (10% dengan TCA, dengan SSRI lebih
rendah namun masih dapat terjadi, hal ini masih
diperdebatkan)

Penatalaksanaan Manik
Pertimbangan:
Penyakit medis dan konsumsi obat
Riwayat manik
Konsumsi litium dan kadar litium darah
Bila hipomaik, gunakan rawat jalan dan bekerja
sama dengan keluarga, pertimbangkan antipsikotik
dosis rendah jangka pendek (misal, haloperidol 2-5
mg/hari) tetapi andalkan litium atau antikonvulsan
jangka panjang
Penatalaksanaan Manik
Algoritma Manik (dirawat, pertimbangan pasien
lemah dan gangguan tidur yang serius)
1. Obati dengan antipsikotik (dosis besar mungkin
dibutuhkan misal, haloperidol 10-40 mg, selama 24
jam pertama). Pertimbangkan tambahan
benzodiazepin pada tahap awal. Bila tidak berhasil,
gunakan ECT
2. Obati dalam lingkungan yang tenang dan stimulus
minimal
3. Lanjutkan dengan litium karbonat, bila gagal
pertimbangkan antikonvulsan lain
4. Meskipun dengan terapi yang baik, hasil terapi
jangka panjang sering masih buruk
Terapi Medik
Terapi Medik Antidepresan (SSRI)
SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), contoh:
Fluoksetin, Fluvoksamin, Nefazodon, Paroksetin,
Sertralin, Trazodon, Venlafaksin
Merupakan antidepresan baru, penggunaan hati-hati
karena efek jangka panjang belum diketahui
Indikasi: depresi, penderita Bulimia nevrosa, anoreksia
nevrosa, gangguan panik, nyeri neuropati diabetik, dan
sindrom premenstrual
Kontraindikasi: kombinasi MAO (dapat menyebabkan
hipertermia dan gagal jantung)
Efek samping: mual, diare, insomnia, kecemasan,
gangguan seksual
Mekanisme: SSRI menghambat reuptake serotonin pada
membrane prasinaptik, sehingga SSRI meningkatkan
neurotransmisi serotonin dalam otak
Terapi Medik Antidepresan (TCA)
TCA (Thricloroactic Acid), contoh: amitriptilin,
imipramin, dosulepin (dothiepin), dan lofepramine
Indikasi: depresi
Kontraindikasi: infark miokardial, aritmias, fase
manik, penyakit liver parah, epilepsi, konsumsi obat
antikolinergik
Efek samping: mulut kering, penglihatan kabur,
sembelit, hipotensi postural, kenaikan berat badan,
kantuk
Mekanisme: meningkatkan kadar NE dan SE di
sinaps dengan menghambat kerja SE-transporter
dan NE-transporter




Terapi Medik Antidepresan (MAOI)
MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitors), contoh:
Isokarboksazid, Feneizin dan Tranilsipromin
Indikasi: depresi, Parkinson, panic disorder
Efek Samping: pusing, konstipasi, disfungsi seksual,
kedutan otot, mengantuk, mulut kering, retensi
cairan, insomnia, kesulitan memulai berkemih, dan
peningkatan berat badan
Mekanisme: MAOI menghambat monoamin
oksidase i dalam otak dan di seluruh tubuh. Dengan
menghambat MAO di dalam otak, makin sedikit
norefionefrin yang dimetabolisme sehngga
meningkatkan ketersediaannya dalam sinaps


Terapi Medik Antipsikotik (Haloperidol)
Indikasi: Skizoprenia, Psychoses, Tourette's syndrome,
Kecemasan yang parah, Gangguan tingkah laku yang
parah
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap haloperidol atau
komponen lain formulasi, penyakit Parkinson, depresi
berat SSP, supresi sumsum tulang, penyakit
jantung atau hati berat, koma, ibu menyusui
Efek samping: Kesulitan berbicara atau menelan,
Kehilangan kontrol keseimbangan, Wajah terasa tebal
seperti memakai masker, Kejang otot, terutama leher dan
punggung
Mekanisme: Selain itu dapat memblok reseptor
dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak.
Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa,
menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga
mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh,
kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.
Terapi Medik Antipsikotik (Haloperidol)
Dosis:
Psikosis :
Oral : 0,5-5 mg, sehari 2-3 kali, maksimum lazimnya 30
mg/hari.
I.m. sebagai laktat : 2-5 mg setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan;
Dosis pemeliharaan : 10-15 kali dosis awal oral, digunakan
untuk menstabilkan gejala psikiatri.
Delirium di unit perawatan intensif: iv.: 2-10 mg; dapat diulang
secara bolus setiap 20-30 menit sampai dicapai kondisi tenang,
kemudian berikan 25% dosis maksimum setiap 6 jam, monitor
EKG dan interval QT.
IV intermiten : 0,03-0,15 mg/kg setiap 30 menit sampai 6 jam.
Agitasi : 5-10 mg; infus iv. 100mg/100 ml D5W (dextrosa 5%),
kecepatan 3-25 mg/jam.
Agitasi berat : setiap 30-60 menit 5-10 mg oral atau 5 mg im.,
dosis pemeliharaan total 10-20 mg.
Terapi Medik Antimania (Litium Karbonat)
Indikasi: Mania
Kontraindikasi: wanita hamil
Mulut kering, haus, gangguan saluran cerna (mual,
muntah, diare, feses lunak), kelemahan otot, poliuria,
tremor halus
Dosis awal 250-500 mg/hari, diberikan 1-2 kali sehari,
dinaikkan 250 mg/hari setiap minggu. Serum litium diukur
setiap minggu sampai diketahui kadar berefek klinis
terapeutik (0,8-1,2 mEq/l). Biasanya dosis efektif dan
optimal berkisar 1.000-1.500 mg/hari. Dipertahankan
sekitar 2-3 bulan, kemudian diturunkan menjadi dosis
pemeliharaan. Dosis awal harus lebih rendah pada
pasien usia lanjut atau pasien dengan gangguan fisik
yang mempengaruhi fungsi ginjal

Anda mungkin juga menyukai