Anda di halaman 1dari 3

.

Pencarian
Selasa, 22 Oktober 2013 Top News Rilis Pers Tentang Kami Ketentuan Penggunaan Forum RSS Twitter
J ohn Hsing-I Wang, Ph D, peneliti dari Universitas
Hawaii di Manoa dan NOAA Amerika Serikat, saat
presentasi di Kantor WWF Indonesia Site Paloh,
Kabupaten Sambas, Kalbar, Minggu (20/10). (Teguh
Imam W)

Memilih warna yang


memberi peringatan bagi
penyu, namun tidak membuat
ikan sasaran nelayan, kabur.
Berita Terkait
BKKBN Akan Ubah Fungsi Bal ai Penyul uhan KB
WWF-Indonesia: Tel ur Penyu Pal oh Kembal i
Marak Diburu
Pembantai an Penyu di Kal ti m Belum Bi sa
Di hent ikan
Menhut: Penyul uh Berperan Penting Cegah
Kebakaran Hutan
" Kambau Borneo" Kembal i Pantau Penyu di
Paloh
Memilih Warna Untuk Menyelamatkan Penyu
Minggu, 20 Oktober 2013 16:58 WIB
Teguh Imam Wibowo
Pontianak (Antara Kalbar) - Perairan Paloh di Kecamatan
Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dikenal
sebagai salah satu perlintasan dan tempat makanan
beragam penyu dari berbagai belahan dunia.
Berdasarkan data satelit yang melacak pergerakan penyu
di seluruh dunia, Paloh termasuk lokasi yang mempunyai
peran penting baik sebagai perlintasan maupun "feeding
area" (tempat makanan).
Namun, Paloh juga diketahui sebagai daerah yang kaya
akan ikan. Tidak mengherankan nelayan setempat kerap
mendapat penyu saat menebar jaring.
Ismail, 55, nelayan setempat menuturkan, dalam satu
bulan ia kerap mendapati penyu tersangkut di jaring.
"Belum lama ini, ada satu penyu yang tersangkut di jaring,"
ujar Ismail yang menjadi nelayan sejak tahun 1973.
Di masa itu, bahkan dalam satu malam ia mendapati tiga
atau empat penyu yang tersangkut di jaringnya.
Bagi nelayan, mendapati penyu tersangkut atau terjerat di
jaring, bukan hal yang menguntungkan. "Kalau penyu yang
besar seperti penyu belimbing tersangkut, mau tidak mau
jaring harus digunting supaya penyu terlepas," katanya.
Ia tidak mau seperti rekannya sesama nelayan yang
mengalami nasib harus kehilangan jaring dalam jumlah
banyak. Sang penyu yang berontak untuk membebaskan
diri, dapat semakin terjerat di dalam jaring. Semakin lama
terjerat, jaring yang ikut tergulung pun akan semakin
panjang.
J enis alat tangkap yang digunakan nelayan di wilayah itu
umumnya jaring insang atau gillnet. Di kedalaman atau
jarak tertentu dari pantai, jaring ditebar. Panjangnya bisa
berkilo-kilometer. Pendi, nelayan lain, mempunyai jaring
insang dengan panjang tiga kilometer. Kedalaman jaring
berkisar enam meter. Ukuran mata jaring disesuaikan
dengan target tangkapan.
"Favorit tangkapan nelayan di Paloh, ikan bawal putih.
Harganya di tingkat pengumpul, sekarang Rp110 ribu per
kilogram," kata Pendi. Sama seperti Ismail, ia pun kerap
mendapati penyu tersangkut di jaring.
Perairan Paloh berada di daerah perbatasan Indonesia -
Malaysia di wilayah Kalbar. Paloh merupakan daerah
paling utara di Kalbar.
Wilayah pesisir Paloh terletak di sebelah utara Kabupaten
Sambas, dan memiliki pantai berpasir yang membentang lebih dari 100 kilometer.
Sekitar 79 persen dari total garis pantai atau 63 kilometer di antaranya merupakan habitat peneluran bagi Penyu Hijau
(Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate).
Paloh merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Data WWF - Indonesia menunjukkan lebih dari 2.000
sarang Penyu Hijau (lebih dari 500 betina) per tahun yang dijumpai di Pantai Paloh.
Hal ini menjadikan jumlah populasi Penyu Hijau di Paloh terbesar kedua rantai yang terbentang dari Peninsula, Malaysia
sampai Lautan Sulu, Sulawesi.
" By Catch"
"By catch" merupakan istilah untuk tertangkapnya secara tidak sengaja spesies lain yang merupakan bagian dari rantai
makanan dalam ekosistem tersebut.
J ohn Hsing-I Wang, Ph D adalah seorang peneliti dari Universitas Hawaii di Manoa, Amerika Serikat. Ia juga bekerja di
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat.
Find us on Facebook
Antarakalbar
Like
1,307 people like Antarakalbar.
Facebook social plugin
Top Stories
KPH Notonegoro Resmi J adi Suami GKR Hayu
Aktris Shandy Aulia Pamerkan Busana Feminin
Bibir Dengan Warna Menyala Akan J adi Tren
2014
Langkah Mantap Whulandary Menuju Panggung
Miss Universe 2013
Aril Mengaku Senang Tampil di J FW
Kalbar
Sekda Sekadau: PAD Terus Dit ingkatkan
Sekadau (Antara Kalbar) -
Pemerintah Kabupaten Sekadau
belum sepenuhnya puas dengan
capaian pendapatan asli ...
24 Calon Anggota KPU Kubu Raya ...
BKD : Lulus Tes Kompetensi ...
Travel & Budaya
KPH Notonegoro Resmi Jadi Suami GKR Hayu
Kanjeng Pangeran Haryo
Notonegoro resmi menjadi suami
Gusti Kanjeng Ratu Hayu, setelah
melaksanakan akad nikah di ...
Vegetarianisme Tarik J utaan ...
Aktris Shandy Aulia Pamerkan ...
Ekonomi
Utang Luar Negeri RI Turun per Agustus 2013
Bank Indonesia (BI) mencatat
jumlah utang luar negeri
Indonesia per Agustus 2013
sebesar 257,30 miliar dolar AS,
atau ...
Kementan Harapkan Insentif ...
Larangan KPR Inden Sehatkan ...
Home Kalbar Ekonomi Sospolhukam Travel & Budaya Pro-Bisnis Foto
Memilih Warna Untuk Menyelamatkan Penyu - ANTARA News Kalima... http://kalbar.antaranews.com/berita/317194/memilih-warna-untuk-meny...
1 of 3 10/22/2013 1:45 PM
Cetak Emai l Facebook Twi tter
Ia telah pergi ke berbagai belahan dunia untuk mengurangi by catch dari spesies laut yang kondisinya sangat kritis atau
harus dilindungi. "Kunci dasar untuk menekan by catch, adalah dari teknologi alat tangkap, atau melihat tingkat laku dari
biota laut tersebut," kata J ohn Wang di Paloh, Minggu (20/10).
Tingkah laku biota laut itu dikaji dari sudut visualnya, sensor yang dimiliki, pola hidup serta gelombang elektromagnetik
yang muncul.
Setelah mengetahui tingkah laku dari spesies laut tersebut, baru diterapkan teknologi ke alat tangkap nelayan.
Ia menjelaskan, jaring insang tidak hanya ada di Indonesia. "J enis ini banyak ditemui di berbagai belahan dunia," kata
J ohn Wang. Pada umumnya, jaring ini digunakan oleh nelayan-nelayan kecil. Di lokasi tertentu, angka by catch dari
nelayan yang menggunakan jaring insang ini cukup tinggi.
Indonesia terbilang negara pengguna jaring insang terbanyak di dunia. "Ada sekitar 100 ribu nelayan yang
menggunakan jaring insang," kata Imam Musthofa Z, Fisheries Project Leader WWF Indonesia.
Dengan dukungan dari WWF Amerika Serikat dan NOAA, WWF-Indonesia mencoba untuk menekan angka by catch di
perairan Paloh terutama spesies penyu yang jumlahnya sangat tinggi dalam setahun. J ohn Wang datang ke Paloh untuk
menerapkan teknologi hasil penelitiannya bersama tim selama delapan tahun.
Cara Kerja
Ia memanfaatkan tingkat visualitas dari penyu. Berdasarkan hasil penelitian, penyu paling merespon terhadap warna
hijau. Untuk warna lain, tingkat responnya beragam. Penyu juga mampu merespon warna ultraviolet.
J aring insang yang digunakan nelayan di Paloh, menggunakan tali plastik yang berwarna putih bening. Kondisi itu yang
memungkinkan penyu lebih gampang terjerat karena tidak dapat membedakan ada jaring atau tidak.
J ohn Wang ditemani Imam Musthofa mengikuti nelayan setempat untuk mengetahui pola tangkap, kebiasaan, sasaran
tangkap, serta kondisi di perairan Paloh.
"Kuncinya, adalah pemilihan warna lampu yang tepat," ujar J ohn Wang. Memilih warna yang memberi peringatan bagi
penyu, namun tidak membuat ikan sasaran nelayan, kabur.
Ia menggunakan teknologi lampu untuk memberi tanda kepada penyu supaya tidak mendekati jaring nelayan. Lampu
tersebut ada tiga jenis, terbuat dari Light Emiting Diode (LED), light stick/chemical, dan ultraviolet. Untuk perairan Paloh,
ia membawa lampu LED. Lampu tersebut harganya dari 5 dolar AS hingga 29 dolar AS.
Lampu-lampu tersebut akan dipasang dengan jarak tertentu di jaring. Kemampuan lampu LED tersebut kalau digunakan
terus menerus mampu bertahan selama 1,5 bulan.
Di Baja California, setelah menerapkan teknologi tersebut, terjadi penurunan by catch dari penyu. Semula, ada 117
penyu yang terjerat jaring nelayan. Dalam setahun, ada 550 penyu yang tertangkap jaring nelayan setempat secara
keseluruhan.
Setelah jaring ditambah lampu, terjadi penurunan kasus hingga 40 persen. Sementara dari segi jumlah tangkapan, tidak
terdapat perbedaan. Bahkan secara ekonomis, terdapat penambahan nilai dari hasil tangkapan karena jumlah ikan yang
ditangkap maksimal.
Di Peru, dari sebelumnya ada 97 penyu yang terjerat, kemudian menurun menjadi 32 penyu setelah menerapkan
teknologi serupa.
Setelah mengetahui metode yang tepat untuk mengurangi angka by catch, akan dilanjutkan dengan penerapan di
kalangan nelayan. "Menekan angka by catch bukan dengan menghilangkan jaring insang, atau melarang nelayan
menggunakannya. Tetapi bagaimana mencari win win solution, baik bagi nelayan, maupun spesies yang terkena by
catch," kata Imam Musthofa.
Paloh pun menjadi perairan pertama di Indonesia yang akan mencoba menerapkan teknologi tersebut. "Menekan angka
by catch, tidak hanya di tempat penyu mencari makan, tetapi juga dimana penyu bertelur, melintas, dan mencari makan.
Paloh adalah tempatnya," kata J ohn Wang.
***4***
T011
(T.T011/B/Z002/Z002) 20-10-2013 16:58:08
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT 2013
Komentar Pembaca
Ki rim Komentar
ANA Jakarta-Japan Flights
www.ana.co.jp
Direct Flights to J apan Everyday. Book Online and Fly with ANA!
Memilih Warna Untuk Menyelamatkan Penyu - ANTARA News Kalima... http://kalbar.antaranews.com/berita/317194/memilih-warna-untuk-meny...
2 of 3 10/22/2013 1:45 PM
Home Kalbar Ekonomi Sospolhukam Travel & Budaya Pro-Bisnis Foto Forum Tentang Kami


kalbar.antaranews.com Copyright 2013
Memilih Warna Untuk Menyelamatkan Penyu - ANTARA News Kalima... http://kalbar.antaranews.com/berita/317194/memilih-warna-untuk-meny...
3 of 3 10/22/2013 1:45 PM

Anda mungkin juga menyukai