Anda di halaman 1dari 8

karakteristik dan ruang lingkup pembeljaran biologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar dan mengajar akan efektif jika didalamnya terdapat suatu strategi pembelajaran
yang disusun sebelum proses belajar mengajar itu berlangsung. Strategi belajar mengajar adalah
suatu rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntunan
kurikulum sekolah untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal, dengan memilih pendekatan ,
metode, media, dan keterampilan- keterampilan ( membelajarkan, bertanya, berkomunikasi)
(Nuryani, 2005).
Selain mempersiapkan rencana kegiatan pembelajaran, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
karakteristik pembelajaran itu sendiri. Karakteristik pembelajaran meliputi komponen-komponen
yang ada didalam proses pembelajaran itu sendiri, meliputi guru, siswa, dan mata pelajarannya.
Mengetahui karakteristik guru, siswa, dan mata pelajaran itu sangat penting agar kita dapat
menganalisis model pembelajaran apa yang dapat diterapkan untuk kondisi tertentu mengingat
karakteristik komponen pembelajaran tersebut berbeda-beda.
Dewasa ini, penelitian mengenai karaktersitik dan strategi pembelajaran sudah banyak dilakukan.
Namun masih banyak juga orang-orang yang belum memahami mengenai hakikat dan pentingnya
mengetahui karakteristik dan ruang lingkup strategi pembelajaran tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, maka kami mengangkat tema pada makalah ini karakteristik dan ruang lingkup strategi
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah karakteristik pembelajaran biologi dan ruang lingkup strategi belajar
mengajar?
1.2.2 Bagaimanakah strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mendiskripsikan karakteristik pembelajaran biologi dan ruang lingkup strategi belajar mengajar
1.3.2 Mendiskripsikan strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan







BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik pembelajaran Biologi dan ruang lingkup Strategi belajar mengajar
Karakteristik pembelajaran biologi dapat dipahami melalui pertanyaa- pertanyaan berikut seperti
kapan kita mulai belajar biologi, apa yang dipelajari dalam biologi, beberapa hal seperti kapan kita
mulai belajar Biologi, bagaimana cara belajar biologi, apa manfaat belajar biologi, dan siapa saja
yang perlu belajar biologi ( Mimin, N, ). Untuk itu, kita harus mengetahui karakteristik siswa, biologi,
dan guru biologi. Karakteristik siswa ini mencangkup penjelasan mengenai perbedaan karakteristik
setiap jenjang pendidikan karena karakteristik yang dimiliki tiap jenjang pendidikan berbeda-beda.
Pada jenjang pendidikan SMP, siswanya memiliki sense of humor yang tinggi yang berbeda dengan
siswa SMA yanglebih suka tenang, dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih
mantap, sedangkan di Sekolah Dasar bologi tidak diajarkan secara tersendiri melainkan sebagai
sains( Nuryani, 2005). Karakteristik Guru Biologi menjelaskan mengenai pentingnya guru untuk
dapat berkomunikasi dengan baik kepada siswa. Guru Biologi SMP perlu menguasai kedalaman
materi yang sesuai dengan karakteristik siswa SMP yang senang humor dan masih kekanak-
kanakan. Sedangkan guru SMA perlu menguasai biologi secara lebih mendalam dan metode-
metode dan keterampilan dasar Biologi. Prinsip lain yang penting bagi gurubiologi adalah
pentingnya merencanakan dan melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mengajar
biologi, mampu menjelaskan dan mendemontrasikan hal-hal yang dilakukan atau yang terjadi
dalam tubuh mahkluk hidupp, tingkah laku makhluk hidup dalam berinteraksi dengan sesama
makhluk hidup atau dengan lingkungannya. Karakteristik biologi sendiri menggambarkan bahwa
biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, karena sebagianbesar berasal dari keingintahuan
manusia tentang dirinya, tentang lingkungannya, dan tentang kelangsunga jenisnya.Biologi memiliki
struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia dengan segala keingintahuan. Biologi memiliki
kekhasan dalam berpikirnya. Dalam studi biologi sering dan banyak digunakan istilah-istilah yang
pada umumnya berupa istilah latin atau kata yang dilatinkan( Nuryani, 2005).
Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal,salah satu tugas guru yang sangat penting
adalah membuat persiapan pembelajaran, sedangkan untuk membuat persiapan pembelajaran yang
ideal seorang guru harus mempunyai berbagai pengalaman.Strategi belajar mengajar sangat
penting agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Kata strategi itu sendiri
diartikan sebagai suatu rencana kegatan yang dirancang secara seksama untuk mencapai tujuan
yang ditunjang atau didukung oleh hasl pemilihan pengetahuan atau keterampilanyang telah
dikuasai (Nuryani, 2005).Strategi belajar mengajar adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran
yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntunan kurikulum sekolah untuk mencapai hasil
belajar siswa yang optimal, dengan memilih pendekatan , metode, media, dan keterampilan-
keterampilan ( membelajarkan, bertanya, berkomunikasi) (Nuryani, 2005). Perancangan persiapan
mengajar perlu menyusun strategi pembelajaran karena setiap pembelajaran suatu materi pelajaran,
guru perlu memilih dan menetapkan bentuk pengalaman belajarnya dan guru harus menetapkan
metodenya,medianya, situasi kelasnya, dan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan proses
pembelajaran.
Strategi pembelajaran memiliki ruang lingkup yang harus diperhatikan, yaitu meliputi materi, media,
pendekatan-pendekatan, alokasi waktu, metode, pola pembinaan terpadu, kompetensi dasar
peserta didik dan evaluasi.

1. Peran guru
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru
harus kreatif, professional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai :
a. Orang tua, yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
b. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
c. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat,
kemampuan dan bakatnya.
d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan
yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
f. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan
lingkungannya.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-
siswa, yang semula lebih bersifat top-down ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat
top-down, guru seringkali diposisikan sebagai atasan yang cenderung bersifat otoriter, sarat
komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang. Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai
bawahan yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh
guru. Selain dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar dan memperhatikan karakteristik individual, juga
guru dapat memperhatikan asas-asas pembelajaran sebagai berikut:
1. Kemitraan, siswa tidak dianggap sebagai bawahan melainkan diperlakukan sebagai mitra
kerjanya
2. Pengalaman nyata, materi pembelajaran disesuaikan dengan pengalaman dan situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari siswa.
3. Kebersamaan, pembelajaran dilaksanakan melalui kelompok dan kolaboratif.
4. Partisipasi, setiap siswa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka
merasa bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan tersebut, sekaligus juga bertanggung atas
setiap kegiatan belajar yang dilaksanakannya.
5. Keswadayaan, mendorong tumbuhnya swadaya (self supporting) secara optimal atas setiap
aktivitas belajar yang dilaksanakannya.
6. Manfaat, materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat memberikan manfaat
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa pada masa sekarang mau pun yang
akan datang.
7. Lokalitas, materi pembelajaran dikemas dalam bentuk yang paling sesuai dengan potensi dan
permasalahan di wilayah (lingkungan) tertentu (locally specific), yang mungkin akan berbeda satu
tempat dengan tempat lainnya.

2. Peran Siswa
Berbeda dengan pola hubungan top-down, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru
bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan
menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator
seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan
kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:
1. Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran
2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
3. Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan
keterampilannya dalam waktu yang cukup.
4. Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman
sebelumnya dan daya pikir siswa.
5. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
Di samping itu, guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristik-karakteristik siswa yang akan
menentukan keberhasilan belajar siswa. Karakteristik yang sering muncul dari siswa adalah sebagai
berikut :
1. Setiap siswa memiliki pengalaman dan potensi belajar yang berbeda-beda.
2. Setiap siswa memiliki tendensi untuk menentukan kehidupannnya sendiri.
3. Siswa lebih memberikan perhatian pada hal-hal menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannnya.
4. Apabila diminta menilai kemampuan diri sendiri, biasanya cenderung akan menilai lebih rendah
dari kemampuan sebenarnya.
5. Siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat kongkrit dan praktis.
6. Siswa lebih suka menerima saran-saran daripada diceramahi.
7. Siswa lebih menyukai pemberian penghargaan (reward) dari pada hukuman (punishment).

B. STRATEGI PEMBELAJARAN
Sanjaya(2009) menjelaskan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan
tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat
ditetapkan pada berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik
itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru satu dan guru yang lain. Dalam
dunia pendidikan , strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to
achieves a particular educational goal (J. R David, 1976). Jadi dengan demikian strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
tak langsung (indirect instruction), individual, dan kelompok.
Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru.
Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan
begitu saja kepada siswa; siswa tidak ditunutut untuk mengolahnya (Sanjaya, 2009).

Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung,
pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut
dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru
mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat. Dalam
strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitatordan pembimbing bagi siswanya
(Sanjaya,2009).
Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan
sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman,
pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk
berfikir dan merasakan.
Strategi pembelajaran mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif
individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri
oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian dari kelompok kecil.
Strategi belajar mengajar dilihat dari cara pengolahan atau memproses pesan atau materi
dibedakan dalam dua jenis yaitu:
Strategi belajar mengajar deduksi yaitu pesan diolah mulai dari umum menuju kepada yang
khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang konkrit.
Strategi belajar mengajar induksi yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus
menuju ke hal-hal umum, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat induvidual menuju ke generalisasi.
Dalam menentukan strategi pembelajaran, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan :
a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c. Pertimbangan dari sudut siswa
d. Pertimbangan lainnya
Komponen-komponen dalam strategi belajar mengajar tersebut adalah diantaranya :
1. Tujuan pengajaran : Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih
strategi belajar mengajar.
2. Guru : Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan
menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan. Perbedaan ini
mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan
dalam program pengajaran.
3. Peserta didik : Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latarbelakang yang
berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi belajar mengajar yang tepat
4. Materi pelajaran : Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam
buku teks resmi/buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan pelajaran yang bersumber
dari lingkungan sekolah)
5. Metode pengajaran : Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
strategi belajar mengajar
6. Media pengajaran
Dalam suatu pembelajaran terdapat beberapa istilah, yaitu mengenai model pembelajaran, metode
pembeljaran, teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
Metode dan pendekatan dalam pembelajaran erat kaitannya, namun metode dibedakan dengan
pendekatan. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan,
sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya (Rustaman, 2003).
Menurut Akhmad Sudrajat (2008), metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran ada berbagai macam. Pemilihan metode pembelajaran dalam penerapan
proses belajar mengajar harus melihat beberapa aspek untuk menunjang tarcapainya tujuan
pembelajaran. Rustaman (2003) berpendapat, lima hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih
metode pembelajaran, yakni 1) kemampuan guru dalam meggunakan metode; 2) tujuan pengajaran
yang akan dicapai; 3) bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa; 4) perbedaan individual dalam
memanfaatkan inderanya; 5) sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Rustaman (2003) mengemukakan beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
biologi adalah:
1. Metode Ceramah
Metode yang penyampaian bahan ajar secara lisan tidak membuntuhkan alat bantu khusus dan
tidak perlu merancang kegiatan siswa serta waktu terpakai dengan efisien. Oleh sebab itu lebih
banyak dipilih oleh guru, terutama untuk menjelaskan konsep yang abstrak dan kompleks serta
sukar ditampilkan dalam bentuk kegiatan.
Kekurangan dari metode ini yakni siswa kurang terangsang kreativitasnya, tidak aktif
mengemukakan pendapat, dan tidak dibiasakan mencari dan mengolah informasi. Meskipun metode
ceramah memiliki beberapa kelemahan tetap digunakan, misalnya pada metode diskusi tetapi
digunakan dalam kadar rendah.
Upaya untuk membuat metode ceramah menjadi efektif antara lain dengan penyajian yang
sistematis dan sebaiknya dibantu dengan media visual seperti power point. Agar tidak jenuh ada
baiknya dibumbui dengan sedikit humor dan mengajukan pertanyaan untuk mendeteksi pemahaman
siswa.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini guru memiliki tugas mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan konsep yang
ingin diperoleh atau dipahami siswa. Pertanyaan yang diajukan harus sesuai kemampuan siswa dan
dengan kalimat yang lugas.
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan
pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik untuk berfikir dan mengemukakan pendapatnya. Siswa
juga terdorong untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar.
Meskipun banyak kelebihan, namun metode ini jarang digunakan karena tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami siswa. Selain itu waktu banyak
terbuang apabila pertanyaan tidak terjawab. Metode ini akan lebih efektif apabila sebelum proses
pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
3. Metode Diskusi
Cara belajar dengan memunculkan masalah untuk didiskusikan kelompok atau kelas. Dalam diskusi
dapat saja muncul pertanyaan tetapi belum direncanakan sebelumnya. Dalam diskusi terjadi tukar
menukar gagasan, tetapi diskuasi belum selesai atau dapat ditunda apabila belum ada kata sepakat.
Kelebihan metode ini antara lain merangsang keberanian mengemukakan pendapat, membiasakan
bertukar pikiran dengan teman, menghargai pendapat teman, dan bertanggung jawab atas hasil
pemikiran bersama. Kelemahannya antara lain didominasi oleh siswa yang terbiasa mengemukakan
pendapat dan pembiacaraan kadang meluas dan mengambang. Untuk mengatasinya guru perlu
berkeliling ke kelompok diskusi untuk mengatasi permasalahan yang mengganggu diskusi.
4. Metode Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif siswa berada dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 atau 5 orang. Akan
terjadi interaksi antar anggota kelompok dan semua anggota harus aktif terlibat karena keberhasilan
kelompok ditunjang dari aktivitas anggotanya.
Ada beberapa model dalam belajar kooperatif, yang sering diperbincangkan adalah model jigsaw.
Pada model ini tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk diajarkan pada
teman sekelompoknya.
5. Metode Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu proses kejadian. Memalui demonstrasi
siswa akan lebih jelas memahami pengertian difusi osmosis, karena mereka melihat secara
langsung perubahan bejana setelah ditetesi tinta hitam. Metode ini memerlukan ketrampilan guru
secara khusus, sehingga memerlukan kesiapan dan perencaan yang matang.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah seluruh siswa dapat melihat dengan jelas demonstrasi
yang sedang diperagakan.
6. Metode Ekspositori atau Pameran
Sering dianggap sama dengan metode demonstrasi karena penyajiannya secara visual dengan
menggunakan benda 2 dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau
sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7. Metode Karyawisata/Widyawisata
Cara penyajian dengan membawa siswa belajar di luar kelas. Dapat berupa kunjungan yang
direncanakan ke suatu objek tertentu untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Kelebihan metode ini antara lain memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, merangsang
kreativitas siswa, informasi dapat lebih actual dan luas, dan dapat mencari dan mengolah informasi
sendiri. Kelemahannya memerlukan biaya, memerlukan perencanaan yang lama dan memerlukan
tanggung jawab guru mengatur siswa yang banyak.
8. Metode Penugasan
Guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Tugas yang
diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan tanpa member prosedur. Yang harus
diingat dari metode ini yaitu laporan siswa harus dikembalikan kepada siswa setelah diperiksa dan
dinilai.
9. Metode Eksperimen
Dengan melakukan eksperimen berarti siswa melakukan kegiatan yang mencangkup pengendalian
variabel, pengamatan, melibatkan pembanding atau kontrol, dan penggunaan alat praktikum. Dalam
proses belajar mengajarnya siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri. Siswa juga lebih yakin atas suatu materi daripada hanya menerima dari guru dan buku saja.
Metode ini paling tepat digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri,
atau pendekatan penemuan (discovery).
10. Metode Bermain Peran
Metode ini melakukan pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Kelebihan metode ini ialah siswa dapat
mendapat kesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama
mengingat. Kekurangannya yakni dalam alokasi waktu. Selain waktu, diperlukan juga kemampuan
imajinasi guru ketika menyusun scenario.

3. Model Pembelajaran
Menurut Akhmad Sudrajat (2008) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam Sudrajat (2008)
mengetengahkan 4 kelompok model pembelajaran, yaitu: 1) model interaksi sosial; 2) model
pengolahan informasi; 3) model personal-humanistik; dan 4) model modifikasi tingkah laku. Kendati
demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.
Baru-baru ini dilakukan berbagai upaya perbaikan mutu belajar biologi di sekolah. Salah satu
pembelajaran yang dianjurkan adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan
kontruktivisme karena dianggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran sains. Pandangan
ini berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuaannya sendiri dan
memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989 dalam Rustaman, 2003). Oleh
karena itu siswa akan membawa konsep awal yang mereka dapatkan sebelumnya dari berinteraksi
dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Tasker (1992) dalam Rustaman (2003), terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan
dalam kontruktivisme, yaitu 1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan secara
bermakna, 2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam menkonstruksi
pengetahuan, 3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.
a. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.
b. Taktik pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

BAB III
KESIMPULAN

1. Karakteristik dan ruang lingkup biologi meliputi materi, media, pendekatan-pendekatan, alokasi
waktu, metode, pola pembinaan terpadu, kompetensi dasar peserta didik dan evaluasi.
2. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran terdiri dari
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), tak langsung (indirect instruction), individual, dan
kelompok.

Daftar Rujukan

Mimin,N.,Redjeki,S. Tanpa tahun. Karakteristik Pembelajaran Biologi. (online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196509291991012-
MIMIN_NURJHANI_K/Karakteristik_Pembelajaran_Biologi.pdf), diakses pada 3 September 2012.
Rustaman, Nuryani Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: JICA
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengetian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekni, Taktik dan Model
Pembelajaran.(online). (http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
metode-teknik-dan-model-pembelajaran/) Diakses tanggal 2 September 2012.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai