Anda di halaman 1dari 4

Kehidupan Perekonomian di Desa Cijeruk

Pada tanggal 29 September - 2 Oktober 2011, Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia mengadakan kegiatan sosial yang bernama Social Act. Social Act merupakan
kegiatan sosial pertama yang melibatkan mahasiswa baru. Kegiatan intinya yaitu membangun
desa dan memberikan kontribusi langsung ke masyarakat. Desa yang dikunjungi mahasiswa
FEUI adalah sebuah desa yang terletak di Kampung Cijeruk, Desa Sukamanah, Kecamatan
Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pada hari pertama Social Act, yaitu tanggal 29 September, kami tiba di desa Cijeruk
dan menempati home stay masing-masing. Disana kami berinteraksi dengan host family dan
bercengkerama dengan penuh kehangatan. Saat bercengkerama tersebut, kami mulai
mewawancarai mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan.
Host Family yang saya tempati terdiri dari sepasang suami-istri yang mempunyai tiga
orang anak yang masih kecil, yaitu Salma (10tahun), Rapli (8 tahun), dan Salwa(2 tahun).
Sang suami bekerja di Jakarta, sedangkan sang istri bekerja sebagai pedagang, dimana beliau
membuka warung disebelah rumahnya.
Mereka memilih pekerjaan tersebut karena menurut mereka pekerjaan tersebut lebih
memberikan penghasilan yang memuaskan dibandingkan bekerja sebagai petani. Hal ini
disebabkan karena menurut mereka kondisi petani di desa Cijeruk kurang sejahtera bila
diukuran dengan materi, dimana banyak diantara petani disana yang bekerja sebagai buruh
tani, bukan sebagai pemilik tanah. Sehingga penghasilan petani di desa Cijeruk jauh dibawah
Upah Minimun Regional. Maka dari itu kehidupan perekonomian mereka sangat terbatas dan
sederhana, bahkan bisa dimasukan dalam kategori miskin.
Dalam keluarga tersebut terdapat dua orang yang bekerja, yaitu suami dan istri. Suami
bekerja di Jakarta (sabtu dan minggu pulang ke kampung) dan istri bekerja dengan berjualan
di warung. Maka dari itu, penghasilan per bulan keluarga tersebut lumayan cukup untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari.
Jumlah anggota keluarga dalam host family saya ada lima orang, yaitu terdiri dari
sepasang suami-istri dan tiga orang anak. Dua anak mereka masih duduk di bangku Sekolah
Dasar, yaitu Salma kelas 5 SD dan Rapli kelas 2 SD, sedangkan Salwa belum bersekolah.
Harapan bapak dan ibu menyekolahkan anaknya agar anaknya bisa mendapat kehidupan yang
lebih baik dari sekarang. Menurut mereka biaya sekolah anak-anaknya tidak terlalu
memberatkan, karena sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan mendapat Bantuan
Operasional Pendidikan (BOP). Walaupun akses pendidikan atau jarak antara rumah ke
sekolah lumayan jauh, anak-anak semangat untuk bersekolah dan tidak menghiraukan jarak
yang jauh untuk mengenyam pendidikan.
Pengeluaran keluarga tersebut dalam sebulan tidak terlalu besar, juga tidak terlalu
sedikit. Pengeluaran yang dikeluarkan misalnya pengeluaran untuk konsumsi sehari-hari,
biaya sekolah anak-anak, dan biaya listrik. Biasanya pengeluaran mereka lebih rendah
daripada pendapatannya, sehingga uangnya disimpan dan ditabung di dalam rumah dengan
menggunakan celengan.
Hubungan keluarga tersebut dengan tetangga atau warga sekitar cukup baik, karena
tetangganya dan warga sekitar kebanyakan merupakan masih saudara, sehingga ikatan
kekeluargaannya masih erat.
Namun, ketimpangan pendapatan terjadi di keluarga tersebut dengan tetangga
disebelahnya. Ketimpangan tersebut dapat dilihat dari rumahnya, dimana rumah keluarga
yang saya tempati sangat modern, sedangkan tetangganya sangat sederhana rumahnya, hanya
beralaskan semen. Selain itu, ketimpangan dapat dilihat dari jenis pekerjaan, dimana keluarga
yang saya tempati bekerja sebagai bukan petani, sedangkan tetangganya bekerja sebagai
buruh tani. Walaupun terjadi ketimpangan, tetapi hubungan diantaranya sangat rukun.
Pendapat ibu host family saya terhadap mahasiswa saat ini sangat baik. Pada awalnya
mereka berpandangan bahwa mahasiswa sekarang apatis, tidak peduli, dan cuek terhadap
permasalahan yang ada. Tapi nyatanya mahasiswa saat ini cukup peduli dan melakukan
kontribusi yang nyata ke masyarakat.
Mereka hanya berharap pada mahasiswa agar para mahasiswa bisa menjadi penyalur
aspirasi kepada pemerintah, penyambung lidah ke pemerintah, dan membawa perubahan
yang baik untuk Indonesia.
Mereka juga berharap untuk Indonesia agar Indonesia kedepannya menjadi negara
yang bebas dari korupsi dan kemiskinan. Mereka berharap Indonesia menjadi negara yang
kuat dan sejahtera. Walaupun sulit, namun tak mungkin harapan itu tak jadi kenyataan.




TUGAS ESSAY SOCIAL ACT
Kehidupan Perekonomian di Desa Cijeruk

Oleh :
Muzdalifah
1106005925
Fakultas Ekonomi - Manajemen




UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011





Statement of Authorship


Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa
saya menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama : Muzdalifah
NPM : 1106005925
Tandatangan :
Mata ajaran :
Judul makalah/tugas : Kehidupan Perekonomian di Desa Cijeruk
Tanggal : 7 Oktober 2011
Dosen :

Anda mungkin juga menyukai